Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO), salah satu

penyebab kematian bayi adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), pada tahun

2013 hampir semua (99%) dari 5 juta kematian neonatal di Negara

berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematiannya adalah

BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Prevelensi bayi berat

lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran di dunia

dengan batasan 33% - 38% dan lebih sering terjadi di Negara-Negara

berkembang atau sosial ekonomi rendah Data statistik menunjukan 99%

kejadian BBLR di dapatkan di Negara-Negara berkembang dan angka

kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat badan

lahir lebih dari 2.500 gram.

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh

dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian

bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian

maternal dan neonatal tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar

99%. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat

besar untuk dicegah dengan meningkatkan kerjasama antara pemerintah,

swasta dan badan-badan sosial, dll. (Manuaba.2013:4)


2

Angka kematian bayi berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil

Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase kejadian BBLR di

Indonesia adalah sebesar 10,2%. Kejadian BBLR di Sumatera Barat tahun

2013 adalah sebanyak 1420 kasus dan bayi meninggal yang disebabkan oleh

BBLR adalah sebesar 283 kasus (Profil Kes Indonesia, 2013;

Dinkes Sumbar, 2013). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Kementerian kesehatan (Kemenkes) tahun 2012, penyebab kematian neonatus

0-6 hari di Indonesia adalah asfiksia (37%), prematuritas (34%), dan sepsis

(12%). Sementara itu, penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah sepsis

(20,5%), kelainan kongenital (19%), pneumonia (17%), respiratory distress

syndrome/ RDS (14%), dan prematuritas (14%). Berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Kota (DKK) Padang tahun 2013 diperoleh data kejadian BBLR

adalah sebanyak 171 kasus dari 17.767 kelahiran hidup, ini mengalami

peningkatan dari tahun 2012.

Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan kematian anak,

termasuk di dalamnya adalah kematian anak bawah lima tahun (balita). Secara

global, sekitar 6,6 juta balita meninggal pada tahun 2012, sebagian besar

disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah (Wright dkk, 2014).

Berdasarkan data MDGs tahun 2015 bahwa angka kematian neonatal 23/1000

kelahiran hidup, maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi

baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs

menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian

anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 2015.


3

Angka kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah (Low birth

weight) lebih dari 2 kali angka kematian bayi dengan berat badan normal dan

kematian dalam 24 jam pertama 37% dikarenakan keadaan tidak nyaman

(stresor) bagi bayi diluar uterus (Wiknjosastro,2010). Berdasarkan hasil yang

diperoleh jumlah AKB di Sumatera Barat sudah mengalami penurunan

menjadi 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan data Nasional,

angka kematian bayi di Sumatera Barat sudah lebih rendah, Berdasarkan

prediksi dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2010,Kematian bayi di Provinsi

Sumatera Barat sudah berada dipita biru. AKB tahun 2012 belum dapat

ditentukan karena yang berwenangan untuk mengeluarkan data AKB adalah

Badan Pusat Statistik. Namun data jumlah kematian, kematian bayi di Provinsi

Sumatera Barat sudah mengalami penurunan dari 1047 orang pada tahun 2011

menjadi 721 orang pada tahun 2012.

BBLR termasuk salah satu faktor utama dalam peningkatan mortalitas

dam morbiditas bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang

dalam kehidupannya (Cendekia,2012) . BBLR adalah bayi yang lahir dengan

berat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan

(Cendekia,2012). BBLR dapat disebabkan oleh tujuh faktor seperti genetik,

kecukupan gizi, karakteristik dan berat badan ibu hamil, riwayat penyakit pada

ibu, komplikasi saat kehamilan, gaya hidup ibu hamil serta faktor lingkungan.

Menurut data yang didapat di RSUD Achmad Darwis Suliki pada tahun

2015 terdapat kasus Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500

sebanyak 10 kasus (22,2%). Berdasarkan uraian masalah diatas penulis

tertarik untuk mengambil kasus ini sebagai penelitian studi kasus “Asuhan
4

Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.L Dengan Bayi Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat rumusan masalahnya adalah apa saja

yang menjadi faktor risiko kejadian bayi baru lahir dengan berat lahir rendah

di RSUD Achmad Darwis ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari dan menerapkan asuhan kebidanan pada klien dengan

kasus bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Achmad

Darwis Suliki.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa mampu :

a. Pengkajian dan analisa data prioritas klien untuk kasus BBLR

b. Merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan dari kasus BBLR

c. Melakukan rencana asuhan kebidanan untuk kasus BBLR

d. Menyusun segera implementasi (dependen, independen,

interdependen) kasus BBLR

e. Mengevaluasi efektifitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki

tindakan yang dipandang perlu diperbaiki dengan kasus BBLR.

D. Ruang Lingkup

Banyak kasus yang mempengaruhi tingginya Angka Kematian Bayi, namun

dari sekian kasus yang ada, penulis mengambil kasus pada bayi baru lahir
5

dengan bayi lahir rendah di ruang perinatologi RSUD dr. Ahmad Darwis

Suliki.

E. Manfaat Penelitian

Hasil studi kasus dapat dimanfaatkan oleh institusi maupun profesi dalam 

upaya penyempurnaan asuhan kebidanan pada kasus Berat Badan Lahir

Rendah.

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengelaman dalam melakukan

penelitian di Rumah sakit

2. Bagi Profesi

Sebagai tambahan referensi bagi profesi kebidanan dalam asuhan

kebidanan pada kasus Berat Badan Lahir Rendah

3. Bagi Institusi

a. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan proses belajar mengajar dan sebagai referensi

mahasiswa khususnya asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Rendah

b. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, khususnya

dalam bidang pelayanan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir .

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan Studi Kasus ini penulis menbagi menjadi beberapa BAB.

Adapun susunanya adalah sebahai berikut :


6

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran karya tulis ilmiah

secara menyeluruh tentang bayi dengan BBLR yang terdiri dari

latar belakang. Perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan

penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan kusus, keaslian

studi kasus serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran teori medis tentang

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang meliputi :

pengertian BBLR, Klasifikasi BBLR, etiologi BBLR,

pencegahan BBLR, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

BBLR, diagnosis dan gejala klinik, permasalahan BBLR,

penatalaksanaan BBLR, teori manajemen kebidanan pada bayi

dengan BBLR meliputi : pengkajian, implementasi dan evaluasi,

catatan perkembangan serta kerangka konsep.

BAB III TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang tinjauan kasus asuhan

kebidanan pada bayi Ny.L dengan BBLR secara nyata sesuai

dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney yang

dimulai dari pengkajian sampai evaluasi dan perkembangan

menurut SOAP.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang pembahasan kasus

penelitian serta masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus.


7

Selain itu juga menjelaskan tentang : pengumpulan data dasar,

interpretasi data, diagnosa, tindakan segera, rencana asuhan,

pelaksanaanya serta evaluasinya.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti

dari pembahasan kasus BBLR, sedangkan saran mrupakan

alternative pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan .

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai