Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH AKUAKULTUR

NAMA : FRISKA STEFANI LUMBANTOBING


NIM : 225080507111014
KELOMPOK : 12
ASISTEN : SURYA DEWA RAMADHAN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAH AKUAKULTUR

Oleh :
FRISKA STEFANI LUMBANTOBING

Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Koordinator Praktikum

Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, M.S. Najmuth Thakip


NIP. 19611106 198602 2 001 NIM. 215080507111025
KARTU KENDALI PRAKTIKUM

LIHAT DI WEBSITE ILTAN


TATA TERTIB PRAKTIKUM

LIHAT DI WEBSITE ILTAN


RINGKASAN

Ringkasan mencakup kesimpulan dari latar belakang hingga pembahasan.


Dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka, jadi merupakan
hasil uraian murni dari penulis. lsi ringkasan harus dapat dimengerti tanpa
harus melihat kembali pada materi karya ilmiah. Ringkasan disusun dengan
jumlah maksimum 300 kata dan diketik satu spasi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum

Ilmu Tanah Akuakultur dengan tepat waktu sebagai syarat untuk memenuhi

penugasan Praktikum Ilmu Tanah Akuakultur di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan mengenai ilmu tanah akuakultur. Kami

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari berbagai pihak demi

perbaikan laporan ini kedepan nya.

Malang, September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Penulisan daftar isi otomatis menggunakan:


References  Table of Contents
Daftar isi spasi 1. (Lihat contoh penulisan daftar isi pada pedoman kepenulisan
FPIK tahun 2020).
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah tanah menurut Kristensen dan Rabenhorst (2015), berasal dari

bahasa Inggris pertengahan. Tanah merupakan media alami bagi pertumbuhan

tanaman darat. Tanah dapat dianggap sebagai landasan ekosistem, hal ini

dikarenakan produktivitas tanah menentukan seperti apa suatu ekosistem dalam

kaitannya. Ilmu tanah muncul sebagai disiplin ilmu pada akhir abad 19. Tanah

didefinisikan sebagai benda alami dengan morfologi unik yang dihasilkan oleh

faktor-faktor pembentuk tanah. Konsep dari definisi tanah ini diungkapkan di AS

yang mendefinisikan tanah sebagai suatu benda alami yang terdiri dari padatan

mineral dan bahan organik, cairan, gas yang terdapat pada permukaan, dan

didirikan oleh salah satu atau keduanya.

Tanah menurut Egli, et al. (2014) dapat terbentuk dengan bergantung

pada litologi mineral reaktif. Mineral reaktif yang dimaksud seperti, karbonat,

sulfat vs, batuan kristal, dan perkembangan bahan organik. Penyediaan rigolet

dapat terjadi karena adanya proses pelapukan, erosi, lama paparan, dan juga

karakter sistem hidrologi. Pembentukan tanah adalah fungsi beberapa faktor

independen seperti waktu, iklim, organisme, topografi, dan juga materi induk.

Faktor ini akan bertindak secara bersamaan untuk mempengaruhi arah dan laju

dari pembentukan tanah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Ilmu Tanah Akuakultur yaitu agar praktikan

mengetahui cara pengambilan contoh tanah serta menentukan tekstur tanah,

konsistensi tanah, pH tanah, berat volume, berat jenis, dan kapasitas tanah
menahan air. Tujuan dari praktikum Ilmu Tanah Akuakultur yaitu agar praktikan

dapat mengaplikasikan Ilmu Tanah Akuakultur dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum Ilmu Tanah Akuakultur dapat memperkenalkan

perbedaan mendasar dari contoh tanah terganggu dan tidak terganggu, serta

menentukan tekstur dan konsistensi tanah secara kualitatif. Diharapkan

mahasiswa mampu menguasai teknik tersebut tersebut sehingga mampu

mengaplikasikannya dengan baik.

1.4 Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Tanah Akuakultur dilaksanakan pada hari Sabtu, 9

September 2023 di Laboratorium Perikanan Air Tawar Sumberpasir dan tanggal

12, 13, 14, dan 15 September 2023 di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Parasit

dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah menurut Dazzi dan Papa (2022), Bisa mempunyai warna apa pun,

umur berapa pun, sangat dangkal atau dalam, dan sebagian besar terdiri dari

campuran terstruktur pasir, lanau dan tanah liat (anorganik), batuan dan bahan

organik (mati dan hidup). Tanah dasar dapat bertindak sebagai tempat

penyimpanan dan sumber bagi beberapa unsur yang hidup di dalamnya. Tanah

dasar tentunya mengandung oksigen terlarut yang memiliki kegunaan sebagai

penyedia hara. Kualitas air pada sebuah tempat dapat dipengaruhi juga oleh

tanah yang tersedia, karena tanah yang tersedia memberikan pengaruh secara

langsung terhadap kualitas air tempat organisme yang hidup di dalamnya. tanah

juga merupakan lapisan tipis yang menyelimuti bumi kita. Tanah bisa

disimpulkan menurut penjelasan diatas merupakan campuran kompleks antara

bahan hidup dan mineral.

