Melani
05101181621053
Saat ini, wilayah kerja Perusahaan meliputi tiga (3) provinsi yang terdiri dari 5 kecamatan, 9 unit
di provinsi Lampung, 10 unit di provinsi Sumatra Selatan, dan 5 unit di provinsi Bengkulu. Sejak
awal, Perusahaan didirikan untuk mengambil bagian dalam menerapkan dan mendukung kebijakan
dan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional secara umum dan
sub-sektor di perkebunan tertentu. Ini semua bertujuan untuk menjalankan bisnis di bidang
agribisnis dan agroindustri, dan penggunaan sumber daya Perusahaan secara optimal untuk
menghasilkan barang dan / atau jasa yang berkualitas tinggi dan memiliki daya saing yang kuat
untuk mendapatkan / mengejar laba guna meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan melalui
prinsip-prinsip perusahaan perseroan terbatas
Penglihatan
Visi PT Perkebunan Nusantara VII adalah menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan
tata kelola yang baik.
Misi
Jalankan penanaman karet, kelapa sawit, teh, dan tebu menggunakan teknologi budidaya dan
pengolahan yang berkelanjutan, berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Hasilkan produksi bahan baku dan selesai untuk industri berkualitas tinggi untuk pasar domestik
dan pasar ekspor.
Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola perusahaan yang efektif untuk
menumbuhkan perusahaan.
Mengembangkan perusahaan industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, minyak kelapa
sawit, teh dan tebu) menggunakan teknologi terbaru.
Untuk menjadi perusahaan yang menguntungkan, kaya, dan berkelanjutan, sehingga dapat
mengambil bagian lebih lanjut dalam percepatan pembangunan regional dan nasional
STRUKTUR ORGANISASI
Wilayah Operasional PTPN VII tersebar luas di 3 provinsi yang terdiri dari 5 kabupaten dan 24
unit.
Distrik dipimpin oleh Manajer Umum dan Unit dipimpin oleh Manajer Unit.
1. Kelapa sawit
Total produksi TBS kelapa sawit PTPN VII pada tahun 2013 mencapai 782.483 ton, berasal dari
milik sendiri sebesar 383.637 ton atau 49,0% dan perkebunan pihak plasma / III sebesar 398.845
ton atau 51,0%. Pencapaian produksi pada 2013 mengalami penurunan sebesar 31,8% terhadap
CAPB yang ditargetkan 1.147,207 ton. Untuk realisasi 2012 sebesar 976,558 ton, realisasi total
produksi TBS pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 19,9% atau 194.075 ton
Total produksi minyak sawit PTPN VII pada tahun 2013 mencapai 163.873 ton, berasal dari
perkebunan milik sendiri dengan 83.464 ton atau 50,9% dan perkebunan pihak plasma / III sebesar
80.410 ton atau 49,1%. Pencapaian produksi tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 35,1%
terhadap CAPB yang ditargetkan sebesar 88,475 ton. Untuk realisasi total produksi minyak sawit
pada tahun 2013 mengalami penurunan 19,4% atau 39.393 ton.
Total produksi inti sawit PTPN VII pada tahun 2013 mencapai 40.235 ton, diperoleh dari
perkebunan milik sendiri sebesar 18.662 ton atau 46,4% dan perkebunan pihak plasma / III sebesar
21.573ton atau 53,6%. Pencapaian produksi inti sawit pada tahun 2013 mengalami peningkatan
sebesar 29,9% terhadap CAPB yang ditargetkan sebesar 57,360 ton, dengan realisasi 2012 sebesar
47,453 ton, realisasi total produksi inti sawit pada tahun 2013 menurun sebesar 15,2% atau 7,218
ton .
2. Karet
Total produksi karet PTPN VII pada tahun 2013 mencapai 85.186 ton, berasal dari kebun milik
sendiri sebesar 21.916 ton atau 25,7% dan kebun plasma / pihak ketiga sebesar 63.270 ton atau
74,3%. Pencapaian produksi karet pada 2013 mengalami penurunan sebesar 4,4% terhadap CAPB
yang ditargetkan 89,080 ton. Terhadap realisasi 2012 sebesar 67.963 ton, total realisasi produksi
karet pada 2013 meningkat 25,3% atau 17.223 ton.
3. Tebu
Total produksi tebu PTPN VII pada 2013 mencapai 1.689.669 ton, diperoleh dari tebu sendiri
sebesar 1.152.142 ton atau 68,2%, tebu masyarakat berjumlah 294.684 ton atau 14,4%. Pencapaian
produksi 2013 mengalami penurunan, mencapai 88,8% dari CAPB ditargetkan 1.901.696 ton.
Untuk realisasi 2012 sebesar 1.426.250 ton, realisasi total produksi tebu pada tahun 2013 naik
18,5% atau 263.419 ton.
Total produksi gula PTPN VII pada 2013 mencapai 105,507 ton, berasal dari tebu sendiri 82,349
ton atau 78,1% dan tebu bekas masyarakat sebesar 7,248 ton atau 6,9%. Pencapaian produksi 2013
mengalami penurunan sebesar 16,93% terhadap CAPB 2013 yang ditargetkan sebesar 127.010 ton.
Untuk realisasi 2012 yang mencapai 94.620 ton, realisasi total produksi gula pada tahun 2013 naik
11,51% atau 10,887 ton
Total produksi molase PTPN VII pada tahun 2013 mencapai 80,497 ton, berasal dari perkebunan
milik sendiri 64,522 ton atau 80,2% dan perkebunan pihak plasma / III sebesar 15,975 ton atau
19,8%. Pencapaian produksi 2013 meningkat 24,3% terhadap CABP 2013 yang ditargetkan
64,768 ton. Untuk realisasi 2012 yang sebesar 53.461 ton, realisasi total produksi molase pada
tahun 2013 naik 51,25% atau 27.036 ton.
4. Teh
Realisasi produksi teh segar pada tahun 2013 adalah sebesar 15.500 ton, di bawah CAPB 2013
sebesar 6,040 ton atau 28% dan dibandingkan dengan realisasi 2012 produksi teh mengalami
penurunan sebesar 2,872 ton atau 15,6%.
Penurunan realisasi produksi teh pada tahun 2013 terhadap CAPB terutama disebabkan oleh:
· Penataan ulang area pengambilan untuk meningkatkan kualitas pemotretan manual shoot adalah
58 dan kualitas menembak mesin sedang 47, dan kualitas menembak medium rata-rata adalah 55.
Ya, kami punya lahan HGU seluas 820 hektare lebih di Pantai Teluk Nipah,
Kalianda. Kawasan itu masuk roadmap pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus dengan konsentrasi wisata. Maka itu, kami gandeng PTPP yang punya
kompetensi konstruksi dan Patra Jasa yang punya spesialisasi
bidang hospitality,” kata Dirut yang akrab disapa Oho tersebut, melalui rilis
yang diterima Bisnis.com, Selasa (28/8/2018).
“Saya sudah baca dan lihat visualnya. Bagus sekali. Ini sangat sesuai dengan
pernyataan Pak Gubernur Lampung kemarin pada acara Festival Krakatau,
bahwa Lampung segera menjadi New Bali,” katanya.
Dalam feasibility study, kawasan yang memiliki garis pantai sekira 5 km
dengan area pantai landai berpasir sekira 2 km divisualkan menjadi beberapa
area khusus dengan barbagai wahana. Terdapat tebing terjal dengan posisi
bukit membalkon, ceruk, dan dataran yang saat ini terdapat tanaman karet yang
memungkinkan kawasan itu menjadi one stop holiday.
“Lahan kami sangat cukup untuk kawasan wisata terpadu ini. Keragaman
kontur, pantai dengan ombak dan pasir sangat bagus, tebing menjorok ke laut,
area perbukitan, ada sungai kecil, dan area datarnya. Kami bisa bikin apa saja,
termasuk mini golf.”
Meskipun hasil kajian sudah ada, Oho menyampaikan konsorsium tiga BUMN
ini belum memutuskan langkah. Salah satu faktor yang harus menjadi
pertimbangan dari hasil kajian adalah karena dana yang dibutuhkan untuk
proyek ini mencapai Rp1 triliun. “Ini harus kami bicara lagi dengan direksi
masing-masing BUMN.”
Namun, dia yakin, meskipun tidak segera dieksekusi, proyek ini sangat visibel
dan prospektif. Sebab, katanya, Lampung memiliki keunggulan komparatif
dari sisi geografis, keindahan alam, dan daya dukung infrastruktur.
“Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat ekonomi membutuhkan kawasan untuk
rehat, dan Lampung sebagai buffer Ibu Kota punya sumber daya itu. Lebih-
lebih, pemerintah pusat terus membangun infrastruktur seperti jalan tol,
dermaga eksekutif di Bakauheni, dan insentif lainnya di Lampung. Ini adalah
masa depan kami dan kita semua.”
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Rengganis, Hamid, & Rekan yang
mengerjakan kajian lahan seluas 6,87 hektare itu cenderung cocok untuk hotel
bujet, pasar modern, dan gedung pertemuan.
Hal yang sama juga dirancang untuk lahan PTPN VII Kantor Perwakilan
Sumsel di Jalan Kol. H. Burlian, Palembang. Di lahan seluas 5,14 hektare itu,
konsultan merekomendasikan untuk dibangun hotel bintang tiga, convention
center, retail, sport center, dan gedung parkir.
Kesimpulan
Sumber
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180828/99/832350/optimalkan-
aset-ptpn-vii-rancang-diversifikasi-bisnis
http://www.ptpn7.com/displaycontent.aspx?topic=Penghargaan%20Lingk
ungan%20Hidup
http://feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/SALURAN-DISTRIBUSI-KOMODITI-
TEH-PT-PERKEBUNAN-NUSANTARA-VII-PERSERO-BANDAR-LAMPUNG.pdf