Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA POLIMER

PERCOBAAN II
PENENTUAN DENSITAS POLIMER

Waktu Percobaan : Kamis, 21 November 2019

Disusun oleh
Kelompok I
Anggota :
1. Nur Azizah Kurniasari (1518010)
2. Afif Pratama Putra (1518019)
3. Rebecca Christine (1518021)
4. Annisa Feby Maharani (1518025)

LABORATORIUM POLIMER
TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2019

1
I. TUJUAN
Menentukan Densitas Polimer

II. TEORI DASAR


Setiap material memiliki beberapa sifat antara lain sifat fisik, sifat
termal, sifat kimia, dan sifat mekanis. Sifat fisik material meliputi ukuran,
densitas, struktur, dan lain sebagainya. Kebanyakan sifat-sifat tersebut
ditentukan oleh perbandingan atom yang membentuk bahan, yaitu unsur
dan komposisinya. Misalnya, kadar suatu unsur yang sangat rendah dapat
memberikan pengaruh terhadap sifat-sifatnya. Seperti sifat mekanik dalam
kekuatan maupun sifat-sifat lainnya.
Densitas merupakan nilai yang menunjukan besarnya perbandingan
antara massa benda dengan volume benda tersebut. Secara matematis,
densitas dirumuskan sebagai berikut:

𝑚
𝜌 =
𝑉

Dimana 𝜌 adalah massa jenis/densitas zat (kg/m3), m adalah massa zat


(kg) dan V adalah volume zat (m3). Satuan densitas berdasarkan Satuan
Internasional (SI) adalah kg/m3 dalam MKS atau g/cm3 dalam CGS.
Densitas atau massa jenis merupakan karakteristik mendasar yang
dimiliki zat. Densitas digunakan untuk membandingkan dua zat yang
memiliki volume sama (menempati besaran yang sama, tetapi memiliki
massa yang berbeda). Sebuah objek dengan massa per volume yang lebih
besar maka lebih rapat dari pada objek dengan massa per volume yang
lebih kecil. Secara umum, polimer memiliki densitas yang lebih rendah
dibandingkan material lainnya seperti logam dan keramik.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Neraca Analitik AND GR-200 (Gambar 1)
2. Kain Lap

2
3. Density Determination Kit AD-1653 (Gambar 2)

Gambar 1. Neraca Analitik AND GR-200

Gambar 2. Density Determination Kit AD-1653

Keterangan :
1. Float
2. Kawat (Diameter 0,22 mm)
3. Pengait Float
4. Termometer
5. Penyangga Density Pan
6. Penyangga Gelas Kimia

3
7. Gelas Kimia
8. Klem Termometer
9. Density Pan
10. Attachment For FX
11. Attachment For HX
12. Pinset
13. Beaker Stand Spacer
14. Balance Weight (Kecil)
15. Balance Weight (Besar)

B. Bahan
a. Polylactic Acid (PLA)
b. Polystyrene (PS)
c. Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
d. Polymethyl Methacrylate (PMMA)
e. Ethanol

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pengukuran Densitas Cairan
1. Lepaskan weighing pan dan breeze break dari neraca
2. Letakkan penyangga density pan di atas neraca
3. Letakkan balance weight berukuran kecil diantara balance weight
berukuran besar di atas penyangga density pan
4. Letakkan penyangga gelas kimia sehingga tidak menyentuh
penyangga density pan
5. Tekan on pada neraca
6. Letakkan klem termometer ke dalam gelas kimia dan kaitkan
termometer pada klem termometer
7. Letakkan gelas kimia di atas penyangga
8. Sambungkan float ke pengait float menggunakan kawat dengan
panjang ±50 mm

4
9. Gantungkan pengait float pada penyangga density pan
10. Catat angka yang muncul sebagai A
11. Masukkan cairan yang akan diukur densitasnya (pastikan float
berada ±10 mm di bawah permukaan cairan)
12. Ketika angka yang muncul stabil, catat angka yang muncul
sebagai B
13. Masukkan angka ke dalam perhitungan:

𝐴 − 𝐵
𝜌 = + 𝑑
𝑉

Keterangan:
ρ = Densitas Cairan (g/cm3)
A = Massa Float di Udara (gram)
B = Massa Float dalam cairan (gram)
V = Volume Float (10 cm3)
d = Densitas Udara (0,001 g/cm3).

B. Pengukuran Densitas Padatan


1. Setelah mengukur densitas cairan, Ganti gantungan float dengan
density pan dan letakkan di atas penyangga density pan
2. Sesuaikan jumlah cairan sehingga saat sampel diletakkan di pan
bawah posisinya berada ±10 mm di bawah permukaan cairan
3. Tekan tombol re-zero agar tampilan pada layar “nol”
4. Letakkan sampel pada pan bagian atas dan catat massa di udara
sebagai A
5. Letakkan sampel pada pan bagian bawah dan catat massa di
cairan sebagai B
6. Masukkan angka ke dalam perhitungan:

𝐴
𝜌 = ( (𝜌 − 𝑑)) + 𝑑
𝐴 − 𝐵 0

5
Keterangan:
ρ = Densitas Sampel (g/cm3)
A = Massa Sampel di Udara (gram)
B = Massa Sampel dalam cairan (gram)
d = Densitas Udara (0,001 g/cm3)
ρ0 = Densitas Cairan (g/cm3)
7. Lakukan 3 kali percobaan pengukuran massa sampel.

V. DATA PENGAMATAN
A. Penentuan Densitas Cairan
T = 24℃
A = 26,0875 gram
B = 17,9770 gram
V = 10 cm3
d = 0,001 g/cm3
26,0875 − 17,9770
𝜌 = + 0,001 = 0,81205 g/cm3
10

B. Penentuan Densitas Padatan


T = 24℃
ρ0 = 0,81205 g/cm3
d = 0,001 g/cm3

Tabel 1. Data Hasil Percobaan Penentuan Densitas Sampel


Sampel A (gram) B (gram) 𝝆 (g/cm3) 𝝆𝒙 (g/cm3)
0,0759 0,0270 1,2599
PLA 0,0760 0,0271 1,2615 1,2540
0,0756 0,0263 1,2447
0,0285 0,0056 1,0104
PS 0,0287 0,0052 0,9915 0,9943
0,0238 0,0041 0,9809

6
Sampel A B 𝝆 𝝆𝒙
0,0230 0,0039 0,9776
ABS 0,0194 0,0039 1,0161 0,9997
0,0218 0,0042 1,0055
0,0273 0,0088 1,1978
PMMA 0,0369 0,0111 1,1609 1,1697
0,0326 0,0096 1,1505

Keterangan Rumus:
𝐴
𝜌 = ( (𝜌 − 𝑑)) + 𝑑
𝐴 − 𝐵 0
∑𝑛𝑖=1 𝜌𝑖
𝜌𝑥 = , 𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝑛

VI. PEMBAHASAN
Densitas (massa jenis) adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi densitas suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Satuan densitas berdasarkan Satuan Internasional
(SI) adalah kg/m3 dalam MKS atau g/cm3 dalam CGS. Densitas
merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki setiap zat termasuk
polimer. Densitas digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
polimer yang memiliki volume sama (menempati besaran yang sama,
tetapi memiliki massa yang berbeda). Jadi, salah satu pembeda antara
polimer yang satu dengan yang lainnya yaitu densitasnya.
Pengukuran densitas polimer dapat dilakukan dengan menggunakan
neraca analitik digital yang dirancang dengan peralatan khusus yaitu
Density Determination Kit AD-1653. Pengukuran densitas polimer juga
menggunakan cairan yang sudah diketahui densitasnya atau yang
sebelumnya telah diukur densitasnya. Pada praktikum kali ini, digunakan
cairan yaitu etanol dimana cairan tersebut diketahui tidak melarutkan
sampel polimer dan memiliki densitas yang didapatkan dari hasil

