Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


            Cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea, filum
Platyhelminthes. Cacing dewasanya menempati saluran usus vertebrata dan larvanya
hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata. Bentuk badan cacing dewasa
memanjang menyerupai pita, biasanya pipih dorsoventral, tidak mempunyai alat
cerna atau saluran vaskular dan biasanya terbagi dalam segmen-segmen yang disebut
proglotid yang bila dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.
            Ujung bagian anterior berubah menjadi sebuah alat pelekat, disebut skoleks
yang dilengkapi dengan alat isap dan kait-kait. Spesies penting yang dapat
menimbulkan kelainan pada manusia umumnya adalah : Taenia saginata dan Taenia
solium, Diphyllobothrium latum, Hymenolepis nana, Echinococcus granulosus,
Echinococcus multilocularis.
Manusia merupakan hospes Cestoda ini dalam bentuk :
a.         Cacing dewasa, untuk spesies Diphyllobothrium latum, Taenia saginata,
Taenia solium, H.nana, H.diminuta, Dipylidium caninum.
b.        Larva, untuk spesies Diphyllobothrium sp, T.solium, H.nana, E.granulosus,
Multiceps.

B.   Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui klasifikasi,
morfologi dan daur hidup, hospes dan nama penyakit, distribusi geografik, patologi
dan gejala klinis, diagnosis, pengobatan serta epidemiologi dari cestoda
Diphyllobothrium latum.

1 Mikrobiologi Dan Parasitologi


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Klasifikasi
Kingdom         :    Animalia
Filum               :    Platyhelminthes
Kelas               :    Cestoda
Ordo               :    Pseudophyllidea
Famili              :    Diphyllobothriidae
Genus              :    Diphyllobothrium
Spesies             :    Diphyllobothrium latum

B.   Morfologi dan Daur Hidup


            Cacing dewasa yang keluar dari usus manusia berwarna gading, panjangnya
dapat sampai 10 M dan terdiri atas 3000-4000 buah proglotid, tiap proglotid
mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang lengkap. Telur mempunyai
operculum berukuran 70 x 45 mikron, dikeluarkan melalui lubang uterus proglotid
gravid dan ditemukan dalam tinja. Telur menetas dalam air. Larva disebut
korasidium dan dimakan oleh hospes perantara pertama, yaitu binatang yang
termasuk Copepoda seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam hospes ini larva tumbuh
menjadi proserkoid, kemudian Cyclops dimakan hospes perantara kedua yaitu ikan
salem dan proserkoid berubah menjadi larva pleroserkoid atau disebut sparganum.
Bila ikan tersebut dimakan hospes definitif misalnya manusia sedangkan ikan itu
tidak dimasak dengan baik, maka sparaganum di rongga usus halus tumbuh menjadi
cacing dewasa (Departemen Parasitologi FKUI, 2008).
            Cacing ini tergolong Pseudophyllidae yang terdapat sebagai cacing dewasa
pada manusia. Panjangnya sampai 10 m, terdiri dari 3000-4000 proglotid Genital
pore dan uterin pore terletak di sentral dari proglotid. Telur mempunyai operkulum
yang berisi sel telur. Telur dikeluarkan bersama tinja. Dalam air, sel telur menjadi
onkosfer dan telur menetas lalu keluar korasidium yaitu embrio yang bersilia.
Korasidium dimakan oleh HP I yaitu Cyclops atau Dioptomus. Di dalam tubuh HP I,
korasidium berubah menjadi procercoid. Bila Cyclops atau Dioptomus yang
mengandung procercoid dimakan oleh ikan sebagai HP II, maka procercoid akan
tumbuh menjadi plerocercoid (sparganum) yang merupakan bentuk infektif .

2 Mikrobiologi Dan Parasitologi


            Bersifat hermafrodit. Cacing dewasa panjangnya dapat mencapai 10
(sepuluh) meter. Menempel pada dinding intestinum dengan scolex. Panjang scolex
dengan lehernya 5-10 mm jumlah proglotidnya bisa mencapai 3.000 (tiga ribu) atau
lebih. Satu cacing bisa mengeluarkan 1.000.000 (satu juta) telur setiap harinya. Telur
Diphyllobothrium latum harus jatuh kedalam air agar bisa menetas menjadi
coracidium. Coracidium (larva) ini harus dimakan oleh Cyclops atau Diaptomus
untuk bisa melanjutkan siklus hidupnya. Di dalam tubuh Cyclops larva akan tumbuh
menjadi larva procercoid. Bila Cyclops yang mengandung larva procercoid dimakan
oleh ikan tertentu (intermediate host kedua), maka larva cacing akan berkembang
menjadi plerocercoid. Plerocercoid ini akan berada didalam daging ikan. Bila daging
ikan yang mengandung plerocercoid ini dimakan manusia, maka akan terjadi
penularan. Di dalam intestinum manusia, plerocercoid akan berkembang menjadi
cacing dewasa (Entjang, 2001).

C.   Hospes dan Nama Penyakit


            Manusia adalah hospes definitif, hospes reservoarnya adalah anjing, kucing
dan lebih jarang 22 mamalia lainnya, antara lain walrus, singa laut, beruang, babi,
dan serigala. Parasit ini menyebabkan penyakit yang disebut difilobotriasis
(Departemen Parasitologi FKUI, 2008).
            Manusia menyebabkan Diphyllobothriasis. Hospes reservoir adalah anjing,
anjing hutan dan beruang. Hospes perantara I adalah Cyclops dan Dioptomus.
Hospes perantara II adalah ikan (Safar, 2009).

D.   Distribusi Geografik


            Parasit ini ditemukan di Amerika, Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss,
Rumania, Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang, Afrika, Malagasi dan Siberia.

E.   Patologi dan Gejala Klinis


            Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala berat, mungkin hanya gejala
saluran cerna seperti diare, tidak nafsu makan dan tidak enak di perut.
            Ekskistasi terjadi di usus halus lalu cacing menjadi dewasa dengan memakan
sari makanan dan Vitamin B12. Penyakitnya disebut Diphyllobothriasis dengan
gejala gastrointestinal berupa diare, hilang nafsu makan. Karena cacing mengambil
Vitamin B12 akan terjadi Anemia makrositer hyperchrom. Tidak semua orang yang

3 Mikrobiologi Dan Parasitologi


terinfeksi akan menjadi sakit  Biasanya asymptomatis, tetapi kadang-kadang berupa
perut sakit, berat badan menurun dan anemia
F.    Diagnosis
            Cara menegakkan diagnosis penyakit ini adalah dengan menemukan telur
atau proglotid yang dikeluarkan dalam tinja. Sampel berupa feces untuk
pemeriksaan adanya telur cacing

G.   Pengobatan
            Penderita diberikan obat Atabrin dalam keadaan perut kosong, disertai
pemberian Na-bikarbonas, dosis 0,5 g dua jam setelah makan obat diberikan sebagai
pencahar magnesium sulfat 15 g. Yomesan, Bithionol

H.   Epidemiologi
            Penyakit ini di Indonesia tidak ditemukan tetapi banyak dijumpai di negara
yang banyak makan ikan salem mentah atau kurang matang. Banyak binatang seperti
anjing, kucing dan babi berperan sebagai hospes reservoar dan perlu diperhatikan.

I.      Taenia solium


            Taenia solium adalah parasit kosmopolit, namun akan sulit ditemukan pada
Negara-negra islami. T. solium merupakan pathogen yang umum terdapat di
lingkungan yang buruk, dimana manusia tinggalnya sangat berdekatan dengan babi-
babi dan memakan daging babi yang kurang matang. Oleh karena itu, penyakit
cacingan karena cacing T. solium ini sangat jarang ditemukan pada lingkungan
muslim.
            Cacing tersebut banyak ditemukan di negara-negara yang mempunyai
banyak peternakan babi dan di daerah yang penduduknya banyak menyantap daging
babi atau berhubungan dengan religi tertentu yang memiliki kebiasaan untuk
mengkonsumsi daging babi, seperti di Eropa (Gzech, Slowakia, Kroatia, dan Serbia),
Amerika latin, Cina, India, Amerika Utara, dan juga beberapa daerah di Indonesia
( Irian Jaya, Bali dan Sumatera Utara).
            Hasil survey lapangan yang diadakan pada tahun 2000 dan 2001, para
peneliti menemukan bahwa menunjukkan 5 (8.6%) dari 58 masyarakat lokal dan 7
(11%) dari  64 anjing local yang hidup kira-kira 1 km dari  ibukota local, wamena,
Jayawijaya, ditemukan cacing pita dewasa dan sistiserkus T. solium.  Karena

4 Mikrobiologi Dan Parasitologi


prevalensi cacing ini telah mendunia dan meningkatnya imigrasi dan jumlah turis
asing, T. solium merupakan salah satu pathogen penting di United stated. Dari 100
juta infeksi cacingan per tahunnya, 50 juta kasus infeksi tersebut disebabkan oleh T.
solium. Infeksi T. solium jarang memasuki United states kecuali daerah dengan
tingkat imigrasi tinggi dari Mexico, Latin America, Iberian peninsula, Slavic
countries, Africa, India, Southeast Asia, dan China.

1)    Morfologi
            Cacing dewasa dapat berukuran 3-8m. Struktur tubuh cacing ini terdiri dari
skolex, leher dan proglotid. Cacing dewasa menempel pada dinding usus dengan
scolex nya, sedangkan sistiserkus nya terdapat di jaringan otot atau subkutan. Cacing
ini terdiri dari 800-1000 ruas proglotid. Skolex yang bulat berukuran kira-kira 1 mm,
mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum (tonjolan lemak) yang mempunyai 2
baris kait, masing-masing sebanyak 25-30 buah.
            Bentuk proglotid gravid nya mempunyai ukuran panjang yang hamper sama
dengan lebarnya. Jumlah cabang uterus pada proglotid gravid adalah 7-12 buah pada
satu sisi. Lubang kelamin letaknya bergantian selang seling pada sisi kanan atau kiri
strobila secara tidak beraturan.
Proglotid gravid berisi kira-kira 30.000-50.000 buah telur. Telurnya keluar melalui
robekan celah pada proglotid. Telur dapat dilepaskan bersama proglotid atau
tersendiri melalui lubang uterus.

2) Host
            Host definitive cacing ini adalah manusia, sedangkan host intermediate nya
adalah babi, monyet, onta, anjing, babi hutan, domba, kucing, tikus dan manusia.
Hal ini terjadi bila manusia memakan daging babi yang mengandung sistiserkus T.
solium. Sebagai host intermediate, babi dapat mengandung cacing ini bila telur
cacing yang terdapat pada feses manusia yang terinfeksi termakan.
            Bila manusia bertindak sebagai intermediate host, maka sistiserkus T. solium
berada di dalam jaringan otot atau jaringan subkutan. Hal ini terjadi bila manusia
makan makanan yang terkontaminasi oleh telur T. solium. Infeksi pada manusia,
umumnya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing
T. solium. Telur cacing tersebut dapat berasal dari penderita yang mengandung
cacing dewasa ataupun autoinfeksi dari penderita itu sendiri (feses-tangan-mulut).

5 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Hewan lain dan anjing pun dapat mengandung sistiserkus di dalam dagingnya bila
terinfeksi oleh telur T. solium. (Keterangan: definitive host adalah tempat parasit
hidup, tumbuh menjadi dewasa dan berkembangbiak secara seksual). Intermediat
host adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan
kepada manusia.). Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa disebut
Teniasis solium, sedangkan yang disebabkan oleh stadium larva disebut
sistiserkosis.

3) Siklus Hidup
            Telur keluar dari proglotid gravid, baik setelah proglotid lepas dari strobila,
ataupun belum. Telur keluar dari tubuh manusia bersama feses. Telur yang jatuh ke
tanah bila termakan manusia atau babi, akan memasuki usus dan menetas di usus.
Kemudian larva akan menembus dinding usus dan dapat memasuki aliran darah
limpa atau aliran darah, serta beredar ke seluruh tubuh.Sebagian besar akan masuk
ke dalam otot atau ke dalam jaringan subkutan. Dalam waktu 60-70 hari akan
berkembang menjadi sistiserkus (cacing gelembung) yang menetap di dalam otot
atau jaringan subkutan pada pundak dan punggung babi.
            Bila manusia memakan daging babi yang mengandung sistiserkus, maka
sistiserkus ini akan menetas di dalam usus menjadi larva dan dalam waktu 5-12
minggu tumbuh menjadi cacing dewasa yang menetap di dalam usus, kemudian
melepasakan proglotid dengan telur. Biasanya hanya ada satu cacing yang
menempati usus saat itu, namun dikerahui bahwa di usus manusia juga dapat
ditempati oleh banyak cacing. Bahkan dilaporkan cacing T. solium ini dapat
bertahan dalam tubuh manusia selama 25 tahun atau lebih. Siklus hidup T. solium
dan T. saginata mempunyai banyak kesamaan, hanya berbeda di host intermediatnya
saja, dapat dilihat pada gambar dibawah :

6 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Gambar 1. Daur hidup T. solium
Keterangan:
-      Orang menelan larva cacing dengan memakan daging babi yang terkontaminasi
dengan larva dalam sistiserkus, yang belum matang.
-      Larava berkembang menjadi bentuk dewasa (hanya terjadi dalam tubuh manusia)…
(tapeworm)
-      Cacing dewasa tersebut kemudian melekat pada lapisan usus manusia dan
melepaskan telurnya dalam tinja manusia tersebut.
-      Babi kontak dengan tinja manusia  tersebut dan menelantelur cacing tersebut.
-      Telur cacing tersebut kemudian berpenetrasi menuju usus kecil babi, mamasuki
pembuluh darah portal hati, kemudian memasuki sirkulasi darah umum.
-      Telur tersebut pindah ke kerangka atau otot jantung dan berubah menajdi sistiserkus.
-      Autoinfeksi dapat terjadi dalam kasus ini bila terkadang manusia yang terinfeksi
tersebut tanpa sengaja menelan telur T. soilum yang terdapat pada tinjanya. Jika hal
ini terjadi maka sistiserkus dapat terbentuk dalam jaringan tubuh, tapi biasanya otak
merupakan temapat yang cocok berdasarkan afinitasnya. Oleh karena itu,
neurosistiserkosis dapat terjadi.

4) Gejala Penyakit
            Cacing dewasa yang berada di dalam usus jarang menimbulkan gejala.
Gejala yang sering muncul adalah sakit ulu hati, nafsu makn meningkat, lemah dan
berat badan menurun.
            Gejala yang disebabkan adanya sistiserkus di dalam jaringan tubuh,
bermacam-macam tergantung pada organ yang terinfeksi dan jumlah sistiserkus.
Bila jumlahnya sedikit dan hanya tersebar di jaringan subkutan, biasanya tanpa
gejala atau hanya berupa benjolan-benjolan kecil di bawah kulit (subkutan). Pada

7 Mikrobiologi Dan Parasitologi


manusia, sistiserkus atau larva T. solium sering menghinggapi jaringan subkutan,
mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
            Bila sistiserkus berada di jaringan otak, sumsum tulang belakang, mata atau
otot jantung, akan mengakibatkan hal yang serius bahkan sampai kematian.
Dilaporkan bahwa sebuah sistiserkus tunggal yang ditemukan dalam ventrikel IV
dari otak dapat menyebabkan kematian.  Patologi yang berkaitan dengan
sistiserkosis tergantung bagian organ yang terinfeksi dan jumlah sistiserkusnya.
Infeksi yang hanya terdiri dari sejumlah kecil sistiserkus dalam hati atau otot
biasanya tidak terlalu berbahaya  dan biasanya tanpa gejala, namun dapat juga
mengakibatkan miositis, yang disertai dengan demam dan eosinofilia. Di samping
itu, sejumlah sistiserkus yang sedikit, jika berlokasi dalam beberapa daeran yang
sensitive pada badan, dapat menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki.
Contohnya, bila sistiserkus sampai di mata, dapat menyebabkan terjadinya kebutaan;
sistiserkus yang sampai ke urat saraf tulang belakang, dapat menyebabkan terjadinya
paralisis (kelumpuhan); atau bila sistiserkus tersebut berada di otak
(neurosistiserkosis) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saraf yang dahsyat
atau serangan epilepsi. Bentuk neurosistiserkosis tersebut dapat dilihat pada
gambar…..Oleh karena itu, sistiserkosis yang berada di system saraf pusat atau di
mata lebih mendapatkan perhatian khusus dibandingkan ketika sistiserkus tersebut
berada di otot.

5) Bahan Pemeriksaan Untuk laboratorium dan Diagnosis


            Sampel berupa feses penderita untuk diperiksa keberadaan proglotid dan
telur cacingnya.Telur T. solium sulit dibedakan dengan telur T. saginata. Diagnosis
sistiserkosis kulit dapat dilakukan dengan biopsy pada otot dan secara radiologi,
pada jaringan otak dengan computerized tomographic scan (CT scan). Beberapa cara
serologi yang dapat digunakan adalah uji hemaglutinasi Counter Immuno
electrophoresis, ELISA, EIBT (Western Blot),  dan PCR. Telur taenia dan proglotid
dapat juga diidentifikasi menggunakan mikroskop. Namun, teknik ini tidak
memungkinkan dilakukan selama 3 bulan pertama setelah infeksi, karena telah
berkembang menjadi cacing dewasa. Pemeriksaan mikroskopik telur tidak dapat
membedakan telur kedua spesies taenia ini. Spesies tersebut hanya dapat ditentukan
dari pemeriksaan proglotid nya. Teknik imunologi dapat mendeteksi adanya

8 Mikrobiologi Dan Parasitologi


sistiserkus dan teknik seperti CAT dan MRI dapat juga berguna dalam mendeteksi
sistiserkus dalam berbagai organ.

6) Pengobatan
            Pengobatan teniasis solium dapat dilakukan dengan pemberian prazikuantel,
sedangkan untuk sistiserkosis dapat digunakan obat prazikuantel, albendazol atau
dapat dilakukan dengan cara pembedahan.

7) Pencegahan
            Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :  
       -    Pencegahan dapat dilakukan dengan memasak daging sampai matang.
       -    Perbaikan cara pembuangan kotoran
       -    Peningkatan hieginitas pribadi
 -    Menjaga kebersihan makanan dan minuman
 -    Mengobati penderita hingga tuntas

J.    Taenia saginata


1) Morfologi
            Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup di dalam usus. Struktur
badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan strobila yang merupakan ruas-ruas
proglotid, sebanyak 1000-2000 buah.
            Skoleks hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-
otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan
didalamnya tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid
yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut gravid.
Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas.
Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis ynag
berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa eferensnya bergabung
untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang ebrakhir di lubang kelamin.
Lubang kelamin letaknya berselang seling pada sisi kanan dan kiri strobila. Di
bagian posterior lubang kelamin, dekat va deferens, terdapat tabung vagina yang
berpangkal pada ootip. Ovarium terdiri dari dua lobus, berbentuk kipas, besarnya
hampir sama. Letak ovarium di sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria
letaknya di belakang ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik. Uterus

9 Mikrobiologi Dan Parasitologi


tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah
uterus ini penuh dengan telur, maka cabag-cabangnya akan tumbuh, yang
berjumalah 15-30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus. Proglotid
gravid letaknya diterminal dans erring lepas daris trobila. Proglotid gravid ini dapat
bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur  secara
spontan. Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini bentuknya 
lebih panjang dan lebar. Telur dibungkus embriofor, berisi suatu embrio heksakan
yang dinamakan onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput
tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000
buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak, cairan
putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior
proglotid tersebut, terutama bila proglotidnya berkontraksi waktu bergerak.

2) Host
            Host definitive nya adalah manusia, sedangkan host intermediatnya adalah
hewan ternak

3) Siklus Hidup
            Telur cacing yang keluar bersama feses penderita bila terjatuh di tanah dan
termakan oleh sapi atau kerbau, maka akan menetas menjadi larva di dalam usus
hewan ternak tersebut. Larva ini akan menembus dinding usus, kemudian masuk ke
aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh sapi. Bila sampai ke jaringan otot, akan
menetap dan berkembang menjadi sistiserkus. Manusia yang bersifat host definitive
akan tertulari T. saginata bila memakan daging sapi yang mengandung sistiserkus,
yang dimasak kurang matang. Di dalam usus, sistiserkus akan menetas dan
berkembang menjadi cacing dewasa. Dalam waktu 12 minggu, cacing dewasa dapat
menghasilkan telur kembali. Bagian ternak yang sering dihinggapi larva tersebut
adalah otot maseter, paha belakang dan punggung.otot dib again lain juga
dihinggapi. Setelah satu tahun, cacing ini biasanya mengalami degenerasi, walaupun
ada juga yang dapat hidup samapi tiga tahun. Biasanya di rongga usus host terdapat
sesekor cacing.

10 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Gambar 2 Daur Hidup Taenia saginata
Keterangan gambar:
-      Tinja manusia yang mengandung telur cacing. Telur cacing kemudian tertelan oleh
hewan ternak. Telur tersebut menetas untuk melepaskan larva dengan hexacynth
(six-hooked)di usus kecil. Larva tersebut kemudian pindah ke usus kecil dan
memasuki system peredaran darah. Larva terbawa sampai ke beberapa jaringan
seperti jantung dan otot-otot lain untuk membentuk sistiserkus. Manusia kemudian
terinfeksi dengan cara menelan sistiserkus yang terdapat dalam daging hewan ternak
tersebut yang tidak dimasak dengan baik. Begitu tertelan, skolek parasit tersebut
melekat pada dinding usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang matang yang
dapat menetaskan telurnya melalui tinja manusia yang terinfeksi tersebut.

4) Gejala Penyakit
            Biasanya tanpa gejala. Pada infeksi yang berat, dapat timbul gejala berupa
sakit ulu hati, nafsu makan meningkat, lemas dan berat badan menurun. Kadang-
kadang disertai dengan vertigo, nausea, muntah, sakit kepala dan diare.gejala
tersebut biasanya timbul bila ditemukan cacing yang bergerak-gerak dalam tinja,
atau cacing keluar dari lubang dubur, walaupun yang sebenarnya keluar adalah
proglotid cacing. Gejala yang lebih berat dapatterjadi bila proglotid menyasar masuk
ke apendiks, atau terdapat ileus yang disebabkan obstruksi usus oleh strobila cacing.
Berat badan tidak jelas menurun. Eosinofilia dapat ditemukan di darah tepi.

5) Bahan Pemeriksaan Untuk laboratorium

11 Mikrobiologi Dan Parasitologi


            Sampel yang diperiksa untuk mendeteksi infeksi oleh T. saginata adalah
feses penderita. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing
dan proglotidnya.proglotid tersebut dapat dalam keadaan masih aktif bergerak di
dalam tinja atau keluar spontan. Telur cacing dapat ditemukan dalam tinja atau usap
anus.proglotid dapat diidentifikasi dengan merendamnya dalam cairan laktofenol
sampai jernih. Setelah uterus dengan cabng-cabangnya terlihat jelas, jumlh cabang-
cabang dapat dihitung.

6) Pengobatan
            Obat yang digunakan untuk mengobati teniasis saginata dapat berupa obat
herbal, seperti biji labu merah dan biji pinang atau obat sintetis seperti kuinakrin,
amodiakuin, niklosamid dan prazikuantel.

7) Pencegahan
            Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
-     Memasak daging samapi matang
-     Hanya hewan yang sehat saja yang boleh dipotong dan dagingnya dapat
diperjualbelikan.
-      Atau dengan membekukan daging pada suhu -5˚C selama 4 hari, -15˚C selama
3 hari, atau -24˚C selama 1 hari, dapat membunuh larva dengan baik.

