Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS SEDIMENTASI TERHADAP INDEKS KUALITAS


LAHAN SAWAH BERTERAS DI KECAMATAN PAUH KOTA
PADANG

Oleh

SEBASTIAN PRADIPTA SIAHAAN


NIM. 2010231004

Usulan Penelitian Sebagai Salah


Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii


DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… v
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………
4
A. Karakteristik Lahan Sawah ……………………………………………… 4
B. Sedimen ………………………………………………………………….
6
C. Unsur Hara Tanah Sawah ………………………………………………..
7
D. Bahan Organik Tanah Sawah ……………………………………………
9

E. Pola Perpindahan Unsur Hara Pada Tanah Sawah ……………………… 11


BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………… 13
A. Waktu dan Tempat ………………………………………………………. 13
B. Alat dan Bahan …………………………………………………………...
13
C. Metoda Penelitian ………………………………………………………..
13
D. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………...
14
PERKIRAAN BIAYA ………………………………………………………….
18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
18
LAMPIRAN …………………………………………………………………….
23
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal dengan negara agraris. Hal ini dikarenakan Indonesia


memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan perekonomian yang relatif
bergantung pada sektor pertanian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan sektor
pertanian Indonesia mempekerjakan 33,9 % tenaga kerja negara dan menyumbang
14,7 % dari GNP. Dengan data tersebut, membuktukan bahwa pertanian
merupakan sektor yang sangat penting dan bahkan menjadi paru-paru bagi
perekonomian di Indonesia.
Beras merupakan hasil padi dari sektor pertanian yang menjadi bahan
pokok utama dan sumber pendapatan utama di Indonesia. Akan tetapi, seiring
dengan meningkatnya permintaan akan beras akibat bertambahnhya jumlah
penduduk, kebutuhan lahan untuk perumahan, industri rumah tangga, pencemaran
air, dan lain-lain menyebabkan luas lahan pertanian beirigasi semakin berkurang.
Hasilnya kepentingan untuk pertanian dan produksi padi semakin menurun
(Baghat et al., 1996; Bouman dan Tuong, 2001; BPS 2002). Oleh karena itu,
lahan pertanian terutama sistem sawah berteras harus mendapatkan perhatian
yang lebih baik guna membantu untuk memenuhi target tambahan produksi dua
juta per tahun dan menjamin ketahanan beras nasional (Anonim, 2007).

Sawah di Indonesia
Permasalahan Sawah di Indonesia
Sedimentasi
Akibat pembajakan sawah

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai sedimentasi tanah
sawah berteras di Kecamatan Pauh Kota Padang yang berpengaruh kepada potensi
pendangkalan sawah dan kualitas tanah sawah berteras.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karaketristik Sawah

Sawah adalah lahan pertanian yang permukaannya datar, dibatasi oeh


pematang, tempat ditanami padi, palawija, atau tanaman lainnya. Sebagian besar
lahan sawah digunakan untuk menanam padi (Sofyan dkk, 2007). Lahan sawah
pada umumnya harus mampu menahan genangan air, karena padi perlu terendam
pada tahap pertumbuhan tertentu. Untuk mengairi sawah, masyarakat
menggunakan sistem irigasi dari aliran sungai atau air hujan.
Tanah sawah juga dapat berasal dari tanah rawa yang telah dikeringkan
dengan dibuatnya saluran drainase atau dari lahan kering yang telah diairi dan
ditanami. Pada pengairan sawah, air yang didapatkan dari air saluran irigasi
disebut sawah beirigasi, sedngkan air yang langsung didapatkan dari air hujan
ialah sawah tadah hujan. Jenis sawah lainnya yaitu sawah pasang surut dan sawah
lebak. Sawah pasang surut ialah sawah yang dibuat dari pengembangan di daerah
pasang surut, sedangkan sawah lebak ialah sawah yang dibuat dari lahan daerah
rawa lebak (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).
Perubahan bebrapa sifat tanah sawah erat kaitannya dengan proses
oksidasi-reduksi (redoks) dan aktivitas mikroba tanah yang menentukan
ketersediaan unsur hara dan produktivitas tanah sawah. Perubahan beberapa sifat
tersebut, terutama sifat kimia tanah diakibatkan penggenangan pada lahan
persawahan yang sangat mempengaruhi dinamika dan ketersediaan nutrisi dari
hara. Hal tersebut dikarenakan penggenangan pada sawah akan mengubah
aktivitas mikroorganisme tanah, dimana bakteri aerob akan digantikan oleh
bakteri anaerob yang menggunakan sumber energi dari senyawa redoks yang
berperan sebagai elektron seperti NO3-, SO4 3 -, Fe 3+, Mn 4+ (Prasetyo dkk,
2004).
Dari segi kimia, tanah sawah erat kaitannya dengan teknologi pemupukan
yang efektif. Pemberian pupuk baik dari segi jenis, dosis, waktu dan cara
pemupukan harus memperhatikan sifat kimia tersebut. Contohnya adalah
pemupukan nitrogen. Dimana jenis, waktu dan cara penerapannya perlu
memperhatikan perubahan aktivitas unsur hara nitrogen pada lahan sawah agar
pemupukan lebih efektif. Sumber pupuk nitrogen yang direkomendasikan dalam
bentuk amonium dimasukkan ke dalam lapisan pereduksi dan diaplikasikan dua
sampai tiga kali (Adiningsih, 2004).
Sifat fisik tanah sangat menentukan kesesuaian lahan untuk dijadikan
lahan persawahan. Identifikasi dan karakterisasi fisik tanah mineral memberikan
informasi untuk mengevaluasi kesesuaian lahan, khususnya dalam hal efisiensi
penggunaan air. Jika suatu lahan akan dijadikan lahan persawahan, maka yang
harus diperhatikan ialah tekstur, struktur, permeabilitas, drainase, dan tinggi muka
air tanah. Karakteristik tersebut sangat erat kaitannya dengan pelumpuran dan
efisiensi penggunaan air (Prasetyo dkk, 2004).
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2024 sampai dengan
bulan Mei 2024. Pengambilan sampel nantinya yaitu pengambilan sedimentasi
pada sampel air dari beberapa lahan sawah berteras di Kecamatan Pauh Kota
Padang. Kemudian, dilakukan analisis di Laboratorium Kimia Departemen Ilmu
Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang.
Jadwal secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat di lapangan
seperti peta titik sampel dan jerigen 10 liter. Sedangkan, alat analisis di
laboratorium seperti timbangan, erlenmeyer, gelas ukur, shaker, dan alat labor
lainnya. Adapun juga bahan yang diperlukan pada penelitian ini ialah antara lain
sampel sedimentasi tanah dan larutan kimia lainnya. Alat dan bahan secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Metode Penelitian

Penelitian akan dilakukan dengan cara pengambilan sampel air dari


saluran irigasi yang masuk dan yang keluar pada masing-masing teras sawah.
Dimana masing-masing teras sawah tersebut ada 3 teras sawah. Waktu untuk
pengambilan sampel air ini pada 2 waktu yang berbeda yaitu pada waktu setelah
hujan (air masuk) dan ketika pembajakan (air keluar).

Waktu Pengambilan Sampel


Saluran Irigasi Setelah hujan (air Pembajakan (air keluar)
masuk)

Teras 1 1 sampel 1 sampel


Teras 2 1 sampel 1 sampel
Teras 3 1 sampel 1 sampel
Pengambilan sampel air ini menggunakan jerigen 10 L yang akan
langsung menampung air yang masuk ke sawah berteras ketika waktu setelah
hujan dan air yang keluar sewaktu pembajakan. Pengambilan sampel air yang
masuk (setelah hujan) dan air keluar (ketika pembajakan) dikumpulkan pada
wadah/jerigen yang berbeda. Pada saat di lapangan hitunglah debit air pada saat
masuk dan pada saat keluar. Kemudian, sampel air yang telah terkumpulkan,
pisahkan antara air dan endapan/sedimentasinya. Lalu, hitunglah berat
sedimentasi dari sampel air yang masuk ke sawah pada sewaktu setelah hujan
tersebut dan berat sedimentasi dari sampel air yang keluar sewaktu pembajakan.
Setelah itu, sedimentasi tersebut dikering anginkan kemudian sampel tersebut siap
dianaisis di laboratorium.

D. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari jurnal-jurnal yang memuat
informasi yang berpengaruh terhadap penelitian ini dan gambaran umum lokasi
penelitian. Pada tahap ini dikumpulkan data-data sekunder seperti data curah
hujan, peta administrasi, dan peta penggunaan lahan.
2. Tahap Pra Survei
Pada tahap ini dilakukan pengamatan awal langsung di lapangan untuk
mengetahui kondisi lahan dan menetapkan titik sampelnya, serta wawancara
dengan petani.
3. Tahap Survei Utama
Pada tahap ini, dilakukan pencatatan titik koordinat dan pengambilan
sampel di lokasi penelitian. Dengan melihat kondisi alam, pada waktu setelah
hujan, diambil sampel air yang masuk ke tanah sawah berteras tersebut.
Pengambilan sampel air ini dilakukan pada saluran irigasi yang masuk pada
masing-masing teras yaitu sampel air dari irigasi teras 1 (hulu), teras 2 (tengah),
dan teras 3 (hilir). Lalu, pengambilan sampel air selanjutnya, diambil dari saluran
irigasi masing-masing teras sawah pada saat air keluar ketika waktu pembajakan.
Air keluar dari petakan Air masuk ke petakan

T = Teras sawah

Gambar 1. Sketsa saluran air sawah

Setiap petakan sawah tersebut saling terhubung dengan tinggi pematang


sawah yang beragam dan bertingkat-tingkat sehingga disebut sawah berteras.
Pada teras pertama (paling atas) memiliki ketinggian sekitar 81 cm, teras kedua
setinggi 91 cm, dan teras ketiga setinggi 51,5 cm. Saluran air tiap-tiap petak
sawah memiliki lebar sekitar 9 cm. Air dari petakan teras sawah bagian atas akan
mengalirkan air langsung ke petakan teras sawah bagian bawah melalui saluran
air pada setiap petakan sawah.
T1
T2
T3

Gambar 2. Sketsa teras sawah


Pada masing-masing teras sawah tersebut dihitung debit air yang masuk
ketika setelah hujan dan debit air yang keluar ketika pembajakan.

4. Analisis Sampel di Laboratorium


Setelah sampel sedimentasi tersebut sudah dikering anginkan. Kemudian,
sampel siap untuk dianalisis. Parameter analisis sedimentasi tanah dapat dilihat
pada tabel berikut.
No Parameter Satuan Metoda Sampel
Tanah
1. pH tanah Eletrometrik Sedimentasi
tanah

2. C-Organik % Walkley and Sedimentasi


black tanah
3. KTK cmol/kg NH4OAc pH 7 Sedimentasi
(pencucian) tanah

4. Kejenuhan Basa % Ekstrak Sedimentasi


NH4OAc dari tanah
nilai KTK

5. Pengolahan Data
Nilai analisis sampel sedimentasi tanah tersebut diolah datanya di Ms.
Excel dan kemudian dibandingkan nilai analisis sedimentasi air yang masuk dan
sedimentasi yang keluar tersebut

.
PERKIRAAN BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai