Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN PERTAMA CIDERA KARENA LINGKUNGAN

Dosen Pengampu
Hilmainur Syampurna, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Rendho Aji Saputra (190862347)
Illyas Arib Saputra(19086028)
Izhar Rohim (19086167)
Irsadatul (19086030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN
2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt.,karena berkat rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Penanganan pertama cedera karena lingkungan”. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu mata kuliah. Pada program studi Pendidikan Olahraga Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri padang

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu kami menyadari masih banyak ada kekurangan baik dari

susunan atau tata bahasanya, oleh karna itu dengan terbuka kami menerima saran dan

kritikan dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat membantu dan memberi manfaat kepada pembaca,

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang , 27 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
1.1 Cidera 3
1.2 Penyebab Cidera lingkungan..........................................................................4
1.3 Faktor resiko Cidera lingkungan.....................................................................6
1.4 Gejala suhu terlalu Panas................................................................................6
1.5 Gejala suhu terlalu Dingin..............................................................................8
1.7 Penanganan Cidera Lingkungan...................................................................10
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
1.1 Kesimpulan...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin banyak orang yang melakukan olahraga rekreasional dapat

mendorong dirinya sendiri diluar batas kondisi fisiknya dan terjadi lah cedera

olahraga. Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi pada sistem otot dan

rangka tubuh selama berolahraga. Anak-anak sangat berisiko untuk jenis

cedera ini, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Seseorang akan

berisiko lebih besar mengalami cedera olahraga.

Cidera atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat menyerang

siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu yang terlibat dengan

olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan dengan resiko tinggi untuk

kecelakaan / berolahraga. Ketika terluka ligamen, otot atau tendon mungkin

rusak, atau terkilir yang mengacu pada ligamen yang cedera, ligamen adalah

pita sedikit elastis jaringan yang menghubungkan tulang pada sendi, menjaga

tulang ditempat sementara memungkinkan gerakan. Dalam kondisi ini, satu

atau lebih ligamen yang diregangkan atau robek. Gejalanya meliputi nyeri,

bengkak, memar, dan tidak mampu bergerak.Sprain biasanya terjadi pada jari-

jari, pergelangan kaki, dan lutut. Bila kekurangan ligamen mayor, sendi

menjadi tidak stabil dan mungkin diperlukan perbaikan bedah.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Cidera?

2. Apa penyebab Cidera lingkungan

3. Faktor resiko Cidera Lingkungan?

4. Cidera apa saja yang terjadi jika cuaca Panas?

5. Cidera apa saja yang terjadi jika cuaca Dingin?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Cidera Olaharaga

2. Untuk mengetahui penyebab Cidera Lingkungan

3. Untuk mengetahui Faktor resiko Cidera Lingkungan

4. Untuk mengetahui cidera apa saja jika suhu panas

5. Untuk mengetahui cidera apa saja jika suhu dingin

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 CIDERA

Menurut Graha & Priyo (2009 ; 45), cidera atau trauma adalah

kelainan yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya nyeri, panas,

merah, bengkak, dan tidak dapat berfungsi dengan baik pada otot, tendon,

ligament, persendian, maupun tulang akibat aktifitas gerak yang berlebihan

atau kecelakaan.. Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi pada sistem otot

dan rangka tubuh selama berolahraga. Anak-anak sangat berisiko untuk jenis

cedera ini, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Seseorang akan

berisiko lebih besar mengalami cedera olahraga

3
MENGENAL APA ITU CEDERA DAN CARA PENANGANANNYA

Apakah Anda pernah terjatuh / terpeleset kemudian merasa sakit atau

ngilu ? pastinya jawabannya pernah.

“Sebelum kita bahas penanganan cidera, kita harus mengetahui apa itu cidera?”

Menurut Graha & Priyo (2009 ; 45), cidera atau trauma adalah kelainan yang terjadi
pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak, dan tidak
dapat berfungsi dengan baik pada otot, tendon, ligament, persendian, maupun tulang
akibat aktifitas gerak yang berlebihan atau kecelakaan.

Bagaimanakah Reaksi Tubuh Terhadap Cidera ?

Seseorang yang cidera akan mengalami proses yang biasa kita sebut dengan inflamasi
(peradangan). Dimana tubuh melakukan proses secara alamiahnya melakukan
pertahanan diri dengan melepaskan zat kimia tertentu sebagai reaksi imun bertujuan
meruasak zat atau objek asing yang dianggap merugikan (sel yang rusak, bakteri,
virus) dalam memperbaiki kerusakan tubuh pada tingkat sel.

Respon inflamasi yang terjadi dalam waktu yang lama dapat merusak tubuh. Hal ini
terjadi karena zat atau organisme pemicu inflamasi dapat bertahan lama pada
pembuluh darah dan mengakibatkan penumpukan plak.

Plak dalam pembuluh darah tersebut dapat dianggap sebagai zat berbahaya dan
akibatnya proses inflamasi kembali terjadi. Akibatnya terjadi kesusakan pada
pembuluh darah, dampak selanjutnya adalah kerusakan sistem tubuh yang
mempengaruhi fungsi dan gerak tubuh dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

4
4

1.2 Penyebab Terjadinya Cidera Lingkungan

Apa itu Cedera Okupasional

Cedera okupasional atau cedera pekerjaan adalah bahaya dalam pekerjaan yang dapat
menyebabkan kondisi fatal maupun non-fatal. Ada banyak penyebab dari jenis cedera
semacam ini, dari penggunaan otot muskuloskeletal atau persendian yang berlebihan atau
kurangnya pelatihan dan orientasi.

Apa itu Cedera Okupasional

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Health Institutes (NHI) tentang cedera
okupasional yang melibatkan lebih dari 2,000 pekerja, kemunginkan paling tinggi dari cedera
yang dialami adalah tempat bekerja itu sendiri. Beberapa penyebab yang umum adalah:

Bagian dari perhiasan atau baju yang tersangkut ke mesin, yang membuat bagian tubuh
menjadi ikut tersangkut dan membuat pekerja menderita cedera parah.

Mesin dengan bagian yang liar meledak tiba-tiba.

Mesin atau perlengkapan kerja yang tidak dipelihara dan dirawat oleh pemakainya, yang
meningkatkan resiko perlengkapan tersebut melukai pemakainya.

Karyawan yang menggunakan mesin tertentu berbuat kesalahan yang tidak disengaja,
seperti menaruh tangannya pada mesin.

Rambut panjang seseorang yang tertarik ke mesin yang sedang bekerja

Beban berat yang tidak sengaja terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera trauma tumpul
serius di kepala

Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa cedera okupasional 

Pergelangan kaki dapat terkilir/keseleo apabila ligamen-ligamen di pergelangan kaki


mendapat tekanan untuk bergerak melampaui posisi normalnya atau teregang hingga
melampaui batas.
5

Beberapa situasi yang merupakan penyebab pergelangan kaki

terkilir/keseleo (ankle sprain) antara lain:

 Jatuh dengan pergelangan kaki terputar

 Posisi mendarat dengan posisi kaki yang tidak baik setelah

melompat
6

 Berjalan atau berlari pada tanah dengan permukaan yang tidak

rata, terutama di bebatuan

1.3 Faktor resiko cidera lingkungan

Beberapa kondisi berikut dianggap sebagai faktor risiko cidera

lingkungan yaitu:

Penyebab cedera olahraga berikutnya adalah benturan. Benturan keras

merupakan penyebab lain di balik cedera, seperti iritasi pembungkus otot

atau peradangan tendon. Benturan saat olahraga ini juga dapat menyebabkan

berbagai reaksi seperti memar, dislokasi, perdarahan, hingga patah tulang

 Melakukan rutinitas berulang (repitisi) terlalu berlebihan

 Berolahraga dengan cara yang salah

 Salah dalam melakukan pemanasan

 Berolahraga setiap waktu

 Tidak beristirahat dengan baik atau kurang cukup

1.4 Gejala Cidera yang terjadi jika suhu cuaca terlalu panas

Efek Cedera yang Timbul Akibat Suhu yang Panas


7

Konsekuensi yang terjadi bila seseorang melakukan olahraga atau aktivitas fisik di

tempat bersuhu panas adalah bukan hanya berpengaruh pada penurunan pencapaian

dari aktivitas tersebut, tapi juga meningkatkan resiko terserang salah satu atau

beberapa jenis penyakit yang ditimbulkan oleh suhu yang panas. Kekacauan yang

dapat terjadi pada tubuh kita adalah: heat cramps (kram panas ), heat syncope

(penyingkatan ucapan panas), heat exhaoustion (terdapat dua tipe: penghabisan air,

penghabisan garam), heat ·

stroke (serangan panas). Pengeluaran keringat berlebih pada saat kita melakukan

olahraga, juga dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi (Foss, Keteyian: 1998.

