Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN KARDIOVASKULER

“Krisis Hipertensi Pada Pasien Dewasa dan Anak”

Disusun Oleh :

INDAH LUFISA WINANDA

193110176

3.B

Dosen Pembimbing :

Ns. Defia Roza, M. Biomed

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia,Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah ini terselesaikan
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Kardiovaskuler. Makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati
melakukan perbaikan makalah selanjutnya.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 3 Januari 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN iv

A. Latar Belakang iv

B. Rumusan Masalah iv

C. Tujuan iv

BAB II Tinjauan Pustaka 1

A. Krisis Hipertensi pada pasien dewasa dan anak 1

1. Pengertian 1

2. Etiologi 1

3. Manifestasi Klinis 2

4. Patofisiologi 2

5. WOC 5

6. Gejala Klinis 5

7. Komplikasi 6

8. Cara Pencegahan 6

BAB III PENUTUP 8

1. Kesimpulan 8

2. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik di atas
180 mmHg atau diastolik di atas 120 mmHg dengan atau tanpa kerusakan organ. Secara
khusus, krisis hipertensi dibagi menjadi dua yaitu Hipertensi emergensi dan Hipertensi
urgensi. Diagnosis ditegakkan dengan melihat peningkatan tekanan darah dan ada atau
tidaknya gejala yang melibatkan organ. Penanganan antara kasus hipertensi emergensi
dan urgensi jelas berbeda, dan sangat mempengaruhi tatalaksana pasien ke depan, seperti
apakah pasien perlu masuk ICU, ataukah dapat langsung dipulangkan dengan terapi anti
hipertensi oral.
Pemahaman akan perbedaan dari keduanya sangat diperlukan guna menghindari
kesalahan dalam penatalaksanaan kasus krisis hipertensi dalam praktek klinis sehari-hari.
Penanganan krisis hipertensi berfokus pada penurunan tekanan darah (tidak harus
mencapai batas tekanan darah normal) untuk mencegah atau membatasi terjadinya
kerusakan organ target lebih lanjut. Sebagai contoh kerusakan organ yang dimaksud
adalah terjadinya hipertensif ensefalopati, perdarahan intrakranial, stroke iskemik akut,
miokardial infark akut, gagal jantung kiri dengan edema pulmonal, unstable angina
pectoris, diseksi aneurisma aorta, gagal ginjal akut, dan eklampsia.
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama, karena
setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataanya tidak semua orang dapat
memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah, diantaranya
lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai
dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya (Misbach,2013)

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan krisis hipertensi pada dewasa dan anak
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui apa itu krisis hipertensi pada dewasa dan anak

iv
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan apa maksud dari krisis hipertensi pada dewasa dan anak
b. Mampu menjelaskan etiologi dari krisis hipertensi pada dewasa dan anak
c. Mampu menjelaskan manifestasi klinis dari krisis hipertensi pada dewasa dan
anak
d. Mampu menjelaskan patofisiologi dari krisis hipertensi pada dewasa dan anak
e. Mampu menjelaskan gejala klinis dari krisis hipertensi pada dewasa dan anak
f. Mampu menjelaskan komplikasi dari krisis hipertensi pada dewasa dan anak
g. Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengobati hipertensi

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Krisis Hipertensi Pada Pasien Dewasa dan Anak


Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas Krisis Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik di atas 180 mmHg atau diastolik di atas 120 mmHg dengan atau tanpa
kerusakan organ. Secara khusus, krisis hipertensi dibagi menjadi dua yaitu Hipertensi
emergensi dan Hipertensi urgensi. Diagnosis ditegakkan dengan melihat peningkatan
tekanan darah dan ada atau tidaknya gejala yang melibatkan organ.
Ditinjau dari penyebabnya, hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan hipertensi yang
tidak disebabkan oleh penyakit, yang dikenal sebagai hipertensi primer/esensial. Pada
anak kecil dan pra-remaja sebagian besar merupakan hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit; penyakit ginjal dan pembuluh darah ginjal merupakan penyebab tersering,
contohnya seperti peradangan ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu
ginjal, kelainan kongenital saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal, dan
sebagainya. Hipertensi primer atau esensial lebih sering ditemukan pada remaja, meliputi
85-90% kasus. Hipertensi primer sangat jarang ditemukan pada anak berusia kurang dari
10 tahun. Faktor risiko yang dikaitkan dengan terjadinya hipertensi esensial adalah
riwayat hipertensi dalam keluarga dan kegemukan/obesitas.
Hipertensi dewasa pada umumnya berkaitan dengan faktor usia dan pola hidup
tidak sehat sedangkan hipertensi pada bayi dan anak adalah hipertensi sekunder atau
didasari penyakit lain. Jadi karena dia punya penyakit jantung bawaan, kelainan di
pembuluh darah yang memang bawaan sehingga menyebabkan tekanan darah tingi.

B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :

1
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
b. Obesitas : tingkat insulin tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah

krisis hipertensi dapat dipengaruhi oleh banyak hal, ini ada beberapa penyebab dari krisis
hipertensi :
1. Pengobatan yang tidak terkontrol
2. Kelainan pada parenkim ginjal
3. Kelainan vaskuler ginjal
4. Efek konsumsi obat tertentu
5. Kelaianan kolagen pada vaskuler
6. Pheokromositoma
7. Penyakit cushing
8. Pre-eklamsia dan eklamsia
9. Kondisi pasca operasi

Kasus krisis hipertensi yang sering ditemukan adalah hipertensi kronis dengan
eksaserbasi akut. Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan kejadian krisis hipertensi
pada pasien baik dengan normotensi maupun yang sudah memiliki hipertensi :
1. Konstrasepsi
2. Kokain
3. Phencyclidine
4. Penghambat MAO dengan tiramin
5. Linezolid
6. Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NASAID)
7. Amfetamin

Penyebab hipertensi pada dewasa dan anak


1. Pada dewasa
Bertambahnya usia, risiko hipertensi meningkat pada pria setelah usia menginjak 64
tahun dan wanita 65 tahun, ada riwayat hipertensi dalam keluarga, kelebihan berat
badan atau obesitas, kebiasaan fisik tidak aktif atau malas bergerak, merokok,
konsumsi garam berlebihan, konsumsi alcohol berlebihan dan stress.

2
2. Pada anak
Meskipun penyakit hipertensi banyak menyerang orang dewasa, anak-anak juga
beresiko mengidap masalah kesehatan ini. Bagi sejumlah anak, penyebab penyakit
hipertensi karena masalah pada ginjal dan jantung, namun ada juga karena pola
makan sembarangan, obesitas dan kurang olahraga. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut, maka batasan tekanan darah normal pada anak, berbeda-beda untuk setiap
kelompok umur, jenis kelamin, dan tinggi badan anak. Hal ini berbeda dengan
dewasa yang menggunakan satu batasan tekanan darah normal untuk semua umur,
jenis kelamin, dan ukuran tubuh. Di samping itu, tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, stres (misalnya anak menangis), dan rangsangan yang lain. Oleh
karena itu pengukuran tekanan darah memerlukan kondisi anak yang tenang,
dilakukan di dalam ruang yang menyenangkan anak, setelah anak beristirahat sejenak.

C. Manifestasi Klinis
Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak menimbulkan gejala, sehingga hipertensi
dikenal juga sebagai silent killer, karena dapat menyebabkan kematian mendadak.
Namun, orang yang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi bisa merasakan beberapa
gejala berikut : Sakit kepala
1. Nyeri dada dan sulit bernapas
2. Denyut jantung tidak teratur
3. Sering merasa kelelahan atau kebingungan
4. Sering merasa berdebar di area dada, leher, atau telinga

Gejala hipertensi pada anak sebagai berikut : Pada bayi baru lahir, hipertensi dapat
memberikan gejala sesak napas, berkeringat, gelisah, pucat/sianosis, muntah, dan kejang.
Pada anak yang lebih besar, gejala dan tanda berikut ini perlu dipikirkan kemungkinan
hipertensi: rasa lelah, kejang, penurunan kesadaran, sakit kepala, mendadak penglihatan
kabur, mual, perdarahan hidung (mimisan), nyeri dada, kenaikan berat badan yang tidak
adekuat, perawakan pendek, dan kelumpuhan otot.

3
D. Patofisiologi
Patofisiologi pasti dari krisis hipertensi belum diketahui secara jelas. Secara umum
diketahui ada 2 teori yang menyebabkan krisis hipertensi yaitu Hipotesis Tekanan dan
Hipotesis Faktor Humoral. Kedua teori ini menjelaskan bahwa krisis hipertensi terjadi
karena adanya perubahan keseimbangan tekanan dalam pembuluh darah dan faktor
humoral yang mempengaruhi tekanan darah. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang
mungkin mempengaruhi terjadinya krisis hipertensi. Amplifikasi dari gen RAS atau
terjadinya mutasi genetik yang menimbulkan kerusakan dari endotelium pembuluh darah
dan menyebabkan terjadinya deposisi dari fibrin dan thrombus.
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadang-
kadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang
lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana
kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf
pusat. Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun
(dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien
umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada
umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60
tahun.

