Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 2

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI PRODUK KOMERSIAL


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER INFRA MERAH

DISUSUN OLEH

ANA LAILATUL FARIDA (105118027)

LABORATORIUM KIMIA TERINTEGRASI

PROGRAM STUDI KIMIA

UNIVERSITAS PERTAMINA

27 OKTOBER 2020
PERCOBAAN 2

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI PRODUK KOMERSIAL MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH

I. TUJUAN
1. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada plastic wrap dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode transmitansi.
2. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel asam malat dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode transmitansi dengan pellet
KBr.
3. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel asam malat dengan
spectrometer inframerah (IR) berbasis metode refleksi (ATR).
4. Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada sampel ligno alkali (cairan)
dengan spectrometer inframerah (IR) berbasis metode refleksi (ATR).

II. DASAR TEORI


Spektrofotometer infra merah merupakan salah satu teknik analisis
nondestruksi dalam penentuan struktur, identitas dan kuantitas senyawa
organik. Area spektrofotometer inframerah meliputi panjang gelombang
yang lebih panjang dari sinar UV-Vis dan energy yang lebih rendah dari
UV-Vis karena digunakan untuk vibrasi molekul.(Khopkar,1990).
Spektrofotometri inframerah sangat penting dalam kimia modern,
terutama dalam daerah organik meskipun bukan alat satu – satunya.
Spektrofotometer ini digunakan untuk mendeteksi gugus fungsional,
mengidentifikasi senyawa, dan menganalisa campuran. (Day,2002 :387)
Spektrum serapan inframerah dapat digunakan untuk identifikasi
mineral yang mempunyai pola yang khas, serta menunjukkan gugus
fungsional utama dari dalam struktur senyawa. Analisis dilakukan dengan
spektroskopi inframerah untuk mengetahui jenis vibrasi antara atom –
atom dalam mineral. Energi sinar inframerah akan berkaitan dengan,
energy vibrasi molekul. Molekul akan dieksitasi sesuai dengan panjang
gelombang yang diserapnya. Vibrasi ulur dan tekuk adalah cara vibrasi
yang dapat dieksitasi oleh sinar dengan bilangan gelombang (jumlag
-1
gelombang per satuan panjang) dalam rentang 1200-400 cm
(Takeuchi,2006)
Teknik spektroskopi merupakan metode sederhana dan cepat
untuk mendapatkan data tentang struktur gugus fungsi suatu molekul.
Spectrum inframerah atau FTIR (Fourier Transform Infrared) memberikat
fakta tentang gugus fungsi (sudarma.2014)
Proses serapan inframerah yaitu pada suhu biasa molekul-molekul
organic dalam keadaan vibrasi tetap. Setiap ikatan memiliki frekuensi
rentang (Stretching) dan bengkok (bending) yang karakteristik. Secara
kualitatif spektrometri inframerah untuk menentukan gugus fungsi,
sedangkan orises penyerapan radiasi inframerah merupakan proses
kuantisasi. Hanya frekuensi (energi) tertentu dari radiasi inframerah akan
diserap oleh molekul. Sebagai contoh, setiap serapan dalam kisaran 3000
± 150 cm-1 (sekitar 3,33 µ) hamper selalu disebabkan adanya ikatan C-H
dalam molekul. Serapan dalam kisaran 1700 ± 100 cm-1 (sekitar 5,9 µ)
biasanya disebabkan adanya ikatan C=O (gugus karbonil). Frekuensi
vibrasi dari ikatan dapat dihitung cukup teliti dengan menggunakan
Hukum Hooke yang dinyatakan dalam persamaan :

1
2
1 𝐾
𝑉= ( )
2𝜋𝐶 𝑚1. 𝑚2
𝑚𝑖 + 𝑚2

Keterangan

 V= frekuensi
 C= kecepatan cahaya (3x1010 cm/detik)
 K = Tetapan yang dikaitkan dengan kuat ikatan.
 m1 dan m2 = massa dari atom (Sastrohamidjojo.2020)
III. METODOLOGI
3.1. Alat
1. Instrumen FTIR
2. Wadah sampel ATR
3. Plastic wrap
4. Neraca analitik
5. Kunci inggris (pembuat pellet KBr)
6. Mortar agate

