Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENCEGAH CEDERA OLAHRAGA”

Disusun Oleh :

1. Muhammad Idris 191014285201047


2. Asnawi 191014285201009
3. Wulan Apriyanti 191014285201075

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Tommy Andherson.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan
Rahmat kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang ini.Dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana, pembuatan makalah ini juga bertujuan
untuk memenuhi tugas Perkuliahan. Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan lancar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari sempurna,
untuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi para pembaca yang berminat
pada umumnya. Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat memberi
pengetahuan yang baru bagi pembacanya.

Muara Bungo, 02 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. konsep pencegahan cedera......................................................................................3
B. analisis faktor risiko cedera....................................................................................4
C. penyususan program pencegahan sesuai dengan faktor risiko...............................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera akibat kecelakaan hampir merupakan satu-satunya
konsekuensi dari aktivitas atau latihan fisik dan telah terbukti
menimbulkan masalah substansial. Seperti halnya cedera pada saat
melakukan olahraga yang dilakukan oleh individu maupun masyarakat.
Namun, cedera dapat ditangani dengan melakukan latihan kekuatan,
latihan peregangan sebelum melakukan latihan fisik atau olahraga
(Andersen, 2018).
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan usaha-
usaha untuk menangani korban sesegera mungkin ditempat kejadian
sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan, macam-macam
tindakan yang dilakukan dalam pertolongan pertama, seperti
memindahkan korban pada tempat yang aman dan lapang untuk
memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu mengalami
kecelakaan atau cedera (Nadia, 2008).
Setiap melakukan aktivitas fisik khususnya olahraga baik dalam
kegiatan pendidikan, pelatihan atau kebugaran, selalu dihadapkan pada
kemungkinan terjadinya cedera dan pada akhirnya dapat berakibat
terganggunya aktivitas fisik, psikis dan prestasi. Efek dari cedera olahraga
juga dapat berdampak fatal bagi seorang atlet, dimana atlet harus berhenti
berlatih secara total. Bagi peserta didik dan masyarakat yang mengalami
cedera akibat berolahraga, dapat menimbulkan trauma bila cedera yang
dialaminya akan mengganggu rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Bagi
seorang olahragawan atau pelaku olahraga, cedera yang terjadi dapat
menghambat dan atau menghentikan langkahnya untuk beraktivitas dan
meraih prestasi yang lebih tinggi. Cedera yang terjadi harus mendapatkan
pertolongan dan pengobatan sedini mungkin, agar para olahragawan atau

1
pelaku olahraga tidak mengalami kesakitan yang lebih fatal dan dapat
menimbulkan kecacatan, sehingga ia segera dapat mengikuti aktifitas fisik,
berlatih dan bertanding kembali (Simatupang N, 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,Dapat ditarik rumusan
masalah yang akan dibahas didalam makalah ini,antara lain :
1. Bagaimana konsep pencegahan cedera ?
2. Bagaimana analisis faktor risiko cedera ?
3. Bagaimana penyususan program pencegahan sesuai dengan faktor
risiko ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan serta pembahasan
makalah ini,antara lain :
1. Dapat Memahami dana Mengetahui konsep pencegahan cedera
2. Dapat Memahami analisis faktor risiko cedera
3. Dapat Mengetahui penyususan program pencegahan sesuai dengan
faktor risiko

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pencegahan Cedera


Dalam proses pembelajaran penjas banyak macam dan aktivitas
jasmani yang dapat menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan yang
tinggi. Bermain, olahraga, dan bentuk aktivitas fisik lainnya yang
dilakukan di lapangan terbuka atau tertutup potensial sekali mendatangkan
kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi di mana-mana dan kejadiannya
selalu mendadak.
Menurut Yustinus Sukarmin (2004: 2) kecelakaan merupakan
suatu peristiwa yang tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan
seseorang kehilangan waktu, kerugian harta benda, cedera, cacat, atau
kematian. Peristiwa ini dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan dapat
menimpa siapa saja, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran penjas di
sekolah dasar dengan korban siswa atau siapa pun yang terlibat dalam
kegiatan itu. Sedangkan menurut WHO dalam Andreas Yudha (2001: 1)
kecelakaan adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia, disebabkan
oleh kemampuan dari luar, terjadi secara tiba- tiba dan dapat menimbulkan
kerusakan baik jasmani maupun rohani.
Setiap orang pada waktu berolahraga selalu dihadapkan
kemungkinan datangnya cedera,dan cedera ini dapat menganggu aktivitas
sehari-hari bahkan bisa berakibat sangat fatal sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas sama sekali selama berminggu- minggu.Penyebab
cedera olahraga adalah trauma (ruda paksa)secara langsung (mengenai
pada jaringan lunak yaitu: kulit, otot, tendo dan ligament) maupun tidak
langsung (mengenai pada jaringan keras yaitu tulang).
Trauma ini dapat terjadi dikarenakan oleh 2 faktor yaitu faktor
Overuse (sindroma penggunaan yang berlebihan) dan faktor lingkungan
(suhu, cuaca, ketinggian, dan kedalaman). Pada umumnya, cedera olahraga
banyak disebabkan oleh faktor overuse. Olahraga beladiri adalah salah

