Anda di halaman 1dari 18

PENENTUAN PH TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan guna memenuhi slah satu syarat Dalam

menempuh mata kuliah Dasar Ilmu Tanah

Oleh

Muhammad Bilal Akbar Setiawan

2110311005

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN PH TANAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Muhammad Bilal Akbar Setiawan


2110311005

Telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal 07 Juni 2022

Susunan Tim Penilai

Asisten I Asisten II

Udkhulis Silmy Shinta Khuzzaimatul


1910311043 1910311041

Asisten III Asisten IV

Reni Puji Rahayu Andito Guruh Mahardika


1910311005 Ramadhan
1910311034

Asisten V

Angga Dicky Saputra


2010311006

Jember, 2022

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum yang bejudul “Penentuan PH Tanah”

Penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Ir Bagus Tripama MP., selaku dosen pembina mata kuliah Dasar Ilmu
Tanah yang telah memberikan arahan teoritis kepada penulis.
2. Udkhulis Silmy, Shinta Khuzzaimatul Laili, Reni Puji Rahayu, Andito Guruh
Mahardika Ramadhan dan Angga Dicky Saputra yang telah memberikan
motivasi serta membimbing dalam pelaksanaan praktikun dasar ilmu tanah
3. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat
hingga saat ini
4. Teman-teman saya telah memberikan dukungan dan membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini
5. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Muhammad Bilal Akbar Setiawan


2110311005

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................3
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................5
3.1 Tempat dan Waktu ....................................................................................5
3.2 Bahan dan Alat ..........................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja ...........................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................7
4.1 Hasil...........................................................................................................7
4.2 Pembahasan ...............................................................................................7
V. KESIMPULAN .............................................................................................10
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................10
5.2 Saran ........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
LAMPIRAN ..........................................................................................................12

iv
v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolorimeter adalah penentuan pH tanah dengan menggunakan indikator


warna seperti kertas lakmus, kertas pH, dan pH Stick. Fungsi dari menggunakan
alat dengan metode kolorimeter yaitu untuk mengetahui pH Tanah dengan
berdasarkan warna yang diperoleh . pH meter adalah alat elektronik yang
digunakan untuk mengukur pH dari cairan . Sebuah pH meter khas terdiri dari
probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik
yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH Terdapat beberapa jenis alat
ukur pH tanah salah satunya yaitu alat ukur pH tanah ETP110 atau yang biasa
disebut dengan soil pH meter merupakan salah satu dari soil test kit yang sangat
penting dalam kegiatan pengukuran dan penelitian kandungan zat dalam tanah.

Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab


menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga
hubungna antara pH dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan
komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana
keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman adalah pH
tanah. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang disebut
Buffer , yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam-basa dan
garamnya. Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur
hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH
tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Penanggullangan tanah yang
terlalu masam dapat dinaikkan dengan menambah kapur pada tanah
itu, sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan cara
penambahan belerang. Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan
kemasaman potensial.

Penentuan pH tanah merupakan salah satu uji penting yang dapat


digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan seperangkat faktor utama
kimia tertentu untuk menentukan pH terukur pada tanah. Reaksi pH tanah
berdasarkan atas dua unsur kimia di mana kemasaman tanah merupakan asam-

1
asam organik dan anorganik serta ion-ion H+ dan Al dapat ditukar. Misal koloid
dan sumber alkalinitas atau garam-garam alkalis.

Dalam sistem alami pH tanah dipengaruhi oleh mineralogi, iklim dan


pelapukan. Pengolahan tanah sering kali mengubah pH alami dari tanah akibat
dari pupuk nitrogen penghasil asam atau akibat pengambilan basa-basa kalium
(K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Tanah yang mengandung mineral
penghasil sulfur dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat asam apabila
mineral tersebut terkena udara bebas.

Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam,


dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan
tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi
proses-proses biologi.

pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan


tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara
3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari
3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran
pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara
yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menghitung ph tanah?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi ph tanah?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum dengan materi “penentuan ph tanah” yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang digunakan
untuk mengukur pH tanah.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

PH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan


tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung berupa tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Sebaliknya untuk tanah gambut pH tanah
dapat kurang dari 3,0. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih.
Alkalis dapat menunjukan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada
yang ber-pH ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara
yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2003).

Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara


diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat
dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah
yang terlalu alkalis atau basa dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang
(Hardjowigeno, 2003).

Larutan tanah merupakan sifat tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang
merupakan hara tanaman. Konsentrasi ion-ion ini sangatlah beragam, tergantung
pada ion terlarut serta jumlah bahan pelarut. Reaksi tanah yang penting ialah masam,
netral, dan alkalis. Hal ini didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan
tanah. Bila dalam larutan tanah ditemukan ion H+ lebih banyak dari ion OH-, maka
reaksi tanah tersebut adalah masam. Bila ion H+ sama dengan atau seimbang dengan
ion OH- maka reaksi tersebut adalah netral. Dan jika ion OH- lebih banyak dari ion
H+ maka reaksi tersebut disebut reaksi alkalis (Pairunan, 1985).

Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan


anorganik. Ionisasi asam menghasilkan ion H+yang bebas dalam larutan tanah.
Sumber lain dari kemasaman tanah adalah H+dan Al3+ yang dapat ditukar dengan
koloid tanah. Kemampuan suatu tanah dalam mempertahankan pH dari perubahan
karena terjadinya penambahan Alkalisatau masam biasa dinamakan sebagai daya
sanggah pada tanah (Hadjowigeno, 1987).

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan

3
antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah
ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling
(bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka untuk
mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3.
Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang
mempengaruhi konsentrasi larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan
tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH
tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang
umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya
asam kuat seperti asam sulfat (Foth, 1999)

Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion di dalam tanah, ion yang
terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion yang terjerap.
Akibat dari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan
kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion di dalam larutan tanah,
sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada
permukaan kompleks jerapan. (Hardjowigeno, 2003).

Kemasaman atau pH tanah yang tinggi biasanya mengakibatkan terjadinya


kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan akar pada tanaman. Pengaruh tidak
langsung ketidak stabilan pada pH tanah, mengakibatkan keracunan pada tanaman
(Hakim, 1985). Tanah yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan
menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau
mempunyai nilai pH yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan
belerang atau dengan cara pemupukan pada tanah (Hadjowigeno, 1987). Sifat reaksi
dinilai berdasarkan konsentrasi ion h+ dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain,
pH tanah = -log [H] tanah. Ketika konsentrasi ion H meningkat maka pH akan
menurun dan jika ioh H menurun maka pH tanah akan naik (Hakim, 1986).

Air merupakan komponen utama pertumbuhan tanaman. Faktanya, hampir


90% sel tumbuhan dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap oleh tanaman
selain berfungsi sebagai media reaksi di hampir semua metode metabolisme, yang
jika tidak terpenuhi bisa berbahaya. Jika sudah digunakan maka diuapkan dari
tanah sekitarnya. Dalam memproduksi biomassa, 50 kg air akan ditranspirasikan
(Purwowidodo,1991).

4
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini bertempat di GH (Green House) Universitas Muhammadiyah
Jember. Waktu praktikum di mulai pada tanggal 4 Desember 2022 sampai dengan
pukul 12.00 WIB.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan :

1. Sampel tanah, digunakan untuk mengamati kadar larutan tanah

2. KCL, digunakan untuk menyeimbangkan pH tanah


3. Aquades, digunakan untuk menyampurkan suatu bahan
Alat :

1. Pipet tetes, digunakan untuk memindahkan cairan dengan volume


kecil.
2. pH meter, digunakan untuk mengukur kadar yang ada didalam
tanah
3. Botol pengocok, digunakan sebagai alat untuk ngocok bahan bahan

4. Petridish, digunakan untuk menampung media

5. Batang pengaduk, digunakan untuk pengaduk bahan bahan

6. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume larutan atau zat cair
dengan tepat

7. Beaker glass, sebagai wadah penampung yang digunakan untuk


melakukan proses pengadukan
3.3 Prosedur Kerja
1. Larutkan aquades dan kcl dengan perbandingan 1:1 dengan berat 5 gr
dan 5 ml aquades
2. Timbang 5 gr tanah kering, masukkan tanah kedalam botol pengocok
yang sudah diukur
3. Ukur aquades sebanyak 10 ml
4. Tuangkan kedalam botol pengocok, lalu kocok selama 1 jam

5
5. Tuangkan yang sudah dikocor ke beaker glass
6. Tuang aquades 10 ml, aduk rata hingga larut
7. Ukur menggunakan pH meter selama 1 menit
8. Angka pH lalu catat hasilnya.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO Horizon pH
1 Horizon A 11, 1
2 Horizon E 10,2
3 Horizon O 8,9

Dari table diatas diketahu bahwa masing masing horizon memiliki kadar
pH yang berbeda, horizon A memiliki kadar pH yang tinggi diantara yang lain sebaliknya
horizon O memiliki kadar pH yang rendah diantara yang lain.

4.2 Pembahasan

Cara mengetahui pH tanah yang paling akurat adalah menggunakan


sebuah alat pengukur pH yang disebut dengan pH meter. Namun sayangnya,
banyak petani yang tidak memiliki alat ini. Mungkin karena harganya yang cukup
mahal atau kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mengetahui pH tanah.
Padahal pengetahuan tentang derajat keasaman tanah sangat berperan dalam
keberhasilan suatu budidaya tanaman. Tanaman tidak akan tumbuh dan
berproduksi dengan maksimal jika tanah dalam kondisi asam maupun basa.
Dengan mengetahui pH tanah, petani bisa menentukan skala pH yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangna tanaman. Sehingga kerugian dapat diminimalisir.
Selain menggunakan pH meter, mengukur pH tanah bisa juga dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus. Namun pengukuran menggunakan kertas
lakmus memiliki keterbatasan karena tidak bisa diketahui angka skala pH tersebut.
Pengukuran dengan kertas lakmus hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut
asam, netral ataupun basa. Sementara angka skala derajat keasamannya tidak bisa
diketahui. Namun demikian kertas lakmus cukup membantu dalam mengetahui
kondisi dan sifat tanah.
Kadar keasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi tanaman untuk tumbuh
kembang dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Ukuran pH antara 0-14.
Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah

7
dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur
hara. Artinya, tanaman mampu menyerap optimal unsur hara tersebut pada
kondisi pH netral, yakni 7.
• Ciri-Ciri umum larutan asam (biasanya dihitung skala (0-6) yaitu :
Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat memerahkan kertas lakmus
biru, Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik,
Menyebabkan perkaratan logam (korosif). Contoh larutan Asam :
Air jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL), Tembaga(II)
Sulfat (CuSO4), Alumunium Sulfat (AlSO4) dllContoh cairan
bersifat basa: Air laut, cairan pemutih dll.
• Ciri-ciri umum larutan basa (biasanya dihitung skala (8-14) yaitu :
Rasanya pahit, Bersifat licin, Dapat membirukan kertas lakmus
merah, Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik, Jika
mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik Contoh larutan
basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida
(NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3)
• Contoh larutan netral (biasanya dihitung skala (7):
Alkohol/Ethanol, garam (Natrium Klorida=NaCl), Amonium
Klorida, Air abu, air murni dll
pH tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bahan induk tanah,
pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk
nitrogen.

• Dekomposisi bahan organik tanah secara terus menerus


terdekomposisi oleh mikroorganisme kedalam bentuk asam asam
organik,karbondioksida (CO2) dan air, senyawa pembentuk asam
karbonat. Selanjutnya, asam karbonat bereaksi dengan Ca dan Mg
karbonat di dalam tanah untuk membentuk bikarbonat yang lebih
larut, yang bisa tercuci keluar, yang akhirnya meninggalkan tanah
lebih masam.
• Bahan induk, tanah berkembang dari bahan induk yang berupa
batuan dan bahan organik. Selanjutnya batuan di kelompokkan
menjadi batuan beku, sedimen dan metamorfose. Batuan basa

8
umumnya mempunyai pH tinggi dibandingkan dengan tanah yang
berkembang dari batuan masam
• Pengendapan, jika air berasal dari air hujan melewati tanah, kation
kation basa seperti Ca dan Mg akan tercuci. Kation kation basa
yang hilang tersebut kedudukannya di tapak jerapan tanah akan di
ganti oleh kation kation masam seperti Al, H, dan Mn. Oleh karena
itu, tanah tanah yang terbentuk pada lahan dengan curah hujan
tinggi biasanya lebih masam dibandingkan pada tanah tanah pada
lahan kering atau acid.
• Vegetasi alami, tanah yang berada di bawah kondisi vegetasi hutan
akan cenderung lebih masam di bandingkan dengan yang
berkembang di bawah padang rumput. Hutan tanaman dengan daun
kecil (konifer) dapat menyebabkan lebih masam dibandingkan
dengan hutan tanaman berdaun lebar.
• Pertumbuhan tanaman, tanah sering menjadi masam jika di tanami
atau untuk aktifitas pertanian, sebab basa basa akan hilang (ikut
terpanen).
• Kedalaman tanah, pada lahan dengan curah hujan tinggi, umumnya
kemasaman meningkat sesuai dengan kedalaman lapisan tanah,
sehingga kehilangan topsoil oleh erosi dapat menyebabkan lapisan
olah tanah menjadi lebih masam.
• Pupuk nitrogen, nitrogen tanah dapat berasal dari pupuk, bahan
organik , sisa hewan, fiksasi N oleh leguminose dapat
menyebabkan tanah lebih masam.

9
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada praktikum kali ini adalah:
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh data yaitu
pada lapisan satu diukur menggunakan pH meter dengan hasil 11,1 dengan kriteria
basa sangat kuat. Pada lapisan dua dengan menggunakan pH meter dengan hasil
10,2 dengan kriteria basa sangat kuat. Pada lapisan tiga dengan menggunakan pH
meter dengan hasil 8,9 dengan kriteria basa kuat.

5.2 Saran
Tambah bangku dan meja dikarenakan kurang, tambah pendingin ruangan
soalnya tempatnya panas bener untuk coas kurang mencairkan suasana.

10
DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hardjowigeno . S. 1987. Dasar– Dasar Ilmu Tanah, Akademik,Presindo Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
NegriIndonesia Timur: Makassar.
Sarwono, H. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta

11
LAMPIRAN 1.

[lampiran 1 berisi lembar ACC yang telah ditanda tangan]

12
LAMPIRAN 2.

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.

Gambar 4. Gambar 5.

13

Anda mungkin juga menyukai