12 Mikrobiologi Dan Parasitologi


BAB III
PENUTUP 
A.   Kesimpulan
              Taenia merupakan salah satu marga cacing pita yang termasuk dalam
Kerajaan Animalia, Filum Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cyclophyllidea,
Suku Taeniidae.  Anggota-anggotanya dikenal sebagai parasit vertebrata penting
yang menginfeksi manusia, babi, sapi, dan kerbau.
            Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan
induk semang definitif.  Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan mengandung
telur keluar secara aktif dari anus manusia atau secara pasif bersama-sama feses
manusia.  Bila inang definitif (manusia) maupun inang antara (sapi dan babi)
menelan telur maka telur yang menetas akan mengeluarkan embrio (onchosphere)
yang kemudian menembus dinding usus. Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi
darah limfe berangsur-angsur berkembang menjadi sistiserkosis yang infektif di
dalam otot tertentu.  Otot yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung,
diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang
rusuk.

B. Saran
1.    Diharapkan adanya peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat sehingga
program pemberantasan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan tuntas.
2.    Diharapkan adanya peningkatan sarana sanitasi guna menunjang kehidupan
yang lebih bersih dan sehat
3.   Diperlukan adanya terobosan baru untuk menemukan tehnik pemeriksaan yang
relatif sederhana, namun dapat memberikan sensitifitas dan spesifisitas yang
lebih baik.

13 Mikrobiologi Dan Parasitologi


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Parasitologi FKUI. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi


Keempat. FKUI : Jakarta.
Entjang, Indan. 2001. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan.
PT. Citra Aditya Bakti : Bandung.
Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran Protozoologi, Helmintologi,
Entimologi. PT. Yrama Widya : Bandung.

14 Mikrobiologi Dan Parasitologi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik macam-macam gejala, proses, maupun latar belakangnya. Psikologi adalah
suatu ilmu yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkunganannya.
Perilaku yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas sebagai manifestasi hayati
(hidup) yang meliputi motorik, kognitif, konatif dan afektif. Peran psikologi dalam
pembelajaran dan pengajaran yaitu dapat menciptakan suatu proses pembelajaran dan
pengajaran yang efektif.
Perkembangan individu penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab,
proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa
mendatang.Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan
pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir
dan menghampiri mereka. Dan kelak, orangtua juga yang akan mengalami penyesalan
yang mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa pengertian konsep Psikologi ?
2. Bagaimana Sejarah perkembangan Psikologi ?
3. Apa pengertian, faktor – faktor ,dan macam – macam perilaku ,manusia ?
4. Bagaimana Proses pembentukan prilaku fisik , mental dan sosial pada setiap
jenjang usia ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep dasar
Psikologi secara umum dalam kesehatan.

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan
metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah
ini.

15 Mikrobiologi Dan Parasitologi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Psikologi


Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti
jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik macam-macam gejala, proses, maupun latar belakangnya. Pada
penggunaannya, kata psikologi dan ilmu jiwa terdapat perbedaan sebagai berikut.
1. Ilmu jiwa merupakan istilah dalam bahasa Indonesia, sedangkan psikologi
merupakan ilmu pengetahuan, sehingga digunakan secara ilmiah.
2. Ilmu jiwa digunakan lebih luas yang meliputi segala pemikiran, pengetahuan,
tanggapan, khayalan dan spekulasi mengenai jiwa, sedangkan psikologi adalah
pengetahuan yang diperoleh dengan sistematis melalui metode-metode ilmiah
yang mengandung beberapa syarat yang disepakati oleh ahli psikologi.

Beberapa ahli yang mengemukakan pengertian psikologi menurut Purwanto, H


(1998) antara lain berikut ini.
1. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia.
2. Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku yang tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang
obyektif terhadap rangsangan dan jawaban respon.
3. Wilhelm Wundt (tokoh eksperimental), psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia,
seperti perasaan, panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan manusia
(individu), yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya
Tingkah laku atau perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku
manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan sebagainya, bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti
berpikir, persepsi dan emosi yang juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang

16 Mikrobiologi Dan Parasitologi


dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap, dan sebagainya.
Manusia berperilaku karena dituntut oleh dorongan. Dorongan merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan, di antaranya ada dua macam kebutuhan
yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan.
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup manusia,
seperti makan, minum, perlindungan diri, sedangkan yang disebut kebutuhan tambahan
sifatnya mendukung atau menambah kebutuhan dasar manusia

2.2 Ruang Lingkup Psikologi


Secara garis besar psikologi dibedakan menjadi psikologi teoritis dan psikologi
terapan. Psikologis teoritis meliputi psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi
teoritis menguraikan dan menyelidiki aktivitas-aktivitas psikis pada umumnya dari
manusia dewasa dan normal. Aktivitas-aktivitas psikis yang umum tersebut mencakup
intelegensi, perasaan, kehendak, motif, yang selanjutnya disebut psikologi umum.
Psikologi terapan adalah teori, konsep, dan metode teknik dalam ilmu pengetahuan
perilaku yang dikenakan pada berbagai bidang kehidupan manusia. Ilmu psikologi
dipelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, menguraikan penerapan ilmu
psikologi pada bidang-bidang lain.
Tujuan psikologi umum adalah mencari dalil-dalil umum dari aktivitas-aktivitas
manusia dan melahirkan teori-teori psikologi, sedangkan psikologi teoritis menyelidiki
segi-segi khusus dari kegiatan psikis manusia, disebut juga psikologi khusus menurut
Johana, EP (2012) yang terdiri atas jenis-jenis psikologi berikut ini.
1. Psikologi perkembangan, menguraikan perkembangan aktivitas psikis manusia,
terbagi menjadi psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa
(psikologi umum), dan psikologi orang tua.
2. Psikologi kepribadian, menguraikan tipologi atau struktur kepribadian manusia
sebagai suatu keseluruhan, serta mengenai jenis dan tipe kepribadian manusia.
3. Psikologi sosial, menguraikan aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya
dengan situasi-situasi sosial, seperti, situasi kelompok atau situasi massa.
4. Psikologi pendidikan, menguraikan dan menyelidiki aktivitas-aktivitas manusia

17 Mikrobiologi Dan Parasitologi


dalam situasi pendidikan atau situasi belajar.
5. Psikologi deferensial dan psikodiagnostik, menguraikan tentang perbedaan-
perbedaan antarindividu, dalam hal kecakapan, intelegensi, ciri kepribadian, dan
sebagainya.
6. Psikopatologi, menguraikan tentang aktivitas-aktivitas manusia yang berjiwa
abnormal.

2.3 Sejarah Perkembangan Psikologi


Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat di bagi dalam dua tahap, yaitu masa
sebelum dan masa sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri ( psikologi  menjadi ilmu
yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920)
mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota leipzig, Jerman.
Sebelum tahun 1879, psikologi dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu
fasal (phisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut.
Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti plato, Aristoteles dan Socrates telah memikirkan jiwa
dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang
mempeljari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-
menerus sehingga mencapai pengertuan yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu
belumada pembuktian secra empiris, melainkan berbagai teori dikemukakan berdasarkan
argumentasi logika belaka. Psikologi benar-benar msih merupakan bagian dari filsafatd
alam arti semurni-murninya.
Pada Abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga
objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika.
Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descrates (1596-1650) yang terkenal dengan teori
tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm leibniz (16446-1716) yang mengutarakan teori
kesejahteraan psikofhisik (psychophisical paralellism), John Locke (1623-1704) dengan
teori tabula rasa, bahwa jiwa anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau
kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya masalah kejiwaan dibahas pula
oleh para ulama islam seperti Imam Al-gazali (wafat 505 H), Imam fachrudin Ar-Razi
(wafat 606 H). Pembahasan masalah psikologis merupakan bagian dari ilmu usuluddin
dan ilmu tasawuf.
Disamping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal juga
melai menyelidiki gejala kejiwaan melalui experimen-experimen. Walaupun mereka
menggunakan metode ilmiah (empiris), namaun yang mereka selidiki terutama tentang
18 Mikrobiologi Dan Parasitologi
urat syaraf pengindraan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat sensoris dan
motoris di otak, serta hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf tersebut. Dengan
demikian gejala kejiwaan yang mereka selidiki hanya merupakan bagian dari objek ilmu
faal dengan metode yang lazim digunakannya. Diantara para tokohnya adalah: C Bell, F.
Magendie, J.P. Muller, P. Broca dan I.P Pavlov.
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa di
mana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari
filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari secara sistematis dan objektif. Selain
metode experimen digunakan pula metode intropeksi oleh W. Wundt. Gelar kesarjanaan
W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hikum. Ia dikenal sebagai sosiolog dan filosof
dan orang pertama yang mengaku dirinya sebagai psikolog. Ia dianggap sebagai bapak
psikologi. Sejak itu psikologi berkembang pesat dengan bertambahnya sarjana psikologi,
penyusun teori-teori dan keragaman penikiran-pemikiran baru. Psikologi mulai
bercabang ke dalam berbagai aliran.
Psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dalam hal isi, metode
dan penggunaannya dimulai pada abad ke-19.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah
berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
(otonom). Sebelum abad ke 19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Meskipun
demikian, persoalan psikologi telah ada sejak ratusan tahun sebelum masaehi, mansuia
telah mempersoalkan masalah “jiwa” atau “roh”, baik hakekatnya maupaun
hhubungannya dengan manusia. Perbedaan cara memecahkan masalah jiwa di masa
lampau dengan masa modern, terutam terletak dalam cara pendekatannya. Pemecahan
masalah dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistis, sedang di masa modern dengan
pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.

Terdapat tiga fase perkembangan psikologi, yaitu:


1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat
2. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
3. Psikologi modern dalam abad ke 20

19 Mikrobiologi Dan Parasitologi


2.3.1 Psikologi sebagai bagian dari filsafat (psikologi kuno)
Pada zaman dahulu, psikologi dipengaruhi oleh cara-cara berfikir filsafat dan
terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal ini dimungkinkan karena para ahli psikologi
pada masa itu juga adalah ahli-ahli filsafat, atau para ahli filsafat pada waktu itu juga ahli
psikologi (tentang kejiwaan).
Pengaruh filsafat terhadap psikologi kuno, berlangsung sejak zaman Yunani kuno
samapai pada zaman pertengahan dan zaman baru. Tegasnya pengaruh tersebut
berlangsung dari 400 SM sampai dengan 1800 SM.
Pada zaman Yunani kuno terkenal dua orang tokoh filsuf, yaitu Plato dan
Aristotelles yang keduanya banyak menyelidiki hidup kejiwaan manusia serta alam ini.
Plato terkenal dengan aliran berfikirnya yang disebut idealisme, sedang Aristoteles
terkenal dengan aliran realisme. Tetapi meskipun berbeda, aliran, dalam soal kejiwaan
mereka tidak jauh berbeda, baik dalam penyelidikannya ataupun pendapatnya.
Beberapa aliran psikologi yang muncul pada fase ini diantaranya, yaitu: psikologi
Plato, Psikologi Aristoteles, Psikologi Augustine, Psikologi pada masa renaissance dan
abad ke-17, psikologi asosiasi, psikologi elementer (unsur) dari Herbart dan psikologi
fisisologi.

a. Psikologi plato (427-347 SM)


        Plato dilahirkan pada tanggal 29 Mei 429 SM di Athena. Ia terlahir di
“kalangan terhormat”, Ayahnya , Ariston disebut-sebut sebagai titisan dari dewa
Poseidon. Plato adalah murid Socrates ( 469-399 SM ), Seorang ahli filsafat yunani.
Ajaran Plato disebut “Ajaran cita” atau “Ide”. Ide yang tertinggi adalah Tuhan , segala
sesuatu itu berasal dari alam ide dan akan kembali ke alam ide.
Plato menyatakan bahwa, dunia kejiwan berisi ide-ide yang berdiri sendiri-
sendiri, terlepas dari pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini terutama terdapat pada orang
dewasa dan kaum intelektual. Orang dewasa dan kaum intelektual dapat membedakan
mana yang jiwa dan mana yang badan. Tetapi sebaliknya pada anak-anak, jiwa masih
dicampur adukan dengan badan, belum bisa memisahkan antara ide dan benda-benda
konkrit. Jiwa yang berisi ide-ide ini oleh Plato diberi nama “psyche”. Psyche, menurut
plato terbagi tiga, yang disebut trichotomi, yaitu:
a.       Berpikir/pikiran, berpusat di otak dan disebut logisticon;
b.      Kemauan/kehendak, berpusat di dada dan disebut thumeticon
c.       Keinginan/nafsu, berpusat di perut dan di sebut abdomen.

