Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTUKUM

TEKNIK DASAR LABORATORIUM

ACARA VII

SURVEI DAN PENGAMBILAN SAMPEL TANAH,


PERSIAPAN CONTOH TANAH DAN PENENTUAN KADAR
AIR KERING MUTLAK TANAH

Oleh :
Anasya Durrotin Nasikhah
A1D022249
Rombongan 4

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas laporan praktikum ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

2. Seluruh dosen pengampu Mata Kuliah Teknik Dasar Laboratorium


khususnya Dosen Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi.
3. Kak Heka Rosyana dan Kak Dimya Syamsana selaku Asisten
Praktikum Laboratorium PemuliaanTanaman.
4. Orang tua dan teman-teman yang telah mendukung dan membantu
penulis dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.
Kemudian, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Purwokerto, 22 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA..........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................................4

B. Tujuan.......................................................................................................................5

II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................6

III. METODE PRAKTIKUM.........................................................................................7

A. Bahan Dan Alat.........................................................................................................7

B. Prosedur Kerja..........................................................................................................8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................8

A. Hasil........................................................................................................................11

B. Pembahasan.............................................................................................................17

V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................21

A. Kesimpulan.............................................................................................................21

B. Saran.......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

LAMPIRAN.......................................................................................................................22

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup
manusia dan kelestarian lingkungan. Lahan juga digunakan sebagai tempat pertumbuhan
tanaman, habitat hewan, dan juga tempat pembangunan infrastruktur seperti gedung, jalan,
dan lain-lain. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga kualitas tanah agar dapat
berfungsi atau berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
manusia dan lingkungan.  

Untuk menentukan kualitas tanah di lokasi tertentu, survei dan sampel tanah yang sesuai
diperlukan. Melakukan survei dan mengambil sampel tanah membutuhkan persiapan dan
teknologi yang tepat. Salah satu langkah dari kegiatan ini adalah memilih tempat yang
representatif dan homogen untuk pengambilan sampel tanah. Selain itu, pengambilan sampel
tanah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi atau kerusakan pada
sampel tanah. 

Penentuan kadar air kering mutlak tanah merupakan salah satu langkah analisis untuk
mengkaji sifat-sifat dan kualitas tanah. Kadar air kering absolut tanah dapat digunakan untuk
menentukan kesuburan, kapasitas penyimpanan air dan kelarutan unsur hara. Oleh karena itu,
teknik penentuan kadar air kering mutlak tanah harus dilakukan dengan benar dan akurat. 

Tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk menentukan kualitas tanah di lokasi


tertentu dengan melakukan survei dan mengambil sampel tanah, menyiapkan sampel tanah
dan menentukan kelembaban tanah kering mutlak. Mengetahui kualitas tanah di suatu tempat
memungkinkan untuk mengambil keputusan untuk memulai kegiatan pertanian,
pembangunan infrastruktur atau kegiatan lain yang membutuhkan tanah sebagai sumber daya
alam. Selain itu, kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
teknik survei dan pengambilan sampel tanah, penyiapan sampel tanah, serta penentuan Kadar
Air Tanah Kering Absolut secara akurat dan tepat. Oleh karena itu, prediksi ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi bagi ilmu tanah dan kelangsungan hidup manusia.  

4
B. Tujuan

Mahasiswa menyiapkan contoh tanah kering angin/ udara dengan diameter 2


mm dan contoh tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara
penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.

5
I. TINJAUAN PUSTAKA

a. Tanah

Tanah merupakan lapisan paling atas dari lapisan bumi. Tanah menunjukkan kualitas
dan sifat yang bervariasi dari satu tanah ke tanah lainnya. Menurut Dokuchaev (1870) dalam
Fauizek (2018), tanah adalah lapisan permukaan bumi yang terbentuk dari bahan dasar yang
telah mengalami proses lebih lanjut akibat perubahan alam melalui aksi air, udara dan
berbagai organisme hidup dan mati. . Tingkat perubahan tercermin dalam komposisi, struktur
dan warna hasil cuaca. 

b. Karakteristik Tanah

Bentuk karakteristik tanah dapat sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,
bahkan di taman atau lapangan kecil. Pengambilan sampel ada di mana-mana dan merupakan
faktor yang sangat penting dalam pengukuran nutrisi dan organisme lain yang paling akurat.
Contohnya termasuk pengambilan sampel dari jalan berkerikil, di mana tanahnya mungkin
mengandung lebih banyak kapur daripada debu jalan yang tersimpan di dalam tanah, atau dari
padang penggembalaan ternak tua, di mana tingkat fosfor dan nitrogen mungkin lebih tinggi
daripada di lapangan (Aurora, 2011). 

c. Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan sampel tanah secara teratur atau pengambilan sampel tanah terganggu
untuk menentukan kelembaban, struktur dan komposisi. Kehati-hatian harus diberikan saat
mengangkut sampel tanah, terutama saat menentukan densitas, pH, dan permeabilitas.
Dampak yang merusak struktur lantai harus dihindari. Disarankan menggunakan box khusus
yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah tube. Waktu penyimpanan harus diperhatikan.
Sampel tanah yang disimpan di ruangan yang hangat terlalu lama mengalami perubahan
akibat penyusutan dan aktivitas mikroba (Hakim et al. 2016).  

d. Kadar Air Tanah

Ketersediaan air dalam tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.
Kandungan air pada kondisi tanah yang berbeda, misalnya kandungan air kapasitas lapang,
dapat ditentukan dengan menggunakan metode yang berbeda. Air merupakan bagian penting

6
dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang diserap tanaman merupakan air yang
ada di dalam pori-pori tanah. Setiap jenis tanah memiliki sebaran dan ukuran pori yang
berbeda, yang mempengaruhi ketersediaan ton air. Kadar air kapasitas lapang didefinisikan
sebagai kadar air tanah di suatu lahan ketika air yang mengalir telah berhenti atau hampir
berhenti mengalir karena gravitasi, setelah sebelumnya benar-benar menjenuhkan tanah
(Brendan, 2014). 

Ketersediaan air dalam tanah secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.


Saat menanam tanaman kering, air adalah faktor pembatas utama dan sumber utama air untuk
tanaman adalah hujan. Variabilitas hujan, baik jumlah, intensitas, maupun waktu datangnya
hujan, dapat mempersulit prediksi waktu tanam yang tepat atau penyesuaian cara panen
karena ketersediaan air yang berbeda. Neraca air adalah model hubungan kuantitatif antara
jumlah air di atas dan di bawah permukaan tanah dengan curah hujan yang jatuh pada suatu
wilayah tertentu dan selama periode waktu tertentu. Ketersediaan sumberdaya air sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim, topografi, tanah, tutupan lahan dan struktur geologi kawasan.
Tingkat ketersediaan air ditentukan dengan menganalisis data kadar air tanah (kelembaban
tanah) menggunakan nilai suhu dan ETP (Ayu et al., 2013). 

II. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu sebagai berikut:


1. Sampel tanah utuh
2. Sampel tanah terganggu
7
Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bor tanah
2. Pisau/cutter
3. Kantong plastik
4. Spidol
5. Ring tanah
6. Balok kayu
7. Palu
8. Ayakan 2 mm dan 0,5 mm
9. Mortir dan penumbuknya
10. Tambir
11. Oven
12. Timbangan
13. Eksikator

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:

1. Pengambilan Sampel Tanah Utuh/Tidak Terganggu:


1) Alat dan bahan disiapkan.
2) Tanah dibersihkan dari rumput menggunakan pancong dan lakukan
pemasangan bor tanah.
3) Bor tegak lurus diputar kearah kanan, diambil sedalam 20 cm.
4) Bor tanah diputar berlawanan arah dengan cara memasukan bor tanah.
5) Sampel tanah diambil menggunakan pisau dan dimasukkan kedalam plastik.
6) Kantong plastik diberi label seperlunya.
2. Pengambilan Sampel Tanah Tidak Utuh/Terganggu:
1) Alat dan bahan disiapkan.
2) Tanah dibersihkan dari rumput menggunakan pancong dan lakukan
pemasangan ring tanah.
3) Ring tanah dimasukkan kedalam tanah sedalam ¾ ring.

8
4) Ring lain diletakkan diatas ring pertama, pukul menggunakan palu sampai
1 cm masuk ke dalam tanah.
5) Ring bagian atas diambil dari ring bagian bawah.
6) Tanah diluar ring dicongkel sekitar 2 cm dari ring agar tidak merusak
sampel.
7) Tanah disekitar ring dirapihkan menggunakan cutter.
8) Sampel tanah dibungkus menggunakan kantong plastik, dan dimasukkan
ke dalam wadah.
3. Pengukuran Kadar Air Kering Mutlak
1) Tanah dikeringanginkan selama 3 hari.
2) Tanah dihaluskan menggunakan mortar dan penumbuknya.
3) Diayak dengan ayakan 2 mm, 1 mm, 0,5 mm.
4) Tanah yang berdiameter 2 mm dan < 0,5 mm dimasukkan kedalam plastic
yang berbeda.
5) Timbang sampel tanah menggunakan timbangan digital.