Robegrs, Roberts: 2002). Heat cramps (kram panas) ditandai oleh kekejangan dan

pemaksaan tanpa disengaja (spasmus) pada kelompok otot yang digunakan selama

latihan. Hal tersebut terjadi karena adanya suatu perubahan dalam hubungan kalium

dan sodium di selaput otot dan diakibatkan oleh pengeringan dan kehabisan garam.

Secara khusus biasanya terjadi pada orang-orang yang menjalankan aktivitas atau

latihan yang berat dan mengeluarkan banyak keringat, gejala ini lebih sering terjadi

pada individu-individu yang tidak dapat beraklimatisasi dengan baik. Heat Syncope

ditandai oleh suatu kelemahan umum dan kelelahan, hypotensi (tekanan darah

rendah), penglihatan yang kabur, muka pucat (kepucatan), penyingkatan ucapan

(mengacu pada berkurangnya kesadaran), dan peningkatan suhu inti dan suhu kulit.

Heat exhaustion- water depletion. Lelah kepanasan - yang diakibatkan oleh

kehilangan cairan, ditandai oleh adanya pengurangan keringat, penurunan berat badan
8

yang cukup banyak, mulut dan lidah terasa kering ("mulut kapas"), kehausan,

peningkatan suhu inti dan suhu kulit, kelemahan dan hilangnya koordinasi. Tanda-

tanda yang lain adalah air seni sangat kental, hampir menyerupai warna jeruk. Heat

exhaustion- salt depletion. Lelah kepanasan - yang diakibatkan oleh kehabisan garam

ditandai oleh adanya sakit kepala, kepeningan, kelelahan, perasaan mual,

muntahmuntah dan diare, penyingkatan ucapan, dan kram otot. Lelah kepanasan -

yang diakibatkan oleh kehabisan garam membahayakan, pada umumnya berkembang

antara 3-5 hari. Hal ini dapat terjadi pada individu yang bahkan sudah

beraklimatisasi, diakibatkan oleh suatu kehilangan volume akut dan ketidak-

mampuan sistem peredaran darah untuk memberikan kompensasi yang bersamaan

pada saat terjadinya vasodilatasi pada kulit dan otot skelet yang aktif.

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nomor 2, Juli 2010 Heat Stroke (serangan

panas) merupakan kegagalan dari hipotalamus sebagi pusat pengontrolan suhu dalam

menghadirkan suatu keadaan darurat medis utama. Hal tersebut terutama disebabkan

oleh suatu kegagalan sudomotor pusat (pusat pengaturan keringat didalam

hipotalamus), yang kemudian mengakibatkan peningkatan suhu tubuh yang sangat

besar, dalam kaitan dengan ketiadaan pendingingan melalui evaporasi. Ditandai oleh

suatu temperatur inti tubiuh yang tinggi (>41°C), kulit panas, kering, dan keadaan

pingsan atau kebingungan ekstrim. Komplikasi dari heat stroke meliputi: pingsan,

tekanan pada sistem saraf pusat, kelainan fungsi tubuh mata gelap, disfungsi ginjal,
9

myoglobinuria, pembekuan/pengentalan darah lemah, kerusakan pada, muntah-

muntah, dan diare. Sekitar 60 persen berat badan man usia terdiri dari cairan. Setiap

hari, sekitar 1J liter cairan di dalam tubuh keluar melalui urine, sekitar seribu mililiter

keluar melalui usus (tinja), dan sekitar satu liter keluar melalui keringat dan

pernafasan. Cairan yang keluar tersebut akan digantikan oleh cairan yang masuk ke

dalam tubuh melalui makanan dan minuman, yakni sebanyak tiga liter per hari. Jika

cairan yang keluar dari tubuh terjadi secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan

cairan yang masuk, maka terjadilah dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Dehidrasi

terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya.

Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.

