Anda di halaman 1dari 39

PRESENTASI KASUS

HIPERBILIRUBIN PADA NEONATUS


Disusun :
Annisa Robiyanti (1102011038)

Pembimbing:
Mayor CKM (K) dr. Endah
Pujiastuti,Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESESHATAN ANAK


RS TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA JAKARTA
2019
Identitas Pasien
 No RM :40.93.66  Suku : Jawa
 Nama : By. Ny. S  Bangsa : Indonesia
 Jenis Kelamin: Laki-laki  Nama Ayah : Tn E
 Umur : 6 hari  Nama Ibu : Ny. S
 Tanggal Lahir: 08– 5 – 2019  Tanggal masuk : 14 Mei 2019
 Alamat : Pasar Rebo  Tanggal keluar : 16 Mei 2019
 Agama : Islam  Tanggal Pemeriksaan : 15 Mei
2019
Anamnesis
Alloanamnesa pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2019 jam 14.00 WIB di
ruang rawat NICU

Keluhan Utama : Kuning sejak usia 2-3 hari


Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi usia 6 hari diantar orang tuanya ke Poli RS MRM
dengan keluhan kuning sejak usia 2-3 hari, semakin
lama semakin kuning. keluhan seluruh tubuh bayi
berwarna kuning, mulai dari wajah, dada, perut sampai
kaki dan tangan . Bayi masih ada tali pusat (+), bayi
menangis kuat, gerak aktif, minum asi kuat, demam (-),
perdarahan (-), kejang (-), sesak (-), biru (-), batuk (-), Pilek
(-), muntah (-), perut kembung (-), BAB & BAK normal, ASI
full (+). Bayi lahir SC a/i BSC, usia kehamilan 38 minggu,
Berat Badan Lahir 2800 gram, PB 48 cm, LK 33 cm,
ketuban jernih, Lahir langsung menangis, APGAR SCORE
8-9.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat kejang demam : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat kehamilan dan persalinan
Ibu G0P2A1 Hamil usia 34 tahun. Selama kehamilan ibu pasien
merasakan mual diawal kehamilan. Selama kehamilan Ibu pasien tidak
pernah sakit berat, tidak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau
alkohol dan ibu pasien juga rutin untuk kontrol kehamilannya ke dokter
setiap bulan.
Persalinan SC dengan umur kehamilan 38 minggu, lahir langsung
menangis, gerak aktif, air ketuban jernih, tidak tampak kuning dan tidak
tampak kebiruan pada tubuh bayi. Berat badan lahir 2800 gram, PB 48
cm, LK 33 CM, LD=31 CM, LP=26 CM. Tidak terdapat cacat bawaan lahir.
Riwayat abortus 1x tahun 2012. riwayat persalinan sc pada tahun 2013
bb: 3100 gr.
Riwayat makanan : (sejak lahir sampai sekarang, kualitas dan kuantitas)
- Hari ke 0 : ASI (semau bayi)
- Hari ke 1 : ASI (Semau bayi, 6-8 kali sehari)
- Hari ke 2-4 : ASI (Semau bayi, 6-8 kali sehari)
- Hari ke 5 : ASI (Semau bayi, 6-8 kali sehari)
- Hari ke 6 : ASI (Semau bayi, 6-8 kali sehari) + PASI 3-4 kali sehari

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan bayi kurang


Perkembangan dan kepandaian : uraikan secara kronologis sejak lahir
sampai sekarang)
Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial

Gerakan - Menangis Menatap


Seimbang Muka

Kesan : Perkembangan baik, Motorik halus belum dapat disimpulkan sampai


usia 3 bulan.
vaksinasi

A. Dasar A. Ulangan
Hepatitis B : 1 kali Pada umur : 0 hari Di RS Pada Umur :
BCG : - Pada umur : - Di : - Pada Umur :
DPT : - Pada umur : - Di : - Pada Umur :
Polio : - Pada umur : - Di : - Pada Umur:
Campak : - Pada umur : - Di : - Pada Umur :

Kesan : pasien sudah mendapat vaksin Hep B 1x

Riwayat penyakit dahulu :

- Belum dapat dinilai

Kesan: Tidak ada riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit saat ini.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 15 Mei 2019 pukul 14.00 WIB.
Pasien dalam keadaan bangun dan tenang.
Keadaan umum : menangis kuat, gerak aktif.
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 2800 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar perut : 26 cm
Lingkar lengan atas : 9,5 cm
Status Gizi
Berat badan : 2,8 Kg ; Tinggi badan : 48 cm ( 80 % baku)
Menurut WHO
- BB//U : -2 SD s.d median (baik)
- TB/U : -3 SD s.d -2 SD (kurang)
-BB/TB: 0 s.d +1 SD (baik)

Index quetelet : BB 2,8 Kg x 100 = 6,086


TB 46 cm

IMT: BB 2,8 Kg = 13,23


TB ² 0.2116 m
Kesimpulan status gizi baik
Tanda vital :
HR : 140 x / menit
RR : 40 x / menit
Suhu : 36,5 °C

Kepala: Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (+/+), Nafas cuping hidung tidak
ditemukan

Leher : retraksi supra sternal tidak ditemukan, deviasi tracheal tidak ditemukan,
pembesaran kelenjar limfe (-/-)

Paru :
Inspeksi : Simetris ka-ki, ketinggalan gerak(-), retraksi intercosta(-)
Palpasi : Fremitus (N)
Perkusi : -
Auskultasi : Wheezing(-), Rhonki(-)
Jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Bising jantung(-)
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat

Abdomen
Inspeksi :Bentuk abdomen simetris, ukuran normal, Ikterik (+)
Auskultasi : Peristaltik (N)
Palpasi : Nyeri tekan(-), hepar &lien dalam batas normal

Ekstremitas: Akral hangat, turgor baik, CRT < 2 detik

Kulit : Ikterik (+), Sianosis (-)


Hasil Lab

14/5/2019
bilirubin total : 19,3 mg/dl
16/5/2019
bilirubin total : 8,3 mg/dl

Saran pemeriksaan : Pemeriksaan golongan darah ibu dan bayi :


ABO dan Rhesus
– Pemeriksaan gambaran darah tepi dan hitung retikulostik,
kadar HB dan Hematokrit
- Pemeriksaan morfologi sel darah merah - Pemeriksaan kadar
G6PD - Uji Coombs - Uji serologi terhadap TORCH
Diagnosis

Hiperbilirubin Neonatorum Kremer IV

Diagnosis Banding :
Hiperbilirubin Neonatorum ec Breastmilk jaundice (BMJ)
Tatalaksana

Termoresulasi : 36,5-37,5
Fototerapi 2 x 24 jam
Interlac drop 1 x 5 tetes
Asi 10 x 40 x 45 cc (pemberian ASI,
yang lebih sering : 10-12 kali / hari)
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

EDUKASI
- Menjelaskan pentingnya ASI eksklusif
- Menjelaskan pemberian ASI yang benar dan cara
menyusui yang benar
- Mengikuti imunisasi sesuai jadwal
- Mengajari ibu untuk menilai ikterus dan beri
nasehat pada ibu untuk kembali bila terjadi ikterus
lagi
- Pemantauan tumbuh kembang
Tinjauan Pustaka

HIPERBILIRUBIN
DEFINISI
Hiperbilirubinemia ialah terjadinya
peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, yang ditandai dengan
ikterus. Ikterus adalah perubahan
warna kuning pada kulit, membrane
mukosa, sclera dan organ lain yang
disebabkan oleh peningkatan kadar
bilirubin di dalam darah, Nilai
normal bilirubin 0,1-0,4 g/dt. Bayi
akan tampak kuning bila kadar
bilirubin total > 5 mg/dL
ETIOLOGI

Gangguan dalam
Produksi bilirubin
proses uptake dan
yang berlebihan
konjugasi hepar

Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah
Gangguan dalam
terikat pada albumin
eksresi
kemudian diangkut ke
hepar.
MEKANISME BILIRUBIN
Indirek
Hiperbilirubinemia
Direk
FISIOLOGIS
• Ikterus muncul setelah usia 24 jam
• Peningkatan bilirubin tidak lebih dari 5 mg/dL dalam 24 jam
• Mencapai kadar puncak pada hari ke-3 sampai hari ke-5 (bayi
kurang bulan: kadar puncak pada hari ke-4 hingga hari ke-7) dan
kadar maksimal tidak lebih dari 15 mg/dL
• Menghilang pada hari ke-7 (bayi kurang bulan: menghilang pada
hari ke-14)

PENYEBAB IKTERIK FISIOLOGIS


Produksi bilirubin meningkat:
Konsentrasi Hb tinggi saat lahir dan menurun cepat selama
beberapa hari pertama kehidupan
Umur sel darah merah pada bayi baru lahir lebih pendek
Ekskresi bilirubin menurun:
Ambilan pada sel hati menurun
Konjugasi di hati menurun karena imaturitas enzim-enzim hati
Sirkulasi enterohepatik meningkat
IKTERUS PATOLOGIS
Muncul pada 24 jam pertama
Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL per 24 jam
Ikterus menetap setelah hari ke-7 (aterm) atau setelah hari ke-14
(preterm)
Kadar bilirubin total > 15 mg/dL
Berdasarkan Awitan

< 24 jam 24 – 72 jam > 72 jam

Hemolisis (ABO, Rh, Sepsis


Defisiensi G6PD,
sferositosis herediter) Sefalhematoma
Infeksi Breastmilk jaundice
Fisiologis
Kelainan metabolik
Sepsis
Hepatitis neonatal
- Polisitemia
Atresia bilier
Perdarahan
intraventrikular
Sirkulasi enterohepatik

Etiologi
EtiologiHiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaIndirek
Indirek

Produksi
ProduksiBilirubin
Bilirubin
↑↑ Sekresi Bilirubin↓↓
SekresiBilirubin

Hemolisis:
Hemolisis: Prematuritas
Prematuritas
- -Inkompatibilitas
InkompatibilitasABO/Rh
ABO/Rh Hipotiroid
Hipotiroid
- -Defek
Defekintrinsik
intrinsiksel
seldarah
darahmerah
merah Defisienzi
Defisienzienzim
enzim
(defisiensi
(defisiensiG6PD,
G6PD,sferositosis)
sferositosis) glukuronil
glukuroniltransferase
transferase
- -Sepsis
Sepsis

Non
Nonhemolisis
hemolisis
- -Perdarahan
Perdarahanekstravaskular
ekstravaskular
(hematoma)
(hematoma)
- -Polisitemia
Polisitemia
- -Sirkulasi enterohepatik↑(asupan
Sirkulasienterohepatik↑ (asupan
enteral
enteral↓,↓,obstruksi
obstruksisal
salcerna)
cerna)
HIPERBILIRUBIN DIREK

Hiperbilirubinemia direk (kolestasis)


Bilirubin direk > 20% bilirubin total atau bilirubin
direk > 1 mg/dL bila bilirubin total < 5 mg/dL
Etiologi: atresia bilier, kista duktus koledokus,
hepatitis neonatal
Warna tinja dempul dan warna urin gelap
Breastmilk jaundice vs Breastfeeding jaundice

Breastfeeding jaundice (BFJ)


Tampak pada usia 2-5 hari
Asupan ASI/cairan yang kurang  sirkulasi enterohepatik meningkat
Tindakan untuk mengurangi terjadinya BFJ: IMD, cara menyusui yang tepat,
pemberian ASI minimal 8 kali sehari (lebih dari 10 menit tiap menyusui), monitor
asupan ASI (penurunan BB <10% berat lahir, BAK >6-7 kali sehari, BAB >3-4
kali sehari)

Breastmilk jaundice (BMJ)


Awitan: 5-10 hari, berlangsung lebih lama
Etiologi:
Hambatan fungsi enzim glukuronil transferase (akibat: hasil metabolisme
progesteron dalam ASI  pregnandiol)
Peningkatan sirkulasi enterohepatik (akibat: peningkatan aktivitas beta-
glukuronidase dalam ASI, keterlambatan pembentukan flora usus pada bayi
yang mendapat ASI)
PENILAIAN KLINIS IKTERUS
Pendekatan Klinis
• Tentukan berat lahir, usia gestasi, usia postnatal
• Tentukan keadaan umum bayi (baik atau tampak sakit)
• Tentukan apakah termasuk ikterus fisiologis atau patologis
• Tentukan adanya pucat, bukti infeksi, perdarahan (memar),
penurunan berat badan
• Nilai tanda-tanda kernikterus

 Kadar bilirubin (direk/indirek)


 Golongan darah dan rhesus ibu dan bayi
 Hitung darah lengkap, hitung retikulosit,
LAB:
apusan darah tepi
 Coombs test pada bayi
 Konsentrasi G6PD
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
Indirek
• Tujuan: menurunkan kadar bilirubin
dan mencegah toksisitas bilirubin
• Cara menurunkan kadar bilirubin
– Fototerapi
– Transfusi tukar
Tata Laksana Hiperbilirubinemia pada Bayi
Cukup Bulan yang Sehat
Usia Fototerapi Transfusi tukar
(Jam) (Kadar bilirubin total (Kadar bilirubin total
mg/dL) mg/dL)
≤24 10-12 20

25-48 12-15 20-25

49-72 15-18 25-30

>72 18-20 25-30


TATA LAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI
CUKUP BULAN YANG SAKIT

Usia Fototerapi Transfusi tukar


(Jam) (Kadar bilirubin total (Kadar bilirubin total
mg/dL) mg/dL)
≤24 7-10 18

25-48 10-12 20

49-72 12-15 20

>72 12-15 20
Tata Laksana Hiperbilirubinemia pada Bayi
Prematur (<37 minggu)
Bayi sehat: Bayi sakit:
Kadar bilirubin total Kadar bilirubin total
(mg/dL) (mg/dL)

Berat badan Fototerapi TT Fototerapi TT

1.000 g 5-7 10 4-6 8-10

1.001-1.500 g 7-10 10-15 6-8 10-12

1.501-2.000 g 10 17 8-10 15

> 2.000 g 10-12 18 10 17


Fototerapi
• Setelah bilirubin menyerap cahaya,
terjadi reaksi fotokimiawi:
fotoisomerisasi
– Bilirubin indirek isomer bilirubin
(toksik↓, larut air)
isomerisasi struktural
– Bilirubin indirek lumibilirubin

Foto-oksidasi
– Bilirubin indirek produk larut air
Transfusi Tukar
• Darah yang digunakan:
• Inkompatibiltas Rhesus: darah segar, golongan O,
Rhesus negatif, dengan titer anti-A dan anti-B yang
rendah
• Inkompatibiltas ABO: darah segar, golongan O,
Rhesus yang sesuai dengan ibu dan bayi atau
Rhesus negatif, dengan titer anti-A dan anti-B yang
rendah
KOMPLIKASI
3. Gangguan
1. Retardasi 2. Kerusakan pendengaran
mental neurologis dan
penglihatan

4. Kernikterus. 5. Kematian
PEMULANGAN
• Rekomendasi AAP: pemeriksaan bilirubin dan/atau penilaian
faktor risiko berkembangnya ikterus sebelum pemulangan
• Kapan follow up?
• Pemulangan pada < 24 jam  saat usia 72 jam
• Pemulangan pada 24-48 jam  saat usia 96 jam
• Pemulangan pada 48-72 jam  saat usia 120 jam

• Penilaian lebih dini dapat diperlukan bila terdapat faktor


risiko

Anda mungkin juga menyukai