9
6) Sampel tanah dimasukkan kedalam oven selama 24 jam.
7) Setelah dioven masukkan sampel tanah ke dalam eksikator selama 15 menit.
8) Timbang dengan perhitungan: (𝑏−𝑐)×100%
(𝑐−𝑎)
Ket: a= berat konstan cawan kosong.
b= berat cawan+sampel sebelum dikeringkan.
c= berat konstan cawan sampel tanah dikeringkan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

10
A. Hasil

Tabel 1. Pengambilan Sampel Tanah Tidak Utuh (Rusak)

No. Kegiatan Hasil Dokumentasi


1. Alat dan bahan Tersedianya alat
disiapkan dan bahan siap
pakai

2. Tanah dibersihkan dari Tanah bersih


rumput menggunakan dari rumput dan
pancong dan lakukan tumbuhan liar
pemasangan bor
tanah

3. Bor tegak lurus Bor masuk


diputar kearah kedalam tanah
kanan, diambil dan tanah
sedalam 20 cm terambil sedalam
20 cm

4. Bor tanah diputar Bor tanah keluar


berlawanan arah dari tanah dan
dengan cara tanah terambil
memasukan bor
tanah

11
5. Sampel tanah Tanah terambil
diambil dan masuk ke
menggunakan pisau dalam kantong
dan dimasukkan plastik
kedalam plastik

6. Kantong plastik Terdapat label


diberi label pada kantong
seperlunya plastik

Tabel 2. Pengambilan Sampel Tanah Utuh

No. Kegiatan Hasil Dokumentasi


1. Alat dan bahan Tersedianya alat
disiapkan dan bahan siap
pakai

2. Tanah dibersihkan dari Tanah bersih dari


rumput menggunakan rumput dan
pancong dan lakukan tumbuhan liar
pemasangan ring tanah

3. Ring tanah Ring masuk


dimasukkan kedalam kedalam tanah
tanah sedalam ¾ ring
sedalam ¾ ring

12
4. Ring lain diletakkan Ring kedua
diatas ring pertama, masuk sedalam 1
pukul menggunakan cm ke dalam
palu sampai 1 cm tanah
masuk
ke dalam tanah
5. Ring bagian atas Tersisa ring
diambil dari ring bagian bawah
bagian bawah

6. Tanah diluar ring Sampel tanah


dicongkel sekitar 2 cm tidak rusak
dari ring agar tidak
merusak sampel

7. Tanah disekitar ring Tanah sekitar


dirapihkan ring rapih
menggunakan cutter

8. Sampel tanah Sampel tanah


dibungkus masuk kantong
menggunakan kantong plastik dan
plastik, dan wadah
dimasukkan ke
dalam wadah

Tabel 3. Persiapan Contoh Tanah


No. Kegiatan Hasil Dokumentasi

13
1. Sampel Tanah Sampel tanah
dikeringanginkan yang sudah
selama 3 hari. kering

2. Tanah dihaluskan Sampel tanah


menggunakan mortar yang sudah
dan penumbuknya. halus

3. Diayak dengan ayakan Sampel tanah


2 mm, 1 mm, 0,5 mm. yang sudah
diayak

4. Tanah yang berdiameter Sampel tanah


2 mm dan < 0,5 mm yang sudah
dimasukkan kedalam dipisahkan
plastic yang berbeda. ukuran 2 mm
dan <0,5 mm

5. Timbang sampel Sampel tanah


tanah menggunakan yang ditimbang
timbangan digital.

