Pengertian KDRT
UU No. 23 tahun 2004, psl 1, ayat 1
(UU tentang Penghapusan KDRT)
setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama
perempuan,
yang
REGISTRASI KEMATIAN
Seorang dokter atau paramedis yang profesional selalu tidak boleh terlepas
dari dua hal, yakni memiliki watak dan etika yang baik, dan kompeten di
bidangnya.
ETIKOMEDIKOLEGAL????
U
U
Ps 1 8
PK s 1 3 3
Ps 1 9
Ps 12
P s 1 25
Ps 136
U
H
A
P
P
e
a
tu
ra
n
sr6
(2
)K
E
W
A
JIB
A
N
P
E
N
E
L
U
S
U
R
A
N
S
E
B
A
B
M
A
T
IU
T
K
E
M
A
T
IA
N
D
IL
U
A
R
F
A
S
ILT
A
S
K
E
S
H
A
T
N
TUJUAN UTAMA INVESTIGASI KEMATIAN SECARA MEDIKOLEGAL
1. Menentukan penyebab kematian
2. Menentukan cara kematian
3. Menentukan proses kematian
4. Memperoleh bukti
5. Penyelesaian sertifikat kematian
ASPEK
MEDIKOLEGAL : AUTOPSI
UNTUK
PENENTUAN SEBAB
KEMATIAN
Pasal 119:
1. Untuk kepentingan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan
bedah mayat klinis di rumah sakit.
2. Bedah mayat klinis ditujukan untuk menegakkan diagnosis dan/atau
menyimpulkan penyebab kematian
Pasal 120:
1. Untuk kepentingan pendidikan di bidang ilmu kedokteran dan
biomedik dapat dilakukan bedah mayat anatomis di rumah sakit
pendidikan atau di institusi pendidikan kedokteran
2. Dilakukan pada mayat yang tidak dikenal atau tidak diurus oleh
keluarganya atau atas persetujuan tertulis
Pasal 122:
1. Untuk kepentingan penegakan hukum dapat dilakukan bedah mayat
forensik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Dilakukan oleh dokter ahli forensik atau dokter lain apabila tidak
terdapat dokter ahli forensik atau tidak memungkinkan dirujuk.
If You tell the diagnosis dont tell the name; If you tell the name dont
tell the diagnosis
SURAT KETERANGAN KEMATIAN -revisi terbaru
Memiliki spirit sertifikat kematian namun memfasilitasi kebutuhan registrasi
penyebab kematian.
Fungsi:
- Pernyataan kematian dari petugas medis
- Untuk diberikan pada keluarga almarhum/ah
- Syarat pengurusan administrasi kependudukan & pemulasaraan
F
H
p
S
B
o
f
P
u
k
r
s
l
g
K
n
i
t
a
m
e
)
y
(
rangkaian perjalanan penyakit tdk terlibat, tetapi berkontribusi terhadap
kematian.
contoh : PJK ( II )
Kasus 1
Pada tanggal 3 Januari 1977, seorang wanita usia 60 tahun masuk RS
dengan hernia femoralis strangulata yang terjadi sejak 4 hari sebelumnya.
Ia datang dengan keluhan nyeri abdomen dan muntah fekal, tampaknya,
protrusi
atau
penonjolan
lemak
et al,1995).
Wanita > laki-laki, khususnya usia tua, namun tidak sesering hernia
ingunalis dan sekitar dua kali lebih sering timbul pada sisi kanan dibanding
sisi
kiri
(Waddington,1971;
Chamary,1993; Wantzh,1994).
Andrews,1981;
Brittenden
et
al,1991;
10% wanita dan 50% pria dengan hernia femoralis menderita atau akan
mengidap hernia inguinalis (Wantz,1994).
Hernia Femoralis, 10% seluruh hernia daerah lipat paha ( groin hernia),
merupakan suatu keadaan patologis yang sangat penting oleh karena hingga
40% penderita -emergensi dengan strangulasi atau inkarserasi.
Memiliki angka mortalitas yang signifikan, 20%, bahkan bisa mencapai 60%
bila terdapat segmen usus yang mengalami nekrosis (Nicholson et
al,1990;Brittenden et al,1991).
Disebut hernia strangulata apabila isi kantung terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan
pasase atau vaskularisasi.
Gangguan vaskularisasi sudah terjadi saat jepitan dimulai, dengan berbagai
tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.
Perforasi bagian dari saluran pencernaan adalah penyebab paling umum
dari peritonitis.
Contohnya meliputi :
o perforasi esofagus distal (Boerhaave sindrom)
o lambung (ulkus peptikum, karsinoma lambung)
o duodenum (ulkus peptikum)
o sisa usus buntu usus (misalnya, diverticulitis, divertikulum Meckel,
Penyebab Kematian:
PENYEBAB KEMATIAN:
C a . H
e p a t o s e l u l a r e
t r o m
b o s i s
E m
p a r u
b o l i p a r u
PATOMEKANISME ????????
TEKNIK AUTOPSI
Definisi
pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan terhadap
bagian luar maupun dalam, dengan tujuan
1. menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera,
2. melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut,
3. menerangkan penyebab kematian serta
4. mencari hubungan sebab akibat
antara kelainan-kelainan yang
ditemukan dengan penyebab kematian
Dasar Pengadaan V E R
Dasar hukum pembuatan VER adalah pasal 133 KUHAP yaitu bila yang
diperiksa adalah manusia sbg korban atau diduga sbg korban suatu pidana
baik hidup atau mati .
YANG
FORMAT
AKAN
AUTOPSI
SESUAI
DENGAN PENULISAN
DIBUAT
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan mediko-legal
o Hasil pemeriksaan adalah temuan obyektif pada korban, yang diperoleh
dari pemeriksaan medis.
o Umumnya, pembuat visum et repertum adalah salah satu dari dokter
pemeriksa tersebut, yaitu dokter penanggung jawab pasien / kasus.
Sebelum melakukan pemeriksaan/autopsi dokter wajib meneliti keabsahan
administrasi yaitu :
1. surat permintaan visum et repertum
2. jenis pemeriksaan mayat yang diminta
3. label identitas pada mayat
4. pernyataan tidak berkeberatan dari keluarga korban
pemeriksaan lab.
Pemeriksaan mayat
A. Pemeriksaan luar mayat meliputi :
1. Memeriksa bagian luar mayat
o Bungkus atau penutup mayat
o pakaian mayat
o benda-benda di samping mayat
o perhiasan mayat
2. Memeriksa data identitas mayat
o Bangsa, jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, warna
kulit, warna rambut dan ciri-cirinya
o Uraian tentang mata, hidung, mulut dan bibir, disunat atau
tidak, gigi geligi, tatto, dll
3. Pemeriksaan Tanatologis
= Perubahan pasca mati :
- Lebam Mayat
- Kaku mayat
- Suhu
- Tanda-tanda pembusukan
4. Pemeriksaan atas luka-luka dan patah tulang
dilakukan,
misalnya
pemeriksaan
histopatologis,
toksikologis,
Pemeriksaan