Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA POLIMER

PERCOBAAN III
PENENTUAN LAJU ALIR POLIMER
MENGGUNAKAN MELT FLOW INDEXER

Waktu Percobaan : Kamis, 5 September 2019

Disusun Oleh
Kelompok I

Anggota :
1. Nur Azizah Kurniasari (1518010)
2. Afif Pratama Putra (1518019)
3. Rebecca Christine (1518021)
4. Annisa Feby Maharani (1518025)

LABORATORIUM POLIMER
TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2019
I. TUJUAN
Menentukan laju alir polimer dengan menggunakan alat Melt Flow Indexer
(MFI)

II. TEORI DASAR


Melt Flow Index adalah ukuran berapa gram polimer yang leleh dalam
waktu 10 menit. Uji MFI ini dilakukan dengan suhu tertentu tergantung dari
jenis polimer yang diuji. Polimer dimasukkan ke alat MFI yang telah
dipanaskan sebelumnya, didorong oleh piston dan beban yang diletakkan di
atasnya. Plastik yang leleh dari sistem tersebut lalu didinginkan dan diukur
beratnya. Uji MFI ini dijelaskan pada ASTM D1238.
Melt Flow Indexer memanfaatkan pemanasan induksi magnetis dan
sistem ekstrusi. Alat ini terdiri dari rangkaian piston dan tabung silider yang
dipanaskan untuk diisi sampel. Beban tertentu akan diberikan pada piston,
dan lelehan sampel keluar melalui die kapiler berdimensi tertentu (Darojat,
2008). Melt Flow Indexer, dapat disebut juga Melt mass-Flow Rate atau MFR,
telah digunakan sejak awal polimer muncul. Meskipun instrumen yang
dipakai untuk melakukan tes masih belum sempurna, namun metode ini dapat
menyajikan data untuk membandingkan sampel - sampel secara cepat.
Nilai dari MFI dapat dipakai untuk analisa kegagalan. Sampel dari
produk yang gagal dapat dites dan dibandingkan dengan spesifikasi dari
produk tersebut. Analisa MFI dengan mudah akan mengidentifikasi apakah
bagian tersebut telah diproduksi dengan jenis polimer yang salah, data analisa
juga dapat memberikan pemahaman terhadap properti - properti lain dari
bagian tersebut. Bagian plastik komersial biasanya mengandung bahan filler,
aditif, dan pewarna bersamaan dengan campuran polimer.
Ketidakseimbangan dalam komposisi dapat mempengaruhi sifat mekanik dan
hasil aliran lelehan.
Sementara pengujian Melt Flow Index mungkin tidak sempurna dan
seringkali kalah dengan teknik pengujian yang lebih kompleks dan modern,
tetapi teknik pengujian ini relatif lebih mudah dikerjakan.

2
Menurut ASTM D 1238, terdapat beberapa prosedur dalam
melaksanakan pengujian Melt Flow Rate (MFR). Metode A digunakan untuk
menentukan Melt Flow Rate (MFR) dari material termoplastik. Hasil dari
pengukuran tersebut adalah gram material per 10 menit. Itu berdasarkan
pengukuran massa material yang terekstrusi dari die dengan jangka waktu
tertentu. Umumnya digunakan untuk material yang mempunyai kecepatan
alir diantara 0.15 dan 50 g/10 menit. Metode B adalah pengukuran waktu
otomatis untuk menentukan Melt Flow Rate (MFR) dan Melt Volume Rate
(MVR) dari material termoplastik, hasil pengukuran MVR dalam ml/10
menit. Pengukuran metode B berdasarkan penentuan dari volume material
yang terekstrusi dari die dalam jangka waktu tertentu. Volume dikonversi ke
perhitungan massa dari perkalian hasil dari nilai melt density material.
Metode ini umumnya digunakan untuk kecepatan alir dari 0.50 sampai 1500
g/10 menit. Sedangkan metode A/B merupakan gabungan dari metode A dan
B.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Melt Flow Indexer LMI 4000
2. Melt Flow Indexer LMI 4000 kits
3. Neraca Analitik Digital
4. Gelas kimia

B. Bahan
Polipropilena 5,4 gram

IV. PROSEDUR KERJA


1. Tekan tombol power pada alat LMI 4000 dan tunggu beberapa menit
pada current temperatur untuk membiarkan alat optimizing.
2. Nyalakan komputer. Buka software LaVA pada desktop dan tunggu
beberapa menit.

