Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
1. Pengertian BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram (sampai dengan 2499 gram). (Kosim dkk,2014).
Ada 2 macam BBLR:
a. Bayi kurang bulan sekitar umur kehamilan 37 minggu
b. Bayi kecil masa kehamilan (KMK) bayi dilahirkan kurang dari percentil ke-10
kurva pertumbuhan janin.
Jika dilihat dari pengangan dan harapan hidup BBLR dapat dibedakan dalam:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR): 1500-2499 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR): <1500 gram
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) : <100 gram.
(Kosim, 2014).
Klasifikasi BBLR Menurut Masa Kehamilan yaitu:
a. Bayi Premature Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Terdapat derajat prematuritas, menurut usher digolongkan menjadi 3
kelompok:
Bayi sangat premature (extremely premature): 24-30 minggu.
Bayi premature sedang (moderately premature): 31-36 minggu.; Borderline
Premature: 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat premature dan mature.
Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah seperti yang
dialami bayi premature misalnya gangguan pernapasan, hyperbilirubinemia
dan daya isap yang lemah.
b. Bayi Premature Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukan bahwa bayi KMK ini
dapat menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine growth
retardation= IUGR). Setiap bayi baru lahir (premature, matur dab postmature)
mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya.
Gambaran kliniknya tergantung dari pada lamanya intensitas dan timbulnya
gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi bayi tersebut.
2. Tanda dan Gejala
a. Berat badan <2500 gram.
b. Panjang badan <45 cm, lingkar kepala <33 cm, lingkar dada <30 cm.
c. Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas
daun telinga.
d. Dada : dinging thorak elastis, putting susu belum terbentuk.
e. Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah kelihatan.
f. Kulit : tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan.
g. Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak.
h. Genetalia : pada laki-laki skrotum kecil, testis tidak teraba. Pada perempuan
labia mayora hampir tidak ada, klitoris menonjol.
i. Ekstremitas : kadang oedema, garis telapak kaki sedikit
j. Motorik : pergerakan masih lemah.
3. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Faktor umum ibu, paritas, ras, inferlitas, Riwayat kehamilan tidak baik, lahir
abnormal, jarak kelahiran terlalu dekat. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
pada anak sebelumnya, penyakit akut dan kronik, kebiasaan tidak baik seperti
merokok dan minum alcohol, preeklamsi dan lain-lain.
b. Faktor plasenta tumor, kehamilan ganda
c. Faktor janin infeksi bawaan, kelainan kromosom
d. Faktor janin, contohnya premature, hidramnion, kehamilan kembar/ganda
(gemelli) dan kelainan kromosom.
e. Faktor lingkungan, contohnya tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio
ekonomi rendah dan paparan zat racun.
4. Gambaran Klinis
a. Gambaran klinis Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) premature murni.
Antara lain berat lahir kurang dari 2500 gram, Panjang badan kurang dari 45
cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, masa
gestasi kurang dari 37 minggu, kulit tipis dan mengilap, lemak subkutan
kurang, tulang rawan telinga sangat lunak, lanugo banyak terutama di
punggung, putting susu belum terbentuk dengan baik, pembuluh darah kulit
banyak terlihat, labia minora belum tertutup labia mayora (pada bayi
perempuan), testis belum turun (pada bayi laki-laki), pergerakan kurang dan
lemah, tonus otot hipotonik, menangis lemah, pernapasan belum teratur sering
mengalami apnea, refleks tonik leher lemah, serta refleks mengisap dan
menelan belum sempurna.
b. Gambaran klinis Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dismatur
Memiliki gambaran yang sama dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
prematuritas murni. Bayi dismatur postterm memiliki gambaran klinis berupa
kulit pucat atau bernoda mekonium kering keriput dan tipis, verniks kaseosa
tipis/tidak ada, jaringan lemak di bawah kulit tipis bayi tampak gesit, aktif dan
kuat, serta tali pusat berwarna kuning ke hijauan.
5. Patofisiologi
Berat badan lahir renda dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu,
faktor janin dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita
ibu, usia ibu saat hamil kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan
sosial ekonomi. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan
kromosom. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi dan zat-zat
beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir
premature atau dismatur dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika hal
tersebut terjadi, maka bayi dituntut untuk beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin
sebelum organ tubuhnya berkembang secara optimal.
6. Komplikasi
Bersangkutan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam baik anatomi maupun
fisiologi maka mudah timbul beberapa kelainan pada BBLR.
a. Hipotermia
Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas
dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena
pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang
sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan
tubuh relatife lebih besar di banding dengan berat badan sehingga mudah
kehilangan panas.
b. Sindroma gangguan pernapasan idiopatik
Disebut juga penyakit membrane hialin. Kesukaran pernafasan pada bayi berat
lahir rendah dapat di sebabkan belum sempurnanya pembentukan membrane
hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan
tegangan dinding alveoli oaru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai
maksimum pada minggu ke-35 kehamilan.
c. Aspirasi pneumonia
Keadaan ini di sebabkan karena reflek menelan dan batuk pada bayi berat lahir
rendah belum sempurna.
d. Perdarahan intraventrikuler
Hal ini di sebabkan oleh karena bayi berat lahir rendah sering menderita
apnea, asfiksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Akibatnya bayi
menjadi hipoksia, hipertensi dan hiperkapnia. Keadaan ini menyebabkan aliran
darah ke otak bertambah. Penambahan aliran darah ke otak akan lebih banyak
lagi karena tudak adanya otoregulasi serebral pada bayi premature, sehingga
mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan iskemia
di lapisan germinal yang terletak di dasar ventrikel lateralis antara nucleus
ksudatus dan ependim. Luasanya perdarahan intraventrikel ini dapat di
diagnosa dengan ultrasonografi atau CT scan.
