KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Kimia
Pengukuran Ph Tanah dan Kelembaban Tanah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kimia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ph tanah dan
kelembaban tanah di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak PRIYADI, SKM, M.Kes
selaku Dosen Kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Mutiara Alya
Lestari
.
BAB I
PENDAHULUAN
pH Tanah adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas
ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.Pada tanah-tanah
tertentu seperti tanah liat berat,gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman
yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang berpasir.Tanah yang mampu menahan
kemasaman tersebut dikenal sebagai tanah yang berpenyangga baik (Mukhlis,2014).Dalam
sistem tanah, pH tanah cenderung dikaitkan dengan kumpulan dari berbagai kondisi tanah,
salah satunya adalah ketersediaan hara bagi tanaman.Banyak proses-proses yang
mempengaruhi pH suatu tanah, keberadaan salah satunya asam sulfur dan asam nitrit sebagai
komponenalami dari air hujan (Foth, 1995).
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). Selain itu dalam arti lain tanah
merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena
pelapukandaribatuan (Craig,1991).
Tanah dapat didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai
atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.Diantara partikel-
partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori yang berisi air dan udara.Ikatan
yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan oleh karbonat dan oksida yang
tersenyawa diantara partikel tersebut, atau dapat juga disebabkan oleh adanya material
organik.Bila hasil daripelapukan tersebut berada pada tempat semula maka bagian ini disebut
sebagai tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap di
beberapa tempat yang berlainan disebut 5tanah bawaan (transportation soil). Media
pengangkut tanah berupa gravitasi, angin, air, dan gletsyer. Pada saat akan berpindah tempat,
ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan terbagi dalam beberapa rentang ukuran.Proses
penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis atau kimiawi. Proses
fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin, pengikisan oleh air dan gletsyer, atau
perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam batuan,sedangkan proses kimiawi
menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal. Salah satu penyebabadalah air
yang mengandung asam alkali, oksigen dankarbondioksida (Wesley, 1977)."
2.2 Pengertian pH Tanah
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
skala pH antara 0 hingga 14. Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH
kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7.Jika skala pH adalah 7 maka
benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa.Kondisi tanah yang paling ideal
untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral.Namun
demikian beberapa jenis tanaman masih toleran terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam,
yaitu tanah yang ber pH maksimal 5.
1. Pengapuran
Cara pertama bisa digunakan untuk menetralkan tanah yang bersifat terlalu
asam, yaitu dengan pengapuran.Pengapuran ini adalah pemberian kapur khusus
pertanian. Kapur yang digunakan untuk menetralkan tanah ini bersifat khusus,
biasanya bisa berbentuk butiran, bubuk, kristal hingga pelet.Masing-masing bentuk
kapur ini juga memiliki fungsi berbeda. Seperti misalnya kapur dalam bentuk kristal
yang bersifat bisa menaikkan pH tanah dalam waktu cepat. Biasanya digunakan pada
tanah yang tingkat keasamannya begitu tinggi.
2. PemberianPupuk
Untuk jenis tanah yang bersifat asam, cara menetralkan pH tanah selanjutnya
adalah dengan memberikan pupuk. Penggunaan pupuk akan meningkatkan kandungan
unsur hara dalam tanah seperti Kalium, Fosfor, dan Nitrogen.Tanah juga bergantung
pada kondisi air yang ada di dalamnya. Maka dengan pemberian pupuk maka akan
menetralkan pH tanah. Namun pemberian pupuk juga tidak boleh berlebihan karena
jika terlalu berlebihan justru akan merusak kondisi tanah serta membuat proses
penetralan pH tanah semakin sulit dilakukan.
1. Pemberian Sulfur
Cara pertama yang dilakukan untuk menetralkan tanah yang terlalu basa
adalah dengan cara pemberian sulfur pada tanah. Penetralan pH tanah dengan
pemberian sulfur bisa dilakukan melalui pupuk buatan yang di dalamnya biasa
mengandung magnesium sulfat, amonium sulfat, dan lain sebagainya.
Semakin tinggi pH tanah (basa) maka unsur hara yang terkandung di dalam tanah
akan sangat sulit diserap oleh tanaman, begitupun sebaliknya saat kondisi tanah cendrung
asam atau pH terlalu rendah. Tanah basa biasanya kandungan hara dan mikroorganismenya
sangat sedikit sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.
Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah air
distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH
sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida di dalam air. Hujan asam juga
memberikan kontribusi dalam proses pengasaman tanah. Dalam sistem tanah
kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan pengaruh dari pasir
sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat rendah.
Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari hujan asam.
Respirasi Akar, tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi
akar, dan selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida
di tanah yang konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga
terjadi peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan
peningkatan keasaman tanah atau pH menjadi lebih rendah.
Pupuk, Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun
pada tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen. Pupuk
Amonium, pupuk modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen,
akan tetapi oksidasi ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen sehingga
menyebabkan pengasaman tanah. Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan
setiap molekul ammonium teroksidasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah Sistem tanah yang dirajai oleh
ion-ion H+ akan bersuasana asam.Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+
yang berada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah,
konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujandanbahaninduk.
Tanah Berkapur
Berdasarkan karakteristiknya tanah Terarosa atau tanah kapur ini memiliki sifat yang
kurang subur. Hal tersebut karena jenis tanah ini memiliki kandungan unsur hara yang
relatif sedikit bahkan cenderung tidak ada.Tanah dengan pH basa lebih banyak
mengandung zat kapur dan umumnya terdapat di daerah pesisir pantai.Selain itu tanah
basa juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium lebih
tinggi. Kondisi kebasa-an yang tinggi tidak baik untuk tanaman.
Tanah Kering
Lahan keringatau tanah kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat
rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan
kelembabannya rendah.Tingginya kadar garam di tanah
pertanianlahankeringmengakibatkan unsur-unsur nutrisi yang diperlukan tanaman
tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, karena garam sifatnya mereduksi
unsur-unsur makro dan membuat unsur-unsur mikro bersifat toksit atau beracun bagi
tanaman.
PH Meter Soil Tester merupakan Sebuah alat untuk Kontrol kelembaban tanah sangat
penting bagi pengguna dibidangnya.Kelembaban tanah biasanya mengungkapkan dalam
satuan disebut pH, istilah umumnya asing bagi orang-orang yang menggeluti, dengan
menggabungkan pH dengan moisture meter, mudah digunakan.Kelembaban tanah dapat
ditentukan.
Adapun tata cara pengoperasian alat ukur pH Tanah adalah sebagai berikut:
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 April 2022 pukul 09.00
Soil Tester
Tanah
Garpu tanah
Sekop
Pengukuran pH
Keterangan : Pada gambar di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran Ph tanah dari jam
14:22 - 14:25 adalah sebesar 6,8
Pengukuran Kelembaban Tanah
Keterangan : Pada gambar diatas diketahui bahwa hasil pengukuran kelembaban tanah dari
jam 14:25 – 14:30 adalah 50 %.
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini diketahui bahwa hasil pengukuran pH tanah adalah sebesar
6,8 dan untuk pengukuran kelembabannya yaitu sekitar 50%. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa pH pada tanah yang diuji adalah sekitar 6,8 Suatu benda dikatakan bersifat asam jika
angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih dari 7, berarti pengukuran
tanah pada praktikum kali ini bersifat asam. Dan untuk kelembaban pada tanah yang diuji
adalah sekitar 50% mengandung air. Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan
berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral. Namun demikian beberapa jenis
tanaman masih toleran terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam, yaitu tanah yang ber pH
maksimal 5.