Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GEOGRAFI TANAH
TENTANG SIFAT KIMIA TANAH

DOSEN :
RATNA WILIS S.Pd,M.Pd

NAMA KELOMPOK:

 CHINDY RAMANDHA (19045061)


 MAIDA MIAWAL SANDRA (19045022)
 SoFIKA YUTRI (19045105)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


TP. 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa, yang telah memberikan
kemudahan bagi kami dalam menyusun tugas ini dan menyelesaikannya tepat
waktu. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah geografi tanah dengan judul
materi “sifat kimia tanah”.
Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkan dalam pembahasan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
terutama bagi penyusun sendiri.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini saran dan kritik yang membangun
dengan terbuka kami terima demi meningkatkan kualitas makalah ini.

Padang, februari 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kimia Tanah ................................................................ 3


2.2 Sifat-sifat Kimia Tanah ................................................................. 4
2.2.1 Derajat Kemasaman Tanah (pH) ................................................ 4
2.2.2 C-Organik ................................................................................... 5
2.2.3 N-Total ....................................................................................... 6
2.2.4 P-Bray ........................................................................................ 7
2.2.5 Kalium (K) ................................................................................. 7
2.2.6 Natrium (Na) .............................................................................. 8
2.2.7 Kalsium (Ca) .............................................................................. 8
2.2.8 Magnesium (Mg)........................................................................ 9
2.2.9 Kapasitas Tukar Kation (KTK) .................................................. 9
2.2.10 Kejenuhan Basa (KB) .............................................................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................... 11

3.2 saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai proses dan faktor
pembentuk yang berbeda. Karena itu tanah mempunyai karakteristik yang berbeda
demikian akan memerlukan manajemen yang berbeda pula untuk tetap menjaga
keberlanjutan fungsi-fungsi tanah tersebut. Koloid tanah yang memiliki muatan
negatif besar akan dapat menyerap sejumlah besar kation. Jumlah kation yang dapat
diserap koloid dalam bentuk dapat tukar pada pH tertentu disebut kapasitas tukar
kation. Kapasitas tukar kation merupakan jumlah muatan negative persatuan berat
koloid yang dinetralisasi oleh kation yang mudah diganti.
Kapasitas tukar kation didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh pada pH 7 yang
dinyatakan dalam milligram setara per 100 gram koloid. Kapasitas tukar kation tanah
tergantung pada tipe dan jumlah kandungan liat, kandungan bahan organik dan pH
tanah. Kapasitas tukar kation tanah yang memiliki banyak muatan tergantung pH
dapat berubah-ubah dengan perubahan pH. Keadaan tanah yang sangat masam
menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan
hara kation dalam bentuk dapat tukar karena perkembangan muatan positif. Kapasitas
tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan pH dari menjadi
5,5. Kapasitas tukar kation yang dapat dijerap 100 gram tanah pada pH 7. Kapasitas
tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan
mempertukarkan kation-kation tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara kita mengetahui sifat-sifat kimia tanah serta mengkajinya melalui
sifat kimia tanah yang telah diketahui?

1
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih lanjut
tentang sifat kimia tanah, dan mengetahui sifat-sifat kimia tanah. Selain itu tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
geografi tanah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kimia Tanah

Definisi tanah secara mendasar dikelompokkan dalam tiga definisi, yaitu:


(1) Berdasarkan pandangan ahli geologi

(2) Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murni

(3) Berdasarkan pandangan ilmu pertanian.

1. Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis)


Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk
regolit (lapisan partikel halus).

2. Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi)


Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun organik) yang
terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan
waktu.

3. Menurut Ahli Pertanian (berdasarkan pendekatan Edaphologi)


Tanah didefinisikan sebagai media tempat tumbuh tanaman.
Selain ketiga definisi diatas, definisi tanah yang lebih rinci diungkapkan ahli ilmu
tanah sebagai berikut:

"Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman; secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa

3
organik maupun anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca,
Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat dari
organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif bagi tanaman; yang ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hortikultura,
tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan.

Kimia Tanah studi terutama yang terlibat reaksi dalam larutan tanah dan
antarmuka cair-padat.

1. Tanah-ion interaksi. Ada banyak mechnisms yang dapat mengontrol gizi


konsentrasi dalam larutan tanah, sehingga gizi ketersediaan untuk tanaman.

