Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar  Belakang
Pipet biasa digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia analitik, juga
kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai macam jenis untuk tujuan yang berbeda-beda dengan
tingkat ketelitian dan ketepatan yang berbeda-beda pula, mulai dari pipet beling tunggal sampai
ke pipet yang dapat ditala secara kompleks, atau juga pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja
dengan membuat ruang hampa sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif
melepaskan ruang hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.

Pipet yang melepaskan 1 sampai 1000 μl cairan diistilahkan sebagai mikropipet, sedangkan
makropipet melepaskan volume cairan yang lebih banyak. Dua jenis mikropipet yang umum
digunakan: pipet pemindahan udara dan pipet pemindahan positif. Secara khusus, pipet
pemindahan udara berbantuan piston adalah mikropipet yang melepaskan volume cairan terukur
dari sebuah ujung yang sekali pakai. Badan pipet memiliki sebuah penyelam, yang menyediakan
alat isap untuk menarik cairan ke ujung ketika piston ditekan dan dilepaskan. Perpindahan
maksimum penyelam ini diatur oleh alat tekan di atas badan pipet, memungkinkan volume
kiriman dapat diubah-ubah. Pipet tabung berdaya tampung lebih besar, seperti volumetrik atau
pipet graduat, digunakan secara sementara dengan menyertakan sebuah dispenser pipet.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud mikropipet ?
2.      Bagaimana sejarah penemuan mikropipet ?
3.      Sebutkan jenis- jenis mikropipet !
4.      Sebutkan bagian-bagian mikropipet !
5.      Bagaimana cara kerja mikropipet ?
6.      Bagaimana cara merawat mikropipet ?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Agar kita dapat mengetahui definisi dari mikropipet
2.      Agar kita mengetahui sejarah mikropipet
3.      Mengetahui jenis-jenis mikropipet
4.      Mengetahui bagian-bagian mikropipet
5.      Mengetahui cara kerja mikropipet
6.      Mengetahui cara merawat mikropipet
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Mikropipet

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak
mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan
cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang cenderung menggunakan
mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas
dan presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset
berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Ada beberapa macam merek
mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll. 
Meskipun produk mikropipet telah dirancang akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut
tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk laboratorium yang terakreditasi.
Ada beberapa macam mikropipet yang biasa dipakai di laboratorium, seperti misalnya merk
Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000 pada kepala pipet.

B.     Sejarah Mikro Pipet

          Mikropipet ini ditemukan dan dipatenkan pada tahun 1960 oleh Dr. Hanns Schmitz
(Marburg, Jerman). Setelah itu, mitra penemu dari perusahaan bioteknologi Eppendorf, Dr.
Heinrich Netheler, mewarisi hak-hak yang melekat pada paten itu dan memulai penggunaan
mikropipet secara umum dan luas di laboratorium-laboratorium di dunia. Pada tahun 1972,
mikropipet yang dapat ditala ditemukan di Universitas Wisconsin–Madison oleh beberapa orang,
terkhusus Warren Gilson dan Henry Lardy.
C.   Jenis-Jenis Mikropipet
Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20 (lihat gambar di
bawah).• P20 dimaksudkan untuk memipet larutan pada volume antara 2 - 20 ul• P200 untuk
memipet larutan pada volume antara 20 – 200 ul• P1000 untuk memipet larutan pada volume
antara 100 – 1000 ul

D.    Bagian-Bagian Mikopipet  
Bagian-bagian dari mikropipet terdiri dari Automatic Pipettor dan Pipette tips. Automatic
Pipettor berfungsi untuk memompa cairan yang akan dipindahkan dengan volume yang telah
diset, sedang Pipette tips merupakan pasangan mikropipet yang berfungsi untuk menampung
cairan yang dipompa. 

