Anda di halaman 1dari 7

b.

Identitas diri
Klien mengatakan namanya Ny. M umur 45 th. Dia anak kedua
dari lima bersudara. Pasien adalah tamatan SMP dan belum
menikah. Pasien tidak malu ataupun minder dengan keadaannya
yang belum menikah.
c. Peran
Saat dirumah :
Pasien mampu melaksanakan perannya sebagai anak dengan
baik.
Saat di RSJ :
Pasien kurang kooperatif dalam pengobatan, serta sering keluar
ruangan tanpa pamit.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin diterima di lingkungan dengan baik.
e. Harga diri
Pasien mengatakan orang lain memandang klien dan
lingkungannya dengan baik.
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat dengan pasien
- Dirumah :
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengan klien adalah
ibunya.
- Di RSJ :
Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan dirinya
selama di RS adalah Ny. MT
b. Peran serta klien dalam kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
dalam masyarakat.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain
- Pasien sering bicara sendiri dan pasien sering keluar ruangan
tanpa pamit.
- Pasien sering menyendiri.
Diagnosa keperawatan: Tidak Ada
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa agamanya kristen namun pasien tidak
tau bagaimana caranya berdo`a.
b. Kegiatan ibadah

- Dirumah : pasien mengatakan saat dirumah jarang beribadah.


- Di RSJ : pasien mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan
ibadah.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
3.1.7 STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan cukup rapi, menggunakan baju dari RS, cara
penggunaan sesuai, rambut pendek, badan tampak bersih, dan kuku
pendek. Pasien menggunakan bajunya sesuai, tidak terbalik-balik
(menempatkan pada tempatnya).
Diagnosa keperawatan : Tidak ada
2. Pembicaraan
Nada bicara tinggi, kalimat bisa dipahami, jawaban pasien tidak
sesuai dengan pertanyaan perawat, klien menggunakan bahasa
Indonesia. Pembicaraan klien ngelantur.
Diagnosa keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Pasien sering mondar-mandir, sering keluar ruangan tanpa pamit.
Diagnosa keperawatan : Resiko Cedera
4. Alam perasaan (emosi)
Afek
Ketika diajak bicara yang menyenangkan ekspresi wajah pasien
tampak senang, ketika diajak bicara yang menyedihkan ekspresi
wajah pasien tampak sedih.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
Emosi
Pasien mengatakan ia sedih dan ingin pulang bertemu orang tua dan
keluarganya.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
5. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, kontak mata focus, mau menatap lawan bicara.
Kadang bicara ngelantur.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
6. Persepsi sensori
- Pasien mengatakan mendengar suara laki-laki tanpa wujud yang
mengajak bicara.
- Pasien mengatakan suara-suara itu muncul saat sendiri, kemudian
pasien menjawab ajakan dan bicara ngelantur.

- Pasien mengatakan pada saat dirumah ketika bisikan-bisikan itu


muncul pasien mengikuti atau menuruti bisikan-bisikan tersebut.
- Pasien sering berbicara sendiri dan mondar-mandir
Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran.
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Inkoheren, pembicaraan pasien ngelantur dan dapat di pahami,
jawaban tidak sesuai pertayaan perawat.
b. Isi pikir
- Pikiran isolasi sosial :
Pasien mengatakan malas bergaul dengan orang lain dan jarang
bercakap-cakap dengan orang lain.

DO :

2.

- Pasien kadang berbicara sendiri


- Sering mondar-mandir
- Pasien bicara ngelantur
DS :

Resiko perilaku kekerasan

Pasien mengatakan dibawa kerumah sakit


karena mendengar bisikan-bisikan, kemudian
marah-marah.
DO :
Menurut status : pasien kadang marah-marah
dan ribut.
3.

DS :

Isolasi sosial : Menarik diri

- Pasien mengatakan malas bergaul dengan


orang lain dan

jarang bercakap-cakap

dengan orang lain.


DO :
-

4.

Pasien lebih sering sendiri


Pasien jarang bercakap-cakap

dengan

orang lain.
- Pasien dekat dengan Ny. MT
- Pasien sering keluyuran
DS :
Pasien

mendengar

suara-suara

Gangguan Proses Pikir


yang

menyuruhnya untuk marah-marah dan merusak


barang-barang, klien sering melamun, sering
mondar-mandir tanpa ada tujuan, menyendiri
dan kadang-kadang bicara sendiri.
DO :
- kesadara pasien secara kualitatif berubah.
- Pasien tidak mampu mengadakan hubungan
( relasi ) dan pembatasan dengan lingkungan
( limitasi ) dan dirinya sendiri : pasien sering

berbicara sendiri,sering menyendiri, jarang


bercakap-cakap dengan orang lain.
5.

DS:-

Penatalaksanaan regiment

DO :

terapeutik inefektif

6.

Pasien MRS kembali sebanyak 9x dengan

gejala yang sama.


- Pasien tidak rutin minum obat.
DS :
Pasien mengatakan tidak mengetahui akibat

Kurang pengetahuan tentang


pengobatan

berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter.


DO : -

7.

DS :

Resiko cedera

Pasien mengatakan bosan di ruangan lebih suka


jalan-jalan.
DO:
Pasien sering mondar-mandir. Dan pasien
sering keluyuran keluar ruangan tanpa pamit.
8.

DS :
Pasien mengatakan bila ada masalah tidak
membicarakan kepada orang lain.
DS :
Menurut status : dirumah pasien marah-marah.

Koping Individu Inefektif

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. MC DENGAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANG
MAWAR RSJ.Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.

AYU MAYANG PRININGTIYAS


FITA PUJI LESTARI
MAURIN YOGI SAFITRI
SILVI DEWI AZIZAH

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAHRUL U`ULUM LAB II BATU
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Ny. MC dengan Diagnosa Gangguan


Persepi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Di Ruang Mawar RSJ.Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang-Malang

Disusun Oleh

Kelompok : I
Telah Disahkan Pada
Hari/Tanggal :
Jumat, 20 Maret 2015
Menyetujui

Pembimbing Akademik

Ns. Dafid Prawito S,Kep


NIP : 05.09.00 2

Pembimbing Ruangan

Indri Astutik, SST


NIP : 19720707 1992032

Kepala Ruangan

Suhartini, SST
NIP : 195605021976032001

Anda mungkin juga menyukai