20 Mikrobiologi Dan Parasitologi


       Selanjutnya Plato mengatakan pula bahwa pembagian psyche ke dalam tiga
bagianitu ada hubungan nya dengan pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu:
a.       Kaum filusuf, yang mempunyai fungsi berpikir dalam masyarakat;
b.      Kaum prajurit, yang mempunyai fungsi berperang untuk memenuhi dorongan-
dorongan dan kehendak masyarakat terhadap bangsa lain;
c.       Kaum pekerja, yang funsinya bekerja untuk memenuhi keinginan masyarakat
akan makan, pakaian, perumahan dan sebagainya.
Bagi Plato dari ketiga bagian psyche itu, fungsi berpikirlah yang terpenting.
Keadaan jiwa dan arah perkembangan jiwa seseorang itu dipengaruhi terutama sekali
oleh fungsi berpikir orang yang bersangkutan. Dalam masyarakatpu kaum filusuflah yang
paling menentukan keadaan dan arah perkembangan masyarakat tersebut. Karena
pendapatnya itu, Plato sering disebut orang rasionalis atu penganut paham rasionalisme,
yaitu paham yang mementingkan akal di atas fungsi kejiwaan yang lain.
b. Psikologi aristoteles (384-322 SM)
             Aristoteles adalah seorang Filosof yunani yang di lahirkan di Stagirus (Stagira).
Chelecidice, sebelah barat laut Aegenito , adalah putra dari Nichomacus, tabib pribadi
istana raja di Macedonia, juga sebagai anggota serikat kerja medic yang di sebut Jons of
Aculapius. Sumbangannya terhadap psikologi lebih besar dari plato.Aristoteles adalah
murid plato yang kemudian terkenal dengan pikiran-pikirannya sendiri yang berbeda dari
gurunya. Kalau plato adalah seporang raisonalis yang percaya bahwa segala sesuatu
bermula dari rasio, dari ide-ide yang dihasilkan oleh rasio itu, Aristoteles berkeyakinan
bahwa segala sesuatu yang berbentuk kejiwaan (form) harus menempati suatu wujud
tertentu (matter). Wujud ini pada hakekatnya merupakan pernyataan atau ekspresi dari
jiwa. Hanya Tuhanlah satu-satunya hal yang tanpa wujud. Tuhan adalah “form” saja
tanpa “matter”. Dengan pandangannya ini Aristoteles sering disebut sebagai penganut
paham empirisme, karena menurut pendapatnya segala sesuatu harus bertitik tolak dari
realita, yaitu dari “matter” itu. Matter yang dapat dapat diketahui melalui pengamatan
atau pengalaman empiris merupakan sumber utama dari pengetahuan. Dengan
pendapatnya ini, ia sering disebut bapak psikologi empiris.
              Berbicara tentang “form”, aristoteles membedakan tiga macam “form” yaitu
“plant” yang mengontrol fungsi-fungsi vegetatif, “animal” yang dapat dilihat dalam
fungsi-fungsi seperti berkhayal, mengingat, berharap, persepsi, dsb. “rasional”. Rasional
inilah yang memungkinkan manusia melakukan penalaran dan membentuk konsep-
konsep.

21 Mikrobiologi Dan Parasitologi


             Pandangan dan teori-teori Aristoteles tentang Psikologi dapat dilihat dalam
bukunya yang terkenal De Anima, yang sesungguhnya merupakan buku tentang ilmu
hewan komparatif dan biologi. Dalam buku itu ia mengatakan bahwa setiap benda di
dunia ini mempunyai dorongan untuk tumbuh dan menjadi sesuatu sesuai dengan tujuan
yang sudah terkandung dalam benda itu sendiri.
Dalam “De Anima”, Aristoteles mengemukakan beberapa macam tingkah laku
manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada organism-organisme yang
berbeda-beda. Tingkah laku pada organism. Menurut aristoteles, memperlihatkan
tingkatan-tingkatan, sebagai berikut:
a.         Tumbuhan : memperlihatkan tingkah laku taraf vegetatif (bernafas, makan,
tumbuh).
b.        Hewan: selain tingkah laku vegetatif , juga bertingkah laku sensitif (merasakan
melalui panca indra). Jadi, hewan berbeda dari tumbuhan karena hewan
mempunyai faktor perasaan, sedangkan tumbuhan tidak. Persamaannya adalah
pada tumbuhan maupun hewan terdapat tingkah laku vegetatif, misalnya dalam
hal peredaran makanan.
c.         Manusia: manusia bertingkah laku vegetatif, sensitif, dan rasional. Manusia
berbeda dari organism-organisme yang lain , karena dalam tingkah laku ,
manusia menggunakan rasionalnya, yaitu akal atau pikirannya.
Aristoteles selanjutnya membedakan antara hule dan morphe. Hule (Noes
Photeticos) adalah “yang terbentuk”. sedangkan Morphe (Noes Poeticos) adalah “yang
membentuk”. Benda dalam alam tidak tumbuh dan berkembang begitu saja, tetapi
menjadi atau diperkembangkan menjadi sesuatu. Sebelum benda itu terwujud benda itu
berupa kemungkinan. Selanjutnya Aristoteles membedakan tiga macam form, yaitu:
Plant, yang mengontrol fungsi-fungsi vegetatif; Animal, dapat dilihat dalam fungsi-
fungsi seperti: mengingat, mengharap, dan persepsi; Rasional, yang memungkinkan
manusia malakukan penalaran (reasoning) dan membentuk konsp-konsep.
  Pada manusia dorongan dorongan itu berbentuk dorongan untuk merealisasi diri
(self realization) yang disebut “entelechi”.
Menurut Aristoteles fungsi dari jiwa dibagi dua yaitu
         Kemampuan untuk mengenal
         Kemampuan berkehendak.
Pandangan ini terkenal sebagai “dichotomi”.

22 Mikrobiologi Dan Parasitologi


c.       Psikologi Augustine (354-430)
             Teori Gall dikembangkan dari pandangan Psikologi Fakultas (Faculty
Psychology) yang dikemukakan seorang tokoh gereja bernama St. Agustine (354-430).
Menurut Agustine, dengan mengeksplorasi kesadaran melalui metode “introspeksi diri”,
dalam jiwa terdapat bagian-bagian atau fakultas (faculties). Fakultas tersebut antara lain:
ingatan, imajinasi, indera, kemauan, dan sebagainya. Menurut Gall, karena setiap fakultas
kejiwaan dicerminkan pada salah satu bagian tertentu di tengkorak kepala maka dengan
mengetahui bagian-bagian tengkorak mana yang menonjol kita akan mengetahui
fakultas-fakultas kejiwaan mana yang menonjol pada orang tertentu sehingga kita dapat
mengetahui pula keadaan jiwanya. Teori dari Gall tersebut dikenal dengan Phrenologi.
Teori yang seolah-olah ilmiah ini pada dasarnya hanya bersifat ilmiah semu (pseudo
science). Metote lainnya yang juga bersifat ilmiah semu antara lain: Phiognomi (Ilmu
Wajah/Raut Muka), Palmistri (Ilmu Rajah Tangan), Astrologi (Ilmu Perbintangan),
Numerologi (Ilmu Angka-angka), dan sebagainya. 
Augustine memperkenalkan beberapa konsep yang penting dalam psikologi.
Manusia pada dasarnya bersumber pada alam. Dalam diri manusia sudah ada dua
dorongan  yang diberikan alam, yaitu dorongan jahat dan dorongan baik. Dorongan jahat
harus ditekan dan dilawan, tapi dorongan baik harus dirangsang agar tumbuh terus untuk
mencapai kesempurnaan kepribadian. Manusia harus dibersihkan dari dosa dan
kesalahan. Untuk itu maka perasaan takut harus ditimbulkan dalam diri orang agar orang
itu tidak melakukan dosa. Augustine mengatakan bahwa cara untuk menumbuhkan rasa
takut dalam diri manusia itu bermacam-macam, karena pada hakekatnya tidak ada dua
orang yang persis sama.
d.       Psikologi pada masa Renaissance dan abad ke-17
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan , masa renaissance adalah suatu masa yang
cerah, karena pada saat itulah mulai berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan dengan
pesat, termasuk psikologi tentunya. Ilmu pengetahuan dirasakan sebagai suatu cara yang
obyektif  di dalam memahami dan memecahkan masalah-masalah ilmiah.
Situasi masa renaissance tersebut besar pengaruhnya bagi perkembangan
psikologi pada waktu itu. Descartes (1596-1650) di Perancis merupakan seorang besar
dalam psikologi pada masa renaissance. Ia membedakan kelakuan manusia dengan
hewan. Tingkah laku hewan berdasarkan pada prinsip mekanistis, sedangkan manusia
disamping secara kualitatif  juga bersifat mekanistis, manusia mempunyai kemampuan

23 Mikrobiologi Dan Parasitologi


untuk bebas memilih. Manusia mampu berinisiatif, sedangkan hewan tidak. Tindakan
manusia bagian yaitu: (1) alam mekanik dan (2) alam rasio.
Pada masa Renaissance, di Francis muncul Rene Decartes (1596-1650) yang
terkenal dengan teori tentang “kesadaran”, sementara di Inggris muncul tokoh-tokoh
seperti John Locke (1623-1704), George Berkeley (1685-1753), James Mill (1773-1836),
dan anaknya John Stuart Mill (1806-1873), yang semuanya itu dikenal sebagai tokoh-
tokoh aliran Asosianisme. Dalam perkembangan Psikologi selanjutnya, peran sejumlah
sarjana ilmu Faal yang juga menaruh minat terhadap gejala-gejala kejiwaan tidak dapat
diabaikan. Tokohnya antara lain: C. Bell (1774-1842), F. Magendie (1785-1855), J.P.
Muller (1801-1858), P. Broca (1824-1880), dan sebagainya. Nama seorang sarjana Rusia,
I.P. Pavlov (1849-1936), tampaknya perlu dicatat secara khusus karena dari teori-
teorinya tentang refleks kemudian berkembang aliran Behaviorisme, yaitu aliran dalam
psikologi yang hanya mau mengakui tingkah laku yang nyata sebagai objek studinya dan
menolak anggapan sarjana lain yang mempelajari juga tingkah laku yang tidak tampak
dari luar. Selain itu, peranan seorang dokter berdarah campuran Inggris-Skotlandia
bernama William McDaugall (1871-1938) perlu pula dikemukakan. Ia juga telah
memberi inspirasi kepada aliran Behaviorisme di Amerika dengan teori-teorinya yang
dikenal dengan nama “Purposive Psychology”. Sementara para sarjana Filasafat maupun
ilmu Faal berusaha untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan secara ilmiah murni,
muncul pula orang-orang yang secara spekulatif mencoba untuk menerangkan gejala-
gejala kejiwaan dari segi lain. Diantara mereka adalah F.J. Gall (1785-1828) yang
mengemukakan bahwa jiwa manusia dapat diketahui dengan cara meraba tengkorak
kepala orang tersebut.
e. Psikologi assosiasi
              Psikologi ini berusaha mempelajari jiwa dengan metode analistis-syntetis,
seperti yang digunakan dalam ilmu alam, karena psikologi tersebut mempunyai anggapan
bahwa jiwa itu terdiri dari elemen-elemen atau kumpulan unsur-unsur yang berproses
menurut hukum-hukum yang pasti, yaitu hukum sebab akibat dan hukum assosiasi. Jiwa
dipandang sebagai mesin yang berjalan secara mekanis menurut hukum-hukum tertentu,
jadi jiwa dengan demikian dipandang pasip, yang aktif adalah hukum-hukum yang
menggerakannya. Aliran psikologi ini mengutamakan tanggapan-tanggapan, ingatan-
ingatan serta penginderaan.

24 Mikrobiologi Dan Parasitologi


f. Psikologi Elementer (unsur) dari Herbart
              Herbart adalah seorang ahli psikologi dan pendidikan bangsa jerman yang
menentang ajaran kekuatan kejiwaan, yaitu ajaran yang mengatakan bahwa jiwa
mempunyai kekuatan-kekuatan khusus. Menurut pendapatnya jiwa itu terbentuk oleh
karena adanya tanggapan-tanggapan. Dengan demikian, teori Herbart ini disebut “teori
tanggapan“ (voorstelings theorie). Dengan menggunakan metode sintetis-analitis, ia
mengemukakan pendapat bahwa jiwa terdiri dari dua lapisa yaitu: jiwa yang disadari dan
jiwa yang tidak disadari, diantara keduanya terdapat ambang kesadaran. Tidak semua
tanggapan itu disadari, karena di antara tanggapan yang masuk terdapat pertentangan
yang saling tolak menolak.
g. Psikologi Fisiologi
              Psikologi ini juga terpengaruh oleh ilmu alam. Adapun salah satu tokohnya
yaitu: Johannes Muller yang berhasil mendapatkan hukum kekuatan khusus dari pada
indera, yang antara lain menyatakan bahwa masing-masing tanggapan itu menyebabkan
timbulnya kekuatan atau reaksi yang khusus terhadap jenis tanggapan yang diterima
melalui panca indera tersebut. Paham ini sebagai contoh psikologi yang dipengaruhi ilmu
pengetahuan alam, baik metode maupun pendapatnya.
    
2.3.2 Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
Akhir abad ke 19 merupakan titik permulaan daripada psikologi sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak Wilhelm Wundt (Jerman, tahun 1832-
1920) melepaskan psikologi dari filsafat serta ilmu pengetahuan alam. Wundt adalah
seorang pelopor usaha tersebut dengan mendirikan “laboratorium psikologi’ yang
pertama kali, yaitu pada tahun 1875, kemudian laboratorium tersebut disahkan dan diakui
oleh Universitas-Leipziq pada tahun 1886. Sejak pengesahan tersebut berarti psikologi
menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Sejak psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri
dalam pembuktian-pembuktian dan dalam penyelidikannya, maka timbullah berbagai
macam aliran psikologi yang bercorak khusus. Adapun ciri-ciri khusus sebelum abad ke
18 antara lain adalah:
a.       Bersifat elementer, berdasarkan hukum sebab akibat;
b.      Bersifat mekanis;
c.       Bersifat sensualitis-intelektualistis (mementingkan pengetahuan dan pikir);
d.      Mementingkan kuantitas;

25 Mikrobiologi Dan Parasitologi


e.       Hanya mencari-cari hukum;
f.       Gejala-gejala jiwa dapat dipisahkan dari subyeknya;
g.      Jiwa dipandang pasif;
h.      Terlepas dari materi-materi.
Dengan otonominya sebagai ilmu pengetahuan itu maka sejak tahun 1990
timbullah aliran-aliran baru yang bersifat khusus, seperti: ilmu jiwa dalam, psikologi
pikir, psikologi individual, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi kepribadian dan
masih banyak aliran lainnya.
Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu
Filsafat,karena filsafat merupakan satu – satunya ilmu pada waktu itu.Ilmu yang
tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi sifat – sifat dari filsafat.Demikian pula dengan
Psikologi,tetapi kemudian disadari bahwa filsafat sebagai satu – satunya ilmu kurang
dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia,karena kehidupan tidak cukup hanya
diterangkan dengan filsafat.Demikianlah,maka ilmu – ilmu yang tergabung dalam filsafat
memisahkan diri dari filsafat termasuk psikologi,dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang
mandiri ( Marx 1976 ).Hal itu karena psikologi membutuhkan hal – hal yang bersifat
objektif,positif,dan tidak berdasarkan atas renungan – renungan spekulasi.
Abad ke – 17 merupakan abad berkembangnya ilmu pengetahuan
(science),sehingga muncul pandangan – pandangan baru dan menjadi pandangan yang
dominan yaitu empirisme4,suatu pandangan yang menyatakan bahwa untuk memperoleh
pengetahuan adalah melalui pengalaman dan observasi untuk memperoleh kenyataan
yang objektif.Pengaruh pengetahuan alam dan fisiologi pada psikologi merupakan
permulaan dari psikologi eksperimental.
Di antara tokoh–tokoh yang dipandang sebagai orang yang mengadakan
eksperimen – eksperimen yang kemudian sangat berpengaruh penggunaan
eksperimennya dalam psikologi,antara lain:
a.      Wilhelm Wundt ( 1832 – 1920 )
Berawal dari Wundt,psikologi mempunyai corak baru.Wundt dipandang sebagai
penyekat antara psikologi lama dengan psikologi modern.Wundt dilahirkan di Neckarau
pada tanggal 18 agustus 1832 dan meninggal di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920.
Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang psikologi,melainkan seorang
fisiolog,akan tetapi beliau mempunyai pandangan bahwa fisiologi dapat dipandang
sebagai ilmu pembantu dari psikologi,dan psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri
dan merupakan ilmu yang eksperimental.Pada tahun 1879 Wundt mendirikan

26 Mikrobiologi Dan Parasitologi


laboratorium psikologi di Leipzig sebagai pusat penelitian psikologi secara
eksperimental.Eksperiment Wundt disadarkan atas eksperiment dalam fisiologi yang
dapat membantu penelitian – penelitian psikologi modern.Pokok bahasan (subjek
matter) psikologi Wundt adalah kesadaran.Menurut Wundt kesadaran ini mencakup
berbagai bagian dan dapat dipelajari dengan metode analisis atau metode reduksi.Wundt
adalah seorang strukturalis,sehingga menitikberatkan bahwa struktur dari kesadaran itu
aktif dalam mengorganisasi isinya ( dalam Schuf 2 dan Schultz 2,1992).
Sistematika psikologi dari wundt tidak sama dari masa ke masa, hal ini disebabkan
perkembangan jalan pikiran Wundt dan perkembangan psikologi pada periode itu,yang
mana terbagi menjadi 4 periode,yaitu :
1.      Tahun 1860 – an disebut periode Prasistematik,yang mengemukakan tori – teori
tentang persepsi dan perbedaan antara perasaan dan pengindraan.
2.      Tahun 1874 – 1887,periode ini menjelaskan konsep – konsep Wundt
(Physiologiscge psychiologi)
3.      Tahun 1896,Wundt mengajukan teori 3 dimensi.
4.      Tahun 1902 – 1903 , argumen Wundt mengenai teori baru tentang perasaan.
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri,menurut Wundt ada 3 persoalan yang
harus dibahas dalam psikologi,yaitu :
1.)    Analisis dari proses kesadaran ke dalam elemen – elemen.
2.)    Penyelidikan hubungan antara elemen – elemen.
3.)    Penentuan hukum yang mengatur hubungan itu.
Prinsip dasar yang memungkinkan hubungan antara elemen – elemen kesadaran
adalah asosiasi yang bersifat pasif dan asosiasi yang bersifat aktif atau yang bersifat
apersepsi.Diantara jenis asosiasi adalah sebagai berikut :
a) Asosiasi persepsi langsung:
         Fusi,yaitu percampuran antardua elemen kesadaran.
         Asimilasi,yaitu elemen yang masih saling independent.
         Komplikasi,yaitu asimilasi antara indra yang berbeda.
b) Asosiasi memori, yaitu asosiasi yang terjadi dalam ingatan antara elemen–elemen
yang disimpan.mengenai apersepsi Wundt mengemukakan doktrin–doktrinnya
sebagai berikut:
1) Apersepsi sebagai Fenomena
 Lapangan kesadaran
 Pusat kesadaran

27 Mikrobiologi Dan Parasitologi


2) Apersepsi sebagai kognisi:
 .Analisis
 .Sintesis
3) Apersepsi sebagai aktivitas

b.      Hermann Von Helmholtz ( 1821 – 1894 )


Helmholtz mempunyai minat dalam psikologi dan penelitiannya mengenai
kecepatan stimilus pada penglihatan dan pendengaran.Helmholtz juga mengembangkan
teori mengenai warna yang dikemukakan oleh Thomas Young.
 
c.       Edward Bradford Titchner (1867-1927)
Keturunan dari keluarga miskin dan tradisional dengan tichtner dilahirkan di
Sussex (sebelah selatan London) keturu nan dari keluarga miskin dan tradisional. Dengan
beasswa ia dapat menyelesaikan studinya. Kepribadiannya ia ternasuk orang yang pandai
dan pernah menyelesaikan studinya di Lepzig , namun tidak di terima di sana, akhirnya
dia bekerja sebagai dosendi Comel University di Amerika serikat . dalam karyanya
berjudul “Experinental Psychologi” tokoh ini menegaskan eksperimen Wundt namun
tidak semuannya dia setuju dengan pemikiran Wundt. Ajaran yang tidak di setujuinya
adalah tentang emosi.

d.      Hermam Ebbinghaus (1850-1909)


Ebbinghaus adalah psikolok yang pertama kali mengadakan eksperimen dalam
masalah belajar dan ingatan.Materi yang di gunakan dalam bentuk eksperimennya adalah
yang di kenal dengan Nonsense syllabless, yang di bentuk dengan dua konsonan dan satu
viwel di tengah.Dari materi tersebut kemudian di susun kombinasi yang di berikan kepad
subjek coba secara acak untuk di pelajari.ada beberapa metode yang di gunakana
ebbinghous dalam eksperimennya, antaralain : “the learing time methode and the
relearing methode”, yaitu memaparkan dengan ingatan.

e.       Oswald Kulpe (1862-1915)


Setelah menamatkan pendidikannya di Leipzig, ia kemudian menjadi asisten
Wundt, dan mengadakan eksperimen-eksperimen di labolabolatoriumnya.
Sebelumnya ia belejar sejarah tapi kerena pengaruh Wundt ia pindah ke filsafat, dan
akhirnya pindah ke eksperimental psikologi. Ia menulis buku”An online of

28 Mikrobiologi Dan Parasitologi


psychologi”.Menurut kulpe psychologi ilmu yang membahas fakta-fakta dari pengalaman
yang bergantung pada pengalaman pribadi.
Pada tahun 1894 yang menjadi guru besar di Universitas Wurzburg dan
mendirikan laboratorium Wundt.Kulpe menerapkan metode yang disebut sebagai “ a
systematic Experimental introspection “.Pada metode ini Kulpe menekankan pada aspek
subjektif,kualitatif,dan report yang mendetail dari subjek mengenai proses
berpikir.Tujuan Kulpe adalah ingin menyelidiki secara langsung apa yang terjadi selama
berlangsung kesadaran.Disamping berpikir juga diteliti mengenai motivasi yang
merupakan konstribusi yang cukup berarti dalam psikologi modern.Juga dikemukakan
bahwa pengalaman tidak hanya bergantung pada elemen – elemen kesadaran,tetapi
elemen tidak kesadaran juga berpengaruh pada perilaku,yang kemudian hal tersebut
dikembangkan oleh Feud.

f.       Karl Buhler ( 1879 – 1963 )


Tokoh ini menganut aliran Wurzburg,ia menentang Wundt dan tidak setuju
dengan G.E.Muller.ia pun menentang elementisme dan sesualisme.pendekatan mengenai
kejiwaan adalah holistis ( ganzhit ).Dari Buhler lah muncul aliran psikologi
Ganzheit.Tokoh ini juga menyumbangkan bagi psikologi hasil penelitiannya ( spoken
Languange ) dari sudut Psikologi.yang nantinya berkembang terus sebagai cabang
psikologi yang disebut Psikolinguistik.
Buhler dilahirkan di Mechesheim ( Baden ),ia dilahirkan pada tanggal 27 Mei
1879 dan meninggal pada tanggal 24 oktober 1963 di California Amerika Serikat dan
antara tahun 1907 – 1909 ia adalah salah satu peneliti yang penting di
Wurzburg.Hidupnya suka berpindah – pindah sampai akhir pada tahun 1938 ia ditangkap
oleh Nazi dan mengungsi ke Oslo yang kemudian pada tahu 1940 ia berhasil melarikan
diri ke Amerika Serikat ( di Minesote ).sejak tahun 1945 ia menetap di Los Angeles
Hingga akhir hidupnya.

2.3.3 Psikologi modern dalam abad ke 20


Psikologi pada abad ini disebut psikologi modern. Perkembangan psikologi ini
mempunyai kemajuan yang sangat pesat. Dalam abad ini lahirlah aliran-aliran psikologi
dengan hasil penelitian masing-maing secara khusus. Aliran psikologi ini diantaranya:

29 Mikrobiologi Dan Parasitologi


1.      Psychoanalisa
Merupakan suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan untuk
menghilangkan gangguan-gangguan yang terdapat pada susunan saraf. Lambat laun
menjadi metode untuk menyelidiki proses-proses kesadaran jiwa dalam lingkungan
psikologi.
Tokoh-tokoh psikologi ini yang terkenal adalah:
a)      Dr. Breuer, seorang dokter ahli urat saraf di Australia pd th 1880
b)      Prof. Charcot dari Prancis
c)      Sigmun Freud dari Australia

2.      Individual Psikologi


a)      Alferd Adler
Menyatakan bahwa pokok pengertian psikologi adalah pengertian tentang
individualitas (kepribadian seseorang). Kepribadian adalah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan menjadi sumber watak dan tigkah laku manusia.
Suatu prinsip yang penting dalam individual psikologi adalah:
         Teologis ( tujuan ): kejiwaan yang hidup tidak bersifat statis, melainkan dinamis
dan berpusat pada satu tujuan
         Perencanaan hidup: tiap manusia tentu mempunyai cita-cita yang menjadi
penggerak segala perbuatan untuk mencapai tujuan.
         Hasrat bermasyarakat: cenderung mengabdi kepada masyarakat.
         Hasrat berkuasa : hasrat mengabdi kepada diri sendiri. Kecenderungan berkuasa
terwujud pada perkembangan iri, sehingga menimbulkan pemujaan ego.
         Kompensasi: kekurangan dalam suatu bidang diimbangi dengan suatu usaha
dibidang lain. Kompensasi ini dilakukan karena ada perasaan kurang mampu dan
adanya kelemahan baik jasmani maupun rohaniyah.

b)   Frist Kunkel


Adalah seorang dokter ahli dalam urat syaraf di Berlin. Pada prinsipnya
membedakan dua macam kekuatan pokok pada manusia, yaitu: nafsu mengabdi kepada
masyarakat dan nafsu mengabdi kepada diri sendiri. Dengan adanya dua kekuatan itu
dikemukakakn hukum yang berbunyi: makin besar nafsu mengabdi kepada diri sendiri
nakin kecil nafsu mengabdi kepad masyarakat dan sebaliknya.

30 Mikrobiologi Dan Parasitologi


3.      Neo Freudian
Aliran ini muncul disebabkan karena adanya rasa tak puas atas aliran-aliran
psikologi yang ada terutama psikologi analisa dari freud. Baik Freud maupun Neo
Freudian keduanya menggunakan metode Psychoanalisis.
Perbedaan-perbedaan yang menonjol antara kedua aliran itu adalah:
Freudian Neo Freudian
a. Tinjauannya bersifat biologis, a. Tinjauannya bersifat sosiologis,
cenderung kepada biologi. cenderung kepada sosiologi.
b. Mendasarkan kepada nafsu istinc. b. Mendasarkan kepada motif-
c. Perkembangan perasaan di entukan motif hidup dan situasi hidup
oleh perkembangan, pertumbuhan sebagai manusia.
dan kematangan social. c. Perkembangan perasaan oleh
pengaruh lingkungan keluarga,
sekolah dan kebudayaan yang
berbeda-beda sesuai waktu dan
empat.
Mulai permulaan abad ke-20 psikologi mempunyai lebih banyak aliran dengan
spesialisasi di bidang penelitian masing-masing serta penerapannya. Beberapa contoh
aliran-aliran yang berkembang pada fase ini adalah:
Psikologi dalam, yang terbagi atas beberapa aliran:
1.      Psiko-analisa, yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang kejiwaan yang berada
di bawah sadar manusia
2.      Psikologi perorangan, yaitu psikologi yang berusaha menyelidiki hidup kejiwaan
manusia dari segi pribadi perorangan, menurut sumber pokok hidup kejiwaannya.
3.      Psikologi analitis, yaitu aliran psikologi yang bertujuan mempelajari kehidupan
jiwa manusia dari segi lapisan jiwa sadar dfan tidak sadar.
4.      Neo-Freudianisme, yaitu suatu aliran psikologi yang bersumber dari pendapat-
pendapat Freud, akan tetapi kemudian berkembang menjadi pandangan-pandangan
baru. Manusia dianggap sebagai sebagai suatu mahluk yang bereaksi secara total
kejiwaannya, bukan secara unsur demi unsur.
Selain aliran-aliran tersebut diatas . Beberapa ilmuan biologi dan fisika
mempunyai minat untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu jiwa menurut prosedur
ilmiyah modern. Bukti dari mempelajari ilmu jiwa maka muncul beberapa aliran yaitu
Strukturalisme sebagai pemula yang mengangkat psikologi sebagai disiplin ilmu yang
otonom, dengan didirikan laboratorium psikologi yang pertama dengan menggunakan

31 Mikrobiologi Dan Parasitologi


prosedur penelitian. Dan terjadi pro dan kontra karena banyak pendapat yang munculan
membentuk aliran-aliran psikologi lainya seperti:
  Fungsionalisme
  Behaviorisme
  Gestaltpsychology
  Psychoanalyticpsychology
  Humanisticpsychology
Keenam aliran tersebut yang memperkaya dan memperlengkap ilmu pengetahuan
psikologi modern.
Ciri khas dari psikologi modern yang antara lain nampak sebagai berikut:
1. Bersifat totalitas
2. Bersifat teologis
3. Vitalistis biologis ( jiwa dipandang aktif dan bergerak dalam hidup manusia)
4. Melakukan pendalaman dan penyelaman terhadap jiwa (verstehend)
5. Berdasarkan nilai-nilai
6. Gejala-gejala jiwa dihubungkan dengan subyeknya
7. Memandang jiwa aktif dinamis
8. Mementingkan fungsi jiwa
9. Mementingkan mutu/kualitas
10. Lebih mementingkan perasaan.

2.4 Pengertian Perilaku Manusia


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

32 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo, 2005).
Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia
itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal
kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau
beraktivitas karena adanya tujuan tertentu. Dengan adanya need atau kebutuhan diri
seseorang maka akan muncul motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku ,
baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali
memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses
terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus
dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan
terhadap individu atau organisme yang bersangkutan. Formulasi Bandura berwujud
B=  behavior. E=environment, P=person,atau organisme. Perilaku lingkungan dan
individu itu sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu
dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada
lingkungan. Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003). 

2.5 Proses Pembentukan Perilaku


Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3cara sesuai
keadaan yang diharapkan, yakni:
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau
kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,
maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar
kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner
terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempuntai
dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan,
pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas
teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam
eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam

33 Mikrobiologi Dan Parasitologi


eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah
salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih
dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model
atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social
learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura
(1977).
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003),
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang
tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1) Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek)
2) Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3) Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


1. Keturunan
Keturunan adalah pembawaan/karunia dari Tuhan YME. Keturunan sering
disebut dengan pembawaan, heredity-teori Mendel ( yang dikenal dengan
hipotesan genetika ) menyatakan bahwa :
a. Tiap sifat makhluk hiddup dikendalikan oleh faktor lingkungan.
b. Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.
c. Pada waktu pembebtukan sel kelamin, pasangan keturunan memahisah dan
menerima pasangan faktor keturunan.

34 Mikrobiologi Dan Parasitologi


2. Lingkungan
Lingkungan sering disebut miliu, environment atau nurture. Lingkungan 
dalam pengertian psikologi adalah segala apa  yang berpengaruh pada diri
individu dalam berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap
perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat
digolongkan :
a. lingkungan manusia
Meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat dan termasuk didalamnya
keudayaan, agama, taraf kehidupan.
b. lingkungan benda
Benda yang terdapat disekitar manusia yang turut memberi warna pada jiwa
manusia yang disekitarnya.
c. lingkungan geografis
lingkungan ini turut mempengaruhi corak kehidupan manusia. Masyarakat
yang tinggal di daerah pantai mempenyai keahlian, kegemaran dan
kebudayaan yang berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah yang
gersang.
Pengaruh lingkungan pada individu sebagai dua sasaran yaitu :
1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk social.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu.
3. Emosi
Merupakan  konsep dasar dalam pembentukan perilaku. Perubahan perilaku
manusia dapat ditimbulkan akibat kondisi emosi. Perubahan yang didasari
memungkinkan mengubah sifat atau perilakunya. Emosi menunjukkan
kegoncangan organisme yang disertai oleh gejalagejala kesadaran, keperilakuan,
dan proses fisiologis. Bila orang yang Anda cintai menaemoohkan Anda, Anda
akan bereaksi secara emosional karena Anda mengetahui makna vemoohan itu
(kesadaran). Jantung Anda akan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respons
dengan mengeluarkan keringat, dan aapas terengah-engah (proses fisiologis).
Anda mungkin membalas cemoohan itu dengan kata-kata keras atau ketupat
bangkahulu (keperilakuan).
4. Persepsi
Organisasi pengamatan membentuk perilaku yang berbeda karena
pengamatannya berbeda. Pengalaman yang dihasilkan dari indra penglihatan,

35 Mikrobiologi Dan Parasitologi


pendengaran, penciuman dsb, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda
meskipun obyeknya sama.
5. Motivasi
Daya dorong , menjadi penguat terhadap perilakunya. Dorongan untuk
bertindak guna mencapai suatu tujuan, sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan
fisiologi, psikologi dan sosial.
6. Belajar
Ketika orang sudah matang masa perkembangannya otomatis akan
mempengaruhi perkembangan psikis seseorang. Kematangan dan perkembangan
menampilkan kemampuan seseorang sesuai kebutuhannya.
7. Intelegensi
Ketika seseorang mempunyai intelegensi tinggi akan memberikan
keanggunan pada perilakunya. Kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

2.6.1 Faktor - Faktor lain yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


1. Faktor Personal :
1) Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan
berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku
sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudahdiprogram secara genetis
dalam jiwa manusia.
2) Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
a. Komponen Afektif 
Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan
karena erat kaitannyadengan pembicaraan sebelumnya.
b. Komponen Kognitif 
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
c. Komponen Konatif 
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.

36 Mikrobiologi Dan Parasitologi


2. Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah
faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi
oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasionalini berupa:
1) faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
2) faktor temporal, misal keadaan emosi
3) suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
4) teknologi
5) faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu
6) lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
7) stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

2.7 Macam-Macam Perilaku Manusia


Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.7.1 Macam-macam Klasifikasi Perilaku yang Lain


1. Perilaku Refleks
Dilakukan oleh manusia secara otomatis. Perilaku ini diluar lapangan
kemampuan manusia serta terjadi tanpa dipikir atau diinginkan, kadang-kadang
terjadi tanpa disadari sama sekali. Perilaku refleks ini secara umum mempunyai
tujuan menghindari ancaman yang merusak keberadaan individu sehingga
individu dapat berperilaku dengan normal.

37 Mikrobiologi Dan Parasitologi


2. Perilaku refleks bersyarat
Merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan tertentu.
Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia dan bisa dipelajari atau
dapat dari pengalaman. Dengan demikian gerak refleks adalah kesatuan kelakuan
dan berdasarkan kelakuan itu tersusunlah kelakuan manusia yang kompleks
dengan segala tingkatan. Apabila timbulnya rangsangan berulang-ulang maka
perilaku refleks bersyarat akan lemah.
3. Perilaku yang mempunyai tujuan
Yaitu perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atao merupakan
rangkaian tahap-tahap yang banyak, masing-masing tahap merupakan perilaku
refleks yang sederhana. Ada tiga gejala yang menyertai perilaku bertujuan yaitu
pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan, atau motif.

2.7.2 Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku


Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang
digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Di bawah ini
diuraikan bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut WHO. Menurut WHO,
perubahan perilaku itu dikelompokkan menjadi tiga.
1) Perubahan Alamiah (Natural Change)
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena
kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan
lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat
di dalamnya juga akan mengalami perubahan. Misalnya, Bu Ani apabila sakit kepala
(pusing) membuat ramuan daun-daunya yang ada dikebunnya. Tetapi karena
perubahan kebutuhan hidup, maka daun-daunan untuk obat tersebut diganti dengan
tanaman-tanamanuntuk bahan makanan. Maka ia ketika sakit, dengan tidak berfikir
panjang lebar lagi Bu Ani berganti minum jamu buatan pabrik yang dapat dibeli di
warung.
2) Perubahan Terencana (Planned Change)
Perubahan perilaku ini  terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
Misalnya, Pak Anwar adalah perokokberat. Karena pada suatu saat ia terserang batuk-
batuk yang sangat mengganggu, maka ia memutuskan untuk mengurangi rikok sedikit
demi sedikit, dan akhirnya berhenti merokok sama sekali.
3) Kesediaan untuk Berubah (Readdiness to Change)

38 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam
masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk
menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang
lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini
disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readdiness to change)
yang berbeda-beda.
Setiap orang di dalam suatu masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah
yang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama.

2.8 Tahap-tahap Perkembangan manusia

Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap kali mencapai


kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang
lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase
perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan
berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak
kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. Fase perkembangan dapat di artikan
sebagai tahapan atau pembentukan tentang perjalanan kehidupan individu yang di
warnai ciri ciri khusus atau pola pola tingkah laku tertentu.

Tahap-tahap perkembangan pada manusia terjadi melalui dua fase, yaitu fase
embrionik (dalam kandungan/sebelum dilahirkan) dan fase pasca embrionik (setelah
dilahirkan).

1. Fase Embrionik (dalam Kandungan/sebelum Dilahirkan)

Perkembangan pada manusia pada fase embrionik diawali dengan proses


pembuahan. Yaitu pertemuan antara sel telur yang berasal dari perempuan (ibu)
dengan sel sperma yang berasal dari pria (ayah). Inti sel sperma akan melebur dengan
inti sel telur dan terbentuk sebuah sel baru yang disebut zigot.  Zigot ini akan
membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot yang
telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio, kemudian
menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di
dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9
bulan 10 hari.

39 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Perkembangan janin selama di dalam kandungan/rahim dibagi dalam tiga
tahapan. Lamanya waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan. Tiga bulan pertama
embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm. Janin sudah
berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga
bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.

Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah
mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh
memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa
dideteksi. Gerakan janin juga mulai aktif. Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan
ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah proporsional seperti bayi. Karena
ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidak terlalu leluasa bergerak di dalam rahim.
Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang sekitar 50 cm.
Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi.

2. Fase Pasca Embrionik (setelah Dilahirkan)

 Balita

Bayi mempunyai kaki namun belum bisa berjalan dan mempunyai tangan
namun belum dapat memegang dengan baik. Bayi memperoleh makanan dan
minuman dari ASI (air susu ibu). Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ pada
bayi juga akan berkembang. Pada usia 1 atau 2 tahun, bayi akan mulai belajar berjalan
dan mengendalikan fungsi anggota tubuh lainnya seperti tangan, kepala, mulut. Organ-
organ tersebut akan semakin matang pada saat usia anakanak. Pada saat usia masuk
sekolah (sekitar usia 5 tahun)

 Anak-anak

Masa anak-anak, yaitu usia 5 hingga 12 tahun. Dalam periode ini,


pertumbuhan fisik mulai meningkat baik tinggi badan maupun berat badan disertai
perkembangan koordinasi otot-otot dan kemampuan mental. Beberapa anak dapat
membaca angka-angka dan huruf-huruf tertentu. Di atas usia ini, anak telah
berkembang dalam kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan beralasan. Pada

40 Mikrobiologi Dan Parasitologi


usia yang sama, anak telah matang emosinya dan belajar bagaimana bergaul dengan
orang lain.

 Remaja

Masa remaja ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Perubahan fisik


yang terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya,
organ reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi
anak laki-laki. Beberapa tanda matangnya organ reproduksi pada anak perempuan
adalah tumbuhnya rambut di daerah kemaluan, membesarnya buah dada, dan terjadi
menstruasi. Adapun pada anak laki-laki, tampak dari membesarnya jakun (sehingga
suara menjadi besar), tumbuhnya rambut di wajah, otot-otot membesar, dan mimpi
yang diiringi dengan keluarnya sperma (mimpi basah). Penyebab munculnya pubertas
adalah karena kerja hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (pada perempuan) dan
testosteron yang dihasilkan testis (pada anak laki-laki). Akibatnya, organ-organ
reproduksi berfungsi dan tubuhmu mengalami perubahan. Salah satu ciri pubertas
pada anak perempuan adalah menstruasi.

1. Dewasa

Setelah melewati masa remaja, akan memasuki masa dewasa sebagai tahapan
selanjutnya dari perkembangan manusia. Pada masa ini pertumbuhan tubuhmu
mencapai ukuran maksimal. Tinggi badan akan terhenti pada usia sekitar dua puluh
tahunan. Selama masa dewasa, pemahaman emosional akan terus berkembang,
berpotensi untuk terus belajar, mengembangkan diri dalam hal keterampilan, dan
aktualisasi diri, bekerja, membina hubungan sosial, dan terus berprestasi.

 Masa Tua

Segala potensi pada masa dewasa akan mengalami kemunduran ketika


memasuki masa tua. Ini terjadi pada usia sekitar 60 – 65 tahun. Tubuh semakin rentan,
wajah dan tangan mulai keriput, kesehatan menurun, kecerdasan menurun. Bahkan
pada usia lanjut orang mudah lupa dan membutuhkan banyak istirahat, sehingga lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Pada masa ini aktivitasnya

41 Mikrobiologi Dan Parasitologi


menurun dan mulai sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan dan aktivitas
seperti biasanya.

Adapun pendapat lain, Erikson mengelompokkan tahapan perkembangan


manusia ke dalam 8 stage yang merentang sejak kelahiran hingga kematian.

A. Masa Prenatal

Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni pertemuan
antara sperma dan ovum hingga berakhir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini
berlangsung antara 180 sampai 344 hari lamanya. Setelah masa ini, seorang ibu akan
melahirkan bayinya. Namun, ada kalanya usia kelahiran dapat terjadi secara mendadak
dan terjadi sebelum usia enam bulan. Karena kondisi fisik janin yang belum genap
berusia tujuh bulan sangat lemah, belum mampu bernafas secara mandiri, dan
metabolism tubuh belum berfungsi sempurna, akibatnya janin tersebut cenderung
meninggal dunia karena belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan di luar
rahim ibunya.

1. Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi


tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Germinal

Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia.


Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses
pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopi
menuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan mengalami
perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi
jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim ini disebut blastosyst. Bagian
luar blastosyst akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.

42 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan
berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc),
yaitu: (a) ectoderm, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b)
endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti
sistem pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal lainnya, (c)
mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-
otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).

Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada
dinding rahim. Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah
masa konsepsi dinamakan implantasi.

b. Tahap Embrio

Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding
rahim. Dalam tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu
berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism
memperoleh perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang
normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian
dengan baik, organism akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik
ataupun psikis.

Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang
yang disebut tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah
yang berisi sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya
berfungsi untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan
pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita
akan menemukan setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana
sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu
yang lebih besar.

43 Mikrobiologi Dan Parasitologi


c. Tahap Janin

Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang
menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan
sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin
memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan
terus berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal

Para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan


manusia selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan
manusia dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.

Konsep nature muncul dipengaruhi oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan
oleh Jean Jacquess Rousseau (dalam Stumpf, 1999). Ia menyatakan bahwa faktor-
faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature
mengandung pengertian faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-
fisiologis terutama keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh
orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang
bersifat fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit, rambut, jenis
penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe, kepribadian,
kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.

Sedangkan konsep nurture dipengaruhi oleh aliran filsafat empirisme yang


dikemukakan oleh Jhon Locke. Melalui teori tabula rasa, Locke mengatakan bahwa
manusia dilahirkan dalam keadaan suci, bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia
percaya bahwa baik dan buruknya perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan  dari
pengaruh lingkungannya.                                                                                           
Konsep nurture merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan
eksternal, seperti: pola asuh, pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial
ekonomi, agama, dan sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang
dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggung jawab, apabila ia berada dalam
lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut. Lingkungan hidup yang

44 Mikrobiologi Dan Parasitologi


buruk akan menyebabkan individu berkembang menjadi seorang pribadi yang tidak
baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.

a. Genetis

Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang


dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan
terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan).                                      
Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa
melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan
merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat,
maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak
sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara
fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).

Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms
& Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis
seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan
nampak pada hal-hal sebagai berikut :

1)   Sifat- sifat Fisik

Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan,
kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal
maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak
yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.

2)   Intelegensi

Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya.
Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang
lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh
pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak
cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).

45 Mikrobiologi Dan Parasitologi


3)   Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif


maupun afektifyang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi
yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran,
sikap, dan perilaku seseorang.

Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkingan hidupnya,


kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam
berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan
bahwa baik kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan
dari kedua orang tuanya.

Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen
ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting
dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus
tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal.
Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya
dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat
perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas
tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan
terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli
psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi
dibandingkan dengan lingkungan.

Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih


banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas, yaitu:

• Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam
ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga
memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini,
yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.
• Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning

46 Mikrobiologi Dan Parasitologi


mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan
antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang Italia.

• Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota


keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.

• Umur kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa
bayi dan masa adolesensi.

b. Lingkungan

Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau
negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif
bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk
perkembangan individu.

Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds &


Feldman, 2004) menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni
berlapis-lapis dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi
lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau
anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.

Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun


juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan
bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra
kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini
disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia,
radiasi, atau agenlingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio
atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan
kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat
mempengaruhi kehamilan.

Karena itu, para ahli psikologis maupun medis berusaha keras untuk mengatasi
dan membantu perawatan pada wanita hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan

47 Mikrobiologi Dan Parasitologi


tanggung jawab dari calon ayah dan calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.

c. Interaksionisme antara Genetis dan Lingkungan

Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas,
maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi.
Perpaduan antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa
perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu
faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan
maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor
lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis,
sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun
psikologis.

B. Tahap Bayi (Infancy): Sejak lahir hingga usia 18 bulan.

Hasil perkembangan ego : trust vs mistrust (percaya vs tidak percaya)

Kekuatan dasar: Dorongan dan harapan

Periode ini disebut juga dengan tahapan sensorik oral, karena orang biasa
melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Sosok Ibu memainkan
peranan terpenting untuk memberikan perhatian positif dan penuh kasih kepada anak,
dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini dilalui dengan
baik, bayi akan menumbuhkan perasaan trust (percaya) pada lingkungan dan melihat
bahwa kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila gagal di periode ini,
individu memiliki perasaan mistrust (tidak percaya) dan akan melihat bahwa dunia ini
adalah tempat yang mengecewakan dan penuh frustrasi. Banyak studi tentang bunuh
diri dan usaha bunuh diri yang menunjukkan betapa pentingnya pembentukan
keyakinan di tahun-tahun awal kehidupan ini.

Di awal kehidupan ini begitu penting meletakkan dasar perasaan percaya dan
keyakinan bahwa tiap manusia memiliki hak untuk hidup di muka bumi, dan hal itu
hanya bisa dilakukan oleh sosok Ibu, atau siapapun yang dianggap signifikan dalam
memberikan kasih sayang secara tetap.

48 Mikrobiologi Dan Parasitologi


C. Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18 Bulan hingga 3
tahun

Hasil perkembangan ego : autonomy vs shame (otonomi vs rasa malu)

Kekuatan dasar : Pengendalian diri, keberanian, dan kemauan (will)

Selama tahapan ini individu mempelajari ketrampilan untuk diri sendiri. Bukan
sekedar belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri, melainkan juga mempelajari
perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk latihan yang sangat dihargai: toilet
training. Di masa ini, individu berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan
otonomi, seiring dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh
dan tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah. Salah satu ketrampilan yant
muncul di periode adalah kemampuan berkata TIDAK. Sekalipun tidak
menyenangkan orang tua, hal ini berguna untuk pengembangan semangat dan
kemauan.

Di sisi lain, ada kerentanan yang bisa terjadi dalam periode ini, khususnya
berkenaan dengan kegagalan dalam proses toilet training atau mempelajari skill
lainnya, yang mengakibatkan munculnya rasa malu dan ragu-ragu. Lebih jauh,
individu akan kehilangan rasa percaya dirinya.

D. Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun

Hasil perkembangan ego : initiative vs guilt (inisiatif vs rasa bersalah)

Kekuatan dasar : Tujuan

Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang


dewasa di sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Anak laki-laki
bermain dengan kuda-kudaan dan senapan kayu, anak perempuan main “pasar-
pasaran” atau boneka yang mengimitasi kehidupan keluarga, mobil-mobilan,
handphone mainan, tentara mainan untuk bermain peran, dsb. Di masa ini, muncul
sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak:”KENAPA?”

49 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Sesuai dengan konsep Freudian, di masa ini anak (khususnya laki-laki) juga
sedang berjuang dalam identitas gender-nya yang disebut “oedipal struggle”. Kita
sering melihat anak laki-laki yang bermain dengan alat kelaminnya, saling
menunjukkan pada sesama anak laki-laki, atau bahkan menunjukkan pada anak
perempuan sebaya. Kegagalan melalui fase ini menimbulkan perasaan bersalah.
Hubungan yang signifikan di periode ini adalah dengan keluarga inti (ayah, ibu, dan
saudara).

E. Tahap Usia Sekolah (School Age): Usia 6 – 12 tahun

Hasil perkembangan ego: Industry vs Inferiority (Industri vs Inferioritas)

Kekuatan dasar: Metode dan kompetensi

Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas
hanya menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek mental yang
berarti, berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Kita bisa simak, dalam periode
sebelumnya pertumbuhan dan perkembangan berbilang bulan saja untuk manusia agar
bisa tumbuh dan berkembang.

Keterampilan baru yang dikembangkan selama periode ini mengarah pada


sikap industri (ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan, dsb),
serta berada di dalam konteks sosial. Bila individu gagal menempatkan diri secara
normal dalam konteks sosial, ia akan merasakan ketidak mampuan dan rendah diri.

Sekolah dan lingkungan sosial menjadi figur yang berperan penting dalam
pembentukan ego ini, sementara orang tua sekalipun masih penting namun bukan lagi
sebagai otoritas tunggal.

Berikut tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12
tahun) :

1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.


2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

50 Mikrobiologi Dan Parasitologi


4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

F. Tahap Remaja (Adolescence): Usia 12 hingga 18 tahun

Hasil perkembangan ego: Identity vs Role confusion (identitas vs kebingungan peran)

Kekuatan dasar: devotion and fidelity (kesetiaan dan ketergantungan)

Bila sebelumnya perkembangan lebih berkisar pada apa yang dilakukan untuk
saya, sejak stage perkembangan ini perkembangan tergantung pada apa yang saya
kerjakan. Karena di periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa,
hidup berubah sangat kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya,
berjuang dalam interaksi sosial, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.

Tugas perkembangan di fase ini adalah menemukan jati diri sebagai individu
yang terpisah dari keularga asal dan menjadi bagian dari lingkup sosial yang lebih
luas. Bila stage ini tidak lancara diselesaikan, orang akan mengalami kebingungan dan
kekacauan peran. Hal utama yang perlu dikembangkan di sini adalah filosofi
kehidupan. Di masa ini, seseorang bersifat idealis dan mengharapkan bebas konflik,
yang pada kenyataannya tidak demikian. Wajar bila di periode ada kesetiaan dan
ketergantungan pada teman.

G. Tahap Dewasa Awal (Young Adulthood): Usia 18 hingga 35 tahun

Hasil perkembangan ego: Solidarity vs Isolation (Solidaritas vs isolasi)

Kekuatan dasar: affiliation and love (kedekatan dan cinta)

Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta. Hubungan
yang saling memberikan rasa senang dan puas, utamanya melalui perkawinan dan
persahabatan. Keberhasilan di stage ini memberikan keintiman di level yang dalam.
Kegagalan di level ini menjadikan orang mengisolasi diri, menjauh dari orang lain,

51 Mikrobiologi Dan Parasitologi


dunia terasa sempit, bahkan hingga bersikap superior kepada orang lain sebagai
bentuk pertahanan ego. Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan dan
persahabatan. 

Pada masa ini perubahan-perubahan fisik relative sudah tidak sepesat masa
sebelumnya (puber dan remaja), bahkan di awal usia dewasa dini (sekitar 18 tahun)
kondisi fisik cenderung sudah menetap, dalam arti bila terjadi perubahan tidak
signifikan lagi. Pada masa ini yang sedang terjadi adalah masa reproduktif, yang mulai
sempurna di awal usia dua puluhan, dan akan mengalami penurunan kualitas di usia
pertengahan tiga puluhan.

H. Tahap Dewasa Tengah (Middle Adulthood): Usia 35 hingga 55 atau


65tahun

Hasil perkembangan ego: Generativity vs Self Absorption or Stagnation

Kekuatan dasar: production and care (produksi dan perhatian)

Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu cenderung
penuh dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai permasalahan di
seputar keluarga. Selain itu adalah masa “berwenang” yang diidamkan sejak lama.

Tugas yang penting di sini adalah mengejawantahkan budaya dan meneruskan


nilai budaya pada keluarga (membentuk karakter anak) serta memantapkan lingkungan
yang stabil. Kekuatan timbul melalui perhatian orang lain, dan karya yang
memberikan sumbangan pada kebaikan masyarakat, yang disebut dengan
generativitas. Jadi di masa ini, kita takut akan ketidak aktifan dan ketidak bermaknaan
diri.

Sementara itu, ketika anak-anak mulai keluar dari rumah, hubungan


interpersonal tujuan berubah, ada kehidupan yang berubah drastic, individu harus
menetapkan makna dan tujuan hidup yang baru. Bila tidak berhasil di stage ini,
timbullah self-absorpsi atau stagnasi. Yang memainkan peranan di sini adalah
komunitas dan keluarga.

52 Mikrobiologi Dan Parasitologi


I. Tahap Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 atau 60

Hasil perkembangan ego: Integritas vs Despair (integritas vs keputus asaan)

Kekuatan dasar: wisdom (kebijaksanaan)

Orang berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah
dilaluinya dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi
pada kehidupan, ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh
menerima keluasan dunia dan menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
Sebaliknya, orang yang menganggap masa lalu adalah kegagalan merasakan keputus
asaan, belum bisa menerima kematian karena belum menemukan makna kehidupan.
Atau bisa jadi, ia merasa telah menemukan jati diri dan meyakini sekali bahwa dogma
yang dianutnyalah yang paling benar.

J. MASA LANSIA (LANJUT USIA ) : 60 Tahun keatas

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang


menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia
sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap


orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke
atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan
pokok bagi kehidupannya sehari-hari.

Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan


kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami

53 Mikrobiologi Dan Parasitologi


berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia


merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses
kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan
waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.

Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok
lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara
yang berbeda-beda.

Ciri-Ciri Lansia

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang


lanjut usia, yaitu :

Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang
kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan
pendapat orang lain.

54 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri
lansia menjadi buruk.

Perkembangan Lansia

Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
duia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.

Perubahan yang terjadi pada lansia

1. Perkembangan jasmani

Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder
(secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami
penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan
karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan
lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet
serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat
keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya
kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang
sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat
mengurangi fungsi organ pernapasan.

55 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan
tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang
punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat
mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini
merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.

Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin
menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi
putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang
menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan
elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya
pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar.
Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang
lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan
kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang
dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit.

Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang
menyebabkan atropy pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing
sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan
transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat
untuk beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain.
Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami
atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda.

Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya
berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi
proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat
dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme
lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan
berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat
mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat
indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang.

56 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan
usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan
dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh
untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya,
sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat
sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat
mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial.

Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak


mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai
memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang
lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi
perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena
perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia.

Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit
air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang
sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika
berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap
ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang
menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata
tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar
secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang
paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata
pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas.

Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan
sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan
penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah
mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan.
Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi
baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat
membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan
lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik
kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur
57 Mikrobiologi Dan Parasitologi
tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan
keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5)
pendengaran yang berkurang.

2. Perkembangan Intelektual

Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan


mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir
sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia
antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus
mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.

Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai


menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori
tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi
tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan,
dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang
termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran
memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-
macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat
mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori
pada lansia tersebut.

Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang


tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun
melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya
kepikunan.

3. Perkembangan Emosional

Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat

58 Mikrobiologi Dan Parasitologi


menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia.

Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan
dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan
penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan
fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin
sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya
sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada
masa-masa selanjutnya.

Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.

Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa
pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang
sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi
sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya
merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang –
orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan
harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan pensiun,
seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk menyesuaikan
diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984).

Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan


dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi
yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam

59 Mikrobiologi Dan Parasitologi


kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka.
Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan
mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.

Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan


bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk
yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan
reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan
individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan
terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang
mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia,
gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut
menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada
dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga
mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap
diri sendiri.

Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik,
kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang
muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan
tanda-tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif,
mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak.

Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk


mengekspresikan kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka
menjadi kikir dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang
positif kepada orang lain karena melalui pengalaman-pengalaman masa lalu
membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon
yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya
mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang
berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.

4. Perkembangan Spiritual

60 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan
batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada
obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan
besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

5. Perubahan Sosial

Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun


pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan
hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi
merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga
mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002,
h.239).

6. Perubahan Kehidupan Keluarga

Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang
disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa
memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan
orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki
hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.

Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya
sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan
sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena
lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang
harus mereka penuhi.

7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia

61 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam
penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi
hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa
cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa
tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang.

Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun
begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak
memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan
dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.

62 Mikrobiologi Dan Parasitologi


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan
hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku
manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-
sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan
macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor
Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi,
ingatan, berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan
terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu
perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari
perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.Teori ±
teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan
diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin
mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan
perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyamandalam perbedaan yang ada
dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

63 Mikrobiologi Dan Parasitologi


Daftar Pustaka

Wawan , A dan M, Dewi. (2010). Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia,


 

Yogyakarta: Nuha medika.

Sobur. A. (2003). Psikologi umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Walgito,bimo. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka cipta.

Notoatmodjo,Soekidjo, (2003). Perilaku kesehatan dan pendidikan. Jakarta: Rineka cipta

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sam. Z dan Wahyuni S. (2012).Psikologi Keperawatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Wijayaningsih, KS. (2014). Psikologi Keperawatan, Jakarta: Trans Info Medika.

Bachri, Syamsul. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.

Jakarta : Kencana.

Mustaqlim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.


Jakarta : Rineka Cipta.

64 Mikrobiologi Dan Parasitologi

Anda mungkin juga menyukai