4
E. Gejala Klinis
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Sebagian besar tanpa disertai
gejala yang mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi
bertahun-tahun berupa :
1. Nyeri kepala saat terbangun yang disertai dengan mual dan muntah
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler

5
Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya gejala terjadi komplikasi pada
ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.

F. Komplikasi Akibat Hipertensi


Hipertensi jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi melalui aterosklerosis di
mana plak berkembang di dinding pembuluh darah dan berakibat pada penyempitan
pembuluh darah. Saat menyempit, jantung harus memompa lebih keras untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh sehingga bisa menyebabkan serangan jantung.
Selain itu, hipertensi juga disebut sebagai penyebab stroke, gagal ginjal, dam masalah
mata. Banyak pasien yang tidak mengonsumsi obat secara teratur karena takut efek
samping obat atau minum obat teratur namun tekanan darahnya tidak terkontrol baik.
Target tekanan darah berbeda sesuai dengan usia dan penyakit penyerta sehingga sangat
baik bila dibicarakan dengan dokter berapa target tekanan darah yang baik per individu
pasien.

G. Cara mencegah dan Mengobati Hipertensi


Untuk pengobatan pasien dengan tekanan darah tinggi, pasien diharuskan
mengonsumsi obat penurun tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter secara rutin
karena hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol dengan obat
dan bila dihentikan akan terjadi kenaikan tekanan darah kembali dalam hitungan hari
sampai bulan. Sebagai pencegahan dini penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi,
mulailah menerapkan pola hidup sehat, seperti:
1. Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
2. Olahraga dan istirahat yang cukup
3. Menjaga berat badan
4. Menghentikan kebiasaan merokok
5. Mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein
6. Mengurangi konsumsi garam
7. Mengelola stress

6
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sering tak disadari oleh penderita.
Itulah mengapa melakukan pemeriksaan tekanan darah ke dokter amat penting dilakukan
sebagai tindakan preventif. Orang dewasa diatas 40 tahun disarankan untuk memeriksa
tekanan darah setiap tahun sekali karena tekanan darah bisa saja berubah dari waktu ke
waktu dan sebaiknya dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari sebelum
tidur untuk memastikan tekanan darah baik sepanjang hari

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi dewasa pada umumnya berkaitan dengan faktor usia dan pola hidup
tidak sehat sedangkan hipertensi pada bayi dan anak adalah hipertensi sekunder atau
didasari penyakit lain. Jadi karena dia punya penyakit jantung bawaan, kelainan di
pembuluh darah yang memang bawaan sehingga menyebabkan tekanan darah tingi
sedangkan hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipertensi
yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan hipertensi yang tidak disebabkan oleh
penyakit, yang dikenal sebagai hipertensi primer/esensial. Pada anak kecil dan pra-remaja
sebagian besar merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit; penyakit ginjal dan
pembuluh darah ginjal merupakan penyebab tersering, contohnya seperti peradangan
ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu ginjal, kelainan kongenital
saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal, dan sebagainya.
Dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dimana
meningginya tekanan darah berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya
penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, isufisiensi renal, dan peyakit vaskuler
perifer. Prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia, dan
pemberian obat-obatan terbukti sangan bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Namun
dengan obat-oabatan saja tidak dapat mengobati penyakit kardiovaskuler – renal akibat
hipertensi.

B. Saran
Sebaiknya dengan mengetahui gejala dan faktor resiko hipertensi yang terjadi diharapkan
masyarakat mampu mencegah terjadinya hipertensi atau terjadinya komplikasi dan
kematian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Whelton PK et al. Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation and Management of High
Blood Pressure in Adults. JACC. 2017. p. 139-45.

Varon J and Marik PE. Clinical Review: The Management of Hypertensive Crises. Crit Care.
2003; 7(5): 374–384. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC270718/

Chakraborty S. Hypertension Urgencies & Emergencies. Updated 2017. Diunduh dari


http://www.apiindia.org/pdf/medicine_update_2017/mu_139.pdf
Hopkins C. Hypertensive Emergencies. Updated 6 Februari 2018. Diunduh dari
https://emedicine.medscape.com/article/1952052-overview

Chakraborty S. Hypertension Urgencies & Emergencies. Updated 2017. Diunduh dari


http://www.apiindia.org/pdf/medicine_update_2017/mu_139.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1478/3/BAB%20II.pdf

https://www.emc.id/id/care-plus/hipertensi-atau-tekanan-darah-tinggi-ketahui-gejala-penyebab-
dan-cara-pengobatannya

Anda mungkin juga menyukai