Pada beberapa keadaan, cairan tubuh yang hilang dapat terjadi dalam jumlah besar

seperti pada saat diare, muntah, demam atau berolahraga dalam waktu lama. Dan bila

tidak cepat diatasi, dengan menambah cairan ke dalam tubuh, maka dapat terjadi

dehidrasi. Pada kasus yang berat, saat tubuh mengalami dehidrasi tapi kita tidak dapat

menggantikan cairan itu dengan minum atau makan seperti biasanya, maka

diperlukan 'penggantian cairan segera dengan cara lain yaitu dengan infus. 129 ~ ; I J

c ' j . I Adaptasi Suhu Tubuh terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca Panas dan

Dingin Dehidrasi dapat dibagi ke dalam tiga kelompok: ringan, sedang, dan berat.

Dehidrasi ringan terjadi jika cairan yang hilang sebanyak 5% dari berat badan,

dehidrasi sedang jika cairan yang hilang antara 5% sampai 10% berat badan,

sementara dehidrasi berat jika lebih dari 10% berat badan. Dehidrasi ringan ditandai

dengan rasa haus yang sangat, sehingga merangsang penderita untuk minum lebih
10

banyak. Jika kebutuhah air tidak dapat dipenuhi, dehidrasi akan bertambah berat.

Dehidrasi berat ditandai dengan mata cekung dan kulit menjadi tidak elastis (bila

dicubit, bekas cubitan tidak cepat kembali), yang dapat dengan mudah dilihat pada

kulit perut. Bila penderita tidak segera dipulihkan1 kesadaran akan menurun dan

penderita akan mengalami shock1 yang dapat menyebabkan kematian. Beberapa

mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Salah satu yang terpenting adalah mekanisme haus. Jika tubuh memerlukan lebih

banyak air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus

akan bertambah kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang

untuk minum dan memenuhi kebutuhannya akan cairan. Mekanisme lainnya untuk

mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar hipofisa di dasar otak.

Jika tubuh kekurangan air1 kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu zat ke dalam

aliran darah yang disebut harmon antidiuretik. Horman antidiuretik merangsang

ginjal untuk menahan air sebanyak mung kin (James Johnson, 2006). Jika tubuh

kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari

cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan

tekanan darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan.

Jika tubuh kelebihan air1 rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan

sedikit harmon antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan

air melalui air kemih. 130 Gambarl. Skema hubungan dehidrasi dengan terjadinya

gangguan tubuh akibat panas latihan pada suhu panas ~ J Suhu tubuh meningkat I

Keringat /~ + Keringatl l Dehidrasi I Kecepatan a I iran darah


11

Disini kita mengambil contoh olaharaga yaitu olahraga sepakbola dan voli

Jika kita berolahraga di siang hari atau suhu cuaca lagi panas panas nya olahraga itu

tidak efektif,yang lebih efektifnya lagi jika olahraga tersebut di lakukan di pagi hari

atau sore hari.Jika kita berolahraga di suhu cuaca yang sangat panas maka tingkat

resiko cideranya juga semakin tinggi.

Ketika tubuh tidak dapat menurunkan suhu tubuhnya, maka tubuh akan mengalami

over-heating atau kepanasan. Suhu tubuh yang melebihi 40 derajat celcius berisiko

tinggi terkena stroke dan berbagai potensi kerusakan pada tubuh. Gejala yang dapat

terjadi ketika melakukan olahraga di lingkungan yang panas, yang berhubungan

dengan suhu tubuh yang meningkat adalah:

 Keram otot

 Terasa mual dan muntah

 Lemah dan lelah

 Sakit kepala

 Berkeringat dalam jumlah yang banyak

 Tekanan darah rendah

 Jantung berdebar-debar sangat kencang

 Penglihatan kabur
12

Untuk mengurangi risiko tersebut, The American College of Sports Medicine

merekomendasikan untuk menghindari melakukan olahraga berat ketika suhu

lingkungan sedang tinggi, kemudian mengenakan pakaian yang nyaman dan tipis, dan

menghindari dehidrasi dengan cara minum air mineral sebanyak mungkin sebelum,

selama, dan sesudah berolahraga. Jika tubuh mengalami dehidrasi, maka tubuh akan

semakin sulit untuk menormalkan suhunya kembali

Jika sudah terjadinya cidera maka akan menimbulkan gejala gejala pada kaki pemain

sepak bola.