3.2. Bahan
1. KBr (Bubuk)
2. Sampel uji padat asam malat
3. Sampel uji cair  lignin alkali

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Mode transmitansi berupa sampel plastic wrap
Diletakkan sampel plastic wrap pada wadah sampel dari
logam untuk pengukuran dengan metode transmitansi. Setelah itu,
dilakukan pembacaan serapan.
3.3.2. Mode transmitansi berupa pellet KBr
Ditimbang sampel bubuk KBr sebanyak 0,45 g. kemudian,
sampel padat berupa asam malat ditimbang sebanyak 0,05 g.
setelah it, asam malat dan KBr dicampurkan dan ditumbuk hingga
halus dalam mortar agate. Selanjutnya, campuran tersebut
dipindahkan ke dalam mur khusus dan ditekan dengan kunci
inggris. Adapun, banyak campuran yang dipindahkan berdasarkan
trial and error.
Penekanan bubuk campuran tidak boleh terlalu keras dan
terlalu lemah. Setelah campuran mengeras dan menjadi pellet KBr,
maka pellet yang mengandung sampel asam malat tersebut,
diletakkan pada wadah sampel dan dilakukan pembacaan serapan.
3.3.3. Mode ATR berupa sampel bubuk (asam malat)
Diubah wadah sampel pada instrument FTIR menjadi mode
ATR. Selanjutnya, sampel asam malat yang telah disiapkan
diletakkan secukupnya pada wadah sampel dan diukur
menggunakan metode ATR. Sebelumnya pengukuran, dilakukan
koreksi latar belakang terlebih dahulu agar CO2 dari udara tidak
mengganggu pengukuran.
3.3.4. Mode ATR berupa sampel cair (lingo alkali)
Diambil Sampel lingo alkali yang tersedia secukupnya dan
diletakkan pada wadah sampel ATR yang tersedia. Selanjutnya,
serapan sampel cair tersebut diukur.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum Identifikasi Gugus Fungsi Produk Komersial
Menggunakan Spektrofotometer Inframerah bertujuan untuk mengetahui
gugus fungsi yang terkandung dalam plastic wrap, sampel asam malat,
dan sampel lingo alkali dengan dilakukan beberapa pengujian terhadap
tiga buah sampel tersebut. Dalam penentuan gugus fungsi dalam
senyawa menggunakan spektrofotometer inframerah dapat menggunakan
dua mode, yaitu mode transmitansi dan mode ATR. Pertama digunakan
mode transmitansi untuk melakukan pengujian sampel asam malat dan
juga plastic wrap. Untuk sampel plastic wrap agar tidak mengerut, untuk
pengujiannya plastic wrap direntangkan disebuah wadah logam yang
terdapat lubang pada bagian tengah. Berdasarkan hasil uji
spektrofotometer inframerah menggunakan mode transmitansi, terlihat
seperti pada grafik 4.1 Hasil FTIR dengan Mode Transmitansi Sampel
plastic wrap.

Grafik 4.1 FTIR sampel plastic Wrap dengan transmitansi


120

100
%Transmintansi

80
642,1794
956,5195

60
1133,938

40
2933,198

1268,931
1722,121

20

0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
plastic wrap yaitu memiliki peak pada bilangan gelombang 1268 cm-1,
1722 cm-1, dan 2933 cm-1 . seperti yang diketahui daerah dengan bilangan
gelombang 1100-1350 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk gugus
fungsi uluran metilen (-CH2), daerah dengan bilangan gelombang 1375 –
1750 cm-1 adalah daerah yang khas untuk gugus fungsi uluran metil (-
CH3) dan juga daerah dengan bilangan gelombang 2860 – 2930 cm-1
adalah daerah yang khusus untuk gugus fungsi bengkokan metilen (-
CH2). Maka dapat dikatakan dalam plastic wrap yang diuji merupakan
jenis polietilena.
Selanjutnya dilakukan uji sampel asam malat dengan mode yang
sama yaitu transmitansi, tetapi untuk sampel asam malat yang berbentuk
bubuk (powder) sehingga digunakan pellet KBr. Pembuatan pellet KBr
memakai mortar agate karena bentuknya yang halus sehingga
meminimalkan adanya kontaminasi. Berdasarkan dari hasil uji terlihat
pada grafik 4.2 Hasil FTIR dengan Mode Transmitansi Sampel Asam
Malat dengan Pelet KBr.