2. Pelapukan Mineral (disolusi, presipitasi).

a. Bahan Organik dekomposisi

b. Irigasi & hujan

c. Pemupukan

d. Adsorpsi / desorpsi

2.2 Sifat-sifat Kimia Tanah

2.2.1 Derajat Kemasaman Tanah (pH)

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang


dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion

4
OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah
masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis
kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- ,
maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).

Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang


dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH
tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi
masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan
cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering
ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah
sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering
kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak
mengandung garam Na (Anonim 1991).

2.2.2 C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini
dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun
biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-
Organik (Anonim 1991).

Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik


dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus
dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam
tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka
sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap
tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK
(Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian

5
bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang
dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim
1991).

2.2.3 N-Total

Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 %


bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005).
Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari : Bahan Organik
Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar

a. Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara

b. Pupuk

c. Air Hujan

Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal
dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik
khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan
organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses
dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.

Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau


mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 – 4000 kg/ha
pada lapisan 0 – 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah
tersebut (Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu
pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen
terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik
meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama
dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan

6
urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organic
di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami
imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang
ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui
pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan.

2.2.4 P-Bray

Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan
mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH
sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003). Siklus Fosfor sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.
Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan antara
suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-terfiksasi dan
mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi
dan pelindian (Hanafiah 2005).

Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu
fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak
di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan
organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 – 0,5 %. Tanah-tanah
tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan
berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P
kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005). Menurut Foth
(1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan
pertumbuhannya kerdil.

2.2.5 Kalium (K)

Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang
diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan
membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat,

7
Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan
Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang
tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya
penambahan dari kaliumnya sendiri.

Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang


mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik
maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium
tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat
lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai
kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-
mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation
tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung
sedikit Kalium.

2.2.6 Natrium (Na)

Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75%


yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai,
karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK atau
muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh ≥ 15% Na, yang mencerminkan unsur
ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang ada. Pada tanah-
tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah alkalin ini
disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim
kering dan berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi
tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah,
2005).

2.2.7 Kalsium (Ca)

8
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti
Magnesium dan Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman,
diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali
sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun
manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta
menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan
sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM 2007).

2.2.8 Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan


beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang
khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan
akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).

2.2.9 Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno
2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu
sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :

1. Reaksi tanah

2. Tekstur atau jumlah liat

3. Jenis mineral liat

4. Bahan organik dan,

5. Pengapuran serta pemupukan.

9
Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam,
karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-
beda pula.

2.2.10 Kejenuhan Basa (KB)

Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah
berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal
alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH.
Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan
kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid
berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim
1991).

Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan


sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman
tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa >
80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika
kejenuhan basa.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanah sebagai benda alam mempunyai sifat-sifat yang bervariasi. Sifat tanah
yang berbeda-beda pada berbagai tempat mencerminkan pengaruh dari berbagai
faktor pembentuknya di alam. Tanah dipandang sebagai alat produksi pertanian,
karena tanah berfungsi sebagai media tumbuhnya tanaman. Produktivitas tanaman
pertanian yang diusahakan banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang
bersangkutan, baik sifat fisika tanah, kimiawi tanah, maupun biologi tanah yang
bersangkutan. Sebagai media tumbuhnya tanaman tanah mampu berperan sebagai:

 Tempat berdirinya tanaman


 Tempat menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
 Tempat menyediakan air yang dibutuhkan oleh tanaman
 Tempat menyediakan udara bagi pernafasan akar tanaman

3.2 Saran

Dari pembahasan singkat kami mengenai sifat kimia tanah, kiranya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah kami ini sangat jauh dari


kesempurnaan,maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami kedepannya.

Akhir kata, tiada hal yang sempurna karena masih dalam proses belajar, dan
harapan kami semoga ini bermanfaat bagi kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://belajargeo-erinz.comoj.com/Page1190.htm

http://belajargeo-erinz.comoj.com/Page1190.htm

Kimia Tanah: http://www.datafilecom.co.cc

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian

Pesan untuk Student Bisnis: http://klikdynasis.net/?id=AB148

Sifat-sifat kimia Tanah: http://boymarpaung.wordpress.com/2009/02/19/sifat-kimia-


tanah/

Universitas Sriwijaya. Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com

12

Anda mungkin juga menyukai