Gejala pergelangan kaki cidera/keseleo antara lain:

 Timbulnya rasa nyeri, terutama saat kaki yang terkilir menopang berat badan

 Terjadi pembengkakan dan terkadang memar

 Pergerakan yang terbatas

Beberapa komplikasi pergelangan kaki terkilir/keseleo (ankle sprain) yang

bisa terjadi antara lain:

 Terbentuknya nodul (benjolan) kecil pada ligamen di pergelangan kaki, yang

menyebabkan gesekan menetap di dalam sendi, sehingga terjadi peradangan

kronis dan pada akhirnya bisa menyebabkan kerusakan menetap.

 Kerusakan saraf yang terdapat di atas ligamen pergelangan kaki. 

 Spasme pembuluh darah di daerah pergelangan kaki, sehingga tulang dan

jaringan lainnya bisa mengalami kerusakan akibat kekurangan darah.


13

 Ketidakstabilan sendi di pergelangan kaki

 Peradangan sendi

1.5 Gejala Cidera yang terjadi jika suhu cuaca terlalu dingin

Suhu Tubuh, Lingkungan, dan Intensitas Latihan Suhu inti tubuh sangat dipengaruhi
oleh suhu lingkungannya. Intensitas latihan juga berpengaruh secara langsung pada
suhu tubuh, semakin tinggi intensitas latihan yang dilakukan, makin tinggi pula
peningkatan suhu yang terjadi pada tubuh. Dalam kondisi tersebut, suhu pada
jaringan perifer tubuh (kulit dan otot) merefleksikan suhu lingkungan di sekitarnya.
Suhu dari jaringan-jaringan perifer tubuh, merefleksikan laju metabolisme dan
lingkungan sekitar. Sebagai contoh, terjadi peningkatan suhu pada otot yang sedang
berkontraksi, dan suhu pada daerah otot yang sedang berkontraksi tersebut akan
menjadi lebih tinggi bila pada saat diberikan beban kerja dan berlatih pada suhu
lingkungan yang panas. Hampir semua keberlangsungan mekanisme fisiologis tubuh
seperti fungsi sistem saraf, sangat bergantung pada suhu tubuh. Peningkatan atau
penurunan suhu tubuh yang tidak normal merupakan bencana bagi organisme
tersebut. Pada suhu diatas 44°C, sel-sel parenkhim pada tubuh mulai rusak
strukturnya dan berubah sifat. Heat stroke dan kerusakan otak permanen dapat terjadi
jika suhu tubuh tidak dapat segera dikontrol ke posisi normal. Pada suhu tubuh
kurang dari 34°C metabolisme selular akan menu run dengan tajam, dapat
mengakibatkan ketidaksadaran dan cardiac arhytmias.

Latihan dan Efek Cedera Pada Cuaca Dingin


Suatu studi telah memerplihatkan bahwa ketika seseorang melakukan aktivitas atau
berolahraga dalam suhu lingkungan yang dingin, pada umumnya mereka berlatih
pada intensitas tertentu Adaptasi Suhu Tubuh terhadap Latihan dan Efek Cedera di
Cuaca Panas dan Dingin yang akan mempertahankan panas tubuh yang dihasilkan
oleh proses metabolisme agar tidak terlalu banyak yang keluar dari tubuh. Oleh
karenanya, akan lebih baik jika aktivitas atau latihan tersebut tidak dilakukan diluar
ruangan atau di alam terbuka. Akan tetapi sebagai pengecualian, bila kita harus
melakukan di luar ruangan atau di alam terbuka, berikut adalah halhal yang perlu
diperhatikan:
14

a. Tidak ada catatan yang menyebutkan bahwa suhu lingkungan yang dingin akan
secara cepat berpengaruh pada kesehatan. Meskipun udara yang kita hirup untuk
bernafas dingin, itu tidak akan membuat jantung kita membeku. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa ketika kita melakukan olahraga dengan intensitas sedng dan
mlakukan inhalasi udara melalui hidung dari lingkungan dengan suhu rendah, saat
mencapai jantung, suhu udara yang kita hirup sudah mengalami perubahan suhu,
menjadi agak hangat.
b. Pada saat volume paru-paru tinggi, yang terjadi pada saat olahraga dengan
intensitas yang tinggi, ketika kita ' mengkonsumsi udara melalui mulut dan suhu
lingkungan sangat dingin, dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada mulut, pharing,
trachea dan bahkan bronchi. Hal tersebut dapat dicegah dengan menggunakan scarf
pada hidung dan mulut untuk menahan air yangterkandung dalam ekshalasi
pernafasan kita. Hal tersebut dapat membuat nafas berikutnya Jebih lembab dan
hangat.
c. Meskipun kebanyakan orang mampu melakukan intensitas latihan tertentu untuk
mempertahankan pengeluaran panas, jika kelelahan terjadi pad sesi latihan yang
cukup panjang. Intensitas latihan akan menurun, dan hal tersebut mengurangi
kemampuannya untuk memproduksi panas dan menekan pelepasan panas dari
tubuhnya. Jika pada kondisi tersebut seseorang tidak menggunakan pakaian