3
3. Siapkan sampel yang akan diuji yaitu polipropilena, kemudian Timbang
berat propilena (berkisar 3-8 g).
4. Klik Program screen lalu klik dokumen baru (New), kemudian lengkapi
data :
a Cut info
1) Cut time : 10 sekon
2) Number of Cute :3
b General
1) Load : 2.16 kg (beban 2.06 kg + piston 100 g)
2) Melt density :-
3) Melt time : 30 sekon
4) Program Name : PRKT-PP
5) Temp. Setpoint : 230℃
6) Test Methode :A
c. Klik icon save.
5. Tunggu sampai temperature stabilizing.
6. Kemudian pastikan ruang sampel tidak terkontaminasi pada saat
penggunaan dan masukkan sampel dengan mendorong menggunakan
alat piston ke ruang sampel tersebut (untuk mencegah bentuk bubble
pada sampel).
7. Masukan beban (load) 2.060 kg, kemudian angkat ecorder lalu klik
running.
8. Ketika terdengar bunyi artinya pemberitahuan untuk cutting sampel
dengan cut time sampel tersebut.
9. Timbang hasil sampel yang telah di-cutting.
10. Isi data hasil berat sampel dan save, akan muncul automatic nilai MFR.

V. DATA PENGAMATAN
Berat material awal : 5,4 gram
Temperatur Operasi : 230℃
Metode MFI :A

4
Berat cutting 1 : 0,1941 gram
Berat cutting 2 : 0,1530 gram
Berat cutting 3 : 0,2864 gram
MFI : 11,735 gram/10 menit

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan penentuan laju alir polimer kali ini, digunakan alat
berupa Melt Flow Indexer LMI 4000 dengan polimer yang dijadikan sampel
yaitu polipropilena (PP). Melt Flow Indexer bekerja untuk menentukan Melt
Flow Index dari suatu polimer. Melt Flow Index (MFI) adalah ukuran berapa
gram polimer yang meleleh dalam waktu 10 menit. Uji MFI ini dilakukan
dengan suhu tertentu tergantung dari jenis polimer yang diuji. Biasanya dalam
melakukan uji MFI dari Polipropilena digunakan suhu atau temperatur
operasi sebesar 230℃, dimana temperatur tersebut lebih tinggi dari pada
temperatur leleh polipropilena sendiri, sehingga pelelehan akan berjalan
secara optimal.
Polipropilena yang akan diuji ditimbang massanya dengan
menggunakan neraca analitik digital. Pada percobaan kali ini, massa
polipropilena awal sebesar 5,4 gram. Polipropilena selanjutnya dimasukkan
ke Melt Flow Indexer yang telah dipanaskan sebelumnya, didorong oleh
piston dan beban yang diletakkan diatasnya dengan massa piston sebesar 100
gram dan bebannya 2,06 kg. PP yang leleh dari sistem tersebut lalu
didinginkan dengan cara didiamkan beberapa saat dan ditimbang beratnya.
Uji MFI ini dijelaskan pada ASTM D-1238.
Melt Flow Index (MFI) atau disebut juga Melt Flow Rate (MFR)
merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas dari suatu
material plastik. Nilai MFI dari suatu material perlu diketahui karena
bertujuan untuk menganalisa kegagalan. Sampel dari produk yang gagal dapat
dites dan dibandingkan dengan spesifikasi dari produk tersebut. Analisa MFI
dengan mudah akan mengidentifikasi apakah bagian bagian tersebut telah
diproduksi dengan jenis polimer yang salah, data Analisa juga dapat

5
memberikan pemahaman terhadap properti – properti lain dari bagian
tersebut.
Menurut ASTM D-1238, terdapat beberapa metode dalam
melaksanakan pengujian Melt Flow Rate (MFR). Pada percobaan kali ini,
digunakan metode A yaitu metode untuk menentukan Melt Flow Rate (MFR)
dari material termoplastik (Polipropilena) dengan cara melakukan cutting
secara manual PP yang terekstrusi dari die dengan waktu cutting setiap 10
sekon dalam 30 sekon waktu pelelehan. Jadi, berdasarkan waktu tersebut
dilakukan cutting sebanyak 3 kali. Selanjutnya, PP yang telah di-cutting
ditimbang massanya, lalu hasil pengukuran massa tersebut diisi sebagai data
dalam alat MFI sehingga nilai MFR dapat muncul secara otomatis pada
komputer yang terkoneksi dengan alat.
Melt Flow Rate (MFR) dinyatakan dalam gram per 10 menit didapat
𝑡𝑟𝑒𝑓 ×𝑚
dari persamaan : 𝑀𝐹𝑅(𝜃,𝑚𝑛𝑜𝑚) = , dimana 𝜃 (Temperatur Pengujian
𝑡