e. Fibropasia retrorental
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan, dengan
menggunakan oksigen dalam kosentrasi tinggi, akan menyebabkan
vasokontraksi pembuluh darah retina. Kemudian setelah bayi bernafas dengan
udara biasa lagi, pembuluh darah ini mengalami vasodilatasi yang selanjutnya
kaan disusul dengan proloferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur.
Kelainan ini dapat di lihat pada bayi yang berat badannya kurang dari 2000
gram. Stadium akut penyakit ini latasi arteri dan vena retina. Pengobatan pada
stadium dini dapat dicoba dengan memberikan ACTH atau kortikosteroid.
Dalam hal ini yang paling penting adalah pemasukan oksigen yang diberikan
tidak melebihi 40%, hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan
kecepatan dua liter per menit.
f. Hiperbilirubinemia
Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kurangnya enzim
glukorinil transferase sehingga konjugasi bilirubin inderek menjadi bilirubin
direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam
transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang. Kadar bilirubin normal
pada bayi premature 10mg%.
g. Sindroma aspirasi mekonium
Hipoksia intrauteri akan mengakibatkan janin mengalami gaspin dalam uterus.
Selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion.
Cairan amnion yang mengandung mekonium akan masuk ke dalam paru janin
karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan pernafasan karena
melekatnnya mekonium dalam saluran pernafasan.
h. Hipoglikemia
Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan
glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena
terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian
glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dL
selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar
40mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi.
Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dL.
i. Gangguan imonologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karenda rendahnya kada IgG
gamma glubolin. Bayi relatife belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
7. Penatalaksanaan
a. Stabilisasi suhu, jaga bayi agar tetap hangat.
Karena akan rentan terhadap hipotermia sehingga dijaga agar tetap hangat.
Caranya agar menjaga, agar tubuh bayi tetap kering dan terhindar dari aliran
angin serta benda bersuhu dingin.
b. Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
c. Nilai segera kondisi bayi, terutama tanda vital: frekuensi pernafasan, frekuensi
denyut jantung, warna kulit dan akitvitas
d. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya jika bayi mengalami
gangguan nafas, Kelola gangguan nafas. Jika bayi kejang, hentikan kejang
dengan konvulsan. Jika bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan
dehidrasi
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi : Thorax foto, babygram, USG kepala
b. Laboratorium : gula darah, Analisa gas darah, elektrolit darah tes kocok, darah
rutin
9. Manajemen Terapi
a. Setelah Bayi Lahir Umum
1) Membersihkan jalan nafas
2) Mengusahakan nafas pertama dan nafas seterusnya
3) Perawatan tali pusat dan perawatan mata
b. Setelah Bayi Lahir Khusus
1) Suhu tubuh dijaga pada suhu aksila 36,5-37,5C
2) Beri oksigen sesuai dengan masalah pernafasan, pantau dengan oksimetri
3) Sirkulasi dipantau dengan ketat
4) Awasi keseimbangan cairan
5) Pemberian cairan dan nutrisi
6) Mencegah infeksi
7) Mencegah perdarahan dengan memberikan vitamin k
10. Metode Kangguru Sebagai Pengganti Inkubator Untuk Bayi Berat Lahir Rendah.
Metode ini merupakan salah satu metode perawatan bayi berat lahir rendah untuk
mencegah hipotermi pada bayi baru lahir, prinsip dasar dari metode kangguru ini
adalah mengganti perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam incubator
dengan metode kangguru. Hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas terutama
inkubator dan tenaga Kesehatan dalam perawatan bayi BBLR, penggunaan
inkubator memiliki beberapa keterbatasan antara lain memerlukan tenaga listrik
dan memudahkan infeksi nosokomial, rujukan ke rumah sakit untuk bayi BBLR
sangat tinggi sebelum dilakukan metode kangguru.
1) Pengertian metode kangguru
Metode kangguru merupakan perawatan bayi baru lahir seperti bayi kangguru
dalam kantung ibunya. Metode kangguru merupakan cara yang sederhana
untuk merawat bayi baru lahir yang menggunakan suhu tubuh ibu untuk
menghangatkan bayinya.
Metode kangguru merupakan cara merawat bayi dalam keadaan telanjang,
bayi hanya memakai popok dan topi, dan bayi diletakan secara vertical/tegak
di dada antara kedua payudara ibu, dimana ibu dalam keadaan telanjang dada,
kemudian di selimuti. Metode kanguru juga disebut juga perawatan skin to
skin. Metode kangguru merupakan suatu penyelesaian dalam keadaan dimana
teknologi kedokteran dan kebidanan sangat terbatas atau tidak tersediannya
untuk perawatan BBLR seperti di negara maju.
2) Tujuan metode kangguru
Tujuan penerapan metode kangguru untuk bayi berat lahir rendah adalah
penurunanan angka morbiditas dan mortalitas BBLR serta menurunkan
rujukan BBLR ke rumah sakit.
3) Manfaat metode kangguru
Metode kangguru dapat memberikan manfaat bagi bayi, ibu dan rumah
sakit/klinik.
Bagi bayi, metode kangguru bermanfaat: mengurangi pemakian kalori nayi,
memperlama waktu tidur bayi , meningkatkan hubungan serta kedekatan ibu
dan bayi, mengurangi kejadian infeksi, menstabilkan suhu bayi, menstabilkan
denyut jantung dan pernafasan bayi, menurunkan stress pada bayi
meningkatkan perilaku bayi lebih baik dimana akan tampak bayi waspada,
menangis berkurang, lebih sering menyusu ASI, dan menaikkan berat badan
bayi.
Bagi ibu metode kangguru bermanfaat: untuk mempermudah pemberian ASI
dan pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), meningkatkan produksi ASI
meningkatkan rasa percaya diri ibu, meningkatkan hubungan serta kedekatan
ibu dan bayi dan memberikan pengaruh psikologis berupa ketenangan pada
ibu dan keluarga.
Bagi rumah sakit dan klinik, metode kangguru merupakan memberikan
efisiensi tenaga karena itu dapat merawat bayinya sendiri, mempersingkat
lama perawatan bayi di rumah sakit, dan efisiensi anggaran karena pengunaan
fasilitas, misalnya inkubator berkurang.
4) Kriteria bayi yang diberikan metode kangguru
Berikut ini adalah beberapa kriteria bayi yang dapat di lakukan metode
kanguru, antara lain: bayi berat lahir kurang lebih 1800 gram atau antara 1500-
2500 gram, bayi prematur bayi yang tidak terdapat kegawatan pernafasan dan
sirkulasi, bayi mampu bernafas sendiri, bayi yang tidak kelainan bawaan yang
berat, suhu tubuh bayi stabil (36,5-37C).

5) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam metode kangguru


a) Posisi kangguru: posisi bayi diantara payudara, tegak, dada bayi menempel
ke dada ibu. Posisi bayi kemudian diamankan dengan kain Panjang atau
baju kangguru (dalam hal ini bayi diletakan dalam dekapan ibu dengan
kulit menyentuh kulit, posisi bayi tegak, kepala miring ke kiri ke kanan).
Apabila menggunakan baju kangguru/kantung kangguru, posisi bayi
adalah tegak atau vertical pada siang hari pada waktu ibu berdiri atau
duduk dan posisi bayi tengkurap atau miring pada malam hari pada waktu
ibu berbaring atau tidur. Keunggulan metode ini adalah mendapatkan bayi
mendapatkan sumber panas alami (36-37C) langsung dari kulit ibu,
mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu, serta ASI menjadi
lancer. Dekapan ibu adalah energi bagi bayi. Pada bayi berat lahir sangat
rendah kurang dari 1000 gram metode kangguru ditunda sampai usia 2
minggu atau sampai keadaan bayi stabil.
b) Nutrisi: waktu yang optimal untuk memulai menyusu ASI tergantung pada
masa kehamilannya.
c) Dukungan: dukungan terutama diberikan pada ibu berupa fisik, emosional
dan edukasi yang sewaktu hamil sebaiknya telah diberikan informasi
tentang pentingnya metode kangguru bagi bayi.
d) Pemulangan : syarat pemulangan tergantung pada Kesehatan bayi secara
menyuluruh dalam kondisi baik dan ibu mampu merawat bayinya.
6) Cara memposisikan bayi
Posisi kangguru adalah menempatkan bayi pada posisi tegakdi dada ibunya,
diantara kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya
mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi dan
kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain Panjang atau
pengikat lainnya. Kepala bayi di palingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan
posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah
kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran
napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu
dan bayi.
CATATAN

hayo belajar bagaimana mensitasi dengan benar

1. semua kalimat harus ada sitasinya contoh (Casman, 2021), dan tiap sitasi harus

dijabarkan dalam daftar pustaka

2. menulis harus sesuai panduan, misal rata kiri rata kanan, spasi 1,5 dsb

3. dalam menulis, baca tulisan orang lain, kemudian tulis dalam bahasa sendiri, bukan

copas, misal ada tulisan: Hanisa adalah mahasiswa yang rajin. Maka jangan ditulis

sama, tulis dengan bahasa kita tapi tidak merubah arti, misal kita tuli. Perempuan

bernama Hanisa rajin selama menjadi mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai