Disusun oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Peningkatan Daya Tahan Manusia”, tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada Mata Kuliah Fisiologi Latihan. Selain itu, tugas ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Daya Tahan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, tugas makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta sebuah kekurangan
di dalamnya, hal itu tidak lain dikarenakan keterbatasan wawasan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk menghindari
kesalahan dalam memahami suatu kepandaian dan untuk penyempurnaan
makalah ini supaya nanti dapat menjadi yang lebih baik lagi. Harapan kami
semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat serta mampu
memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin....
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Daya Tahan (Endurance) merupakan komponen biomotorik atau kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas
tubuh manusia yang sangat dibutuhkan dalam aktivitas fisik. Daya tahan menjadi salah satu komponen
terpenting dari kebugaran jasmani. Daya tahan atau endurace adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan gerak dengan seluruh tubuhnya dalam waktu yang relatif lama dengan tempo dan frekuensi
sedang sampai cepat tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan. Istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia
olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan
kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja. Para ahli memberikan defenisi atau pengertian tentang
daya tahan, seperti Harsono (1998:155) menyatakan bahwa “daya tahan adalah suatu keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Adapun daya tahan atau endurance terbagi menjadi 2 macam antara lain:
1. Daya Tahan Otot Setempat atau Muscular Endurance (Local Endurance)
Daya tahan otot setempat atau Muscular Endurance (Local Endurance) merupakan kemampuan seorang
dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya, yaitu berkotraksi terus menerus dalam waktu relatif
cukup lama dengan beban tertentu. Adapun bentuk Latihan dari Daya Tahan Otot Setempat sebagai berikut.
a. Fartlek
Fartlek merupakan suatu sistem latihan dari daya tahan atau endurance untuk membangun,
mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang sehingga sangat baik bagi semua cabang
olahraga terutama cabang olahraga yang memerlukan daya tahan tubuh. Farklek ini kombinasi antara lari
pelan dan lari cepat yang bervariasi tanpa melakukan istirahat dan dapat dilakukan dilapangan, sawah
atau ladang, dan daerah yang berbukit-bukit Cara melakukan fartlek biasanya dimulai dengan lari-lari
lambat yang di variasikan dengan sprint-sprint pendek yang intensif dan lari jarak menengah dengan kecepatan
yang cukup tinggi.
2
b. Cross Country
Cross country merupakan lari jarak jauh yang melintasi alam terbuka
dengan kecepatan dengan intensitas ringan hingga sedang. Cross country ini
dapat dilakukan di pegunungan, permukiman, pantai atau hutan. Manfaatnya
yaitu menguatkan otot bagian tungkai seperti betis dan paha serta sebagai sarana
piknik.
2. Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jsmani. Peningkatan kekuatan otot pria
dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak
peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur
menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu
berusia 20 sampai 25 tahun. Daya tahan tubuh akan menurun sejalan bertambahnya umur seseorang.
3
3. Jenis Kelamin.
Daya tahan tubuh antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi
setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan wanita tidak
jauh berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan ukuran jantung
pada wanita rata-rata lebih kecil dibanding pria dan pengambilan oksigen pada wanita lebih kecil
daripada pria. Selain itu, kapasitas vital paru wanita lebih kecil dibanding pria.
4. Kegiatan Fisik
Kegiatan Fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat
aerobik yang dilakukan akan meningkatkan daya tahan tubuh yang dapat mengurangi lemak tubuh.
5. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok mengakibatkan dampak yang buruk bagi tubuh salah satunya yaitu paru-paru.
Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Afinitas CO pada hemoglobin 200-300
kali lebih kuat dari pada oksigen, ini berarti CO tersebut lebih cepat mengikat hemoglobin
dari pada oksigen. Hemoglobin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengangkutan oksigen untuk
diedarkan ke jaringan tubuh yang memerlukannya. Bila seseorang merokok 10-20 batang sehari
di dalam hemoglobin mengandung 4,9% CO maka kadar oksigen yang diedarkan ke jaringan akan
menurun.
4
2.3 Pengukuran Daya Tahan
Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan aerobik yang dibuat
oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan jantung-paru, daya
tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration endurance,
dan kebugaran aerobik yang kesemuanya mempunyai arti yang kira-kira sama.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama
Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima)
menit.
Pelaksanaan:
1).Tinggi bangku 20 feet (50 cm).
2).Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit, jadi 1 (satu) langkah
setiap 2 (dua) detik.
3)1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:
4)Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih dahulu tetapi konsisten), kemudian
menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan).
5)Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku.
Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1 (asumsi kaki kanan) diturunkan kembali
6)ke lantai.
7)Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak seperti sikap semula.
8)Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali.
9)Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome.
10)NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus dalam. keadaan tegak. Kemudian
duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit.
11)Hitung denyut nadi orang coba selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 1.
12)30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 2.
13)30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 3.
14)Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam rumus Indeks
kebugaran yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih.
15)Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama NTB tersebut dicatat,
lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN tersebu
5
Indeks Kebugaran
Rumus Panjang:
Durasi NTB (detik) x 100/2 (DN 1+DN 2+DN 3)
Indeks Kebugaran
Kategori Kebugaran
< 55 Jelek
55-64 Kurang dari rata-rata
65-79 Rata-rata
80-89 Baik
≥90 Baik sekali Rumus Pendek:
Tujuan :
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
Perlengkapan:
Matras/ lantai datar/lapangan rumput
Stopwatch
Alat penghitung (tally counter)
Ballpoint dan formulir
Prosedur
Posisi awal testee tiduran, semua punggung menempel dimatras
Kedua lutut kaki di tekuk, telapak kaki tetap menyentuh matras pada posisi kedua telapak tangan dibelakang
kepala
Setelah ada aba- aba, testee melakukan gerakan sit- up secara sempurna tanpa dibantu teman atau alat.
Lakukan gerakan ini berulang – ulang tanpa henti selama 60 detik.
Penilaian
Jumlah pengulangan yang didapatkan selama 60 detik dinilai sebagai hasil.
6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa daya tahan atau endurance merupakan
salah satu komponen penting dalam kebugaran jasmani sesorang untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Daya tahan atau endurace adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan
gerak dengan seluruh tubuhnya dalam waktu yang relatif lama dengan tempo dan frekuensi
sedang sampai cepat tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan. Daya tahan atau endurance
terbagi menjadi dua macam yaitu daya tahan otot setempat atau muscular endurance (local
endurance) dan daya tahan kardiovaskuler atau cardiorespiratory endurance. Selain itu,
faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan atau endurance antara lain genetic, umur, jenis
kelamin, jenis kegiatan, dan kebiasan merokok
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang daya tahan atau endurance ini, penulis berharap agar
para pembaca dapat melatih daya tahan atau endurance agar ketika melakukan aktivitas
sehari-hari tidak mudah merasa sakit dan kelelahan. Selain itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dalam penulisan makalah dikemudian hari.
7
DAFTAR PUSTAKA
American College of Rheumatologi (ACR), 2008, Recommendation for Medical Management of the Knee &
Arthritis and Reumatism, IRA Jakarta, 1905-15. Anjela BM Tulaar, 2009, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Medik, FKUI RSCM, Modalitas Terapi Fisik dan Aquatik Arikunto 2005, manajemen penelitian, Bineka
Cipta Jakarta. Anonim,2007,Osteoarthrosis and Cartilage ,Osteoarthrosis Research Society
International/ORSI, Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Rematologi,IRA Jakarta, iii. Dixon J at all 2002,
Quadriceps and Hamstring Force Development in Pations with Osteoarthrosis Of the Knee, Abstracts 14 th
International WCPT Congres Dwidayani A,2008, Perbedaan pengaruh Intervensi MWD dan Isometrik
Quadriceps dengan TENS dan Isometrik Quadriceps terhadap penurunan rasa nyeri (tidak di publikasikan).
Hadi S, 2009, Perubahan Rawan Sendi Pada Usia Lanjut dan Osteoarthrosis, Temu Ilmiah Reumatologi, IRA
Jakarta, 27-9. Haker and Lunderberg, 2005, Ultrasonik Therapiutic Of The Knee Pain Hamra MY,Kertia
N.2009, Kontroversi Diacethin Sebagai Terapi Terbaru Osteoarthritis, Temu Ilmiah Reumatologi, IRA
Jakarta, 102-5 Harjdjono J, 2008, Nyeri Muskuloskletal Materi Kuliah, UIEO Jakarta Heru PK, 2009, Nyeri
secara umum dan oteoarthrosis, sendi lutu dari aspek medis Fisioterapi, Surakarta 40-1. IAPS, 1999, Pain
Clinical Update, International Association For the Study Of Pain, Vol VII, Issue 1. IRA. 2004, Osteoarthritis
of the Hip and Knee, Laporan Temu Ilmiah Rematologi, IRA Jakaerta, 204. Parmet S. Lyam C, 2003,
Osteoarthritis of The Knee, Jama,1068. The University Of Melbourne, 2007, Osteoarthrosis and Exercise
Bather Health Channel, State Of Victoria. Verges, 2007, What’s New in Osteoarthritis ?, Sysadoa Clinical
Review, First Congress of Food Supplements, Java Center Belgrade, 103. Wikipedia, 2008, The Free
Encyclo,Kumpulan Makalah Rematologi,IRA Jakarta,102. Wolf J.M.A. Mens, 1999, Pemeriksaan Alat
Penggerak Tubuh, Housten, Bohn Stafleu Van Loghum. Lane N.E, 2004, Osteoarthritis of the Hip and Knee,
Laporan Temu Ilmiah Rematologi, IRA Jakarta 204. Notoatmojo, 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan,
Rineka Cipta Jakarta
8
9