E.   Pengoperasian Mikropipet
Ada beberapa tahapan untuk mengoperasikan mikropipet secara benar yang antara lain :
1. Set volume
2. Pasang tip disposable
3. Tekan penyedot sampai pembatas pertama
4. Masukkan tip ke sampel
5. Ambil sampel
6. Tahan
7. Tarik tip
8. Keluarkan sampel
9. Tarik pipet
10. Lepaskan tekanan penyedot
11. Lepaskan tip
Tahap 1 : Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume.
Tahap 2 : Pasanglah tip disposable yang telah tertata pada wadah dengan cara menancapkan
ujung mikropipet seperti gambar di samping kanan.
Tahap 3 : Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.
Tahap 4 : Benamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan.                                                    
Tahap 5 : Pengambilan sampel
Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus
sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Jangan birakan penyedot bergerak cepat dan tiba-
tiba. Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan.
Tahap 6 : Berhenti sesaat
* Tunggu sesaat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot sudah mengisi tip.
* Tunggu lebih lama lagi untuk pengambilan volume yang lebih besar.
* Tunggu lebih lama untuk sampel yang mempunyai viskositas yang lebih besar.

Pindahkan tip dari cairan sampel. Perlu diperhatikan : tidak boleh ada cairan tertinggal di bagian
luar tip dan lap/usap butiran cairan di luar dengan tissue, tetapi hanya dari bagian samping
saja. Jangan sentuhkan tissue pada bagian bawah/ujung tip.

Tahap 7 : Penarikan tip dari sampel


Tahap 8 : Pengeluaran Sampel
Untuk mengeluarkan sampel dari pipet caranya sebagai berikut :
1. Sentuhkan tip pada dinding wadah penampung sampel.
2. Tekan penyedot sampai pembatas pertama.
3. Tahan paling tidak 1 detik, 1-2 detik untuk P-1000, 2-3 detik untuk P-5000 atau lebih
lama untuk sampel yang mempunyai viskositas yang lebih tinggi.
4. Tekan penyedot ke pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan
Tahap 9 : Penarikan pipet
Dengan penyedot masih dalam posisi tertekan tarik pipet dari wadah penampung sampel dengan
terus menempelkan tip didinding wadah khususnya ketika pemipetan dalam jumlah kecil.
Tahap 10 : Melepaskan tekanan penyedot
Secara pelan-pelan biarkan penyedot kembalia pada posisi UP. Jangan biarkan tertekan kembali.
Tahap 11 : Melepas tip
Lepaskan tip dengan cara menekan ejector seperti gambar.

Akurasi dan Persisi


Akurasi maksudnya kedekatan volume yang di keluarkan terhadap volume yang diset di pipet.
Akurasi ini ditunjukkan
dari angka rata-rata eror, penyimpangan pengukuran berulang terhadap volume yang diset.
Sedang presisi adalah reprodusibiliti pengukuran individual untuk volume yang sama. Presisi
ditunjukkan oleh standar deviasi (SD).
Akurasi relatif secara umum adalah 1% atau kurang, sedang presisi kurang dari 0,5 % kecuali
digunakan volume terkecil yang dianjurkan dari model.
Gunakan mikropipet yang sesuai dengan volume yang akan diukur/dipipet. Menggunakan pipet
dibawah volume yang dianjurkan akan menghasilkan kesalahan yang lebih besar.

F.    Mode Pemipetan
 Forward atau Reverse?

Saat Ada menekan plunger pipet, maka Anda akan menemukan posisi plunger berhenti.
Jika plungerterus ditekan, maka ia akan berhenti lagi pada posisi kedua. Nah, bagaimana cara
pemipetan yang benar? Apakah plunger pipet ditekan hingga posisi berhenti pertama atau kedua

Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward Mode dan Reverse Mode. Berikut ini ilustrasi kedua
proses tersebut:
Cara Pemipetan Mode Forward (image from Gilson Guide to Pipetting)

Cara Pemipetan Mode Reverse (image from Gilson Guide to Pipetting)

Umumnya pipet jenis air-displacement menggunakan Forward Mode ketika melakukan


kalibrasi, sehingga metode inilah yang harus kita gunakan. Mode Reverse dapat digunakan
ketika menggunakan pipet jenis air-displacement untuk memipet cairan yang kental atau mudah
menguap. Sementara itu pipet positive-displacement hanya menggunakan mode Forward saja.

