Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

Pencegahan dan Perawatan Cedera Olahraga

Disusun oleh :

Tiara Anandita Alifah Prameswari (1601621012)


Ratna wulanti (1601621036)
Muhammad Yaufi Septiawan (1601621050)
Rayhan hardi samudera (1601621018)

PENDIDIKAN JASMANI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan
berkat, anugerah, dan karunia yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Penanganan dan perawatan cedera olahraga pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini dibuat guna menyelesaikan tugas mata kuliah Pencegahan dan
Perawatan Cedera Olahraga di Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menghadapi kesulitan dan penulisan
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan karena berbagai keterbatasan
yang saya miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, 27 September 2023


DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................

PENDAHULUAN...........................................................................................................................

A. Latar belakang......................................................................................................................

B. Rumusan masalah.................................................................................................................

C. Tujuan...................................................................................................................................

BAB II.............................................................................................................................................

PEMBAHASAN..............................................................................................................................

Pengertian Cedera Olahraga ........................................................................................................

Cedera Kepala ...................…….......………………………….........……………..….......12

Cedera Mulut ......................................................................................................................22

Cedera Hidung.....................................................................................................................29

Cedera Telinga.....................................................................................................................35

BAB III.....................................................................................................................................43

A. Kesimpulan..........................................................................................................................43

B. Daftar pustaka......................................................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada otot, sendi atau tulang
selama olahraga atau latihan. Jenis cedera olahraga pun beragam. Jika Anda
melakukan olahraga kemungkinan untuk cedera olahraga mungkin saja terjadi.
Biasanya anak-anak lebih berisiko mengalami cedera. Perkiraan Stanford
Children’s Health menyebutkan bahwa lebih dari 3,5 juta anak dan remaja cedera
sebagai bagian dari olahraga atau aktivitas fisik setiap tahun. Sepertiga dari semua
cedera yang terjadi pada anak-anak juga terkait dengan olahraga. Umumnya
cedera olahraga yang dialami anak-anak adalah kesleo dan tegang. Olahraga
kontak fisik, seperti sepak bola dan bola basket, menyebabkan lebih banyak
cedera daripada olahraga non-kontak, seperti renang dan lari.

Sebuah studi tahun 2016 menyebutkan 8,6 juta orang dengan usia 5-24 tahun
mengalami cedera olahraga setiap tahun di Amerika Serikat. Para peneliti
mencatat laki-laki berusia 5-24 tahun lebih dari setengahnya memiliki riwayat
cedera olahraga. Sebanyak 42% cedera terjadi pada tubuh bagian bawah.
Sementara 30,3% cedera terjadi pada anggota tubuh bagian atas kepala dan leher
mengisi 16,4% dari cedera olahraga.

B. Rumusan masalah

Apa itu cedera olahraga?

Apa itu cedera kepala,hidung,mulut,telinga?

C. Tujuan

Agar pembaca dapat mengetahui tentang cedera olahraga.


BAB I I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cidera Olahraga

Secara umum cedera atau trauma merupakan kelainan yang terjadi pada tubuh.
Kelainan ini dapat atau akan mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak,
dan penurunan fungsi. Baik pada otot, tendon, ligamen, persendian, maupun tulang.
Gangguan ini biasanya terjadi akibat berolahraga. Perlu diketahui bahwa anak-anak
sangat berisiko mengalaminya, tetapi orang dewasa juga rentan untuk mengalaminya

Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada otot, sendi atau tulang selama
olahraga atau latihan. Jenis cedera olahraga pun beragam. Jika Anda melakukan
olahraga kemungkinan untuk cedera olahraga mungkin saja terjadi. Biasanya anak-
anak lebih berisiko mengalami cedera. Perkiraan Stanford Children’s Health
menyebutkan bahwa lebih dari 3,5 juta anak dan remaja cedera sebagai bagian dari
olahraga atau aktivitas fisik setiap tahun. Sepertiga dari semua cedera yang terjadi
pada anak-anak juga terkait dengan olahraga. Umumnya cedera olahraga yang dialami
anak-anak adalah kesleo dan tegang. Olahraga kontak fisik, seperti sepak bola dan
bola basket, menyebabkan lebih banyak cedera daripada olahraga non-kontak, seperti
renang dan lari.

Sebuah studi tahun 2016 menyebutkan 8,6 juta orang dengan usia 5-24 tahun
mengalami cedera olahraga setiap tahun di Amerika Serikat. Para peneliti mencatat
laki-laki berusia 5-24 tahun lebih dari setengahnya memiliki riwayat cedera olahraga.
Sebanyak 42% cedera terjadi pada tubuh bagian bawah. Sementara 30,3% cedera
terjadi pada anggota tubuh bagian atas kepala dan leher mengisi 16,4% dari cedera
olahraga. Meskipun cedera olahraga sering terjadi, kematian akibat cedera olahraga
jarang terjadi. Jika memang itu benar-benar terjadi biasanya akibat dari cedera kepala.

Risiko Penyebab Cedera Olahraga


Sebelum mengetahui jenis cedera olahraga lainnya, kenali juga risiko penyebab
cedera. Siapa pun dapat mengalami cedera olahraga. Entah itu usia muda, tua, baik
laki-laki maupun wanita tidak luput dari cedera olahraga. Namun, beberapa faktor
tertentu dapat meningkatkan risiko cedera. Misalnya saja tidak melakukan pemanasan
saat olahraga dan bermain olahraga kontak fisik, seperti sepak bola juga memngaruhi
risiko cedera. Faktor lain risiko yang menyebabkan cedera meliputi:

1. Masa Kecil
Biasanya anak-anak lebih berisiko mengalami cedera olahraga karena sifat aktif
mereka. Terkadang anak-anak sering kali tidak mengetahui batasan fisik mereka
sehingga mereka mungkin lebih mudah untuk mendorong diri melampaui batas, yang
kemudian menyebabkan terluka atau cedera.
2. Usia
Seiring bertambahnya usia, maka semakin besar kemungkinan Anda mengalami
cedera. Faktor usia juga dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami cedera
olahraga yang berkepanjangan. Cedera baru dapat juga memperparah cedera
sebelumnya.
3. Kurangnya Perawatan
Terkadang cedera serius dimulai dari cedera kecil. Jika sebelumnya pernah mengalami
cedera, seperti tendonitas dan patah tulang segera lakukan pemeriksaan dengan
dokter. Pasalnya dokter dapat menangani lebih dini cedera yang dialami Apabila tidak
ditangani atau diabaikan cedera dapat berkembang menjadi cedera serius.
4. Kelebihan Berat Badan
Ketika seseorang membawa beban lebih berat dapat memberikan tekanan yang
berlebih pada persendian terutama pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lalu, tekanan
semakin besar saat olahraga sehingga meningkatkan risiko cedera olahraga.

Jenis Cedera Olahraga

Lalu, apa saja jenis-jenis cedera olahraga? Cedera olahraga sendiri memiliki gejala
dan komplikasi yang berbeda. Penting untuk mengetahui perbedaannya. Jenis-jenis
cedera olahraga yang paling umum di antaranya:
1. Terkilir
Terkilir merupakan cedera yang terjadi akibat robeknya ligamen. Ligamen adakah
jaringan yang menghubungkan dua tulang satu sama lain dalam satu sendi.
2. Strain/Cedera Otot
Cedera otot yang melibatkan robekan tendon atau jaringan yang menghubungkan
tulang ke otot. Strain biasanya kerap disalahartikan sebagai keseleo.
3. Cedera Lutut
Cedera lutut atau cedera apa pun yang mengganggu persendian lutut bisa menjadi
cedera olahraga. Cedera ini bisa terjadi akibat peregangan berlebihan hingga
robekanm pada otot atau jaringan di lutut.
4. Otot Bengkak
Pembengkakan merupakan reaksi alami dari cedera. Biasanya otot yang bengkak bisa
terasa nyeri dan lemah.
5. Cedera Tendon Achilles
Tendon achilles merupakan tendon pipih dan kuat di bagian belakang pergelangan
kaki. Ketika berolahraga tendon ini bisa terbelah atau robek. Jika ini terjadi akan
menyebabkan rasa nyeri hebat dan kesulitan berjalan.
6. Patah Tulang
Patah tulang terjadi saat posisi tulang patah atau bentuknya berubah. Cedera ini
terkadang sulit dihindari.
7. Dislokasi
Dislokasi terjadi akibat bergesernya tulang atau sendi dari posisi normal. Jika ini
terjadi bisa terasa sakit dan menyebabkan pembengkakan.
8. Cedera Rotator Manset
Robeknya rotator manset adalah penyebab umum nyeri bahu. Manset rotator
membuat bahu dapat bergerak ke segala arah. Terjadinya robekan pada salah satu otot
ini akan melemahkan kekuatan sendi bahu.
9. Cedera acl. Merupakan robekan atau keseleo ligamen anterior cruciate atau ACL.
ACL sendiri merupakan salah satu pita jaringan kuat yang membantu
menghubungkan tulang paha (femur) ke tulang kering (tibia).
10. Cedera otot. Merupakan cedera pada otot atau tendon, yaitu jaringan fibrosa yang
menghubungkan otot ke tulang.
11. Ankle sprain atau cedera engkel. Merupakan keseleo pergelangan kaki akibat
ligamen yang menopang pergelangan kaki terlalu meregang atau robek.
12. Dislokasi. Kondisi yang dapat membuat tulang di tubuh terkilir. Akibatnya, tulang
jadi tertekan dan terpaksa keluar dari soketnya, sehingga menyakitkan dan
menyebabkan pembengkakan.
13. Cedera hamstring. Terjadi saat seseorang meregangkan atau menarik salah satu
otot hamstring (kelompok tiga otot sepanjang bagian belakang paha) terlalu
kencang.
14. Patah tulang. Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti tangan,
kaki, hingga tulang rusuk.
15. Cedera tendon. Diartikan sebagai rasa sakit dan memar pada area terdampak
(tendon) yang disebabkan karena aktivitas yang berat. Tendon sendiri adalah jaringan
berserat yang menempelkan otot pada tulang di tubuh manusia.
16. Gegar otak. Merupakan cedera otak yang disebabkan oleh pukulan ke kepala atau
guncangan kepala dan tubuh yang keras.
17. Cedera punggung. Gangguan apa pun pada tulang belakang, persendian, jaringan
ikat, otot, atau saraf dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan

Penyebab Cedera

Secara umum, cedera olahraga dapat disebabkan oleh:

• Kecelakaan dan trauma, seperti jatuh atau benturan keras.

• Tidak melakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga.

• Menggunakan peralatan yang tidak tepat atau teknik yang kurang tepat saat
berolahraga.

• Terlalu memaksakan diri (olahraga berlebihan).

Hampir semua bagian tubuh dapat terluka, termasuk otot, tulang, persendian, dan jaringan
ikat (tendon dan ligamen). Pergelangan kaki dan lutut sangat rentan terhadap cedera.

Faktor Risiko Cedera

Seseorang lebih berisiko mengalami cedera olahraga jika dirinya:


• Belum aktif berolahraga secara teratur.

• Tidak melakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga.

• Sering bermain olahraga yang memerlukan banyak kontak fisik, seperti sepak bola atau
rugby.

Gejala Cedera

Secara umum, jika kamu mengalami cedera, kamu mungkin akan langsung merasakan
beberapa gejalanya. Mulai dari rasa sakit, nyeri, bengkak, memar, dan gerakan terbatas
atau kaku di area yang terkena. Namun, terkadang, gejala ini baru terlihat beberapa jam
setelah berolahraga.

Selain itu, gejala akan kondisi ini tergantung dari jenis dan lokasi cederanya. Sebagai
contoh, apabila kamu mengalami gegar otak setelah terbentur sesuatu, gejala dapat berupa
rasa pusing, mual, dan rasa disorientasi (kebingungan). Sementara itu, apabila kamu
mengalami cedera engkel (ankle), gejalanya dapat berupa rasa empuk saat menyentuh
pergelangan kaki, pembengkakan, dan memar.

Segeralah berhenti berolahraga jika merasakan sakit, terlepas dari apakah kondisi tersebut
terjadi secara tiba-tiba, atau kamu sudah merasakan sakitnya untuk sementara waktu.
Terus berolahraga saat cedera dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan
memperlambat pemulihan.

Diagnosis Cedera

Banyak cedera olahraga menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan langsung.


Lainnya, seperti cedera akibat penggunaan berlebihan, mungkin baru terlihat setelah
kerusakan jangka panjang. Kondisi ini sering didiagnosis selama pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan rutin.Jika kamu merasa mengalami cedera olahraga, dokter kemungkinan
besar akan menggunakan langkah-langkah berikut untuk mendapatkan diagnosis:
1. Pemeriksaan fisik

Dokter mungkin mencoba menggerakkan sendi atau bagian tubuh yang bermasalah. Ini
membantu mereka melihat bagaimana area tersebut bergerak, atau bagaimana area
tersebut tidak bergerak jika memang demikian.

2. Menanyakan riwayat kesehatan.

Hal ini melibatkan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana seseorang terluka, apa
yang dilakukan, dan banyak lagi. Selain itu, dokter juga mungkin akan menanyakan
riwayat kesehatan yang lebih menyeluruh.

3. Tes pencitraan

Sinar-X, MRI, CT scan, dan ultrasonografi semuanya dapat membantu dokter melihat ke
dalam tubuh. Hal ini dapat membantu mereka mengkonfirmasi diagnosis cedera olahraga.

Pengobatan Cedera

Metode RICE (istirahat, es, kompresi, dan ketinggian) adalah pengobatan umum untuk
cedera. Metode perawatan ini bermanfaat untuk cedera olahraga ringan. Untuk hasil
terbaik, ikuti metode RICE dalam 24 hingga 36 jam pertama setelah cedera. Hal ini dapat
membantu mengurangi pembengkakan dan mencegah rasa sakit dan memar tambahan di
hari-hari awal setelah cedera olahraga. Selain itu, obat bebas dan resep tersedia untuk
mengobati cedera olahraga. Kebanyakan dari obat tersebut dapat meredakan rasa sakit
dan bengkak.

Namun, apabila cedera yang dialami lebih parah, seperti gegar otak, atau patah tulang,
penanganan kondisi ini akan tergantung pada kondisi yang mendasarinya. Sebagai
contoh, patah tulang dapat ditangani dengan penggunaan gips. Sedangkan pada gegar
otak, jika tidak terlalu parah, dokter dapat merekomendasikan istirahat secara fisik dan
mental untuk pulih dari gegar otak.
Komplikasi Cedera

Komplikasi dari cedera juga akan bervariasi, tergantung dari kondisi yang mendasarinya.
Sebagai contoh, orang yang mengalami cedera ACL memiliki risiko lebih tinggi terkena
osteoarthritis di lutut. Arthritis dapat terjadi bahkan jika orang tersebut sedang menjalani
operasi untuk rekonstruksi ligamen.

Sementara itu, melakukan aktivitas terlalu cepat setelah mengalami cedera engkel atau
pergelangan kaki terkilir dapat menyebabkan komplikasi berikut:

• Nyeri pergelangan kaki kronis.

• Ketidakstabilan sendi pergelangan kaki kronis.

• Arthritis pada sendi pergelangan kaki.

Pencegahan Cedera

Cara terbaik untuk mencegahnya, khususnya saat olahraga, adalah melakukan pemanasan
dengan benar dan melakukan peregangan. Sebab, otot dingin cenderung mudah
meregang dan robek. Dengan pemanasan, otot akan menjadi hangat, sehingga lebih
fleksibel. Selain itu, otot setelah pemanasan dapat menyerap gerakan cepat, tikungan, dan
sentakan membuat lebih kecil kemungkinan terjadi.

Lakukan juga langkah-langkah ini untuk menghindari cedera:

• Melakukan olahraga dengan teknik yang tepat, seperti berenang, bermain bola, atau
basket.

• Gunakan peralatan olahraga yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh, pastikan
untuk menggunakan sepatu bola dengan sol khusus.

• Hindari olahraga terlalu keras dan berlebihan, karena dapat memperlambat pemulihan
otot.
• Lakukan olahraga yang aman sesuai usia, seperti berjalan santai untuk mereka yang
sudah lansia.

• Hindari mengenakan sandal tipis ketika jalanan sedang basah, untuk menghindari
terpeleset yang dapat menyebabkan jatuh.

• Hindari mengonsumsi minuman beralkohol sebelum berkendara.

B. Cedera Kepala
Memar otak adalah jenis cedera otak traumatis (TBI) yang menyebabkan jaringan otak
memar. Gejala yang timbul akibat memar otak bergantung pada besar kecilnya
pendarahan.TBI dapat mengakibatkan gegar otak, koma bahkan kematian.Pendarahan di
batang otak menyebabkan seseorang pingsan berhari-hari sampai berminggu-minggu. Di
samping itu, dapat menyebabkan kelumpuhan dan gangguan saraf otak.Memar otak dapat
diakibatkan oleh serangan fisik di bagian kepala sehingga menimbulkan kerusakan pada
otak.Penyebab paling umum dari memar otak adalah kecelakaan kendaraan bermotor.
Penyebab umum yang kedua adalah olahraga dan aktivitas fisik dan ketiga adalah
serangan fisik. Bagi orang yang berusia di atas 65 tahun, jatuh adalah penyebab nomor
satu. Cedera kepala atau trauma kepala adalah kondisi yang masih menjadi tantangan
besar dalam dunia kedokteran. Dampak jangka panjang akibat cedera kepala tidak hanya
pada kondisi kesehatan pasien saja, tetapi turut berpengaruh pada mental pasien dan
keluarganya.

Angka kematian akibat cedera kepala sendiri terbilang tinggi. Setiap tahunnya, kejadian
cedera kepala di Indonesia diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Tingkat kematiannya
10%, bahkan sebelum pasien tiba di rumah sakit. Pada tahun 2005, angka kematian
karena cedera kepala di Indonesia berkisar 6,211 hampir dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan standar rata rata internasional yang berkisar 38%.

Untuk itulah sangat penting untuk mengetahui tentang cedera kepala, termasuk penyebab,
jenis, gejala, dan penanganannya. Berikut ini informasi lengkapnya.

Terdapat beberapa gejala yang mengindikasikan bahwa seseorang mengalami memar


otak, yaitu mual atau muntah, sakit kepala, bicara tidak jelas, kegelisahan, sering
mengantuk, perubahan pupil, kebingungan tentang waktu atau tanggal, hilang ingatan,
perubahan kepribadian, depresi, mudah marah dan mengalami kejang-kejang

Penyebab terjadinya cedera kepala


Cedera kepala dapat terjadi akibat benturan saat kecelakaan, cedera olahraga, atau trauma
akibat tindakan kekerasan.

Cedera kepala adalah segala jenis cedera pada otak, jaringan dan pembuluh darah di
kepala, tengkorak, hingga kulit kepala yang terjadi karena benturan. Bentuknya dapat
berkisar dari benjolan ringan atau memar hingga cedera otak traumatis.

Sebagian besar penyebab cedera kepala di Indonesia adalah kecelakaan kendaraan


bermotor, dimana proporsi terbesar terletak pada pengendara sepeda motor.

Kelompok usia dewasa muda, dengan usia 18 – 40 tahun, merupakan yang paling rentan
mengalami cedera kepala. Hal ini disebabkan tingginya frekuensi pengguna kendaraan
bermotor pada kelompok usia ini.

Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya dari cedera kepala yaitu:

• Kecelakaan kendaraan bermotor

• Kecelakaan yang disebabkan olahraga seperti bersepeda, sepak bola, bola basket,
olahraga ekstrem, rekreasi dan sebagainya

• Jatuh dari ketinggian


• Tindakan kekerasan dan penganiayaan

Ada beberapa kondisi kesehatan yang ditandai dengan memar atau pendarahan otak,
diantaranya:

• Tekanan darah tinggi jangka panjang

• Gangguan perdarahan

• Penggunaan pengencer darah atau obat-obatan rekreasional tertentu

Jenis-jenis cedera kepala

Ilustrasi otak yang normal (Kiri) dan otak yang mengalami cedera (Kanan) dalam
tangkapan CT-Scan.

Secara umum, cedera kepala bisa tertutup atau terbuka. Cedera kepala tertutup berarti
cedera yang tidak mematahkan tengkorak.

Namun, cedera kepala terbuka (penetrasi) terjadi ketika ada sesuatu merusak kulit kepala
dan tengkorak kemudian memasuki otak dan mempengaruhi fungsinya. Terkait
kondisinya, berikut ini beberapa jenis cedera kepala, menurut Dokter Spesialis Bedah
Saraf, Dr. Mardjono, Tjahjadi, SpBS, FFNS:

Gegar otak (Concussion)

Gegar otak adalah kondisi cedera kepala yang terjadi ketika terjadinya benturan pada
kepala yang cukup parah sehingga membuat otak menjadi cedera. Umumnya, geger otak
disebabkan karena otak membentur dinding keras tengkorak secara tiba-tiba.

Hilangnya fungsi yang terkait dengan gegar otak sebagian besar bersifat sementara.
Tetapi, gegar otak berulang bisa memicu kerusakan permanen.

Fraktur Kompresi Tengkorak

Walaupun tengkorak memiliki struktur yang kuat, nyatanya tulang tengkorak bisa patah.
Kondisi ini terjadi ketika tulang tengkorak patah akibat benturan ke arah kepala.

Penyebabnya paling umum karena terbentur tanah atau aspal akibat kecelakaan kendaraan
bermotor.

Fraktur kompresi tengkorak termasuk ke dalam kelompok kasus cedera kepala ringan
sedang, yang menjadi jenis kegawatdaruratan di bidang bedah saraf.

Penanganan fraktur kompresi tengkorak dengan operasi dengan tujuan sebagai berikut:

• Mencegah terjadinya atau mengurangi risiko berat infeksi otak dan risiko kondisi di
mana kuman menyerang seluruh sistem tubuh (sepsis)

• Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan saraf, kelumpuhan, dan


kejang pasca cedera kepala

• Memperbaiki kosmetika wajah dan kepala terutama tengkorak yg merupakan bagian


dari wajah.

• Bila fraktur kompresi disertai perdarahan otak ataupun selaput otak, tindakan operasi
juga bertujuan untuk menyelamatkan hidup pasien akibat perdarahan tersebut

Perdarahan Epidural
Perdarahan epidural adalah perdarahan yang terjadi diantara bagian dalam batok kepala
dengan selaput otak. Biasanya, perdarahan epidural terjadi pada satu tempat tertentu di
otak.

Kondisi ini termasuk cedera kepala fokal yang paling sering ditemukan pada kelompok
usia dewasa muda, dengan angka kejadian per tahun sebesar 2,7% dari seluruh kasus
cedera kepala.

Perdarahan epidural termasuk kasus kegawatdaruratan di bidang bedah saraf yang bila
dibiarkan akan menyebabkan pergeseran otak yang akan mengakibatkan kematian.
Penanganannya dengan operasi kraniotomi yang paling efektif dalam menyelamatkan
nyawa pasien.

Perdarahan Subdural

Perdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi diantara selaput otak lapisan luar dan
selaput otak lapisan tengah. Selaput otak sendiri terbagti menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan
luar yang dinamakan duramater, lapisan tengah yang dinamakan arachnoid, dan lapisan
dalam yang dinamakan piamater.

Perdarahan subdural secara sederhana dapat terbagi menjadi dua, yaitu:

• Perdarahan yang sifatnya akut, artinya langsung menimbulkan kegawatan yang


berpotensi pada kematian. Biasanya terjadi karena cedera yang hebat seperti berguling-
guling atau terjungkir kencang saat terjatuh, hingga benturan hebat pada satu sisi kepala.

• Perdarahan yang kronis, tidak menimbulkan kegawatan yang berisiko kematian, namun
biasanya menyebabkan nyeri kepala hebat atau kelumpuhan anggota gerak. Biasanya
terjadi pada orang lanjut usia yang disebabkan oleh cedera kepala ringan seperti terpeleset
ataupun terjadi secara spontan karena penggunaan obat-obat jantung dan pengencer
darah.

Perdarahan Jaringan Otak

Seusai namanya, jenis cedera kepala ini merupakan perdarahan yang terjadi di dalam
jaringan otak. Bila perdarahannya kecil maka disebut memar otak (kontusio otak).
Perdarahan yang kecil biasanya tidak memerlukan tindakan operasi dan perdarahannya
bisa diserap secara otomatis dalam jangka waktu 7 – 14 hari oleh tubuh.

Namun pengalaman dunia kedokteran menunjukan bahwa perdarahan kecil ini memiliki
potensi untuk berkembang menjadi besar dalam jangka waktu 3 – 5 hari walaupun sudah
diberikan pengobatan yang cukup.

Sehingga, dapat disimpulkan jika beberapa cedera otak memiliki berbagai kasus yang
berbeda, meskipun gejala awalnya serupa. Dr. Asadullah, Sp.BS dari Brain and Spine
Mitra Keluarga Surabaya (Satelit) membahas lengkap tentang cedera kepala dan gegar
otak di video Tanya Dokter MIKA (TERKA) berikut ini:

Gejala Cedera Kepala

Gejala cedera kepala umumnya adalah pusing dan sakit kepala dan pusing, mual, lemah,
hilang kesadaran, bingung, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan keseimbangan

Gejala cedera kepala sering disalah artikan dengan sakit kepala biasa.

Tanda dan gejala cedera kepala bisa berbeda tergantung jenis cedera yang dialami.
Berikut gejala umum cedera kepala:
• Hilangnya kesadaran selama beberapa waktu

• Sakit kepala dan pusing


• Masalah keseimbangan
• Kebingungan
• Penglihatan ganda atau kabur
• Merasa lesu atau lelah
• Mual
• Kepekaan terhadap cahaya atau kebisingan
• Gangguan tidur
• Sulit berkonsentrasi
• Kesulitan mengingat dan hilang ingatan

Tanda atau gejala bahwa cedera kepala yang lebih parah, memerlukan perawatan darurat
meliputi:

• Sakit kepala hebat


• Perubahan ukuran pupil mata
• Cairan bening atau berdarah mengalir dari hidung, mulut, atau telinga
• Kejang
• Fitur wajah terdistorsi
• Memar wajah
• Fraktur di tengkorak atau wajah
• Gangguan pendengaran, penciuman, rasa, atau penglihatan
• Ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih anggota badan
• Sifat lekas marah
• Penurunan kesadaran
• Tingkat pernapasan rendah
• Kegelisahan, kecanggungan, atau kurangnya koordinasi
• Bicara cadel atau penglihatan kabur
• Leher kaku yang biasanya disertai muntah
• Pembengkakan di lokasi cedera
• Muntah terus-menerus
• Gejala yang memburuk secara tiba-tiba

Gegar otak adalah kondisi di mana otak mengalami cedera akibat pukulan, benturan, atau
guncangan yang keras. Gegar otak tergolong dalam cedera otak ringan karena biasanya
tidak mengancam nyawa. Meski begitu, kondisi ini tidak boleh disepelekan dan perlu
ditangani dengan segera

Meski dikategorikan cedera kepala ringan, efek yang ditimbulkan karena gegar otak bisa
sangat serius, terutama jika terjadi pada anak-anak. Lantas, bagaimana penanganan gegar
otak yang tepat? Simak ulasan berikut ini!

Gegar otak adalah cedera otak traumatis yang berdampak pada fungsi otak. Gegar otak
sering kali menimbulkan efek seperti nyeri kepala, masalah keseimbangan dan
koordinasi, serta gangguan konsentrasi dan memori yang bersifat sementara.

Kondisi ini umumnya dipicu oleh pukulan, benturan atau guncangan pada kepala dan
tubuh bagian atas yang cukup keras. Meski jarang terjadi, beberapa kasus gegar otak
dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran (pingsan).

Gegar otak lebih rentan terjadi pada orang-orang dengan kegiatan yang berisiko tinggi
mengalami benturan kepala, misalnya atlet tinju dan sepak bola.

Jenis-Jenis Gegar Otak

Berdasarkan tingkat keparahannya, gegar otak terbagi menjadi tiga jenis yaitu gegar otak
ringan, sedang dan berat.

Gegar Otak Ringan

Gejala gegar otak ringan umumnya berupa nyeri kepala ringan dalam waktu singkat
(tidak lebih dari 15 menit) dan terdapat benjolan di kepala akibat benturan yang terjadi.
Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran.

Gegar Otak Sedang


Dikatakan gegar otak sedang apabila gejala yang dialami berlangsung lebih dari 15 menit.
Sama halnya dengan gegar otak ringan, kondisi ini umumnya tidak menyebabkan
penderitanya hilang kesadaran dan dapat beraktivitas normal setelah gejala mereda.

Gegar Otak Berat

Gegar otak berat biasanya ditandai dengan hilangnya kesadaran atau pingsan dalam
beberapa detik hingga menit. Kondisi ini menyebabkan nyeri kepala hebat yang dapat
berlangsung lama disertai dengan hilangnya keseimbangan tubuh hingga amnesia (hilang
ingatan) sementara.

Penyebab Gegar Otak

Umumnya, penyebab gegar otak adalah benturan atau guncangan yang terlalu keras pada
kepala sehingga berdampak pada fungsi otak. Benturan atau guncangan tersebut dapat
terjadi akibat:

Pukulan yang sangat keras pada kepala atau leher sehingga otak mengalami guncangan.

Gerakan tubuh yang menyebabkan guncangan keras dan mendadak di otak, misalnya
kecelakaan motor atau mobil.

Selain beberapa insiden di atas, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami gegar otak adalah:

Memiliki riwayat gegar otak sebelumnya.

Melakukan aktivitas fisik yang berisiko tinggi mengalami cedera, salah satunya olahraga
tinju. Risiko akan semakin meningkat bila dilakukan tanpa pantauan ahli dan tidak
menggunakan pengaman.

Mengabaikan keamanan saat mengendarai kendaraan, misalnya mengendarai sepeda


motor tanpa menggunakan helm atau dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar (tipsy).

Gejala Gegar Otak

Otak manusia dilapisi dengan bantalan yang berfungsi sebagai pelindung otak terhadap
gesekan, benturan, maupun cedera pada kepala. Akan tetapi, bantalan tersebut tidak dapat
melindungi otak dari benturan yang terlalu keras dan mendadak.

Saat terjadi benturan keras pada kepala, otak akan ikut bergerak dan bergeser, pergerakan
otak yang berlebihan ini dapat menimbulkan gejala gegar otak.
Gejala gegar otak dapat berlangsung selama beberapa menit hingga berhari-hari setelah
mengalami benturan. Hal tersebut tergantung dari tingkat keparahannya. Gejala umum
yang sering kali muncul akibat gegar otak adalah sebagai berikut:

1. Nyeri kepala.
2. Telinga berdenging.
3. Kesulitan tidur.
4. Mual dan muntah.
5. Penglihatan memburuk.
6. Merasa linglung atau kebingungan.
7. Lebih sensitif terhadap cahaya dan suara.
8. Kesulitan berkonsentrasi.
9. Gangguan indra perasa dan penciuman.
10. Sulit mengendalikan emosi, salah satunya mudah marah.
11. Sering lupa, misalnya selalu mengulang pertanyaan yang sama.

Diagnosis Gegar Otak

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala yang
dirasakan serta penyebab benturan pada kepala. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
untuk memastikan gejala dan keluhan yang dialami pasien

Apabila gejalanya cukup serius, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang pada
pasien seperti CT Scan dan MRI untuk melihat kondisi otak secara lebih jelas.

Jika pasien mengalami kejang, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan gelombang
otak dengan alat khusus atau pemeriksaan mata untuk memastikan efek gegar otak pada
saraf mata.

Komplikasi Gegar Otak

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat gegar otak adalah sebagai berikut:

Sakit kepala selama beberapa hari setelah terjadi benturan kepala.

Kepala terasa pusing hingga mengalami sensasi lingkungan di sekitarnya berputar


(vertigo) yang berlangsung selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan setelah terjadi
cedera.
Di samping itu, gegar otak juga dapat menyebabkan perdarahan otak yang fatal. Itulah
mengapa pasien gegar otak memerlukan pemantauan minimal 24 jam setelah cedera
terjadi.

Pada beberapa kasus, gegar otak juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami
sindrom pasca gegar otak (post-concussion syndrome), di mana gejala yang muncul
berupa nyeri kepala dan pusing disertai kesulitan berpikir selama 3 minggu hingga 3
bulan.

Cara Menangani Gegar Otak

Gegar otak akibat kecelakaan dapat terjadi kapan dan di mana saja. Apabila terjadi
benturan keras pada kepala, maka pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah:

Segera menghentikan aktivitas, beristirahat, dan menenangkan diri agar kondisi otak
cepat pulih.

Membatasi pergerakan kepala dan leher selama beberapa minggu setelah cedera agar
tidak memperparah kondisi dan dapat pulih dengan segera.

Memperhatikan perubahan perilaku pasien. Gegar otak berpengaruh terhadap perubahan


perilaku, salah satunya menjadi mudah marah atau rewel pada anak-anak.

Segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

Sementara itu, beberapa perawatan lanjutan yang biasanya dilakukan oleh dokter pada
pasien gegar otak adalah sebagai berikut:

Mengistirahatkan fisik dan mental pasien secara optimal. Selama perawatan ini, dokter
akan membatasi aktivitas yang memerlukan kinerja otak dalam berpikir dan memusatkan
konsentrasi. Biasanya pasien disarankan untuk membatasi penggunaan gadget dan
aktivitas fisik yang berat.

Memberikan obat pereda nyeri untuk meredakan rasa nyeri pada kepala akibat benturan.

Untuk mencegah terjadinya gegar otak, pastikan Anda selalu menggunakan alat
pengaman di setiap kegiatan yang berisiko menyebabkan cedera. Misalnya, menggunakan
helm saat mengendarai sepeda motor.

C. Cedera Mulut
Pukulan di bawah rahang dapat mengakibatkan bibir atau lidah tergigit. Cedera seperti ini
dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang dapat menimbulkan risiko pada saluran
pernafasan pasien. Jika gigi tanggal karena benturan atau terjatuh, pertolongan pertama
yang tepat dapat menyelamatkan gigi tersebut.

Pembengkakan di dalam atau sekitar mulut dapat disebabkan oleh cedera atau reaksi
alergi yang parah. Hal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada tenggorokan dan
saluran napas bagian atas sehingga memerlukan pemeriksaan dan pengobatan medis
segera.

Gejala dan tanda – Tidak semua gejala muncul

 pendarahan dari mulut, bibir, lidah atau soket gigi


 nyeri di sekitar atau di mulut setelah cedera
 gigi yang patah atau bergeser
 bengkak di mulut atau di sekitar rahang bawah

Bagaimana Anda dapat membantu

1. Kaji pasien dan cederanya

 Periksa apakah jalan napas pasien bersih. Jika ada risiko darah mengalir ke
tenggorokan atau peningkatan pembengkakan pada mulut, lidah atau tenggorokan,
miringkan pasien ke posisi tertopang.
 Jika pendarahannya lambat atau sedang dan tampaknya tidak ada kesulitan bernapas,
bantu pasien ke posisi paling nyaman – biasanya duduk atau setengah duduk – dan
periksa lokasi pendarahan.

2. Kendalikan pendarahan apa pun

 Berikan tekanan kuat pada luka berdarah atau soket gigi. Lipat pembalut steril atau
tisu bersih ke dalam pembalut dan minta pasien untuk memegangnya erat-erat di
tempat pendarahan setidaknya selama 10 menit.
 Jika pendarahan berasal dari bibir yang terpotong, anjurkan pasien untuk memegang
bagian yang terluka dengan erat di antara lipatan tisu basah atau pembalut.

Jika gigi tanggal:


 Tangani gigi yang dipindahkan pada bagian mahkotanya, bukan pada akarnya.
 Minta pasien untuk menyedotnya hingga bersih lalu coba pasang kembali gigi pada
tempatnya semula di soket agar posisi akar tetap hidup. Sepotong kecil aluminium foil
yang dilipat dapat digunakan sebagai belat untuk memasang gigi sampai dokter gigi
tersedia. Seorang dokter gigi harus menemui pasien dalam waktu 30 hingga 60 menit
jika gigi ingin diselamatkan.
 Bungkus belat foil pada setidaknya satu gigi di setiap sisi gigi yang diganti. Minta
pasien untuk menggigit bagian belakang dengan kuat agar akar gigi tetap menyentuh
jaringan rahang.
 Jika pasien tidak dapat membantu penggantian gigi pada soketnya, usahakan gigi
tetap lembab dan bersih. Jika pasien dalam keadaan sadar sepenuhnya, minta pasien
untuk membawa gigi tersebut ke dalam mulut di antara gigi depan bawah dan bibir
tempat gigi tersebut akan mandi dengan air liur.
 Jika pasien tidak sadarkan diri, letakkan gigi dalam wadah bersih yang diberi sedikit
susu.

Jika pendarahan terjadi setelah pencabutan gigi oleh dokter bedah gigi:

 Minta pasien untuk menggigit dengan bantalan kuat yang menutupi soket gigi.
 Terus pertahankan tekanan pada bantalan setidaknya selama 10 hingga 20 menit agar
gumpalan baru dapat terbentuk

Terluka sebagai seorang atlet bukan lagi sebuah ritual belaka. Karena kita telah menyadari
bahwa cedera olahraga menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius,
perintah untuk “bersemangat” dan kembali bermain – kami harap – adalah peninggalan
masa lalu.

Selain untuk kesehatan fisik dan mental, menjaga kesehatan mulut sebagai seorang atlet
sangatlah penting. Meskipun kedokteran gigi modern kini dapat memperbaiki sebagian
besar cedera gigi yang diderita saat berolahraga, dampak cedera mulut tertentu yang
dialami para atlet dapat menimbulkan trauma.

Menurut American Dental Assistants’ Association , sekitar 15 juta orang Amerika


mengalami beberapa jenis cedera gigi yang berhubungan dengan olahraga setiap
tahunnya. Sekitar 10 persen pemain akan mengalami cedera gigi atau wajah pada musim
atletik tertentu.

3 Cedera Gigi diatasnya

1. Gigi Retak

Jika seorang atlet menerima pukulan pada bagian wajah, hal ini dapat mengakibatkan gigi
patah atau patah.

Jika gigi menunjukkan retakan memanjang atau retakan yang muncul di seluruh gigi, gigi
tersebut mungkin hanya mengalami apa yang oleh ahli gigi disebut sebagai "garis gila".
Ini adalah gambaran mendalam pada email dan tidak berisiko tinggi terhadap kesehatan
gigi.

Namun, jika retakan atau retakan gigi dimulai dari mahkota gigi dan meluas ke bawah,
maka itu adalah gigi retak yang bonafid .

Dengan gigi retak, Anda mungkin mengalami gejala seperti

Rasa sakit yang tajam saat Anda menggigit.

Sakit gigi yang datang dan pergi namun tidak selalu ada.

Nyeri saat makan dan minum, terutama saat mengonsumsi makanan panas atau dingin.

Hilangnya sebagian lapisan email terluar gigi dapat mengekspos lapisan berikutnya pada
gigi Anda.

Lapisan di bawah email adalah lapisan keras yang disebut dentin diikuti oleh jaringan
lunak yang disebut pulpa (lokasi saraf dan pembuluh darah gigi), menurut American
Association of Endodontics (AAE) .

Karena gigi retak tidak selalu terlihat dengan mata telanjang, Anda mungkin
mengalaminya dan tidak merasakan sakit apa pun. Hanya pada pemeriksaan gigi
berikutnya kerusakan akan diketahui. (Alasan lain mengapa kunjungan dokter gigi secara
teratur sangat penting.)
Jika retakan tersebut merupakan patahan vertikal yang tidak melebihi bagian gigi yang
terlihat, biasanya hal tersebut tidak akan menyebabkan Anda kehilangan sebagian gigi
dan mengekspos pulpa gigi.

Namun, jika retakan melampaui garis gusi, hal ini dapat mempengaruhi titik puncak gigi,
yakni ujung gigi yang lancip. Ini mungkin patah tulang kuspal, sehingga memerlukan
pencabutan gigi atau perawatan saluran akar untuk menghindari infeksi bakteri.

2.Akar yang Patah

Jika seorang atlet menerima pukulan dengan sudut tertentu, hal itu dapat menyebabkan
patahnya akar. Alih-alih retakan dimulai dari bagian atas permukaan kunyah dan berlanjut
ke akar, retakan akar dimulai dari tingkat akar dan berlanjut hingga ke permukaan gigi
yang terlihat.

Karena patah tulang ini seringkali tidak terlihat, Anda mungkin baru mengetahui masalah
saat terjadi infeksi. Tingkat keparahan cedera gigi jenis ini bergantung pada lokasi
patahan di sepanjang akar.

Semakin cepat pasien yang mengalami patah akar menerima terapi saluran akar (juga
dikenal sebagai perawatan endodontik) untuk mencegah infeksi pada pulpa, semakin kecil
kemungkinan mereka mengalami nekrosis yang menyebabkan kehilangan gigi.

3. Intrusi Gigi

Cedera olahraga biasanya dikaitkan dengan tanggal gigi, namun beberapa cedera dapat
mendorong gigi kembali ke tulang rahang.

Trauma jenis ini disebut intrusi. Hal ini lebih sering terjadi pada “gigi susu” karena tulang
alveolar anak – yang menahan soket gigi – tidak sekeras tulang orang dewasa. Namun,
hal ini dapat terjadi pada atlet dari segala usia, dan waktu penyembuhan trauma gigi dapat
membuat Anda tidak bisa beraksi dalam waktu yang lama.

Beberapa komplikasi yang timbul akibat intrusi gigi antara lain:

Rusaknya pulpa gigi, baik karena “mati” (nekrosis) atau rusak hingga tidak dapat pulih
lagi akibat kejadian cedera
Resorpsi akar, pemendekan akar

Ankylosis, menyatunya akar gigi yang terluka dengan tulang alveolar

Bagaimana Saya Dapat Melindungi Gigi Saya Saat Berolahraga?

Pencegahan satu atau lebih bermanfaat jika mencakup perlindungan rahang dan gigi
Anda. Biaya penggantian gigi yang hilang sekitar 20 kali lebih mahal dibandingkan harga
pelindung mulut yang dibuat khusus.

Untungnya, mempelajari cara melindungi gigi saat berolahraga atau berpartisipasi dalam
aktivitas rekreasi jarak dekat tidaklah sesulit yang ditunjukkan oleh frekuensi kejadian
tersebut. Faktanya, perlengkapan yang tepat telah mencegah terjadinya lebih dari 200.000
cedera setiap tahunnya.

Tim Perlindungan Olahraga

Ada dua item penting jika Anda bermain baik dengan orang lain.

1. Pelindung mulut

National Youth Sports Safety Foundation (NYSSF) memperkirakan pemain yang tidak
memakai pelindung mulut 60 kali lebih mungkin mengalami kerusakan gigi selama
kompetisi.

Jadi, pelindung mulut adalah suatu keharusan ketika Anda memainkan olahraga apa pun
yang melibatkan pemukul, bola, tongkat, atau kontak orang ke orang.

Pelindung mulut yang khas menutupi gigi atas dan cocok untuk satu musim atletik.
Mereka dirancang untuk mencegah bibir terpotong, gigi patah, dan jenis kerusakan lain
pada mulut.

Ada tiga jenis pelindung mulut:


Stok pelindung mulut. Variasi ini siap dipakai langsung dari kemasannya. Meskipun tidak
mahal, namun mungkin tidak pas dan tidak nyaman.

Pelindung mulut untuk merebus dan menggigit. Jenis penjaga ini tetap bertahan seperti
mendengarkannya. Rebus sebagian plastik yang sudah dibentuk sebelumnya, lalu gigit
agar pas. Anda dapat menemukan pelindung mulut untuk merebus dan menggigit
sebagian besar toko perlengkapan olahraga.

Pelindung mulut yang dibuat khusus. Seorang dokter gigi olahraga membuat jenis ini
tepat di kantor atau di laboratorium gigi. Ini dirancang khusus untuk mulut Anda dengan
menggunakan cetakan gigi Anda. Dari sana, pelindung mulut dibuat agar sesuai dengan
kesan.

Mengingat penyesuaian dan upaya yang diperlukan untuk membuat pelindung mulut ini,
pelindung mulut ini adalah yang paling mahal. Namun, pelindung mulut khusus
memberikan keseimbangan dan perlindungan terbaik.

2. helm

Helm kokoh dengan pelindung wajah memberi Anda lapisan perlindungan ekstra dalam
olahraga seperti sepak bola atau hoki. Olahraga lain, seperti baseball, memerlukan tutup
kepala khusus.

Apa pun olahraganya, jika ada kemungkinan terjadi kontak fisik keras dengan wajah atau
rahang Anda, dikenakan helm.

Perlindungan Olahraga Solo

Meskipun risiko gigi Anda terkena bola, pemukul, atau lengan orang lain minimal atau
bahkan tidak sama sekali, saat bersepeda atau bermain ski, Anda tetap menghadapi
potensi terjatuh dan bersentuhan dengan tanah keras. Anda juga dapat menabrak sesuatu,
seperti pohon atau mobil yang berada diparkir, yang dapat menyebabkan cedera karena
jarak pandang yang rendah di jalan sempit atau trotoar.
Helm selalu dikenakan untuk melindungi kepala Anda saat bersepeda, skating, atau ski.
Ingatlah untuk memilih jenis olahraga yang tepat untuk perlindungan optimal. Pelindung
juga merupakan ide bagus, karena helm saja tidak akan melindungi gigi Anda.

Perlindungan Renang

Anda menghadapi sedikit risiko patah gigi saat berenang – kecuali mulut Anda terbentur
dinding keras – namun Anda tetap ingin melindungi mulut Anda dalam jangka waktu
lama di kolam renang.

Salah satu cara terbaik untuk melakukan hal ini jika Anda seorang yang rajin berenang
adalah dengan memastikan kolam tempat Anda berenang terpelihara dengan baik. Jika pH
kolam renang Anda terlalu rendah (artinya terlalu asam), menurut Delta Dental , Anda
berisiko lebih tinggi terkena mulut perenang. Kondisi ini dapat menyebabkan gigi Anda
ternoda dan sakit gigi, serta meningkatkan pembentukan karang gigi (kalkulus).

Selain menjaga kolam renang dan menjaga kadar klorin pada tingkat yang disarankan,
Anda juga dapat melindungi gigi lebih lanjut dengan menutup mulut saat berenang.
Dengan demikian, udara yang mengandung klor tidak terlalu sering bersentuhan dengan
gigi Anda.

D. Cedera Hidung

Hidung patah dapat terjadi akibat cedera olahraga, kecelakaan mobil, atau trauma serupa.
Patah tulang hidung melibatkan tulang dan/atau tulang rawan hidung yang retak atau
patah. Perawatan patah tulang hidung mencakup penataan kembali secara manual dan –
dalam kasus yang parah – gangguan. Perawatan yang tepat membantu Anda menghindari
penyumbatan hidung permanen dan perubahan kosmetik.
Hidung patah terjadi ketika tulang atau tulang rawan hidung patah. Patah tulang hidung
dapat terjadi akibat peristiwa traumatis, seperti kecelakaan mobil, cedera olahraga, atau
perkelahian fisik.

Patah tulang hidung sangat umum terjadi, mencakup 40% hingga 50% dari seluruh patah
tulang wajah .

Secara statistik, patah tulang hidung dua kali lebih umum terjadi pada pria dan orang
yang dianggap berjenis kelamin laki-laki saat lahir dibandingkan wanita dan orang yang
dianggap berjenis kelamin perempuan saat lahir.

Gejala dan Penyebab

Kecelakaan kendaraan bermotor, cedera olahraga, atau peristiwa traumatis lainnya dapat
menyebabkan patah tulang hidung.

Hidung patah terjadi ketika tulang atau tulang rawan hidung patah. Patah tulang hidung
dapat terjadi akibat peristiwa traumatis, seperti kecelakaan mobil, cedera olahraga, atau
perkelahian fisik.
Patah tulang hidung sangat umum terjadi, mencakup 40% hingga 50% dari seluruh patah
tulang wajah .

Secara statistik, patah tulang hidung dua kali lebih umum terjadi pada pria dan orang
yang dianggap berjenis kelamin laki-laki saat lahir dibandingkan wanita dan orang yang
dianggap berjenis kelamin perempuan saat lahir.

Gejala dan Penyebab

Gejala hidung patah meliputi:

• Rasa sakit dan nyeri tekan.

• Bunyi berderak atau berderak saat menyentuh hidung.

• Mimisan .

• Hematoma septum hidung (darah yang menggenang di septum Anda, jaringan yang
memisahkan lubang hidung Anda).

• Bengkak di sekitar hidung Anda.

• Memar di sekitar mata dan hidung.

• bernapas melalui hidung.

• Hidung bengkok.

• Sumbatan hidung (merasa seolah ada sesuatu yang tersangkut di saluran hidung).

• Drainase dari hidung Anda.

penyebab hidung patah

Trauma benda tumpul dapat menyebabkan patah hidung. Hal ini mungkin terjadi selama:

• Kecelakaan kendaraan bermotor.

• Cedera olahraga.
• Perkelahian fisik.

• Air terjun.

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan dengan
lembut menekan pangkal hidung Anda dan melihat ke dalam saluran hidung Anda untuk
memeriksa apakah ada penghalang.

Dalam kebanyakan kasus, tes pencitraan tidak diperlukan. Namun, jika penyedia layanan
kesehatan Anda mencantumkan adanya trauma wajah tambahan, mereka mungkin
merekomendasikan:

• sinar-X .

• Pemindaian CT (computed tomography) .

Penatalaksanaan dan Pengobatan

Perawatan berkisar dari mengompres hidung hingga menjalani operasi. Perawatan yang
tepat untuk Anda bergantung pada tingkat keparahan cedera Anda.

Perawatan patah tulang hidung meliputi:

Es dan pereda nyeri

Jika patah tulang hidung tidak membuat hidung Anda bengkok atau cacat, Anda mungkin
tidak memerlukan penyesuaian atau perbaikan. Dalam banyak kasus, mengonsumsi obat
pereda nyeri yang dijual bebas (seperti asetaminofen atau ibuprofen ) dan
mengompresnya dapat membantu meringankan gejala patah tulang hidung.

Pastikan untuk mengikuti semua pedoman penyedia layanan kesehatan Anda.

Pengeringan septum hematoma


Dalam kasus trauma parah, Anda mungkin mengalami hematoma hidung di satu atau
kedua sisi septum (bagian hidung yang memisahkan kedua lubang hidung). Hematoma
septum adalah menampung darah yang terkumpul di septum Anda.

Jika tidak diobati, hematoma septum dapat menyebabkan perforasi (lubang) pada septum
Anda. Hal ini juga dapat menyebabkan runtuhnya jembatan hidung – suatu kondisi yang
dikenal sebagai kelainan bentuk hidung pelana . Untuk menghindari komplikasi ini,
penyedia layanan kesehatan Anda perlu melakukan drainase hematoma septum. Mereka
harus melakukan prosedur ini sesegera mungkin, karena nekrosis jaringan (kematian)
dapat dimulai 24 jam setelah cedera.

Penataan kembali secara manual

Jika tulang hidung Anda bergeser tidak sejajar akibat cedera, penyedia layanan kesehatan
perlu menyelaraskannya kembali. Untuk melakukan hal ini, mereka akan membuat
hidung Anda mati rasa dengan anestesi lokal, lalu dengan lembut mendorong tulang dan
tulang rawan Anda kembali ke tempatnya. (Mereka mungkin merekomendasikan anestesi
umum, tergantung pada usia Anda dan tingkat keparahan cedera Anda.)

Penyedia Anda mungkin menunggu beberapa hari sebelum melakukan pengaturan


kembali secara manual. Hal ini memungkinkan sebagian pembengkakan mereda terlebih
dahulu.

Setelah penyedia layanan kesehatan Anda memulihkan kembali tulang hidung Anda,
mereka mungkin akan memasang kain kasa di dalam lubang hidung Anda dan
membalutnya di bagian luar hidung Anda. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin juga
memasang sementara. Anda akan bisa melepas pembalut dan pembalutnya dalam waktu
sekitar satu hingga dua minggu.
Penyedia layanan kesehatan Anda mungkin juga memberi antibiotik Anda untuk
mencegah infeksi.

Intervensi bedah

Jika hidung Anda patah parah, Anda mungkin memerlukan penyakit untuk membantu
menyelaraskan kembali tulang hidung dan meringankan gangguan pernapasan. Penyedia
biasanya memberi Anda anestesi umum untuk kenyamanan Anda sementara ahli bedah
melakukan prosedur rekonstruksi hidung.

Operasi rekonstruksi hidung meliputi:

• Septoplasti . Prosedur ini membentuk kembali septum Anda – tulang rawan dan tulang
yang memisahkan kedua lubang hidung Anda. Selama septoplasti, ahli bedah dapat
mengangkat bagian tulang dan tulang rawan Anda, kemudian membentuk kembali dan
memposisikan ulang struktur di bawahnya. Ini memperbaiki lubang atau perforasi dan
meningkatkan pernapasan.

• Operasi Hidung . Selama prosedur ini, dokter bedah menambah, mengurangi, atau
mengatur ulang tulang dan tulang rawan di bawahnya untuk menciptakan bentuk hidung
baru dan menghilangkan segala penghalang. Ini adalah prosedur kosmetik yang sama
yang dilakukan orang-orang ketika mereka ingin memperbaiki penampilan hidungnya.

Secara umum, patah tulang hidung membutuhkan waktu sekitar tiga hingga enam minggu
untuk pulih.

Pencegahan

Anda tidak dapat mencegah patah tulang hidung sama sekali. Namun ada beberapa hal
yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko:

• Waspadai lingkungan sekitar Anda (untuk mengurangi jatuh).

• Kenakan alat pelindung saat bermain olahraga kontak.


Pandangan / Prognosis

Patah biasanya bukan suatu keadaan darurat, namun Anda tetap harus mencari perawatan
medis sesegera mungkin. Perawatan yang tepat dapat mengurangi komplikasi risiko
jangka panjang seperti kelainan bentuk atau kesulitan bernapas.

Patah tulang hidung ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Namun jika Anda
mengalami patah tulang yang parah – atau beberapa patah tulang – Anda mungkin
memerlukan perawatan atau medis.

Apa pun jenis perawatan yang Anda terima, membutuhkan waktu enam minggu atau
kurang untuk pulih.

Anda harus membahas penyedia layanan kesehatan Anda jika:

• Hidung Anda masih sakit dan/atau bengkak beberapa minggu setelah perawatan.

• Anda tidak bisa bernapas melalui hidung.

• Hidungmu mulai berdarah.

• Hidung Anda mulai mengeluarkan cairan encer bening yang bukan lendir.

Setelah perawatan hidung patah, Anda mungkin masih perlu mengunjungi unit gawat
darurat jika:

• Hidungmu terus mengeluarkan darah.

• Anda mengalami sakit kepala parah .

• Hidung Anda mengeluarkan cairan bening dan encer.

E. Cedera Telinga
Cedera dan trauma telinga dapat menyebabkan kerusakan pada bagian mana pun di
telinga luar atau dalam. Kecelakaan, suara keras, perubahan tekanan udara, trauma akibat
kontak olahraga dan benda asing di telinga dapat menyebabkan cedera. Cedera dapat
menyebabkan pusing, masalah keseimbangan, gangguan pendengaran, atau perubahan
tampilan telinga. Beberapa cedera telinga memerlukan perbaikan melalui penyakit

Cedera dapat terjadi pada bagian telinga mana pun, termasuk telinga bagian dalam,
telinga tengah, dan telinga luar, yaitu bagian telinga yang Anda lihat dan saluran telinga.
Trauma (seperti pukulan di kepala) dapat menyebabkan kerusakan pada telinga tengah
(ruang di belakang gendang telinga) dan telinga bagian dalam (rangkaian saluran dan
jaringan di bagian dalam kepala). Cedera telinga bisa disebabkan oleh suara keras,
perubahan tekanan udara, atau benda asing di telinga.

Berbagai jenis kecelakaan dapat merusak saluran telinga, gendang telinga, tulang rawan,
dan kulit di sekitar telinga Anda. Saluran adalah saluran tulang, kulit, dan tulang rawan
yang mengarah dari telinga luar ke telinga tengah, tempat gendang telinga berada.
Gendang adalah selaput telinga tipis yang melindungi telinga Anda dari bakteri dan
menghantarkan suara.

Cedera ini dapat menyebabkan telinga pecah-pecah , sakit telinga, masalah


keseimbangan, dan gangguan pendengaran. Cedera telinga yang parah bisa mengancam
nyawa. Jika Anda mengalami cedera kepala dan ada darah yang keluar dari telinga, segera
dapatkan bantuan medis.

Ringkasnya

Ringkasnya

Apa itu cedera telinga dan trauma telinga?

Cedera dapat terjadi pada bagian telinga mana pun, termasuk telinga bagian dalam,
telinga tengah, dan telinga luar, yaitu bagian telinga yang Anda lihat dan saluran telinga.
Trauma (seperti pukulan di kepala) dapat menyebabkan kerusakan pada telinga tengah
(ruang di belakang gendang telinga) dan telinga bagian dalam (rangkaian saluran dan
jaringan di bagian dalam kepala). Cedera telinga bisa disebabkan oleh suara keras,
perubahan tekanan udara, atau benda asing di telinga.

Berbagai jenis kecelakaan dapat merusak saluran telinga, gendang telinga, tulang rawan,
dan kulit di sekitar telinga Anda. Saluran adalah saluran tulang, kulit, dan tulang rawan
yang mengarah dari telinga luar ke telinga tengah, tempat gendang telinga berada.
Gendang adalah selaput telinga tipis yang melindungi telinga Anda dari bakteri dan
menghantarkan suara.

Cedera ini dapat menyebabkan telinga pecah-pecah , sakit telinga, masalah


keseimbangan, dan gangguan pendengaran. Cedera telinga yang parah bisa mengancam
nyawa. Jika Anda mengalami cedera kepala dan ada darah yang keluar dari telinga, segera
dapatkan bantuan medis.

Apa saja jenis cedera telinga

Cedera dapat terjadi pada telinga luar atau bagian mana pun dari telinga tengah dan
dalam. Trauma yang parah dapat menyebabkan luka pada seluruh bagian telinga. Jenis
cedera telinga luar yang paling umum meliputi:

Avulsi: Saat terjadi kecelakaan atau trauma, sebagian telinga bisa robek. Telinga dapat
menjauh dari kepala, baik sebagian atau seluruhnya. Beberapa cedera avulsi memerlukan
kosmetik kosmetik untuk memperbaiki telinga.

Luka dan goresan: Cedera ini biasanya ringan. Hal ini bisa terjadi jika Anda memasukkan
kuku terlalu jauh atau terlalu kuat ke dalam telinga. Bisa juga akibat kecelakaan. Luka
yang lebih dalam mungkin memerlukan jahitan atau dapat menyebabkan infeksi.

Hematoma subperikondrial (telinga kembang kol): Cedera ini disebabkan oleh trauma
pada telinga bagian luar, seringkali akibat kontak olahraga seperti rugby dan gulat.
Menggenang di bawah kulit di telinga luar dan memutus suplai darah ke tulang rawan,
yang menyebabkan tulang rawan mati. Yang menggenang Darah adalah jenis memar yang
disebut hematoma. Jika darah tidak terkuras, lama kelamaan tulang rawan telinga akan
terlihat menggumpal, bengkak, dan bengkak (seperti kembang kol).

Cedera pada telinga tengah dan telinga bagian dalam dapat menyebabkan kerusakan
parah dan mempengaruhi pendengaran . Cedera paling umum pada bagian dalam telinga
meliputi:

Patah tulang: Pada kecelakaan serius, tulang di telinga tengah bisa patah (patah) atau
terkilir. Cedera ini biasanya terjadi bersamaan dengan patah tulang pada rahang dan
wajah. Penyedia menyebut tulang ini sebagai tulang pendengaran atau “tulang
pendengaran”. Cedera ini mungkin memerlukan perbaikan bedah.

Cedera akibat benda asing: Lebih sering terjadi pada anak-anak, cedera ini terjadi ketika
seseorang memasukkan pensil, mainan, kapas atau benda lain terlalu jauh ke dalam
telinga. Cedera ini dapat mematahkan tulang kecil di telinga atau merobek atau merobek
(pecah) gendang telinga.

Gendang telinga pecah (gendang telinga berlubang): Trauma, suara keras, infeksi telinga
parah , dan benda asing dapat menyebabkan gendang telinga pecah . Perubahan tekanan
udara secara tiba-tiba (barotrauma) saat terbang dengan pesawat atau perubahan tekanan
saat scuba diving dapat menyebabkan gendang telinga robek. Jika cairan bening keluar
dari telinga dan Anda pusing, Anda harus segera mencari pertolongan medis.

Gejala dan Penyebab

Gejala trauma telinga berbeda-beda tergantung penyebabnya. Mereka termasuk:

 Sakit telinga (earache), yang bisa parah.


 Pusing dan masalah keseimbangan.
 Sakit kepala .
 Gangguan pendengaran .
 Nanah atau pendarahan dari telinga.
 Tinnitus (telinga berdengung atau berdenging).
Gejala trauma telinga berbeda-beda tergantung penyebabnya. Mereka termasuk:

Sakit telinga (earache), yang bisa parah.

Pusing dan masalah keseimbangan.

Sakit kepala .

Gangguan pendengaran .

Nanah atau pendarahan dari telinga.

Tinnitus (telinga berdengung atau berdenging).

IKLAN

Apa yang menyebabkan cedera telinga?

Ada penyebab beberapa cedera dan trauma telinga, antara lain:

Kecelakaan dan cedera: Trauma akibat jatuh, kecelakaan mobil, atau kontak olahraga
dapat menyebabkan cedera telinga yang serius.

Perubahan tekanan: Menyelam dan terbang dengan pesawat dapat menyebabkan gendang
telinga berlubang (pecah).

Benda asing: Memasukkan pena atau benda lain ke dalam saluran telinga dapat merusak
tulang, tulang rawan, dan jaringan.

Suara keras: Gendang telinga juga bisa robek karena suara keras, seperti suara tembakan,
ledakan, dan konser musik yang keras. Paparan suara keras dalam jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Diagnosis dan Tes

Bagaimana dokter mendiagnosis cedera telinga?

Penyedia Anda akan menanyakan gejala Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka
mungkin menggunakan otoskop (alat khusus dengan cahaya) atau mikroskop untuk
melihat ke dalam telinga Anda. Otoskop memungkinkan penyedia layanan Anda
memeriksa benda asing, infeksi, atau kerusakan pada gendang telinga Anda.
Tergantung pada jenis cederanya, Anda mungkin memerlukan studi pencitraan, seperti
MRI , sehingga penyedia layanan kesehatan Anda dapat melihat gambar telinga bagian
dalam Anda. Penyedia layanan Anda mungkin juga memesan tes pendengaran untuk
memeriksa gangguan pendengaran.

Penatalaksanaan dan Pengobatan

Perawatan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera, penyebab, dan area
telinga yang rusak. Penyedia layanan Anda mungkin meresepkan antibiotik untuk
mencegah atau mengobati infeksi. Perawatan lain mungkin termasuk:

Menguras darah: Jika darah menggenang di telinga luar Anda, penyedia layanan
kesehatan Anda akan membuat sayatan kecil (sayatan) untuk mengalirkan darah. Mereka
akan membalut perban khusus yang akan bertahan selama beberapa hari. Prosedur ini
mengatasi hematoma dan dapat mencegah berkembangnya telinga kembang kol.

Ossiculoplasty: Jenis operasi ini memperbaiki kerusakan pada tulang kecil di telinga
(tulang pendengaran). Tulang-tulang ini membantu Anda mendengar.

Bedah rekonstruktif: Ahli bedah plastik (kosmetik) dapat memperbaiki kerusakan pada
telinga luar dengan membentuk kembali jaringan. Dengan menggunakan beberapa teknik
bedah rekonstruktif , mereka menciptakan bentuk telinga yang lebih alami. Ahli bedah
plastik juga dapat mengganti jaringan yang hilang dengan menggunakan cangkok kulit.

Jahitan: Luka yang dalam mungkin memerlukan jahitan atau lem bedah untuk menutup
luka. Penyedia menggunakan jahitan untuk memasang kembali tulang rawan yang robek
dan memperbaiki kerusakan.

Timpanoplasti : Banyak gendang telinga yang pecah tanpa pengobatan. Dalam kasus yang
lebih serius, gendang telinga yang robek mungkin memerlukan jenis operasi yang disebut
timpanoplasti untuk menambal robekan tersebut.

Pencegahan
Anda mungkin tidak bisa mencegah semua jenis cedera telinga. Untuk menurunkan risiko
trauma telinga dan gangguan pendengaran, sebaiknya Anda merawat telinga dengan baik,
antara lain:

Menghindari suara keras atau memakai pelindung telinga (misalnya, jika Anda berada di
lokasi konstruksi).

 Mendapatkan penutup telinga khusus, mengunyah permen karet atau menguap untuk
mengurangi tekanan saat terbang dengan pesawat.
 Menurunkan volume pada earbud dan headphone.
 Menggunakan helm saat mengendarai sepeda, skateboard atau sepeda motor.
 Mengenakan tutup pelindung kepala selama olahraga seperti tinju, rugby, dan gulat.
 Menghindari memasukkan apapun ke dalam telinga, bahkan untuk membersihkannya.

Pandangan / Prognosis

prospeknya bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera. Banyak
gendang telinga pecah dan cedera telinga ringan sembuh tanpa pengobatan. Dalam kasus
yang parah, trauma telinga dan kepala dapat menyebabkan masalah yang serius, antara
lain:

Kebocoran cairan serebrospinal (CSF) , yang bisa disebabkan oleh patah tulang di kepala
dan dasar tengkorak. Hal ini terkadang dapat menyebabkan meningitis, infeksi pada
lapisan otak.

Masalah keseimbangan jangka panjang dan vertigo (pusing).

Kelumpuhan wajah (otot dan saraf di wajah bisa rusak atau lumpuh setelah cedera kepala
parah).

Gangguan pendengaran permanen.

Infeksi telinga berulang, yang bisa terjadi ketika bakteri masuk ke telinga bagian dalam
melalui gendang telinga yang robek.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada otot, sendi atau tulang selama
olahraga atau latihan. Jenis cedera olahraga pun beragam cedera
kepala,hidung,mulut,lutut telinga dll Jika melakukan olahraga kemungkinan untuk cedera
olahraga mungkin saja terjadi.

Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Memar_otak

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/cedera-kepala

https://www-stjohn-org-nz.translate.goog/first-aid/first-aid-library/mouth-and-tooth-
injuries/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
American Dental Assistants’ Association

https://my-clevelandclinic-org.translate.goog/health/diseases/17772-broken-nose?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true

https://my-clevelandclinic-org.translate.goog/health/diseases/17574-ear-injuries-and-
trauma?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true

Anda mungkin juga menyukai