PANDUAN AKREDITASI
RUMAH SAKIT TEBET
Direktur RS Tebet
Kata Pengantar
Kelompok Standar Akreditasi …………………………………………………. 1
Safety Breafing ………………………………………………………………………........ 3
Mandatory …………………………………………………………………………….. 4
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) ………………………………………… 14
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) …………………………………….. 23
Tata Kelola Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) ……………….. 25
Hak Pasien dan Keluarga (HPK) …………………………………………….. 26
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) ………………………………….. 30
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) …………….. 31
Millenium Development Goals (MDG’s) ……………………………….. 43
Akses Ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) …………… 44
Asesmen Pasien (AP) …………………………………………………………….. 48
Pelayanan Pasien (PP) …………………………………………………………… 55
Pelayanan Anatesi dan Bedah (PAB) ……………………………………… 57
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) ……………………….. 58
Manajemen Penggunaan Obat (MPO) ………………………………….. 59
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) ………………………….. 63
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) ……………………….. 66
KELOMPOK STANDAR AKREDITASI
1
Pembagian berdasarkan instrumen akreditasi 2012 :
1. Surveyor Manajemen
Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Tata kelola Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Pasien (MFK)
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
2. Surveyor Medis
Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
3. Surveyor Keperawatan
Hak Pasien dan keluarga (HPK)
Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI)
Pendidikan Pasien dan keluarga (PPK)
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
Millennium Development Goal’s (MDG’s)
2
SAFETY BREAFING
3
MANDATORY
Adalah hal yang wajib diketahui oleh semua pekerja RS TEBET dalam akreditasi KARS
versi 2012, meliputi :
1. Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
2. Kebersihan tangan (hand hygiene)
3. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
4. Enam Sasaran Keselamatan Pasien
4
Lokasi tombol alarm
1. Lantai 1
2. Lantai 2
3. Lantai 3
4. Lantai 4
5. Lantai 5
6. Lantai 6
7. Lantai 7
8. Lantai 8
9. Gedung Lama lantai 1
10. Gedung Lama lantai 2
11. Gedung Lama lantai 3
12. Gedung Lama lantai 4
13. Gedung Lama lantai 5
14. Basement
Lokasi APAR
1. Basement
a. Dapur
b. R. Teknisi
c. TPS B3
d. Gudang Farmasi
e. Medical Record
2. Lantai 1
a. Laboratorium
b. IGD
c. Instalasi farmasi
d. Koridor
e. R. Radiologi
3. Lantai 2
a. R. Endoskopi
b. ICU
c. R. Kamar Bedah
d. R. Tunggu
e. NICU
4. Lantai 3
5
a. R. Tunggu
b. R. Pantry
c. Koridor 3 Baru
d. R. Hemodialisis
5. Lantai 4
a. Koridor
b. R. Pantry
c. R. Tunggu
6. Lantai 5
a. Koridor
b. R. Tunggu
7. Lantai 6
a. Koridor
b. R. Pantry
8. Lantai 7
a. Koridor
9. Lantai 8
a. Aula
b. Depan Toilet
c. Koridor
d. R. Pantry
e. R. rapat
Lokasi Hidran :
1. Halaman RS TEBET
2. Lantai 1
3. Lantai 2
4. Lantai 3
5. Lantai 4
6. Lantai 5
7. Lantai 6
8. Lantai 7
9. Lantai 8
10. Gedung Lama lantai 1
11. Gedung Lama lantai 2
12. Gedung Lama lantai 3
6
13. Gedung Lama lantai 4
14. Gedung Lama lantai 5
15. Basement
2. Gosok punggung dan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
tangan kanan dan sebaliknya
7
4. Jari-jari dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
8
Ada 5 momen melakukan cuci tangan
( FIVE MOMENTS FOR HAND HYGIENE) :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
4. Sesudah kontak dengan pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien
Kata kunci :
DR Minta tolong CAB
9
Respons time untuk melakukan CPR (Cardio Pulmonary Rescucitation) adalah
kurang dari 4 menit.
RESPONS KORBAN
Periksa kembali dengan memanggil, menggoncangkan bahu korban /
dengan rangsangan nyeri
MINTA TOLONG
Telpon Blue Code 0
1. Nama penelpon
2. Lokasi
3. Apa yang terjadi, keadaan korban
4. Jumlah korban
5. Apa yang dibutuhkan
6. Pertolongan apa yang sedang dilakukan
10
CIRCULATION
Pastikan dengan cara meraba ada-tidaknya denyut nadi besar
1. Waktu : 5-10 detik
2. Tempat : Arteri carotis eksterna (dewasa)
Arteri brachialis (anak)
Arteri femoralis (bayi)
3. Bila nadi tidak teraba (-), lakukan kompresi jantung luar 5 siklus ( 1 siklus
terdiri dari 30 kompresi + 2 ventilasi)
4. Nilai ulang sirkulasi dengan meraba nadi carotis selama 5-10 detik
Bila nadi tidak teraba (-) teruskan pijat jantung luar dan napas
buatan 5 siklus lagi (30 kompresi + 2 ventilasi)
Bila nadi teraba (+), napas tidak teraba (-) : berikan napas
buatan 10-12x/menit, dengan memberikan Ventilasi tiap
hitungan detik ke 6
Bila nadi teraba (+), napas teraba (+) : posisi miring mantap arah
kanan pasien, jaga jalan napas
AIRWAY
1. Buka jalan napas
Manuver tengadah/topang dagu
Manuver mendorong mandibular ke depan
Tidak manuver / mengangkat leher
11
2. Bebaskan jalan napas dari segala sumbatan
BREATHING
12
RJP dihentikan bila :
1. Kembalinya ventilasi dan sirkulasi spontan
2. Ada yang lebih bertanggung jawab
3. Penolong lelah
4. Adanya DNR (do not rescucitation)
5. Tanda kematian yang reversible
13
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
Pemasangan gelang identitas pada bayi memakai nama ibu (Nama : by Ny…..),
Tanggal Lahir (Tgl, Bln, Thn), NRM
14
c. Minta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
/ pengobatan tanpa melakukan konfirmasi nama dan mengeceknya ke
gelang
15
Kapan identifikasi dilakukan ?
a. Sebelum melakukan prosedur / tindakan / pemeriksaan radiologi
b. Sebelum pemberian obat ( isi form edukasi) dengan prinsip 7 benar :
1. Benar Obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar cara/rute pemberian
5. Benar identitas pasien
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
c. Sebelum pengambilan sampel darah atau spesimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium
d. Sebelum transfusi darah dan produk darah
Checklist kesatu
2. Cocokkan produk darah, kartu label dengan identitas pasien
Checklist kedua
II. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
16
1. Komunikasi verbal denganSBAR (Situation-Background-Assesment-
Recommendation)
a. Situation : kondisi terkini yang terjadi pada pasien
b. Background : informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini.
c. Assesment : hasil pengkajian pasien terkini
d. Recommendation: apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien saat ini.
Kapan dilakukan ?
- Saat serah terima pasien
- Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP
. pasien dengan kondisi kritis
. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang
. pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus
. pasien yang memerlukan monitoring ketat
17
- Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tgl, isi perintah, nama penerima
perintah dan tandatangan,nama pemberi perintah dan tandatangan( pada
kesempatan berikutnya)
A Alfa N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Quebec
E Echo R Romeo
F Foxtrot S Sierra
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
I India V Victor
J Juliet W Whiskey
K Kilo X Xray
L Lima Y Yankee
M Mike Z Zulu
18
III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH
ALERT)
a. Adalah obat-obat yang berisiko menyebabkan cedera pada pasien jika
digunakan kurang hati-hati.
b. Meliputi obat-obatan yang sering digunakan dalam keadaan darurat,obat
larutan konsentrat dan obat LASA/NORUM.
c. Peresepan: Permintaan obat high alert menggunakan permintaan
tertulis(kecuali kondisi emergensi), ditulis dosis dan kecepatan pemberian
obat
d. Penyimpanan:pada tempat yang terpisah dari obat rutin,akses terbatas, label
high alert tertempel di wadah obat.
e. Pemberian obat high alert kepada pasien :
Sebelum pemberian obat high alert kepada pasien maka perawat
harus melakukan pemeriksaan kembali secara independen (double
check oleh petugas) dengan prinsip 7 benar :
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar cara/rute pemberian
5. Benar identitas pasien
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Pastikan kesesuaian antara obat dengan rekam medik / instruksi
dokter, ketepatan perhitungan dosis obat, dan identitas pasien.
Obat high alert infus harus dipastikan : ketepatan kecepatan infus
Setiap kali pasien pindah ruang rawat , perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert.
3. Proses sign in
Dilakukan sebelum induksi anestesi di ruang penerimaan / OK, minimal
dihadiri oleh dokter anestesi dan perawat.
- Identifikasi pasien,prosedur,informed concent sdh di cek?
- Bagian tubuh yang akan dioperasi sudah ditandai?
- Apakah mesin anestesi dan obat-obatan sudah dicek?
- Pulse Oxymeter terpasang dan berfungsi dengan baik?
- Apakah pasien memiliki allergi?
- Adakah risiko kesulitan jalan nafas atau aspirasi?
- Adakah risiko perdarahan ≥ 500 ml
20
4. Proses time out
Dilakukan sebelum insisi kulit.
Form diisi oleh perawat, dokter anestesi dan operator.
- Perawat sirkuler mengkonfirmasi tim bedah dan peran masing-masing
- Konfirmasi nama pasien,prosedur dan lokasi insisi
- Antibiotik profilaksis sdh diberikan dalam 60 mnt sebelum operasi
- Mengantisipasi kejadian kritis;
o Dr.bedah :apalangkah2 utk situasi kritis?
o Dr.Anestesi : apa ada perhatian khusus utk pasien ini
o Perawat :apakah sterilitas termasuk hasil indikator telah
dikonfirmasi ?
- Apakah hasil radiologi telah ditayangkan?
21
6. Kuku dan ujung jari (putar – putar )
Setiap langkah 4 hitungan, cincin dan jam tangan dilepas.
APD : alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari risiko pajanan darah, cairan
tubuh, sekret dan selaput lendir pasien
RUANG LINGKUP
KPS
23
PENILAIAN MUTU DAN
KINERJA
PEMELIHARAAN
N
KESEHATAN
24
ORIENTASI
KHUSUS
- Staf klinis baru
- Staf nonklinis baru >MEDIS >PERAWAT >STAF
KLINIS LAINNYA >NON
KLINIS
PENERIMAAN / REKRUITMEN
- Seleksi administrasi surat lamaran
- Panggilan tes seleksi
- Tes kemampuan bidang, kemampuan dasar dan bahasa inggris
- Apabila dinyatakan lulus dilakukan tes wawancara
- Lulus wawancara dilanjutkan psikotes
- Test Kesehatan
- Kredensialing
- Bila dinyatakan lulus calon pekerja dinyatakan sebagai PWT/PWTT
VISI :
MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan penuh kasih untuk kebutuhan dan
keselamatan pasien
2. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
profesional dan memenuhi kesejahteraan dan berkesinambungan
3. Memegang teguh etika, nilai norma dan budaya
25
MOTTO :“ MEMBERIKAN PELAYANAN CEPAT , TEPAT , AMAN , TUNTAS DAN
NYAMAN”
KEWAJIBAN PASIEN( 8 ) :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab.
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dana akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
27
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.
INFORMED CONSENT
Adalah suatu bentuk pernyataan yang diberikan oleh pasien atau keluarga untuk
menyetujui atau menolak tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap pasien setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran tersebut
dari Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
Dilakukan pada saat :
1. Sebelum operasi atau prosedur invasif
2. Sebelum anestesia termasuk sedasi
3. Sebelum penggunaan darah atau produk darah
4.Sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi.
28
TATA LAKSANA PENANGANAN KOMPLAIN
A. JAM KERJA
Customer Service
29
Penanganan komplain sesuai dengan kewenangan dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Customer Service / PJU / Kepala Bidang /Direksi.
Bila berada di luar kewenangannya akan dilanjutkan ke manajemen untuk
mencari solusi
Semua komplain direkap oleh Bidang Marketing dan ditindaklanjuti serta
dilaporkan setiap bulan kepada manajemen.
2. Prosedur pemberian edukasi dan informasi kepada pasien dan atau keluarga
dapat dilihat pada SPO Pemberian Edukasi dan Informasi
3. Setelah petugas memberikan edukasi dan informasi kepada pasien dan atau
keluarga harus dilakukan verifikasi apakah pasien dan atau keluarga memahami,
cukup memahami atau kurang memahami
4. Adanya materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga serta adanya
formulir pemberian edukasi dan informasi yang di tanda tangai oleh edukator
dan penerima edukasi merupakan bukti bahwa pemberian edukasi dan
informasi kepada pasien dan atau keluarga sudah dilakukan
30
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
(PMKP)
Kejadian sentinel adalah insiden KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius sebagai berikut :
1. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit
pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri)
2. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya ( contoh pada operasi batu ginjal, tidak
sengaja ureter pasien terpotong, tidak dapat dikoreksi sehingga 1 ginjal
tidak berfungsi)
3. Salah sisi, salah prosedur, salah pasien yang dioperasi
4. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan
orang tuanya.
32
• Suatu kondisi/ situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera
tetapi belum terjadi insiden.
Contoh:
• ICU sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang (understaff).
• Defibrillatorstandby di IGD diketahui rusak.
Tangani segera
Lengkapi laporan
1 x 24 jam
Ka.Unit/Instalasi/Bagian
GRADING
Direktur
33
34
ALUR INDIKATOR MUTU
DARI UNIT KE PANITIA KESELAMATAN PASIEN (PPRS)
35
ALUR INDIKATOR MUTU DARI KOMITE PMKP KE DIREKTUR
Analisa data
Penyajian data
Direktur
36
PENETAPAN 5 CLINICAL PATHWAY
37
PENETAPAN INDIKATOR AREA KLINIS (IAK)
38
IAK 6 Kesalahan Kesalahan KA Apoteker
medis penulisan Pelayanan
(medication resep Instalasi
error) dan Farmasi
Kejadian
Nyaris Cedera
(KNC)
40
Keluarga Pelanggan Pemasaran
Pasien
42
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDG’s)
Kegiatan MDG’s :
1. PONEK
2. TB Paru
3. HIV
Sasaran PONEK :
Menurunkan angka kematian bayi
Meningkatkan kesehatan ibu
43
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)
TRIASE
44
DERAJAT 0,5 TPK / Petugas Bantuan Hidup
(ORANG TUA Keamanan Dasar
/DELIRIUM)
DERAJAT 1 Perawat/petugas - Bantuan Oksigen,
yang Hidup Dasar. Suction, Tiang
berpengalaman - Pelatihan infuse portable,
(sesuai dengan tabung gas, pompa infuse
kebutuhan pasien) obat-obatan. dengan baterai,
- Kenal akan oksimetri
tanda denyut.
deteriorasi.
- Keterampilan
Trakeostomi
dan suction.
Perawat dan Semua Semua
petugas keamanan keterampilan peralatan
/ TPK diatas, ditambah diatas,
DERAJAT 2 : 2 tahun ditambah :
pengalaman monitorEKG
dalam perawatan dan tekanan
intensif darah dan
(oksigenasi, defibrillator
sungkup
pernapasan,
defibrillator,
monitor)
DERAJAT 3 Dokter, Perawat Standar Monitor ICU
dan TPK/petugas kompetensi portable yang
keamanan dokter*dan lengkap,
perawat* harus ventilator dan
diatas standar peralatan
minimal . transfer yang
memenuhi
standar
minimal.
45
TRANSFER EKSTERNAL / ANTAR RS
46
(bag valve
mask).
- Penggunaan
Defibrillator.
- Penggunaan
monitor
intensif.
DERAJAT 3 Dokter, Standar Ambulans
Perawat dan kompetensi lengkap /
Petugas dokter* dan AGD 118,
Ambulans. perawat* harus monitor ICU
diatas standar portable yang
minimal . lengkap,
ventilator dan
peralatan
transfer yang
memenuhi
standar
minimal.
Derajat Transfer :
Derajat 0
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di
unit/rumah sakit yang dituju. Biasanya tidak perlu didampingi oleh
dokter/perawat selama transfer.
47
Derajat 0,5
Pasien-pasien tua/lanjut usia/komunikasi tidak lancer.
Derajat 1
Pasien dengan risiko perburukan kondisi perburukan kondisi atau pasien yang
sebelumnya menjalani perawatan HCU (dalam perawatan yang membutuhkan
saran dan dukungan tambahan dari tim perawatan kritis), perlu didampingi
perawat/petugas terlatih.
Derajat 2
Pasien yang membutuhkan observasi/intervensi lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca operasi dan
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU. Pasien ini perlu didampingi petugas
yang kompeten, terlatih dan berpengalaman (dokter dan perawat yang telah
terlatih/kompeten).
Derajat 3
Pasien yang membutuhkan bantuan napas lanjut (advanced respirator
support) atau bantuan napas dasar (basic respirator support) dengan
dukungan bantuan minimal 2 sistem organ, termasuk pasien yang
membutuhkan penanganan atas kegagalan multi organ.
Pasien ini harus didampingi oleh petugas yang kompeten, terlatih dan
berpengalaman (biasanya dokter dan perawat ruang intensif/ICU, serta
perawat terlatih lainnya).
48
3. Persiapan Asesmen:
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)/Perawat memperkenalkan
diri pada pasien yang akan dikaji
4. Asesmen awal pasien rawat jalan, dilengkapi dalam 15-20 menit , minimal
meliputi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Faktor psikologis
d. Faktor social dan ekonomi
e. Riwayat kesehatan
f. Risiko jatuh
g. Kondisi nyeri
h. Skrining nyeri
5. Asesmen awal pasien rawat inap , dilengkapi dalam 24 jam, minimal
meliputi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Riwayat kesehatan
d. Psikologis/status emosional
e. Faktor social dan ekonomi
f. Skrining nyeri
g. Risiko jatuh
h. Skrining Status gizi
i. Status fungsional
j. Kebutuhan rencana pemulangan pasien
k. Obat-obat yang sedang dikonsumsi
5. Asesmen awal pasien gawat darurat disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan pasien serta dibuat skala prioritasnya, minimal meliputi:
a. Jam kedatangan
b. Kesimpulan ketika pengobatan diakhiri
c. Kondisi pada saat dipulangkan
d. Instruksi tindak lanjut pelayanan
6. Yang diizinkan melakukan asesmen adalah PPA (professional pemberi asuhan)
yaitu:
a. Asesmen Medis
49
- Dokter yang merawat/pengganti/asisten yang diberi wewenang
- Dokter ruangan
- Dokter jaga
b. Asesmen Keperawatan
Perawat sesuai dengan kompetensinya
c. Asesmen gizi
Ahli gizi
d. Asesmen rehabilitasi medik
Petugas rehabilitasi medik sesuai kompetensinya
e. Asesmen farmasi klinis
Apoteker dengan kompetensi farmasi klinis
54
18
50
DAFTAR HASIL KRITIS RADIOLOGI
No Pemeriksaan Rontgen
1 Fraktur terbuka / Kompresi
fraktur
2 Pneumothorak
3 Efusi Pleura masif
4 Hidropneumothaoraks
5 Udara bebas intra
abdomen/Perforasi
6 Trauma Abdomen
7 Ileus Obstruksi
8 Stroke Hemoregic
51
NILAI-NILAI KRITIS HASIL LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK
> 7 ≤6 ≥ 20 Kurang :
mg Oksigen ke
Otak/Jantung
terganggu
Tinggi:
Hiperviskosita
s
2 Leukosit ≤ ≥ 50.000 /mm3 Rendah:
2.000 Rentan Infeksi
Tinggi :
Leukemia/
Reaksi
Leukemoid
3 Segmen ≤ 500 /mm3 Rentan infeksi
4 Trombosit ≤ ≥ /mm3 Rendah :
40.000 1.000.000 perdarahan
Tinggi :
Trombosis
52
5 Malaria Positif Terlambat
diagnose &
terapi
HEMOSTASE
6 APTT ≥ 75 detik Perdarahan
7 Fibrinogen ≤ 80 mg/dL Perdarahan
,DIC
8 INR ≥5 Hiperkoagulasi
9 D Dimer Positif Trombo
emboli , DIC
LIKUOR
10 Leukosit ≥ 100.000 Infeksi berat
KIMIA
DARAH
11 Glucose ≤ 45 ≥ 500 mg/dL Rendah :
Hipoglikemia
(Coma)
Tinggi:
Hiperglikemia
(Coma)
12 Amonia ≥ 100 mg/dL Hepatic
Encephalopat
hy
13 Bili Total Bayi ≥15 mg/dL Kern Icterus
baru
lahir
14 SGOT/ASAT ≥ 1000 U/L Kerusakan
Hati
15 Calcium Total ≤ 6,5 ≥ 13 mg/dL Kurang :
Kejang
Tinggi :
Gangguan fisik
tubuh
>1 ≤3 ≥6,5 mg/dL
th
16 Creatinin 12- ≥3 mg/dL Gangguan
15 ginjal
53
th
> 16 ≥ 7,4 mg/dL Gangguan
th ginjal
17 Chloride ≤ 75 ≥ 125 mmol/L Rendah :
Alkalosis
metabolic
Tinggi :
Asidosis
metabolik
18 CKMB ≥ 24 U/L Infark Miokard
Unstable
angina
19 Troponin ≥ 50 Infark Miokard
20 Lipase ≥ 700 mg/dL Pankreatitis
akut
21 Mg ≤1 ≥ 4,9 mg/dL Rendah :
Lemah, kejang
otot,aritmia
jantung
Tinggi :
Hipoventilasi
,lemah
ASTRUP
22 pH ≤ 7,2 ≥ 7,6 Rendah :
Asidosis
Tinggi :
Alkalosis
23 pCO2 ≤ 19 ≥ 67 mmHg Rendah :
Hipoventilasi
Tinggi:
Hipoventilasi
24 pO2 ≤ 43 Hipoksemia
25 Kalium ≤ 2,5 ≥6 mMol/L Rendah:
Kelemahan
Tinggi :
Gangguan
Jantung
54
26 BUN ≥ 100 mg/dL Gagal Ginjal
MIKROBIOLOGI
27 BTA Positif Penanganan
kurang cepat
28 HIV Positif Terlambat
diagnose &
terapi
LAIN-LAIN
29 Drugs (Narkoba) Positif Terlambat
penanganan
1 PASIEN DENGAN KASUS EMERGENSI 1 LAY. TRANSFUSI DARAH DAN PRODUK DARAH
2 PASIEN DENGAN RESUSITASI 2 LAY. PENYAKIT MENULAR
3 PASIEN DGN VENTILATOR DAN KOMA 3 LAY. DIALISIS
4 PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR 4 LAY. KEMOTERAPI
5 PASIEN DENGAN IMUNOSUPRESSIF 5 LAY. TERAPI YG BERISIKO TINGGI LAINNYA
6 PASIEN DENGAN DIALISIS
7 PASIEN DENGAN RESTRAINT
8 PASIEN LANSIAN
GERIATR, ANAK DAN BERISIKO KEKERASAN
9 I
PASIEN DENGAN KEMOTERAPI
10 PASIEN DENGAN TERAPI LAIN YG BERISIKO
PELAYANAN RESUSITASI
• Setiap pekerja RS TEBET harus mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar
(BHD).
RS TEBET menetapkan 3 tim Blue Code yaitu :
1. Tim IGD
2. Tim ICU
3. Tim Ruang Rawat
• Penanggung jawab Blue Code adalah Dokter jaga IGD.
55
PROSEDUR TRANSFUSI DARAH
• Ada instruksi DPJP
• Ada INFORMED CONSENT TRANSFUSI
• Formulir permintaan darah harus diisi lengkap.
• Tanda tangan :
1 . DPJP
2. Pengambil sample darah
3. Pasien / Keluarga
• Sertakan :
1. contoh darah / SAMPLE
2. KTP dan kartu keluarga ( untuk domisili DKI Jakarta )
• Antar sampel darah dan berkas yang sudah lengkap ke laboratorium
• Koordinasi dengan PJU dan petugas laboratorium untuk ke PMI
• Bila darah sudah datang dari PMI , darah diambil oleh Perawat ke
laboratorium.
56
INDIKASI KELUAR ICU :
1. Tidak memerlukan terapi intensif lagi karena kondisi pasien sudah membaik.
2. Terapi intensif tidak bermanfaat lagi untuk pasien
Contoh :
- Karsinoma yang sudah menyebar luas
- Kegagalan multi organ
57
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)
58
17. Pemusnahan rekam medis in aktif dilakukan oleh Tim Pemusanah Rekam Medis
yang dibentuk oleh manajemen Rumah Sakit Tebet (Trim terdiri dari unit Rekam
Medis, unit Fasilitas umum, unit Keuangan dan Security).
Obat NORUM (Nama Obat Rupa Dan Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike Sound
Alike) adalah obat yang memiliki nama/penampilan yang mirip dengan obat lain
Prosedur Penyimpanan:
1. LASA ( Look Alike Sound Alike ) warning untuk ”Patient Safety”.
2. Barang-barang yang bentuknya mirip dan nama / pengucapannya mirip
TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan.
3. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama, harus diselingi dengan
minimal 1 (satu) obat non kategori LASA diantara atau ditengahnya.
59
Obat High Alert
Obat High Alert adalah obat-obat yang secara khusus terdaftar di RS TEBET dalam
kategori obat mempunyai risiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan serius
(harm) apabila terjadi kesalahan (medication error) dalam penanganan dan
penggunaaanya.
Cara Penyimpanan
• Obat high alert disimpan di trolley emergency di ruang perawatan (nurse
Station) kecuali elektrolit pekat
• Untuk Memenuhi kebutuhan High Alert Medication di ruang perawatan
disiapkan oleh bagian farmasi melalui prosedur peresepan
• Larutan Elektrolit pekat Tidak disediakan di ruang perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis dapat di stok dalam jumlah terbatas di ruang perawatan
khusus seperti ICU, IGD, HD.
• Proses pencampuran/pengenceran elektrolit pekat dilakukan oleh perawat.
• Semua tempat penyimpanan harus diberikan list merah yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
• Setiap kotak/tempat yang berisi obat high alert diberikan label agar
petugas/perawat waspada dan berhati-hati
Kelengkapan resep :
1. Nama dokter dan SIP
2. Tanggal penulisan resep
3. Riwayat alergi
4. Tanda R/ pada setiap sediaan
5. Nama obat dan bentuk sediaan obat
6. Jumlah sediaan
7. Aturan pakai
8. Nama lengkap pasien
9. No. rekam medik
10. Tanggal lahir
11. Berat badan pasien
Penulisan :
Harus jelas, benar dan lengkap
Setiap coretan wajib diberi paraf dan inisial dan tidak boleh ditumpuk
dengan tulisan baru
Bukti Pemesanan Obat dan Alkes wajib ada paraf atau tanda-tangan
dan nama terang penulis, untuk kamar operasi ditambah nama dokter
operator dan dokter anestesi
Tidak boleh meringkas nama obat
Menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan rumah sakit (Buku
singkatan)dan tidak boleh menggunakan singkatan yang dilarang
Resep Psikotropika
Resep psikotropika hanya boleh diulang / ITER 1x (satu kali)
Jumlah resep ITER yang dilayani oleh Bagian Farmasi RS TEBET yaitu resep dengan
jumlah obat maksimal yang diberikanuntuk 1 bulan pemakaian dan resep iter tidak
boleh diambil dalam periode bulan yang sama
Contoh :
Penggunaan antiinfeksi oral / IV, batas maksimal 7 hari agar dilakukan
pengkajian ulang berdasarkan pada data dan respon klinis serta data
laboratorium.
Penggunaan ketorolac, batas maksimal 5 hari untuk mencegah efek samping
pada saluran cerna dan ginjal.
NSAID dan Cox II Inhibitor, batas maksimal 10 hari untuk mencegah efek
samping pada saluran cerna dan ginjal.
1. Kewaspadaan Isolasi :
a. Kewaspadaan Standar :
1. Kebersihan Tangan
2. Alat Pelindung Diri/ APD
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian Lingkungan
5. Pembrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/ Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek untuk lumbal fungsi
b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi :
1. Transmisi Kontak
2. Transmisi droplet
3. Transmisi melalui udara
63
termasuk
endospora)
Sedang/ Kontak dengan Endoskopi,Anestesi, Desinfeksi tinggi
Semi membran ETT, Termometer tinggi/DTT :
Kritikal mukosa yang Rectal Pasteurisasi
utuh, mudah steam,
terkontaminasi disinfektan
dengan mikroba kimia
(membunuh
semua
mikroorganisme
tidak termasuk
endospora)
Rendah/ Kontak dengan Stetoskop, Dengan
Non kulit yang utuh Tensimeter, Linen, Desinfektan
Kritikal dan tidak Bedpan, Urinal, tingkat rendah,
mengenai detergen,
membrane alkohol
Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai
Pre Cleaning(Enzymatik)Pembersihan (Cuci bersih, tiriskan, keringkan)
64
e. Lakukan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan
cairan dengan disinfektan yang mengandung klorin 5% semua
pembersihan permukaan/lantai dibersihkan dengan kain lap bersih
dilakukan searah diamkan
f. Kemudian lakukan pembilasan dengan menggunakan lap bersih yang
baru sampai bersih setelah selesai mengelap lap dicuci dengan
detergent dan dikeringkan kembali
g. Lepas sarung tangan karet dan celemek dan masker tempatkan
perlengkapan tersebut ke wadah yang sesuai untuk pembersihan dan
disinfeksi
h. Tempatkan gaun pelindung dan masukkan kewadah yang sesuai
i. Petugas kebersihan Sesudah bekerja cuci tangan
65
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
66
SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA
IGD, APOTIK,
RADIOLOGI, RAWAT
JALAN,
LABORATORIUM, OK,
MUDAH TERBAKAR
VK, HD, ICU, RAWAT
INAP, GIGI, SANLING,
CLEANING SERVICE,
POWER HOUSE
67
APOTIK, GIGI, HD,
KOROSIF
LABORATORIUM
APOTIK, RAWAT
JALAN,
LABORATORIUM, OK,
HARMFULL
VK, HD, ICU, GIGI,
SANLING, CLEANING
SERVICE
SANLING, OK
BERBAHAYA BAGI
LINGKUNGAN
IGD, RADIOLOGI,
RAWAT JALAN,
INFEKSIUS LABORATORIUM, OK,
VK, HD, ICU, RAWAT
INAP, GIGI
68
RADIASI RADIOLOGI
021- 8303552
Merah Pemadaman
69
BERIKUT PROSEDUR PENGGUNAAN SPILL KIT :
1. Ambil dan pasang rambu-rambu untuk menandakan ada cairan kimia yang
tumpah serta pastikan jenis dan resiko bahan.
2. Ambil bok Spill Kit Kimia dan MSDS
3. Petugas melakukan cuci tangan dan baca MSDS bahan yang tertumpah.
4. Pakai Alat Pelindung Diri (APD) celemek disposible, masker asam,goggles
dan sarung tangan karet yang tersedia dalam kotak spill kit.
5. Keluarkan kantong/ wadah penampung tumpahan.
6. Batasi tumpahan agar tidak melebar.
7. Tutupi bahan kimia menggunakan bahan absorbent/ penyerap (tisu).
8. Diamkan beberapa saat lalu angkat bahan penyerap menggunakan
serokan dan masukan kedalam kantong penampung.
9. Lihat dan amati apakah masih ada cairan sisa tumpahan kimia, bila masih
ada lakukan kembali poin 7 dan 8.
10. Bila sudah tidak ada cairan yang tersisa gunakan detergen yang sudah
dicairkan untuk memebersihkan lantai menggunakan kain pel.
11. Lepaskan APD mulai dari sarung tangan karet, masker asam, goggles,
tutup kepala dan celemek disposible.
12. APD yang terkontaminasi masukan kedalam kantong penampung kecuali
sarung tangan karet dan goggles dicuci menggunakan detergen sedangkan
masker asam hanya dibuang saringan asamnya.
13. Ikat kantong penampungdan beri tanda/ label limbah kimia, simpan
ditempat penampungan sementara untuk dimusnahkan.
14. Rapihkan kotak Spill Kit Kimia dan simpan pada tempatnya.
15. Petugas melakukan cuci tangan.
16. Pastikan Spill Kit Kimia siap pakai kembali.
70
NO NO TELPON
1 Ambulance/Transport 0 / 6050 / 118
2 IGD 7013
3 Informasi 100 / 111
4 PJU 6050
5 Sekuriti 7000
6 Costumer service 7505
7 Pemadam Kebakaran Jl.Prof DR. 021-8294761
Soepomo no.47 Tebet Barat
8 DAMKAR/ PEMADAM 113
KEBAKARAN
9 POLSEK METRO TEBET 021- 8303552
Jl.Prof DR. Soepomo no.55 Tebet
Barat
1. 10 10 Pos Lantas Pancoran 021-799-2817
1 11 11 Badan SAR Jakarta 021-550-1111
12 PLN (CALL CENTER) 123
71
RS Premier Jatinegara 021-280-0666
RS Mata Aini 021-256-228
RS Hermina Jatinegara 021-819-1223
RS Harapan Kita 021-5684093
RS Dharmais 021-5681570
RSMRCC 021-29962777
72