Untuk mendapatkan reprodusibilitas optimal ikuti saran sebagai berikut :


1)      Beberapa Hal Yang Perlu Dihindari. Antara lain:• Jangan menggunakan pipet tanpa tip di
ujungnya. Larutan tidak boleh masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi.•
Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran maksimalnya. Hal ini akan
menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan merusakkan pipet.• Saat mengambil tip, jangan
menekan terlalu keras dan berulang-ulang. Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.•
Ketika menekan tombol pipiet, jangan menekan melebihi penghentian normalnya, karena akan
menyebabkan larutan yang diambil berlebihan.
2)      Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-tiba. Hal ini akan
menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol
penekan secara perlahan dan terkontrol.• Ketika mengambil larutan, jangan angkat pipet sebelum
seluruh larutan masuk ke dalam tip. Jika mengambil larutan yang banyak, pastikan ujung tip
masih terendam dalam larutan.• Selama ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan taruh pipet
seenaknya. Karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan menyebabkan kontaminasi.

3)      Gunakan Jenis Pipet yang Sesuai


Pipet yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis sampelnya:

  Sampel Cairan Biasa. Gunakan pipet jenis air-displacement


  Sampel Cairan Khusus. Untuk cairan kental (gliserol, madu), mudah menguap (chloroform,
methanol), korosif dan mengandung radioaktif, gunakan pipet jenis positive-displacement.
  Untuk sampel biologi molekular yang harus terbebas dari kontaminasi DNA, RNA, nuclease dan
bahan lain yang dapat menimbulkan degradasi pada sampel, maka bisa digunakan pipet jenis air-
displacement dengan menggunakan tips steril berfilter maupun menggunakan pipet jenis
positive-displacement juga dengan tips dan piston steril.

4)      Perhatikan Volume Cairan yang Akan Dipipet


Perhatikan range volume pipet yang akan digunakan. Setiap pipet memiliki range volume
tertentu. Maka jangan sampai salah memilih pipet, karena produsen tidak menjamin akurasi
pemipetan jika dilakukan di luar jangkauan yang sudah mereka tentukan.

Selain itu jika volume yang kita kehendaki cocok dengan dua range volume pipet, maka pilihlah
yang mendekati volume maksimalnya. Contoh, jika kita ingin memipet sebanyak 1.9 uL, bisa
menggunakan pipet dengan range volume 1-10 uL atau 0.2-2 uL. Namun sebaiknya gunakan
pipet dengan range 0.2-2 uL

5)      Gunakan Tip Pipet yang Baik

Sekilas nampak semua tip pipet sama saja, namun tidak semua tip cocok untuk semua pipet.
Oleh karena itu pemilihan tip sangat menentukan akurasi pemipetan. Ada baiknya menggunakan
tip dengan brand yang sama dengan pipet. Namun jika ingin menggunakan brand lain, maka
harus memperhatikan hal-hal berikut ini
Gunakan Tips dengan Kualitas Baik

  Tip harus bersih dan bebas dari partikel debu


  Bentuk bagian kerah (yang menempel ke pipet) dan ujung tip harus benar-benar halus dan rapi
  Transparan/tembus cahya
  Tahan terhadap bahan-bahan kimia
  Adanya keterangan nomor identifikasi, nomor batch dan sertifikat mutu merupakan hal penting
untuk menjamin kualitas tip
  Pilih kemasan yang sesuai, ada yang dikemas secara bulk, ada yang sudah berjejer rapi di dalam
rak, ada yang sudah disterilisasi, dll.
6)      Cara Memasang Tip yang Benar

Bagaimana cara Anda memasang tip pada pipet? Pipet diketuk-ketukkan dengan kuat ke
dalam tip? Tip dikencangkan menggunakan tangan? Atau bagaimana? Ternyata cara yang benar
adalah dengan memasukkan ujung pipet ke dalam tip (tidak terlalu kencang), kemudian pipet
diputar untuk memperkuat posisi tip pada pipet. Khusus untuk pipet multichannel, cukup dengan
digoyang sambil ditekan ke kiri dan kanan.

Hati-hati dengan Kontaminasi

Kontaminasi pada Pemipetan (image from Gilson Guide to Pipetting)

Ada beberapa jenis kontaminasi, kenapa bisa sampai terjadi dan bagaimana cara mencegahnya?

  Kontaminasi Pipet-ke-Sampel. Penyebab: Menggunakan tip atau pipet yang sudah


terkontaminasi.Pencegahan: Bersihkan dan sterilkan bagian pipet yang kontak dengan sampel.
Gunakan tips steril, dan ganti tip setiap berganti sampel.
  Kontaminasi Sampel-ke-Pipet. Penyebab: Sampel atau aerosol dari sampel kontak dan memasuki
bagian pipet. Pencegahan: Jangan terlalu memiringkan pipet, simpan selalu pipet secara vertikal,
sedot cairan dengan perlahan dan gunakan filter tip atau gunakan pipet positive-displacement.
  Kontaminasi Sampel-ke-Sampel (sample carryover). Penyebab: Menggunakan tip bekas untuk
sampel yang berbeda. Pencegahan: Ganti tip setiap  berganti sampel

7)      Kalibrasi dan Perawatan Rutin


KALIBRASI MIKROPIPET Kalibrasi mikropipet dianjurkan degan menggunakanaquabidest.
Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatandan penyimpangan. Selain itu saat ini telah
dijual yellow tipdan blue tip yang telah memiliki garis –garis cincin tandapada ukuran tertentu
misal untuk yellow tip :10 ul, 20 ul, 50ul, 100 u; blue tip :250 ul, 500 ul dan 100
ul .sehinggakalibrasi dapat dilakukan langsung.Lakukan kalibrasi secararutin minimal setahun
sekali. Kalibrasi akan menjaminakurasi dan presisi. Jangan lupa untuk melakukan hal-hal berikut
ini:
  Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada bagian yang rusak, retak atau ada
komponen yang hilang.
  Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan alkohol atau cairan khusus
pembersih pipet.
  Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan (dengan autoclave atau penyinaran
UV)
  Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan, segera periksakan kondisi pipet Anda ke
Distributor atau agen penjualnya.
Perawatan Mikropipeta. Mengecek secara rutin kondisi pipet. Periksa apakah ada bagian yang
rusak, retak, atau ada komponen yang hilangb. Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah
pemakaian dengan alcohol atau cairan khusus pembersih pipetc. Mensterilkan komponen-
komponen pipet yang dapat disterilkan (dengan autoclave atau penyinaran UV )d. Jika terdapat
kerusakan atau kelainan dan kejanggalan segera periksa kondisi pipet anda ke manufacturer atau
agen penjualnya HOME

8)      GANGGUAN KEMUNGKINAN PENYEBAB PENANGGULANGAN


Tip bocor Tip jelek Gunakan tip kualitas Posisi tip tidak kencang / tinggi tidak
pas Tip dikencangkan dengan kuat (searah jarum jam)2. Pengisapan lambat / Saluran tangkai
pipet Pipet dibersihkan tersumbat volume terisap sebagian3. Volume rendah Tangkai tip
longgar Putar dengan kuat Pipet terkontaminasi Pipet dibersihkan Memipet larutan
yang Pipet dikalibrasi tidak mengandung air4. Volume tinggi Tombol bagian
atas Penggunaan pipet sesuai sewaktu pemepetan ditekan prosedur pemipetan sampai kebawah
atau akhir
BAB III
PENTUP
KESIMPULAN
Pemipetan harus dilakukan dengan teliti dan hati –hati serta memperhatikan prosedur yang
benar. kesalahan sedikit saja dapat mempengaruhi hasil kerja sehingga harus mengulang dari
awal.

DAFTAR PUSTAKA
W. Lay. 1992. Mikro biologi. Bogor: CV. Raja Wali
Halim,J . 2002. Alat Pratikum Histologi. EGC : Jakarta.
Purwanto,Budi. 2006. Semesta Fenomena Fisika 2. Platinum : Jogjakarta.
Sudarno. 1994. Ringkasan Biologi. Ganeca Excat : Bandung.
Taranggono,Agus,dkk. 2001. Fisika 2. Bumi Aksara : Jakarta.
Syamsuri,Istamar. 2004. Biologi.Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai