DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS PERTAMINA
27 OKTOBER 2020
PERCOBAAN 2
I. TUJUAN
1. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada plastic wrap dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode transmitansi.
2. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel asam malat dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode transmitansi dengan pellet
KBr.
3. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel asam malat dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode refleksi (ATR).
4. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel ligno alkali (cairan)
dengan spectrometer inframerah (IR) berbasis metode refleksi (ATR).
1
2
1 𝐾
𝑉= ( )
2𝜋𝐶 𝑚1. 𝑚2
𝑚𝑖 + 𝑚2
Keterangan
V= frekuensi
C= kecepatan cahaya (3x1010 cm/detik)
K = Tetapan yang dikaitkan dengan kuat ikatan.
m1 dan m2 = massa dari atom (Sastrohamidjojo.2020)
III. METODOLOGI
3.1. Alat
1. Instrumen FTIR
2. Wadah sampel ATR
3. Plastic wrap
4. Neraca analitik
5. Kunci inggris (pembuat pellet KBr)
6. Mortar agate
3.2. Bahan
1. KBr (Bubuk)
2. Sampel uji padat asam malat
3. Sampel uji cair lignin alkali
100
%Transmintansi
80
642,1794
956,5195
60
1133,938
40
2933,198
1268,931
1722,121
20
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
plastic wrap yaitu memiliki peak pada bilangan gelombang 1268 cm-1,
1722 cm-1, dan 2933 cm-1 . seperti yang diketahui daerah dengan bilangan
gelombang 1100-1350 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk gugus
fungsi uluran metilen (-CH2), daerah dengan bilangan gelombang 1375 –
1750 cm-1 adalah daerah yang khas untuk gugus fungsi uluran metil (-
CH3) dan juga daerah dengan bilangan gelombang 2860 – 2930 cm-1
adalah daerah yang khusus untuk gugus fungsi bengkokan metilen (-
CH2). Maka dapat dikatakan dalam plastic wrap yang diuji merupakan
jenis polietilena.
Selanjutnya dilakukan uji sampel asam malat dengan mode yang
sama yaitu transmitansi, tetapi untuk sampel asam malat yang berbentuk
bubuk (powder) sehingga digunakan pellet KBr. Pembuatan pellet KBr
memakai mortar agate karena bentuknya yang halus sehingga
meminimalkan adanya kontaminasi. Berdasarkan dari hasil uji terlihat
pada grafik 4.2 Hasil FTIR dengan Mode Transmitansi Sampel Asam
Malat dengan Pelet KBr.
20
%Transmitansi
15
10
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
sampel asam malat memiliki peak pada bilangan gelombang 1702 cm-1,
2809 cm-1, dan 3257 cm-1. Seperti yang diketahui daerah dengan bilangan
gelombang 1400 – 1440 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk gugus
fungsi bengkokan asam karboksilat (C-O-H), daerah dengan bilangan
gelombang 2500-3200 cm-1 adalah daerah khas untuk gugus fungsi
uluran asam karboksilat (CO-H), dan juga daerah dengan bilangan
gelombang 3200-3400 cm-1 adalah daerah yang khas dengan gugus
fungsi uluran alcohol (OH). Maka dapat dikatakan senyawa tersebut
sesuai dengan struktur asam malat sebenarnya.
Kemudian dilakukan penentuan gugus fungsi sampel dengan mode
ATR. Sampel yang diuji berbentuk bubuk asam malat dan sampel cair
lingo alkali. Berdasarkan hasil uji terlihat pada grafik 4.3 Hasil FTIR
dengan Mode ATR Sampel Asam Malat
100
80
%Transmitansi
60
40
20
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
sampel asam malat terdapat peak pada bilangan gelombang 1676 cm-1,
2904 cm-1 dan 3367 cm-1. Seperti yang diketahui pada bilangan
gelombang sekitar 1400 – 1440 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk
gugus fungsi bengkokan asam karboksilat (C-O-H), daerah dengan
bilangan gelombang 2500 – 3200 cm-1 adalah daerah yang khas untuk
gugus fungsi uluran asam karboksilat (C-O-H), dan juga daerah dengan
bilangan gelombang 3200-3400 cm-1 adalah daerah yang khas untuk
gugus fungsi uluran alcohol (OH), maka dapat dikatakan identifikasi asam
malat dengan mode ATR dan mode pellet KBR (Transmitansi) memiliki
peak yang sama.
Terakhir pengukuran dengan metode ATR untuk sampel cair dari
lingo alkali. Berdasarkan hasil uji didapatkan seperti pada grafik 4.4 Hasil
FTIR dengan Mode ATR Sampel Ligno Alkali
100
80
%Transmitansi
60
40
20
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
terlihat dalam sampel lingo alkali terdapat peak pada bilangan gelombang
1038 cm-1 hal ini menunjukkan adannya eter (C-O), terdapat peak dengan
bilangan gelombang 1576 cm-1 maka daerah ini memiliki gugus fungsi
bengkokan metilen (CH2), dan juga terdapat peak 3326 cm-1 seperti yang
diketahui pada bilangan gelombang 3300 – 3350 cm-1 merupakan daerah
yang khas dengan gugus fungsi alkohol, maka dapat dikatakan terdapat
alcohol pada peak dengan bilangan gelombang 3326 cm-1. Sehingga
dalam lingo alkali terdapat gugus fungsi eter, metilen, dan alkohol.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi yang
terdapat dalam sampel plastic wrap berdasarkan uji menggunakan mode
transmitansi yaitu terdapat gugus fungsi metilen (-CH2) dan metil (-CH3),
sedangkan untuk sampel asam malat yang tanpa pellet KBr dan dengan
pellet KBr memiliki gugus fungsi yang sama yaitu terdapat alcohol, (-C-OH)
dan asam karboksilat. Untuk sampel cair yaitu lingo alkali terdapat gugus
fungsi eter, metilen, dan juga alkohol.
VI. REFERENSI
Day,R.A dan A.L underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Jakarta : Erlangga.
Sastrohamidjojo,Hardjono,2002.Spektroskopi.Yogyakarta :Penerbit liberty.
Sudarma, I.M.2004.Kimia Organik Jilid 1.Mataram :FMIPA press Universitas
Mataram.
Takeuchi,Yashito.2006.Buku Teks Pengantar Kimia.Tokyo : Iwanami Shoten.
Khopkar, S,1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Analis, Praktikan,