Anda di halaman 1dari 14

ETIK DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

OLEH :

DEIS ESTELA MAYARIA SL

111170020002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ANDINI PERSADA MAMUJU

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
kemurahanNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini , makalah ini membahas tentang
“Etik Dalam Keperawatan Paliatif ”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“keperawatan menjelang ajal dan paliatif”.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika
penulisannya dan suport dari pembaca agar dalam pembuatan tugas kuliah saya kedepannya
lebih baik lagi.
Saya bertrima kasih kepada dosen saya “Bapak. I Kadek Dwi, S.kep.,Ns,. M.kep” yang
sudah memberikan tugas ini dan teman-teman saya yang sudah mendukung dalam pembuatan
tugas ini sehingga tugas ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Mamuju, 20 oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...........................................................................................................1


B. Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etik ..........................................................................................................3


B. Teori Etik ..................................................................................................................3
C. Dasar hukum keperawatan paliatif ............................................................................4
D. Tipe-tipe Etik ............................................................................................................5
E. Prinsip-prinsip Etik ...................................................................................................6
F. Dilema Etik................................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang
etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik
profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum
telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat
ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional,
nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik
dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi,
perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk
melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga harus
tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka
mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka
lakukan (Ismaini, 2001).

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dalam keperawatan paliatif.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang : Pengertian, Teori,
Dasar hukum keperawatan paliatif, Tipe-tipe , Prinsip-prinsip dan Dilema pada Etik
dalam Kepewatan Paliatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Perawatan paliatif adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, dengan
pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum meninggal
sudah siap secara psikologis dan spiritual.
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah
tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang
menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.
(Mimin. 2002).
Etika keperawatan adalah kesepakatan / peraturan tentang penerapan nilai moral
dan keputusan-keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia,2008).

B. TEORI ETIK
Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu
tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang
berlainan. Beberapa teori etik adalah sebagai berikut :
1.    Utilitarisme
Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa
latinnya utilis yang artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada perbuatan yang
menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak
memberikan kebahagiaan kepada banyak orang. Teori ini sebelum melakukan
perbuatan harus sudah memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu.

3
2.    Deontologi
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban.
Teori ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika
didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban sudah
melakukan kebaikan. Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan
kata lain teori ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya.
(Aprilins, 2010)

C. DASAR HUKUM KEPERAWATAN PALIATIF

Dasar hukum keperawatan paliatif diantaranya meliputi :


1. Aspek medikolegal dalam keperawatan paliatif (Kep.Menkes NOMOR:
812/menkes/SK/VII/2007)
a. Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.
b. Resusitasi/tidak resusitasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh
pasien yang kompoten atau oleh tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau memulai
perawatan paliatif.
c. Perawatan pasien paliatif di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang
berlaku.
d. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif.
Tindakan yang bersifat kedokteran harus kerjakan oleh tenaga medis, tetapi
dengan pertimbangan yang mempetimbangkan keselamatan pasien tindakan-
tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.

4
2. Medikolegal Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien dan dilakukan untuk
kepentingan pasien sendiri.

D. TIPE-TIPE ETIK
1.    Bioetik
 Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika
difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup
yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup
yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin
membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan
takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan
dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika
lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3.    Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan
tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan.  Inti
falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika
keperawatan adalah sifat manusia yang unik (k2-nurse, 2009).

5
E. PRINSIP-PRINSIP ETIK
Prinsip-prinsip Etik terbagi atas beberapa prinsip yaitu :
1.    Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2.    Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam
situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi
3.    Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
4.    Tidak merugikan (Nonmaleficience)
 Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
5.    Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien

6
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.
6.    Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
7.    Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan.  (Geoffry hunt. 1994).

F. DILEMA ETIK
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1.    Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2.    Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3.    Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4.    Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5.    Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6.    Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau
menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
(1) semua orang melakukannya,
(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan
(3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.

7
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan
dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain:
1.     Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a.         Mengkaji situasi
b.         Mendiagnosa masalah etik moral
c.         Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d.        Melaksanakan rencana
e.         Mengevaluasi hasil
2.   Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
a.         Mengembangkan data dasar.
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak
mungkin meliputi :
1)   Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
2)   Apa tindakan yang diusulkan
3)   Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4)  Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan.
b.         Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c.  Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d.     Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat

8
e.         Mengidentifikasi kewajiban perawat
f.          Membuat keputusan
3.   Model Murphy dan Murphy
a.         Mengidentifikasi masalah kesehatan
b.         Mengidentifikasi masalah etik
c.      Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d.     Mengidentifikasi peran perawat
e.         Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f.         Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g.         Memberi keputusan
h.        Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i.    Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4.   Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
  Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a.         Mengumpulkan data yang relevan
b.         Mengidentifikasi dilema
c.         Memutuskan apa yang harus dilakukan
d.        Melengkapi tindakan
5.   Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a.         Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b.         Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c.         Mengidentifikasi Issue etik
d.        Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e.         Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f.          Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah meringankan
penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain,fisik,psikososial dan
spiritual. Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang dapat
dipertanggungjawabkan, didalam etik terdapat nilai nilai norma yang merupakan dasar
dari perilaku manusia (niat). Yang terpenting adalah rambu-rambu etika, moral maupun
hukum yang tugas yang tentang euthanasia,agar terdapat kejelasan.

B. SARAN

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam


mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan perawatan paliatif
baik instalasi rumah sakit manapun dipelayanan lanjutanatau bone care, serta menerapkan
prinsip etik perawatan paliatif berdasarkan hokum perawatan paliatif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari
2010 pukul 10.02 PM.  URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-
deontologi/
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.
Geoffry hunt. 1994. Ethical issues in nursing. New york: press (padstow) Ltd.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  
PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI.
k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 13 November 2011.
Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan.

11

Anda mungkin juga menyukai