7
pengukuran yaitu 0,81205 g/cm3 yang dapat menenggelamkan sampel
(tidak membuat sampel terapung).
Cairan yang digunakan dimasukkan ke dalam gelas kimia dimana
sampel akan diukur densitasnya. Sesuaikan jumlah cairan sehingga saat
sampel diletakkan di pan bawah posisinya berada ±10 mm di bawah
permukaan cairan. Letakkan sampel pada pan bagian atas dan catat massa
di udara sebagai A lalu letakkan sampel pada pan bagian bawah dan catat
massa di cairan sebagai B. Setelah nilai A dan B didapatkan, masukkan
nilai ke dalam persamaan matematis pengukuran densitas padatan
sehingga densitas polimer dapat ditemukan.
Pada percobaan kali ini, pengukuran densitas dilakukan terhadap 4
sampel polimer yang berbeda yaitu PLA, PS, ABS, dan PMMA dimana
setiap sampel dilakukan 3 kali percobaan. Berdasarkan hasil percobaan,
didapatkan nilai densitas rata-rata dari masing-masing sampel yaitu PLA
sebesar 1,2540 g/cm3, PS sebesar 0,9943 g/cm3, ABS sebesar 0,9997
g/cm3, PMMA sebesar 1,1697 g/cm3.
Secara umum densitas polimer memiliki nilai dengan rentang tertentu.
Berdasarkan literatur yang kami dapatkan, densitas PLA memiliki nilai
rentang antara 1,21 g/cm3 – 1,43 g/cm3, densitas PS memiliki nilai rentang
antara 0,96 g/cm3 – 1,04 g/cm3, densitas ABS memiliki nilai rentang
antara 0,9 g/cm3 – 1,53 g/cm3, dan densitas PMMA memiliki nilai rentang
antara 1,16 g/cm3 – 1,20 g/cm3. Jika hasil percobaan yang kami lakukan
dibandingkan dengan data literatur tersebut, Hasil dari percobaan yang
kami lakukan memenuhi nilai rentang densitas dari data literatur tersebut.
Densitas dapat mempengaruhi sifat dari suatu material termasuk
polimer seperti viskositas, laju alir, berat molekul, kuat tarik, dan lain-lain.
Densitas berbanding lurus dengan viskositas (kekentalan) dari suatu
polimer dan berbanding terbalik dengan laju alirnya. Semakin tinggi
densitas suatu polimer maka polimer tersebut akan semakin tinggi
kekentalannya jika dilelehkan. Jika kekentalan semakin tinggi, maka
polimer tersebut akan semakin lambat untuk mengalir.

8
Densitas juga berbanding lurus dengan kuat tarik suatu polimer,
karena semakin tinggi densitas maka polimer tersebut akan semakin rapat
sehingga berat molekul akan semakin besar yang menyebabkan material
sulit ditarik (kuat tariknya tinggi).

VII. KESIMPULAN
Densitas sangat berpengaruh terhadap material polimer untuk
mengidentifikasi sifat fisik dari polimer tersebut. Pengukuran densitas
polimer dapat dilakukan dengan menggunakan neraca analitik digital yang
dirancang dengan peralatan khusus yaitu Density Determination Kit AD-
1653.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami dapatkan, diperoleh densitas
rata-rata dari masing-masing sampel yaitu PLA sebesar 1,2540 g/cm3, PS
sebesar 0,9943 g/cm3, ABS sebesar 0,9997 g/cm3, PMMA sebesar 1,1697
g/cm3. Densitas yang kami peroleh sesuai dengan data literatur yang kami
dapatkan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Aryanti, F. I. (2019). Petunjuk Praktik Komposit Polimer. Laboratorium
Polimer, Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta, 11-13.
Wikipedia. (2019). Acrylonitrile butadiene styrene. Diakses pada 26
November, 2019, dari en.wikipedia.org: https://en.wikipedia.org
/wiki/Acrylonitrile_ butadiene_styrene
Wikipedia. (2019). Poly(methyl methacrylate). Diakses Pada 26
November, 2019, dari en.wikipedia.org: https://en.wikipedia.org
/wiki/Poly (methyl_ methacrylate)
Wikipedia. (2019). Polylactic acid. Diakses pada 26 November, 2019, dari
en.wikipedia.org: https://en.wikipedia.org/wiki/Polylactic_ acid
Wikipedia. (2019). Polystyrene. Diakses pada 26 November, 2019, dari
en.wikipedia.org: https://en.wikipedia.org/wiki/Polystyrene

9
LAMPIRAN

A. Pengukuran Densitas PLA

B. Pengukuran Densitas PS

C. Pengukuran Densitas ABS

10
LAMPIRAN

D. Pengukuran Densitas PMMA

E. Pengukuran Densitas Cairan (Etanol)

11

Anda mungkin juga menyukai