2.2 Proses Pembentukan Tanah

Pelapukan batuan induk dan erosi menurut Conforti, et al. (2020) adalah

dua proses yang mengendalikan perkembangan dan variabilitas tanah.

Pelapukan fisika dan kimia dapat menjadi penyebab lambatnya proses

disintegrasi batuan yang menghasilkan bahan-bahan pembentuk tanah baru.

Sebaliknya erosi dapat menyebabkan pelepasan, pengangkutan dan redistribusi

tanah. Redistribusi tanah perlu dilakukan untuk siklus biogeokimia di dalam tanah

dan secara substansial mempengaruhi siklus karbon dan nutrisi. Tanah memiliki
sifat yang bervariasi secara lateral dan tingkat kedalaman, variasi ini dapat

disebabkan oleh perubahan kecil pada atribut topografi, seperti kemiringan

lereng, kecekungan dan kecembungan.

2.3 Jenis-jenis Tanah

Jenis tanah yang sering digunakan dalam akuakultur menurut Mustafa, et

al. (2013), memiliki beberapa macam. Tanah sulfat merupakan tanah yang cocok

dalam proses akuakultur karena dapat membantu mengendalikan parasit dan

penyakit pada organisme akuatik. Sulfur dalam tanah tersebut dapat membantu

mengatur pH air, menjaga kandungan nutrisi, dan memberikan kondisi yang

sesuai bagi mikroorganisme yang mendukung ekosistem akuakultur. Tanah

gambut seringkali dapat bermanfaat sebagai media dalam proses akuakultur,

karena dalam tanah gambut memiliki kandungan C-organik yang jumlahnya

melebihi 15% dimana dapat diartikan sangat baik untuk tambak. Tanah lempung

juga dapat menjadi pilihan media dalam proses akuakultur, karena tanah

lempung mampu menahan air, menyimpan nutrisi, dan stabil dalam kualitas air.

Manfaat tersebut dapat mendukung pertumbuhan organisme akuatik, termasuk

tanaman air, serta menciptakan lingkungan yang baik untuk reproduksi dan

keseimbangan ekosistem. Semua tanah yang digunakan dalam proses

akuakultur harus di pantau dari segi kualitas dan sumber tanah tersebut untuk

menghindari potensi kontaminasi atau masalah lingkungan lainnya yang dapat

mengganggu daur hidup biota air.

4
2.4 Peran Tanah dalam Budidaya Perairan

Kualitas tanah menurut Supono (2015), berperan penting terhadap

produktivitas kolam dikarenakan kondisi dasar tambak sangat berpengaruh

terhadap pertukaran substansi antara tanah dan air. Interaksi yang saling

mempengaruhi antara permukaan sedimen tanah dan air menyebabkan

terjadinya pertukaran senyawa yang penting bagi kondisi kolam. Pertukaran

senyawa berupa nutrien yang baik seperti nitrogen dan fosfor dapat menjadi

wadah bagi pertumbuhan fitoplankton. Permukaan sedimen mengandung lapisan

oksigen (oxidized layer) yang terakumulasi atas reaksi-reaksi kimia seperti

dekomposisi aerobik dan anaerobik, beberapa mikrooganisme akan

menguraikan bahan organik yang dapat menyebabkan kondisi anaerob.

Kesuburan kolam juga dipengaruhi oleh variabel Ph tanah yang dapat

mengontrol reaksi kimia di dasar kolam, nilai Ph yang baik berkisar antara 4-9

akan tetapi yang paling baik adalah 7.

5
3. METODOLOGI

3.1 Pengambilan Contoh Tanah

Setiap subbab terdiri dari 2 paragraf


Paragraf 1 = Alat dan bahan yang digunakan
Paragraf 2 = Penjelasan skema kerja dalam bentuk paragraf

6
3.2 Penentuan Biologi Tanah

7
3.3 Penentuan Berat Volume Tanah

8
3.4 Penentuan Berat Jenis Tanah

9
3.5 Penentuan Porositas Tanah

10
3.6 Penentuan Tekstur Tanah

11
3.7 Penentuan Konsistensi Tanah

12
3.8 Penentuan Kapasitas Tanah Menahan Air

13
3.9 Penentuan pH Tanah

14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Contoh Tanah

Paragraf 1 = menjelaskan langkah-langkah pengambilan contoh tanah terganggu,


contoh tanah tidak terganggu, dan pengambilan contoh tanah agregat tidak
terganggu
Paragraf 2 = 1 literatur tentang pengambilan contoh tanah
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

15
4.2 Penentuan Biologi Tanah

Paragraf 1 = memaparkan jumlah biota yang ditemukan pada kelompok masing-


masing dan kelompok pembanding, serta hasil perhitungan kepadatan biologi
tanah kelompok masing-masing dan kelompok pembanding
Paragraf 2 = 1 literatur tentang biota yang ada di permukaan atau di dalam
tanah
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