Grafik 4.2 FTIR sampel Asam Malat dengan Pellet KBr


25

20
%Transmitansi

15

10

0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )
sampel asam malat memiliki peak pada bilangan gelombang 1702 cm-1,
2809 cm-1, dan 3257 cm-1. Seperti yang diketahui daerah dengan bilangan
gelombang 1400 – 1440 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk gugus
fungsi bengkokan asam karboksilat (C-O-H), daerah dengan bilangan
gelombang 2500-3200 cm-1 adalah daerah khas untuk gugus fungsi
uluran asam karboksilat (CO-H), dan juga daerah dengan bilangan
gelombang 3200-3400 cm-1 adalah daerah yang khas dengan gugus
fungsi uluran alcohol (OH). Maka dapat dikatakan senyawa tersebut
sesuai dengan struktur asam malat sebenarnya.
Kemudian dilakukan penentuan gugus fungsi sampel dengan mode
ATR. Sampel yang diuji berbentuk bubuk asam malat dan sampel cair
lingo alkali. Berdasarkan hasil uji terlihat pada grafik 4.3 Hasil FTIR
dengan Mode ATR Sampel Asam Malat

Grafik 4.3 FTIR Sampel Asam Malat dengan ATR


120

100

80
%Transmitansi

60

40

20

0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )

sampel asam malat terdapat peak pada bilangan gelombang 1676 cm-1,
2904 cm-1 dan 3367 cm-1. Seperti yang diketahui pada bilangan
gelombang sekitar 1400 – 1440 cm-1 merupakan daerah yang khas untuk
gugus fungsi bengkokan asam karboksilat (C-O-H), daerah dengan
bilangan gelombang 2500 – 3200 cm-1 adalah daerah yang khas untuk
gugus fungsi uluran asam karboksilat (C-O-H), dan juga daerah dengan
bilangan gelombang 3200-3400 cm-1 adalah daerah yang khas untuk
gugus fungsi uluran alcohol (OH), maka dapat dikatakan identifikasi asam
malat dengan mode ATR dan mode pellet KBR (Transmitansi) memiliki
peak yang sama.
Terakhir pengukuran dengan metode ATR untuk sampel cair dari
lingo alkali. Berdasarkan hasil uji didapatkan seperti pada grafik 4.4 Hasil
FTIR dengan Mode ATR Sampel Ligno Alkali

Grafik 4.4 FTIR Sampel Ligno Alkali dengan ATR


120

100

80
%Transmitansi

60

40

20

0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Bilangan Gelombang (cm-1 )

terlihat dalam sampel lingo alkali terdapat peak pada bilangan gelombang
1038 cm-1 hal ini menunjukkan adannya eter (C-O), terdapat peak dengan
bilangan gelombang 1576 cm-1 maka daerah ini memiliki gugus fungsi
bengkokan metilen (CH2), dan juga terdapat peak 3326 cm-1 seperti yang
diketahui pada bilangan gelombang 3300 – 3350 cm-1 merupakan daerah
yang khas dengan gugus fungsi alkohol, maka dapat dikatakan terdapat
alcohol pada peak dengan bilangan gelombang 3326 cm-1. Sehingga
dalam lingo alkali terdapat gugus fungsi eter, metilen, dan alkohol.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi yang
terdapat dalam sampel plastic wrap berdasarkan uji menggunakan mode
transmitansi yaitu terdapat gugus fungsi metilen (-CH2) dan metil (-CH3),
sedangkan untuk sampel asam malat yang tanpa pellet KBr dan dengan
pellet KBr memiliki gugus fungsi yang sama yaitu terdapat alcohol, (-C-OH)
dan asam karboksilat. Untuk sampel cair yaitu lingo alkali terdapat gugus
fungsi eter, metilen, dan juga alkohol.

VI. REFERENSI
Day,R.A dan A.L underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Jakarta : Erlangga.
Sastrohamidjojo,Hardjono,2002.Spektroskopi.Yogyakarta :Penerbit liberty.
Sudarma, I.M.2004.Kimia Organik Jilid 1.Mataram :FMIPA press Universitas
Mataram.
Takeuchi,Yashito.2006.Buku Teks Pengantar Kimia.Tokyo : Iwanami Shoten.
Khopkar, S,1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.

Jakarta, 02 November 2020

Analis, Praktikan,

Achmad Muhajirin Ana Lailatul Farida

Anda mungkin juga menyukai