PERCOBAAN I
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP
MATERIAL POLIMER
waktu percobaan : Jumat, 08 Januari 2021
disusun Oleh
Kelompok 5
Anggota :
1. Salsabila Arman (1519004)
2. Raihan Tegar P (1519010)
3. Muhammad Arsyi A.R (1519019)
LABORATORIUM POLIMER
TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2021
I. TUJUAN
Membahas pengaruh temperatur pemanasan terhadap material polimer
II. TEORI DASAR
Bahan-bahan polimer sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan seperti kapas, wool,
serat alam. Polimer sintesis dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang
dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai
berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari
adalah serat-serat tekstil polyester dan nilon, plastic polietilena untuk botol susu, karet untuk
ban mobil, dan plastic poliuterena untuk jantung buatan (Sari, 2018).
Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul raksasa atau rantai
yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit terkecil yang berulang-ulang atau meros sebagai
blok-blok penyusunnya. Molekul-molekul (tunggal) penyusun polimer dikenal dengan istilah
monomer.
Bahan :
1. Sampel Polimer ABS
2. Sampel Polimer Polipropilen
3. Sampel Polimer PVA
IV. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Semua Sampel berbarengan diletakkan ke aluminium foil
3. Letakkan Semua sampel yang telah dialasi aluminium foil di atas hot plate atau kompor listrik,
lalu nyalakan (set suhu hot plate awal 50 °C)
4. Setelah mencapai suhu yang ditentukan catat dan foto perubahan yang terjadi
5. Mendinginkan sampel dengan cara mengeluarkan cawan dari hot plate selama 5 menit
7. Lanjutkan langkah tersebut hingga perubahan besar terjadi (misal: meleleh atau gosong) dan
catat suhunya (pada saat terjadi perubahan) (maksimum 200 °C)
Mula-mula
Polimer Berat Suhu
ABS 0,0949 50 °C
Polipropilen 0,1179 50 °C
PVA 0,0990 50 °C
Pemanasan I
Polimer Suhu Perubahan Waktu
ABS 49 °C Tidak ada 10 menit
Polipropilen 49 °C Tidak ada 10 menit
PVA 49 °C Tidak ada 10 menit
Pemanasan III
Polimer Suhu Perubahan Waktu
ABS 149 °C Tidak ada 30 menit
Polipropilen 149 °C Sedikit meleleh 30 menit
PVA 149 °C Tidak ada 30 menit
Pemanasan IV
Polimer Suhu Perubahan Waktu
ABS 200 °C Mulai/sedikit meleleh 40 menit
Polipropilen 200 °C Meleleh 35 menit
PVA 200 °C Mulai meleleh & warna menguning 35 menit
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum Pengaruh Temperatur Terhadap Material Polimer yang telah
dilakukan di laboratorium menggunakan alat utama Hotplate dengan sampel polimer Polivinil
Alkohol, ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene), Polipropilena. Polimer Termoplastik adalah
polimer yang memiliki sifat tidak tahan Terhadap panas . Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka
akan menjadi lunak ( meleleh ) Dan bisa berulang kali (reversible). Polimer termoset adalah
polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka
tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang Kembali (irreversible). Susunan polimer
ini bersifat permanen Sehingga tidak dapat dibentuk ulang Kembali.
Berdasarkan percobaan yang telah Kami lakukan diperoleh suhu akhir dari masing-
masing polimer adalah 200˚C, waktu pelelehan masing-masing polimer 10 menit dan waktu
masing-masing polimer mulai meleleh setelah dipanaskan adalah pada 40 menit untuk polimer
jenis ABS, 35 menit untuk polimer jenis Propilen dan 35 menit pula untuk polimer jenis PVA. Jadi
jenis polimer yang termasuk dalam termoplastik dalam hasil pengamatan kami adalah
polipropilena, PVA (polivinil alkohol) dan juga ABS (Acrylonitrile Butadiene Stryrene). Karena
semua sampel polimer tersebut mengalami pelelehan.
VII. KESIMPULAN
Percobaan yang telah kami lakukan bertujuan untuk membahas pengaruh temperatur
pemanasan terhadap material polimer, dengan membandingkannya Secara teori dan yang
dilakukan di laboratorium , secara teori kita membahas pengaruh temperatur terhadap material
polimer. Namun yang kita peroleh pada percobaan terdapat ketidaksesuaian terhadap teori titik
leleh polimer yang tertera dibuku atau literature. Dimana ABS seharusnya meleleh lebih cepat
dibandingkan dengan propilen, karena titik leleh ABS lebih rendah dari propilen, tetapi dalam
percobaan kami propilen meleleh lebih dulu daripada ABS, Dapat kami simpulkan hal ini karena
pelet material tersebut disimpan terlalu lama, maka ketika kelompok kami melakukan uji atau
percobaan tidak sesuai dengan teori yang ada di buku atau literature.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Fitria Ika. 2019. Modul Praktik Kimia Polimer. Laboratorium Polimer,
Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta.
Diambil dari: PerkinElmer, “Polymer Characterization Technical Poster”
Sjahroel. 2010. Polimer Termoplastik dan Termoset. [Diakses pada 11 Januari 2021]
Strong, A.Brent, 2006. Plastics Materials and Processing, 3rd edition, Upper
Saddle River, New Jersey, Columbus, Ohio
IX. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA POLIMER
PERCOBAAN II
PENENTUAN DENSITAS POLIMER
waktu percobaan : Jumat, 08 Januari 2021
Disusun Oleh :
Anggota :
1. Salsabila Arman (1519004)
2. Raihan Tegar P (1519010)
3. Muhammad Arsyi A.R (1519019)
LABORATORIUM POLIMER
TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2021
I. TUJUAN
Menentukan densitas material polimer
II. TEORI DASAR
Material memiliki beberapa sifat antara lain sifat mekanis, sifat termal, sifat kimia, dan
sifat fisik. Sifat fisik materal meliputi ukuran, densitas, struktur, dan lain sebagainya. Kebanyakan
sifat-sifat tersebut ditentukan oleh perbandingan atom yang membentuk bahan, yaitu unsur dan
komposisinya. Misalnya, kadar suatu unsur yang sangat rendah dapat memberikan pengaruh
terhadap sifat-sifatnya. Seperti sifat mekanik dalam kekuatan maupun sifat-sifat lainnya.
Densitas atau kerapatan dinyatakan dengan huruf ρ (dalam Bahasa Yunani dibaca “rho”).
Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi seperti besi akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama. Densitas dinyatakan dalam satuan gram per centimeter
kubik. Satuan dalam standar internasional dari densitas adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Neraca Analitik AND GR-200 (Gambar 1)
2. Kain Lap
3. Density Determination Kit AD-1653 (Gambar 2)
Keterangan :
1. Float
2. Kawat (diameter 0,22 mm)
3. Pengait Float
4. Termometer
5. Penyangga density pan
6. Penyangga gelas kimia
7. Gelas kimia
8. Klem termometer
9. Density pan
10. Attachment for FX
11. Attachment for HX
12. Pinset
13. Beaker stand spacer
14. Balance weight (kecil)
15. Balance weight (besar)
Bahan :
1. Sampel Polimer LLDPE
2. Sampel Polimer PMMA
3. Sampel Polimer ABS
4. Sampel Polimer PP ( Random Copolymer)
5. Sampel Polimer PS
6. Sampel Polimer HDPE
d = 0,001 g/cmᶟ
T = 27°C
Penentuan Densitas Padatan : LLDPE, PMMA, ABS, PP (RANDOM COPOLYMER), PS, HDPE.
ρo = 0,80559 (g/cmᶟ)
d = 0,001 g/cmᶟ
Aryanti, Fitria Ika. 2019. Modul Praktik Kimia Polimer. Laboratorium Polimer,
Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta.
Diambil dari: PerkinElmer, “Polymer Characterization Technical Poster”
Strong, A.Brent, 2006. Plastics Materials and Processing, 3rd edition, Upper
Saddle River, New Jersey, Columbus, Ohio
Efan, A, Polimer, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
IX. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA POLIMER
PERCOBAAN III
PENENTUAN KADAR AIR PADA POLIMER
waktu percobaan : Jumat, 08 Januari 2021
Disusun Oleh :
Anggota :
1. Salsabila Arman (1519004)
2. Raihan Tegar P (1519010)
3. Muhammad Arsyi A.R (1519019)
LABORATORIUM POLIMER
TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2021
I. TUJUAN
Menentukan kadar air dari suatu bahan atau sampel
II. TEORI DASAR
Acrylonitrile butadiene styrene ( ABS ) adalah polimer termoplastik umum. Suhu transisi
gelasnya sekitar 105 ° C (221 ° F). ABS adalah amorf dan karena itu tidak memiliki titik leleh yang
benar. ABS dapat digunakan antara −20 dan 80 ° C (−4 dan 176 ° F) karena sifat mekanisnya
bervariasi dengan suhu.
Polipropilena atau polipropena (PP) adalah polimer termoplastik yang mempunyai titik
leleh yang cukup tinggi (190 – 200) °C.
Air merupakan salah satu unsur penting pada bahan atau sampel polimer, kadar air akan
mempengaruhi proses atau tahap pemrosesan polimer selanjutnya, Kadar air adalah perbedaan
antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan
dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara
disekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan air seimbang. Penelitian kadar air dalam bahan
dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu: metode pengeringan (thermogravimetri),
metode destilasi (thermovolumetri), metode kimia, metode fisis, dan metode khusus seperti
kromatografi. Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengeringan adalah
bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan
pada suhu yang ditentukan selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah
dipanaskan adalah kadar air.
Bahan :
1. Sampel ABS
2. Sampel PP
IV. PROSEDUR KERJA
1. Timbang cawan dan catat beratnya
2. Masukkan sampel kedalam cawan yang telah ditimbang sebanyak 5 gram dan catat
3. Masukkan cawan berisi sampel tadi kedalam oven dengan temperature 105 °C selama 2
jam
4. Keluarkan cawan dari oven dan masukkan kedalam desikator selama 1 jam
5. Timbang berat cawan dan sampel akhir kemudian catat
6. Hitung kandungan air atau moisture content (%)
V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
DATA PENGAMATAN 1
Bahan : ABS
Berat cawan : 15,606 gram
Berat sampel awal : 5,0006 gram
Berat cawan + sampel awal : 20,6066 gram
Berat cawan + sampel akhir : 20,5895 gram
DATA PENGAMATAN 2
Bahan : PP
Berat cawan : 17,477 gram
Berat sampel awal : 5,0129 gram
Berat cawan + sampel awal : 22,4899 gram
Berat cawan + sampel akhir : 22,4628 gram
Perhitungan :
Kandungan air = berat awal – berat akhir x 100%
Berat awal
ABS
Kandungan air = 20,6066 - 20,5895 x 100%
20,6066
= 0,00082 %
PP
Kandungan air = 22,4899 – 22,4628 x 100%
22,4899
= 0,00120 %
VI. PEMBAHASAN
Penentuan kadar air dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan beberapa metode
diantaranya metode pengeringan atau Oven (thermogravimetri), metode oven vakum, metode
destilasi, metode kemis, metode fisis, metode khusus dengan kromatografi, rapid mosture
dilakukan dengan metode Oven. Metode pengeringan untuk penentuan kadar air prinsipnya
adalah penguapan air atau menguapkan air yang ada dalam sampel dengan pemanasan,
kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air telah di uapkan.
Fungsi timbangan neraca digital adalah untuk menimbang berat massa sampel dengan kaca arloji
, desikator untuk menghilangkan kadar air pada sampel, dan oven untuk memanaskan dan
mengeringkan sampel, kaca arloji untuk wadah menimbang sampel. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan Pengaruh kadar air pada polimer adalah kadar air akan mempengaruhi
proses atau tahap pemrosesan polimer selanjutnya.
VII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa penentuan kadar air pada polimer ini
dilakukan dengan cara membandingkan massa pelet sebelum dan sesudah dimasukkan kedalam
oven dengan temperatur yang telah ditentukan, karena dari situ kita dapat mengetahui kadar
air dari suatu sampel pelet dengan cara :
Kandungan air = Berat awal - berat akhir / berat awal x 100%
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Fitria Ika. 2019. Modul Praktik Kimia Polimer. Laboratorium Polimer,
Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta.
Diambil dari: PerkinElmer, “Polymer Characterization Technical Poster”
Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan;Analisis kadarair, diambil dari : https://youtube/_ADLXF4BiW0
Analisis Kadar Air-AGROINDUSTRY Laboratory, lab virtual.agroindustri.upi.edu ;
http://labvirtual.agroindustri.upi.edu/analisis_kadar_air
Refli. 2011. Air dalam Bahan Pangan.http://reflitepe08 .blogspot.com /2011/03/
airdalambahan-pangan.html. [Diakses pada 6 Januari 2021]
Strong, A.Brent, 2006. Plastics Materials and Processing, 3rd edition, Upper
Saddle River, New Jersey, Columbus, Ohio
IX. LAMPIRAN