3
satu olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, seni
olah tubuh, dan keterampilan untuk membela diri dari serangan musuh.
Olahraga ini termasuk kategori olahraga body contact oleh karena itu
olahraga pencak silat ini sering terjadi cedera dibanding dengan olahraga
non body contact.
Cedera yang sering dialami atlet beladiri biasanya mengenai pada
daerah sendi kaki dan lutut, tungkai, lipatan paha (selangkangan), sendi
tangan/siku dan bahu, lengan tangan, muka/kepala, perut, dada dan
pinggang. Cedera ini bisa terjadi disebabkan oleh factor overuse.
B. Analisis Faktor Risiko Cedera
Atlet sebagai pelaku dari kegiatan olahraga tidak akan terlepas dari
kemungkinan mengalami cedera. Beberapa faktor penyebab terjadinya
cedera yaitu dari internal violence atau yang terjadi akibat diri atlet itu
sendiri dan eksternal violence atau penyebab dari luar seperti sarana
prasarana. Sarana dan prasarana yang tidak memenuhi standar bisa
menjadi penyebab terjadinya cedera pada atlet.
Hal ini apabila dibiarkan begitu saja tanpa adanya penangan lanjut,
dikhawatirkan dapat mempengaruhi prestasi atlet tersebut. Artikel ini
bertujuan untuk melihat bagaimana resiko cedera pada atlet ditinjau dari
sarana dan prasarana. Untuk membuat artikel ini penulis mengumpulkan
dan menelaah 15 artikel dalam dan luar negeri terkait dengan cedera pada
atlet terkait dengan sarana dan prasarana olahraga Hasil tinjauan dari
beberapa jurnal tersebut adalah ada pengaruh sarana dan prasarana sebagai
salah satu penyebab terjadinya cedera olahraga, yang juga bisa menjadi
penentu baik buruknya prestasi atlet.
Dengan adanya artikel ini diharapkan bisa menjadi sebuah
masukan terhadap pihak terkait, sehingga bisa memfasilitasi sarana dan
prasarana olahraga yang lebih baik dan memperkecil kemungkinan
terjadinya cedera pada atlet.

4
Penyebab terjadinya cedera dalam olahraga bisa diuraikan sebagai
berikut, menurut Andun Sudijandoko (2000: 18-21):
1. Faktor olahragawan/wati
Ini meliputi beberapa faktor manusia itu sendiri antara lain:
a. Umur
Faktor umur sangat menentukan karena sangat
mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada
umur 30-40 raluman kekuatan otot akan relative menurun.
Elastisitas tendon dan ligament menurun pada usia 30 tahun.
b. Faktor pribadi
Kematangan seorang olahraga akan lebih mudah dan lebih
sering mengalami cedera dibandingkan dengan olahragawan yang
telah berpengalaman.
c. Pengalaman
Bagi atlet yang baru terjun akan lebih mudah terkena
cedera dibandingkan dengan olahragawan/atlet yang telah
berpengalaman.
d. Tingkat latihan
Betapa penting peran latihan-latihan yaitu pemberian awal
dasar latihan fisik untuk menghindari terjadinnya cedera, namun
sebaliknya latihan yang terlalu berlebihan bisa mengakibatkan
cedera karena overuse
e. Tehnik
Perlu diciptakan teknik yang benar untuk menghindari
cedera.Dalam melakukan tehnik yang salah maka akan dapat
menyebabkan cedera.
f. Kemampuan awal (warming up)
Melakukan pemanasan sebelum olahraga akan terhindar
dari cedera yang tidak diinginkan, misalnya: terjadi sprain, strain
dll.

5
g. Recovery period
Memberikan waktu istirahat daripada organ-organ tubuh
setelah dipergunakan untuk bermain, perlu untuk recovery (pulih
asal), dimana kondisi organ-organ itu menjadi prima lagi, dengan
demikian kemungkinan terjadinya cedera bisa dihindari.
h. Kondisi tubuh yang “fit”
Kondisi yang kurang sehat, sebaiknya tidak dipaksa untuk
berolahraga, karena kondisi semua jaringan dipengaruhi sehingga
mempercepat atau mempermudah terjadinya cedera.
2. Faktor peralatan dan fasilitas
a. Peralatan
Bila kurang atau tidak memadai, desain yang jelek dan kurang baik
akan memudahkan terjadinya cedera.
b. Fasilitas
Kemungkinan dari terjadinya cedera dari alat-alat proteksi badan,
jenis olahraga yang bersifat body contact, serta jenis-jenis olahraga
yang khusus.
3. Faktor karakter daripada olahraga
Masing-masing cabang olahraga menpunyai tujuan tertentu, misal
olahraga yang kompetitif, biasanya mengundang cedera olahraga dan
sebagainya, ini semua harus diketahui sebelumnya.
Menurut Bambang Priyonoadi (2012: 1) cedera dapat disebabkan
oleh beberapa hal antara lain:
a. Overuse, kekuatan abnormal dalam level yang rendah berlangsung
berulang- ulang dalam waktu yang lama akan menyebabkan
terjadinya cedera.
b. Trauma, terjadi cedera berat dan mendadak.
c. Kondisi