(℃)), 𝑚𝑛𝑜𝑚 (Beban (kg)), 𝑚 (berat rata – rata setelah dipotong (gram)), 𝑡𝑟𝑒𝑓
(waktu referensi (10 menit/600 sekon)), 𝑡 (Perbedaan waktu pemotongan
(detik)). Pada percobaan kali ini, didapatkan berat cutting 1 sebesar 0,1941
gram dengan 𝑡 = 12 sekon sehingga nilai MFR yang diperoleh sebesar 9,7
gram/10 menit. Berat cutting 2 sebesar 0,153 gram dengan 𝑡 = 11 sekon
sehingga nilai MFR yang diperoleh sebesar 8,345 gram/10 menit. Berat
Cutting 3 sebesar 0,286 gram dengan 𝑡 = 10 sekon sehingga nilai MFR yang
diperoleh sebesar 17,16 gram/10 menit. Dari nilai MFR dari masing – masing
Cutting tersebut diperoleh nilai MFR rata – rata sebesar 11,735 gram/10
menit.
MFI atau MFR berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin besar
MFI suatu bahan maka viskositasnya akan semakin kecil. Semakin kecil nilai
viskositas maka semakin mudah suatu bahan dapat bergerak sedangkan
semakin kecil nilai MFR maka semakin sulit suatu bahan dapat bergerak.
Nilai MFR juga berbanding terbalik dengan berat molekul dan kuat Tarik dari
suatu material. Hal tersebut dikarenakan berat molekul dan kuat Tarik

6
berbanding lurus dengan viskositas. Semakin kental suatu bahan maka
kekuatan tariknya akan semakin besar atau sulit ditarik dan semakin kental
suatu bahan maka bahan tersebut akan semakin rapat sehingga berat molekul
akan semakin besar.
Pada percobaan kali ini, dilakukan dua kali percobaan dimana pada
percobaan pertama mengalami kegagalan ketika proses pemotongan (cutting)
yang tidak selaras dengan penekanan waktu di alat MFI, sehingga nilai MFI
tidak terbaca. Selanjutnya pada percobaan kedua, nilai MFI dapat terbaca dan
didapatkan hasil sesuai yang tertera pada data pengamatan. Kesalahan yang
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu saat memasukkan bijih polipropilena
ke dalam alat MFI yang kurang merata dan pada saat penekanan bijih PP pada
alat yang kurang maksimal.
Berdasarkan literatur yang kami peroleh, Nilai MFI atau MFR dari
polipropilena pada temperatur 230℃ yaitu sebesar 11 gram/10 menit.
Sedangkan hasil percobaan kami yaitu sebesar 11,735 gram/10 menit.
Sehingga dapat diperoleh persen kesalahan sebesar 6,6818%.

VII. KESIMPULAN
Melt Flow Indexer merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
laju alir atau nilai Melt Flow Rate (MFR) dari suatu polimer. Pada percobaan
kali ini digunakan metode A untuk menentukan MFR dari Polipropilena yaitu
dengan cara melakukan cutting secara manual PP yang terekstrusi dari die
dengan waktu cutting setiap 10 sekon dalam 30 sekon waktu pelelehan.
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh nilai MFR rata – rata dari material PP
sebesar 11,735 gram/10 menit.

7
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). BAB II Kajian Pustaka dan Dasar Teori. Diakses pada 11
September, 2019, dari repository.umy.ac.id: http://repository.
umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/8931/Bab%202.pdf?sequen
ce=6&isAllowed=y

Aryanti, F. I. (Juli, 2019). Modul Praktikum Kimia Polimer. Laboratorium


Polimer, Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta, 12-14.

Kanny, K. (Januari, 2011). MFR Of The PP and PP GF Composites.


Retrieved 11 September, 2019, dari www.researchgate.net:
https://www.researchgate.net/figure/MFR-of-the-PP-and-PP-GF-
composites_tbl1_252968095

8
LAMPIRAN

A. Hasil Percobaan

9
B. Nilai MFR Berdasarkan Literatur

10

Anda mungkin juga menyukai