16
4.3 Penentuan Berat Volume Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil BV kelompok masing-masing dan kelompok


pembanding serta fungsi mengetahui nilai BV tanah dalam pengolahan tanah
untuk budidaya perairan
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi BV dan 1
literatur tentang pentingnya pengeringan contoh tanah tak terganggu.
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

17
4.4 Penentuan Berat Jenis Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil BJ & jenis mineral yang mendominasi tanah


kelompok masing-masing dan kelompok pembanding, serta menjelaskan fungsi
mengetahui nilai BJ tanah dalam pengolahan tanah untuk budidaya perairan
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi BJ
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2 (cara menaikan dan
menurunkan nilai BJ)

18
4.5 Penentuan Porositas Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil porositas tanah kelompok masing-masing dan


kelompok pembanding. Menjelaskan hubungan BV, BJ, dan porositas tanah
yang didapat, serta menjelaskan aktivitas biota tanah dapat mempengaruhi nilai
porositas tanah
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor porositas tanah dan 1 literatur
tentang fungsi mengetahui nilai porositas tanah untuk budidaya perairan
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2 (cara menaikan dan
menurunkan nilai porositas tanah)

19
4.6 Penentuan Tekstur Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil tekstur tanah yang didapat kelompok masing-


masing dan kelompok pembanding. Menjelaskan hubungan kelas tekstur tanah
yang didapat dengan aktivitas biota tanah, nilai BV, BJ, dan porositas, serta
kendala saat praktek penentuan tekstur tanah
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor tekstur tanah dan 1 literatur tentang
fungsi mengetahui kelas tekstur tanah untuk budidaya perairan
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

20
4.7 Penentuan Konsistensi Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil kelas konsistensi tanah yang didapatkan


kelompok masing-masing dan kelompok pembanding. Menjelaskan hubungan
kelas konsistensi tanah dengan tekstur tanah yang didapat. Serta kendala saat
praktek penentuan konsistensi tanah
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor konsistensi tanah dan 1 literatur
tentang fungsi mengetahui konsistensi tanah untuk budidaya perairan
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

21
4.8 Penentuan Kapasitas Tanah Menahan Air

Paragraf 1 = memaparkan hasil kapasitas tanah menahan air yang didapat


masing-masing kelompok dan kelompok pembanding. Menjelaskan hubungan
antara nilai kapasitas tanah menahan air dengan kelas tekstur tanah yang
didapat.
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor kapasitas tanah menahan air dan
fungsi nilai kapasitas tanah menahan air untuk budidaya perairan
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

22
4.9 Penentuan pH Tanah

Paragraf 1 = memaparkan hasil pH tanah dan klasifikasi pH yang didapat


masing-masing kelompok dan kelompok pembanding.
Paragraf 2 = 1 literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah dan
1 literatur tentang fungsi pH tanah untuk budidaya perairan
Paragraf 3 = kesimpulan korelasi antara paragraf 1 dan 2

23
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam bentuk paragraf singkat yang memaparkan hasil serta


menjawab maksud, tujuan, dan manfaat praktikum

24
5.2 Saran

Saran dalam bentuk paragraf untuk praktikum Ilmu Tanah Akuakultur di masa
mendatang, baik tertuju kepada asisten maupun mekanisme praktikum.

25
DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka diketik dengan style APA.

26
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Praktikum

27
Lampiran 2. Perhitungan

28
Lampiran 3. Dokumentasi

1. Pengambilan Contoh Tanah


a. Contoh Tanah Terganggu

29
b. Contoh Tanah Tidak Terganggu

30
c. Contoh Tanah Agregat Tidak Terganggu

31
2. Penentuan Biologi Tanah

32
3. Penentuan Berat Volume Tanah

33
4. Penentuan Berat Jenis Tanah

34
5. Penentuan Tekstur Tanah

35
6. Penentuan Konsistensi Tanah

a. Penentuan Konsistensi Kering

36
b. Penentuan Konsistensi Lembab

37
c. Penentuan Konsistensi Basah

38
7. Penentuan Kapasitas Tanah Menahan Air

39
8. Penentuan pH Tanah

40
Daftar Asisten Praktikum MK. Ilmu Tanah Akuakultur 2023/2024

No. Nama NIM No. HP


1. Najmuth Thakip 215080507111025 085716142274
2. Tsaniya Afiy Masithoh 205080500111046 085706991529
3. Surya Dewa Ramadhan 205080507111041 08593939112
4. Antika Fitri Sarjuningtyas 215080501111048 081216825187
5. Aulia Angel Aryanigita 205080501111031 088217066127
6. Dhira 215080501111013 085755646916
7. Riffaldi Augusta Putra 205080507111028 082137183662
8. Elpina Zaky Alya Ramy 205080500111014 089517066284
Wijaya
9. Josia Fernando 215080500113012 082217357212
Sihombing
10. Cyntia A. Widiawaty 215080501111050 082267895185
Lumban Batu

41

Anda mungkin juga menyukai