f. Tanda-tanda awal terjadinya kesakitan atau cedera karena suhu dingin adalah mati
rasa pad a jari-jari tangan dan kaki atau perasaan seperti terbakar pada hidung dan
telinga. Gejala lebih lanjut dapat mengakibatkan terjadinya frostbite.
Frosbite adalah pembekuan pada jaringan tubuh yang juga biasa terjadi pada jari-jari
tangan dan kaki, dan daun telinga, dapat mnyebabkan kerusakan permanent pada
sistem sirkulasi. Apabila saat kita berolahraga di lingkungan yang bersuhu rendah dan
mengalami gejala-gejala tersebut, sesegera mungkin harus pindah ke lingkungan yang
lebih hangat.

EFEK CIDERA OLAHRAGA JIKA SUHU TERLALU DINGIN


 Penurunan tingkat kesadaran
 Hilangnya kesadaran (pingsan) Kekakuan otot Perlambatan deta k jantung
dan pernafasan ! Aritmia jantung
 Menyebabkan terjadinya kematian \ Berkurang atau hilangnya kemampuan
gerak refleks Fibrillasi ventricular
15

1.6 Penanganan Cidera di lingkungan

 Rest. Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera.

 Ice. Letakkan bungkusan es (ice pack) pada bagian tubuh yang

mengalami cedera

 Compressing
16

 Elevation

 Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAIDs)

 Imobilisasi. ...

 Operasi. ...

 Terapi

Tingkat kerusakan yang terjadi akan menentukan tindakan pengobatan

cidera/keseleo yang harus dijalani.Kebanyakan kasus terkilir termasuk cedera

yang ringan yang dapat sembuh dengan perawatan rumah hanya dengan

menerapkan prinsip penanganan dasar cedera yaitu RICE.

Penanganan awal terkilir/keseleo yang bisa dilakukan untuk kaki

terkilir antara lain :

 Rest. Mengistirahatkan dan membatasi pergerakan pergelangan

kaki yang terkena.

 Ice. Kompres dingin dengan es batu, maksimal selama 15-20

menit, dan bisa diulang jika diperlukan

 Compress. Penekanan, misalnya dengan memasang perban

elastik oleh dokter

 Elevation. Meninggikan kaki yang terkilir.


17

Jika kaki terkilir berat, pergelangan kaki sangat bengkak dan sakit

untuk berjalan dan mengalami kesulitan menahan berat pada pergelangan

kaki.Maka diperlukan penanganan medis yang segera.Pergelangan kaki harus

diistirahatkan dengan menggunakan penyangga atau gips.Terapi fisik kaki

terkilir/keseleo bertujuan untuk mengatasi peradangan, pembengkakan dan

meredakan rasa sakit.

 Terapi fisik kaki terkilir/keseleo ini sangat diperlukan untuk

 mengembalikan gerakan kaki,

 memperkuat otot-otot sekitar pergelangan kaki,

 dan memperbaiki keseimbangan,

sebelum akhirnya penderita kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

Terapi fisik kaki terkilir/keseleo harus direkomendasikan oleh dokter

ahli, meliputi pemberian terapi pemanasan, pendinginan,

atau  ultrasound untuk mengatasi nyeri. Penderita juga akan diajarkan

berbagai latihan untuk mengistirahatkan pergelangan kaki dan melakukan

aktifitas tanpa membebani pergelangan kaki.Secara bertahap, dokter akan

memberikan terapi fisik untuk kaki terkilir/keseleo dan pelatihan fisik untuk

peregangan dan untuk menjaga kekuatan dan memperbaiki keseimbangan.

Selain terapi fisik dengan modalitas alat, metode terkini yang

memberikan hasil cukup baik adalah prolotherapy, yaitu tindakan terapi


18

berupa injeksi yang ditujukan untuk memicu proses penyembuhan

alami.Pembedahan jarang diindikasikan tetapi mungkin diperlukan pada

penderita yang mengalami robekan total dan berat disertai kerusakan tulang

rawan atau mengalami cedera terkait lainnya.Waktu pemulihan tergantung

pada tingkat keparahan cedera.Tanpa terapi yang tepat, ketidakstabilan pada

pergelangan kaki akan semakin berat dan nyeri terus dirasakan, dan risiko

berulangnya cedera akan semakin meningkat.

1.7 Pencegahan Cidera Pada Lingkungan

Pencegahan pergelangan kaki terkilir/keseleo (ankle sprain) dapat

dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut:

 Lakukan pemanasan sebelum berolahraga

 Hati-hati saat berjalan, berlari, atau bekerja di permukaan yang

tidak rata

 Gunakan sepatu yang tepat ukurannya dan sesuai untuk

aktivitas yang dikerjakan

 Tidak menggunakan sepatu berhak tinggi

 Tidak memaksakan diri melakukan olahraga atau kegiatan

yang tidak biasa atau tidak bisa dilakukan

 Jaga kekuatan dan fleksibilitas otot

 Lakukan latihan keseimbangan


19

 Gunakan alat penyangga untuk membantu menstabilkan kaki

dan pergelangan kaki pada orang yang mudah terkilir


BAB III
PENUTUP
Kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan

sekitarnya berbeda antara satu dan lainnya, hal tersebut dapat terlihat pada

tingkat aklimatisasi nya terhadap suhu. Pada saat kita harus melakukan

aktivitas atau latihan pada suhu yang tinggi, kita akan kehilangan banyak

cairan, oleh karenanya tubuh akan menjalankan beberapa mekanisme

fisiologis untuk mengeluarkan panas untuk menstabilkan suhu inti tubuh,

dengan tetap memperhatikan dan menjalankan usaha-usaha untuk

menggantikan cairan tubuh yang keluar dengan membawa serta mineral

tubuh baik secara internal maupun didukung dengan usaha eksternal.

Beberapa cedera yang dapat terjadi bila kita melakukan latihan dilingkungan

yang panas adalah: heat cramps (kram pan as), heat syncope (penyingkatan

ucapan panas), heat exhaoustion (terdapat dua tipe: penghabisan air,

penghabisan garam), heat stroke (serangan panas. Adaptasi Suhu Tubuh

terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca Panas dan Dingin Pengeluaran

keringat berlebih pada saat kita melakukan olahraga, juga dapat

menyebabkan terjadinya dehidrasi. Sedangkan pada kondisi bila kita

melakkan latihan di lingkungan yang dingin, adaptasi fisiologis tubuh

adalah: Penurunan kecepata sirkulasi di jaringan tepi, tubuh akan

mengurangi kecepatan aliran darah pada ekstremitas juga pada permukaan

kulit. Pengaturan tubuh untuk menggigil, adalah peningkatan laju metabolic

14
yang disebabkan oleh pelepasan thyroksin dan katekolamin ( epinefrin dan

norepinefrin)..

15
15

DAFTAR PUSTAKA

Armstong, EL and Maresh, CM. 1998. Effects of Training, Environment, and Host

Factors on Sweating Response to Exercise. International Journal of Sports

Medicine Supplement (19): 103-105. Bacic, Bobby. Heat Acclimatization Of

Athletes.

http://www. physiotherapy. curtin .edu .au/ resources/educational-resources .

Jumat 13 april2007. Brooks, George A., Fahey, Thomas D. 2002. Exercise

Physiologi: Human Bioenergetics and Its Application. Canada: Macmillan Inc.

Brukner, Peter., Khan, Karim. 1993. Clinical Sport Medicine. Australia:

McGraw Hill. Doubt, TJ. 1991. Sport Medicine Journal: Physiologi Of Exercise

In The Cold. Juni; 11(6):367-81. Jumat 13 April 2007.

http:/ /www.ncbi.nlm.nih.govjentrez/ query. fcgi .abstract. Foss, Merie L., Keteyian,

Steven J. 1998. Fox's Physiological Basis for Exercise and Sport. Edisi 6. USA:

McGraw-Hill. Fox, Edward L. 1979. Sport Physiologi. USA: W.B. Saunders

Company.

Anda mungkin juga menyukai