6
C. Penyusunan Program Pencegahan Sesuai Dengan Faktor Risiko
Agar tidak terjadinya cedera,maka bisa melakukan latihan-latihan
denga begitu akan mengurangi resiko cedere.
Berikut penyusunan program latihan yang bisa dilakukan ;
1. Perencanaan Bulanan
Program latihan mingguan merupakan pelaksanaan langsung dari
program tahunan, dimana sasaran latihan tergantung dari pedoman
program latihan bulanan. Penjabaran sasaran mingguan kesasaran
harian secara konkret di depan dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran latihan adalah : 1 Beban latihan antara volume dan intensitas
berbanding terbalik, 2 Irama beban latihan siklus mingguan perlu
divariasikan antara latihan berat, ringan atau sedang. Sasaran latihan
minggu kedua, 3 Strength, 4 Endurance, 5 Daya ledak, 6 Endurence, 7
Konsentrasi dan daya pikir. Program mingguan ini sebenarnya sudah
dapat menjadi pedoman bagi pelatih dalam pelaksanaan program
harian
2. Perencanaan Latihan Mingguan
Untuk mendapatkan ketahanan dan kelenturan maka aktivitas fisik
yang dilakukan selama 20 menit (4-7 hari per minggu). Misalnya :
a. (ketahanan) : Berjalan kaki,misalnya turunlah dari mobil lebih
awal menuju tempat kerja atau sekolah kira-kira menghabiskan 20
menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang
menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju rumah
b. (kekuatan) : Peregangan,mulai dengan perlahan-lahan tanpa
kekuatan atau sentakan,lakukan secara teratur untuk 10-30
detik,bisa di mulai dari tangan dan kaki.
3. Perencanaan Laihan Harian
Program latihan harian merupakan pelaksanaan dari program
latihan mingguan, dalam satu minggu 3-4 kali latihan, kemudian
dijabarakan dalam bentuk program latihan. 48 Tabel 5 Program

7
Latihan Harian No. Jadwal Latihan Waktu menit 1. Pemanasan 30
menit 2. Latihan inti 75 menit 3. Latihan Pengendoran cooling down
15 menit Jumlah 120 menit Sumber : Klub atletik Sebayu Atletik Club,
2009 Program latihan harian dibuat berdasarkan : waktu atlet yang
dipilih, waktu yang digunakan, tempat latihan, kemampuan atlet
maksimal, sasaran latihan hasil penjabaran dari tujuan mingguan
meliputi skill, fisik dan mental.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Graha & Priyo (2009 ; 45), cidera atau trauma adalah
kelainan yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya nyeri,
panas, merah, bengkak, dan tidak dapat berfungsi dengan baik pada otot,
tendon, ligament, persendian, maupun tulang akibat aktifitas gerak yang
berlebihan atau kecelakaan.
B. Saran
Lakukanlah Latihan/pemanasaran pada saat sebelum melakukan
olaharag,karna ini bertujuan untuk mencegah cedera.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Eva Noviani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,


2018
Bloemers, F., D.Collard, M.C.A.Paw, Mechelen, W., J.Twisk, & &E.Verhagen.
(2011). Physical
inactivity is a risk factor for physical activitiy related injuries in children. in
British Journal of Sport Medicine, https://doi.org/10.1136/bjsport-2011-
090546.
Burke, L. M., Hawley, J. A., & Jeukendrup, S. H. (2011). Carbohydrates for
training and competition. Journal of Sport Science, 25-27.
Cava, L. G. (1995). Pengobatan dan Olahraga Bunga Rampai. Semarang: Dahara
Prize.
Cerika, R., & Sukarmin, Y. (2006). Usaha - Usaha Pencegahan Cedera Olahraga
Pada Pemain
Bolabasket. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga MEDIKORA, 94.
Chan, M. K., & al, e. (2008). Orthopedic Sport Biomechanics - A New Paradigm.
In Clinical Biomechanics,
https://doi.org/10.1016/j.clinbiomech.2007.10.007.
Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. (1999). Pedoman dan Modul Penataran Pelatih Fitnes Center Tingkat
Terampil.Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Either. (1982). Physical Therapy for Sport. W.B. Saunders Company.
Fatimah. (2004). Pembelajaran Pencegahan dan Perawatan Cedera Olahraga.
Jakarta:
Depdiknas; Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktor PLB

10

Anda mungkin juga menyukai