14
6. Sampel tanah Sampel tanah
dimasukkan kedalam yang sudah di
oven selama 24 jam oven

7. Setelah dioven Sampel tanah


masukkan sampel tanah telah
ke dalam eksikator dimasukkan
selama 15 menit eksikator

8. Timbang dengan Dihitung kadar


perhitungan: air kering
(𝑏−𝑐)×100% (𝑐−𝑎) mutlak tanah

Tabel 4. Penentuan Kadar Air Kering Mutlak


No. Sampel Tanah A (gram) B (gram) C (gram) Kadar Air (%)

1. Ex-Farm 1 22,9 27,99 27,13 20,77%

2. Ex-Farm 2 22,78 27,78 27,07 16,55%

3. Ex-Farm 3 22,68 27,68 27,02 15,20%

4. Ex-Farm 4 22,91 27,91 27,36 12,35%

5. Ex-Farm 5 22,55 27,55 26,92 14,41%

6. Ex-Farm 6 22,66 27,66 27,06 13,6%

15
Kadar air (%) = (𝑏−𝑐)×100%
(𝑐−𝑎)

= ……..

1. Ex-Farm 1 = (27,99−27,13)×100% = 20,77%


(27,13-22,99)

(27,78- 27,07)
2. Ex-Farm 2 = ×100% = 16,55%
(27,07-22,78)

3. Ex-Farm 3 = (27,68- 27,02)×100% = 15,20%


(27,02- 22,68)

4. Ex-Farm 4 = (27,91 – 27,36)×100% = 12,35%


(27,36–22,91)

5. Ex-Farm 5 =(27,55-26,92)×100% = 14,41%


(26,92- 22,55)

6. Ex-Farm 6 = (27,66- 27,06)×100% = 13,6%


(27,06- 22,66)

Faktor koreksi kadar air (fk) = 100 / (100- kadar air)

= ...........

1. Ex-Farm 1 = 100
= 1,262
(100- 20,77)

100
2. Ex-Farm 2 = = 1,198
(100- 16,55)

3. Ex-Farm 3 = 100
= 1,179
(100- 15,20)

100
4. Ex-Farm 4 = = 1,140
(100-12,35)

5. Ex-Farm 5 = 100
= 1,168
(100- 14,41)

100
6. Ex-Farm 6 = = 1,157
(100- 13,6)

16
B. Pembahasan

Sampel tanah diambil dari lapisan termodifikasi pada kedalaman kurang lebih
20 cm dan diambil satu sampel dari setiap sampel. Contoh tanah diambil dalam
bentuk terganggu dan tidak terganggu. Pengambilan sampel tanah terganggu
untuk memantau tekstur, berat partikel spesifik, kelembaban kapasitas lapangan,
kelembaban titik layu permanen dan bahan organik. Pengambilan sampel tanah
tidak terganggu menggunakan sampling ring untuk memantau berat satuan tanah
dan permeabilitas tanah. Selain itu juga dilakukan observasi lapangan secara
langsung untuk mengamati hal-hal sebagai berikut: infiltrasi, tekstur tanah, warna
tanah, kedalaman efektif tanah, kemiringan lereng, arah lereng, kelembaban tanah
dan vegetasi tumbuh (Padmayani et al., 2017).  
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan dua teknik dasar
yaitu pengambilan contoh tanah utuh dan pengambilan contoh tanah tidak
lengkap. Pengambilan contoh tanah sesuai dengan karakteristik yang akan
diperiksa. Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
sesuai dengan keadaan di lapangan. Sampel tanah digunakan untuk
menentukan berat satuan (bulk density), distribusi pori pada tekanan yang
berbeda (pF1, pF2, pF2.54 dan pF 4.2) dan permeabilitas. Contoh tanah
terganggu atau lebih dikenal dengan contoh tanah biasa (contoh tanah
terganggu), adalah contoh tanah yang diambil dari kedalaman tertentu ½ kg
dengan menggunakan sekop atau sekop. Kondisi contoh tanah terganggu
tidak sama dengan di lapangan karena tidak terganggu sejak pengambilan
contoh. Sampel tanah terganggu digunakan untuk analisis kadar air, struktur
tanah, infiltrasi, batas cair, batas plastis, batas lipat dan lainnya. 
Dalam penentuan sampel tanah baku, proses penyiapan sampel tanah
sebelum analisis di laboratorium, seperti metode pengeringan dan
penggilingan sampel tanah, menentukan hasil analisis tanah. Khususnya

17
analisis tanah yang berkaitan dengan ketersediaan atau kelarutan unsur hara
tanah sangat dipengaruhi oleh proses penyiapan contoh tanah (cara
pengeringan dan penggilingan) dan penyimpanan contoh tanah dalam jangka
waktu yang lama, sedangkan analisis tanah berkaitan dengan kandungan
unsur hara total (organik). ). ). Dalam jangka panjang, cara penyiapan
contoh tanah dan penyiapan contoh tanah tidak mempengaruhi kandungan
bahan, tanah dan sifat fisik secara umum. Oleh karena itu, penyiapan sampel
tanah harus dilakukan dengan baik dan benar.
Persiapan sampel tanah melibatkan pembersihan sampel tanah dari sisa-
sisa tanaman, akar tanaman, dan kerikil. Pengeringan, pembersihan dan
penyaringan sampel tanah. Setelah dikeluarkan dari lapangan, sampel tanah
dibersihkan dari sisa tanaman, akar tanaman dan kerikil. Sampel tanah
kemudian dikeringkan dengan udara pada suhu kamar. Selama pengeringan,
suhu pengeringan, waktu pengeringan dan ketebalan sampel tanah harus
diperhatikan untuk meminimalkan perubahan sifat fisik dan kimia sampel
tanah setelah pengeringan. Setelah kering, contoh tanah digerus dengan palu
kemudian diayak dengan ayakan tanah berukuran 2 mm. Selain itu, jika
jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk analisis laboratorium kurang
dari 2 gram, contoh tanah tersebut harus ditumbuk halus dengan ketebalan
kurang dari 2 mm, yaitu sekitar 0,5 mm, sehingga contoh tanah yang
digunakan mewakili contoh tanah. tanah Sampel dianalisis. Setelah
diratakan, sampel tanah dicampur secara merata untuk mendapatkan sampel
yang homogen. Sampel tanah kemudian dianalisis.
Kadar air tanah dinyatakan sebagai perbandingan antara massa/berat air
dalam sampel sebelum dikeringkan dengan massa/berat yang tersisa pada
suhu 150 °C. Atau, jumlah air yang terkandung dalam satuan volume dapat
digunakan sebagai ukuran kandungan air tanah. Definisi sebenarnya dari
kejenuhan adalah ketika semua pori terisi air. Namun, ini tidak sama dengan
definisi saturasi sisa, yang dalam semua pengukuran adalah kondisi
"kering", indikasi kondisi air tanah kering yang diterima secara umum.
Grade adalah keadaan “kering” sampel tanah pada suhu 105°C dan tekanan

18
1 atm sampai berat sampel tetap konstan. Manfaat mengetahui kadar air
tanah adalah untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik
di dalam tanah, yaitu. H. reaksi yang mempersiapkan nutrisi larut untuk
pertumbuhan tanaman. Manfaat mengetahui kadar air tanah adalah untuk
mengetahui proses pelapukan mineral tanah dan bahan organik, yaitu. H.
reaksi-reaksi yang menghasilkan unsur hara terlarut untuk pertumbuhan
tanaman, kebutuhan air untuk proses irigasi, dan kemampuan jenis tanah
untuk menyimpan kelembaban tanah.  
Kandungan air tanah dinyatakan dalam persentase volume, yaitu sebagai
persentase volume air. Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah
lainnya adalah meningkatkan porositas tanah. Pengaruh bahan organik
terhadap peningkatan porositas tanah tidak hanya berkaitan dengan aerasi
tanah tetapi juga dengan keadaan kandungan air tanah.
Penentuan kandungan air tanah sangat penting untuk menentukan
kandungan air tanah. Kandungan air yang tinggi di dalam tanah
menunjukkan bahwa tanah terlalu lembab untuk pertumbuhan tanaman
tertentu. Sebaliknya, kadar air tanah yang rendah menunjukkan bahwa tanah
terlalu kering dan tidak mengandung cukup air untuk pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu penentuan kadar air tanah sangat penting untuk menentukan
kualitas tanah dan kesesuaiannya bagi pertumbuhan tanaman.
Kadar air tanah juga dipengaruhi oleh daya rekat tanah, kohesi dan
gravitasi. Air tanah dapat dibedakan berdasarkan kekuatannya: air
higroskopis, air kapiler dan air gravitasi. Kandungan air tanah juga
tergantung pada sifat kimia, fisik dan mineralnya. Oleh karena itu dapat
diasumsikan bahwa tanah dengan kandungan air yang tinggi banyak
mengandung bahan organik.  
Pergerakan air dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh
gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gravitasi menyebabkan arus selalu menuju
ke lokasi yang lebih dalam, sedangkan gaya kapiler menyebabkan arus
selalu menuju ke lokasi yang lebih dalam. Ketika gaya kapiler menciptakan
air bergerak ke segala arah (vertikal dan horizontal). Air kapiler adalah air

19
tanah yang terperangkap akibat gaya kohesif dan rekat yang lebih kuat dari
gravitasi. Air itu bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air
kapiler ini mengisi dinding mikropori dan makropori. 

20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum acara VII ini, yaitu:
1. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan teknik dasar
yaitu pengambilan contoh tanah utuh dan pengambilan contoh
tanah tidak utuh atau terganggu.
2. Sampel tanah utuh merupakan sampel tanah yang diambil
menggunakan ring. Hal ini dilakukan agar tanah tidak rusak atau
sesuai dengan kondisi di lapangan.
3. Sampel tanah tidak utuh adalah sampel tanah yang diambil
menggunakan bor tanah yang selanjutnya dikeringanginkan
untuk diukur pH, KTK, kadar air kedring udara dll.
4. Manfaat mengetahui kadar air kering tanah yaitu untuk
mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah
yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi
pertumbuhan tanaman.

B. Saran

Asisten diharapkan dapat menjelaskan materi yang diberikan kepada


praktikan secara jelas, agar praktikan dapat memahami materi. Pratikum harus
dilakukan dengan teliti dan sesuai prosedur agar mendapatkan hasil yang baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ferdian, F., Jafri, M., & Iswan, I. (2015). Pengaruh Penambahan Pasir
terhadap tingkat kepadatan dan daya dukung tanah lempung
organik. Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain, 3(1), 145-156.
Jambak, M. K. F. A., Baskoro, D. P. T., & Wahjunie, E. D. (2017).
Karakteristik sifat fisik tanah pada sistem pengolEahan tanah
konservasi (Studi Kasus: Kebun Percobaan Cikabayan). Buletin
Tanah dan Lahan, 1(1), 44-50.
Kaligis, D. L., & Fatri, R. R. (2020). Pengembangan Tampilan Antarmuka
Aplikasi Survei Berbasis Web Dengan Metode User Centered
Design. JUST IT: Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi
dan Komputer, 10(2), 106-114.
Najib, A., Malik, A., Ahmad, A. R., Handayani, V., Syarif, R. A., &
Waris, R. (2017). Standarisasi ekstrak air daun jati belanda dan
teh hijau. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(2), 241-245.
Nurmasyitah, N., Syafruddin, S., & Sayuthi, M. (2013). Pengaruh jenis
tanah dan dosis fungi mikoriza arbuskular pada tanaman kedelai
terhadap sifat kimia tanah. Jurnal Agrista, 17(3), 103-110.
O'Kelly, B. C., & Sivakumar, V. (2014). Water content determinations
for peat and other organic soils using the oven-drying method.
Drying Technology, 32(6), 631-643.
PADMAYANI, N. K. H., SUNARTA, I. N., & WIYANTI, W. (2017)
Karakteristik Hidrologi Tanah pada Berbagai Tingkatan Umur
Tanaman Penghijauan di Desa Pelaga, Kecamatan Petang Kabupaten
Badung.
Supriatin, sarno, Lumbanraja, J. & Dermiyati. 2017. Penetapan Sampel
Tanah Standar untuk Menjamin Mutu (Quality Control) Hasil
Analisis Sampel Tanah di Laboratorium Ilmu Tanah Universitas
Lampung. Laporan Penelitian. Universitas Lampung.
Suryono, J., Kusuma, K., & Mulyadi. 2015. Pengambilan contoh Tanah
untuk Penelitian Kesuburan Tanah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Ngadirin.,Widianto., dan Z. Kusuma. 2013. Intruksi Kerja Pengambilan
Sampel Tanah. Universitas Brawijaya. Malang.
Danoedoro, P. 2016. Pengaruh Jumlah dan Metode Pengambilan Titik

22
Sampel Penguji Terhadap Tingkat Akurasi Klasifikasi Citra Digital
Penginderaan Jauh. Fakultas Geografis. Universitas Gadja Madha.
Yogyakarta. Diakses http://www. researchgate.net/
publication/302581258.[17 september 2018] [jurnal].
Jambak, M. K. F. A., Baskoro, D. P. T., & Wahjunie, E. D. (2017).
Karakteristik sifat fisik tanah pada sistem pengolahan tanah
konservasi (Studi Kasus: Kebun Percobaan Cikabayan). Buletin
Tanah dan Lahan, 1(1), 44-5

23
LAMPIRAN

Lampiran 1. Scan ACC

24
\

25
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan

26
Lampiran 3. Jurnal

27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai