Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“PENGUKURAN PADA BENDA PADAT”

Disusun oleh :
1. Delfi Rahmadani (062119041)
2. Dewi Wulandari (062119038)
3. Elflizari Putri S (062119036)
4. Junita Darmawarni (062119032)
5. M. Daud Mahmudin (062119037)
6. Teguh Gumelar (062119002)

Kelas : Kimia Ekstensi (1B)


Tanggal Percobaan : 20 Oktober 2019

Assisten Laboratorium :
1. M. Nasrudin, S. Si
2. Dra. Tri Rahma M. Si
3. Desi Tri Sulastri S. Si

Laboratorium Fisika Dasar


Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :
1. Mempelajari dan menggunakan alat alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian

B. Dasar Teori

Volume zat padat dapat ditentukan dengan dua cara yaitu pengukuran
langsung (untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung.
Pengukuran langsung merupakan metode statis yaitu dengan melakukan
pengukuran dimensi (panjang, lebar, tinggi, diameter dan sebagainya)
terhadap benda, sedangkan pengukuran tak langsung merupakan metode
dinamis dengan menggunakan prinsip archimides sebagai acuannya. Volume
benda padat dapat ditentukan dengan mengurangi massa benda di udara
dengan massa benda di dalam air dan massa jenis zat padat dapat ditentukan
dari volume dan massa zat padat tersebut.
Alat yang digunakan dalam pengukuran :

a. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam benda. Rahang luar
untuk mengukur diameter luar benda. Sedangkan penduga digunakan
untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong
memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu
skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01
cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
b. Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang
memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur
panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian
B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam
0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap
penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala
putar.

c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu
benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada.
Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).Alat untuk mengukur massa
disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss,
neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan,
dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan
yang berbeda-beda.

Hukum Archimedes

Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida


(air/gas) akan mendapat gaya keatas sebesar besar zat cair yang dipindahkan,
dijabarkan oleh Archimedes (287 – 212 SM) yang disebut Hukum
Archimedes.
FA = Vb .ρf.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila di ukur dalam air
dibandingkan di udara karena dalam air benda mendapat gaya keatas.
Sementara ketika diudara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Wu = mg
Ketika di dalam air benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan
dengan
Ws = Wu - Fa
Keterangan :
Ws = berat semu (N)
Wu = berat sesungguhnya (N)
Fa = gaya angkat ke atas (N)
Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung. Definisi gaya apung
adalah gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih
gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dan
permukaan atas.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

A. Alat yang Digunakan


1. Jangka Sorong
2. Mikrometer Skrup
3. Neraca Teknis
4. Bejana Gelas
5. Thermometer
6. Bangku penumpu

B. Bahan yang Digunakan


1. Balok Almunium
2. Silinder Besi
3. Kunci
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Cara Statis
1. Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan
(dua kali pengukuran). Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel
masing-masing tersendiri.
2. Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomor 1.
3. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4. Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.

B. Cara Dinamis
1. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2. Ditimbang sekali lagi benda tersebut tergantung pada tali tipis.
3. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam
seluruhnya di dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda
tidak mengenai dasar bejana.
4. Dicatat suhu air pada ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. Data Pengamatan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan
tanggal 20 Oktober 2019, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)

Sebelum percobaan 75,55 Hg 25oC 49 %

Sesudah percobaan 75,55 Hg 25oC 50 %

1. Cara Statis
a. Balok Kuningan
Massa = 46,90 gram

No p (cm) l (cm) t (cm) V (cm3) ρ (gr/cm3)

1. 3,110 1,910 0,949 5,6880 8,33

2. 3,110 1,910 0,948 5,6312 8,33

3. 3,115 1,910 0,949 5,6402 8,32

X 3,1166 1,910 0,948 5,6351 8,33

∆x 0,0025 0,0025 0,0025

 Pelaporan ketidakpastian

(p ± Δp) = (3,1166± 0,0025) cm


(l ± Δl) = (1,910± 0,0025) cm
(t ± Δt) = (0,948± 0,0025) cm
Tingkat kepercayaan 100%
b. Silinder Alumunium
Massa = 13.00 gram

No D (cm) r (cm) t (cm) V (cm3) ρ (gr/cm3)

1. 1,570 0,785 2,5 4,8374 2,69

2. 1,570 0,785 2,5 4,8374 2,69

3. 1,570 0, l785 2,5 4,8374 2,69

X 1,570 0,790 2,5 4,8374 2,69

∆x 0,0005 0,0005 0,0005

 Pelaporan ketidakpastian

(d ± Δd) = (1,570± 0,0005) cm


(t ± Δt) = (2,5± 0,0005) cm
Tingkat kepercayaan 100%

2. Cara Dinamis

Mudara Mair Volume ρ


No Benda (g/cm3)
(gram) (gram) (cm3)

1. Kunci 13,500 11,420 2,08 6,49

2. Balok 46,902 41,225 5,677 8,26

Ketelitian neraca teknis = 0,1 gram


Δx = ½ x 0,1 gram = 0,05 gram
Ketelitian neraca analitik = 10 mg = 0,01 gram
Δx = ½ x 0,01 gram = 0,005 gram

Pelaporan ketidakpastian sebagai berikut :


(mu ± Δm) = (13,500± 0,05)gram
(ma ± Δm) = (11,420± 0,005)gram
Tingkat kepercayaan 100%
Literatur massa jenis (𝜌𝜌)
 p aluminium = 2,7 g/cm3
 p besi = 7,8 g/cm3
 p tembaga = 8,9 g/cm3
 p kuningan = 8,6 g/cm3
B. Perhitungan
a. Cara Statis
1) Balok Kuningan
 Massa = 46,90 gram
Volume dan massa jenis (p) percobaan 1, 2 dan 3 :
 Volume = p x l x t
= 3,1166 cm x 1,910 cm x 0,948 cm = 5,635 cm3
massa 46,90 g
 𝑝𝑝 = = = 8,33 g/cm3
volume 5,635 cm3

 ∆x panjang, lebar dan tinggi balok kuningan :


1
∆x = x ketelitian alat (jangka sorong)
2
1
= x 0,005 cm
2
= 0,0025
* ∆x adalah ketidakpastian pembacaan alat

 Ketelitian Balok
 pliteratur - ppercobaan 
Ketelitian = 1 -  x 100%

 p literatur 
 8,6 g/cm - 8,33 g/cm 3 
3
= 1 - 3
 x 100%

 8,6 g/cm 
= 97 %
2) Silinder Alumunium
 Massa = 13,00 gram
 Volume dan massa jenis Silinder Alumunium pada percobaan
1, 2 dan 3:
Volume silinder besi = Volume tabung
= π r2 t
22
= x (0,785) 2 X (2,5)
7
= 4,8374 cm

massa
Massa jenis ( p ) =
volume
13,0 gram
=
4,8374 cm3
= 2,69
, gram/cm 3
1
 Δ𝑥𝑥 = 2
x ketelitian alat (mikrometer skrup)
1
= x 0,001 cm
2
= 0,0005 cm
∗ 𝛥𝛥x adalah ketidakpastian pembacaan alat ∆x diameter
dan tinggi silinder besi

 Ketelitian Silinder (Alumunium)

 pliteratur - ppercobaan 
Ketelitian = 1 -  x 100%

 p literatur 
 2,7 g/cm - 2,69 g/cm 3 
3
= 1 - 3
 x 100%

 2,7 g/cm 
= 96,63 %
b. Cara Dinamis

 Volume benda (kunci)


Volume = massa udara - massa air
= 13,50gram - 11,42 gram
= 2,08 gram
= 2,08 cm 3
* massa jenis air 1 gram/cm3

 Massa jenis (p) benda

𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢
𝜌𝜌 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣

13,500 𝑔𝑔𝑔𝑔
𝜌𝜌 =
2,08 𝑐𝑐𝑐𝑐3

𝜌𝜌 = 6,49 𝑔𝑔𝑔𝑔/𝑐𝑐𝑐𝑐3

 Volume benda (balok)


Volume = massa udara - massa air
= 46,902 gr - 41,225 gr
= 5,677 gram
= 5,677 cm3
* massa jenis air 1 gram/cm3
 Massa jenis (p) benda

𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢
𝜌𝜌 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣

46,902 𝑔𝑔𝑔𝑔
𝜌𝜌 =
5,677 𝑐𝑐𝑐𝑐3

𝜌𝜌 = 8,26 𝑔𝑔𝑔𝑔/𝑐𝑐𝑐𝑐3

 Ketelitian Balok

 pliteratur - ppercobaan 
Ketelitian = 1 -  x 100%

 pliteratur 
 8,6 g/cm 3 - 8,26 g/cm 3 
= 1 - 3
 x 100%

 8,6 g/cm 
= 96,05 %
BAB V

PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan


suatu besaran tertentu. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan alat pengukur.
Setiap alat ukur mempunyai ketelitian yang berbeda-beda. Misalnya jangka sorong
memiliki ketelitian 0,1mm sementara mikrometer sekrup mempunyai ketelitian
0,01mm. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil pengukuran antara alat
yang satu dengan yang lainya. Dalam alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
tinggi terdapat skala nonius. Skala nonius adalah skala yang lebih kecil dari skala
utama. Tujuan dari skala nonius adalah agar alat ukur memiliki ketelitian yang lebih
tinggi karena jarak antaraskala akan lebih kecil.
Suatu pengukuran akan selalu dihinggapi ketidakpastian. Hal ini terbukti
saat melakukan percobaan. Setelah dilakukan pengukuran ternyata menghasilkan
data yang beragam. Namun pada percobaan kali ini hanya dilakukan dua kali
ulangan, dan kedua data menunjukkan hasil yang sama, sehingga dapat dikatakan
tingkat kepercayaan akan data tersebut adalah 100 %. Tetapi sebenarnya setiap
pengukuran yang dilakukan berkali-kali pasti memiliki nilai ketidakpastian.
Adapun sebab-sebabnya antara lain :
1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan alat
ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem.
3. Adanya ketidakpastian titik nol.
4. Keterbatasan pengamat.
Untuk menentukan volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran dimensi (untuk yang bentuknya beraturan) dan untuk yang ukurannya
tidak beraturan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Cara pengukuran
dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur
panjang, lebar dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan
massa benda tersebut (untuk massa benda cukup menimbang satu kali saja). maka
setelah diketahui volume dan massa jenis benda padat tersebut maka massa jenis
zat padat tersebut dapat diketahui. Sehingga dapat diketahui pula bahan tersebut
terbuat dari bahan apa.Sedangkan untuk prinsip Archimedes disebut juga dengan
cara dinamis yaitu dengan mencelupkan zat padat di luar zat cair yang diketahui
massa jenisnya. Dengan menimbang zat padat di luar zat cair dan di dalam zat cair
maka volume zat padat dapat ditentukan.

Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa dibagai
volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis sebuah benda kita
perlu dua alat ukur, yaitu alat ukur massa (neraca) dan alat ukur volume (penggaris
untuk benda yang teratur bentuknya atau gelas ukur).

Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan


benda langsung ke dalam gelas ukur.

Contoh:
Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 50,4 ml. Setelah
sebuah benda dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 54,4 ml. Jadi
volume benda tersebut adalah 54,4 ml – 50,4 ml atau 4,0 ml

Teori ketidakpastian dilakukan karena :


1. Keterbatasan alat
2. Kemampuan membaca atau kesalahan penglihatan

Pengukuran benda ada 2 cara, yaitu :


1. Cara statis
Syarat :
- benda harus beraturan
- tidak elastis
2. Cara dinamis
Syarat :
- benda tidak beraturan
- elastis
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

 Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda


sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta
lebar suatu benda.
 Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu statis
dan dinamis.
 Ketelitian pengukuran secara statis lebih besar dari pada cara dinamis.
 Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil ρ balok 8,33 kg/m3, ρ
silinder 2,69 kg/m3 dan ρ kunci 6,49 kg/m3. Dan setelah dibandingkan
dengan ρ literatur maka balok terbuat dari kuningan, silinder dari
alumunium dan kunci dari besi.

2. Saran
 Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk
memahami dulu konsep besaran dan satuan.
 Sebaiknya pengukuran diakukan pengukuran sebanyak lebih dari dua
kali dari sudut yang berbeda agar mendapat hasil maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://documents.tips/documents/laporan-fisika-dasar-pesawat-atwood.html.11
November 2015

http://indonesiafarmasi.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-fisika-dasar-
pesawat.html

https://www.academia.edu/30226424/Laporan_fisika_dasar_pesawat_atwood

Rahman, Yuzrizal.2009.Fisika Dasar 1 : Edisi 1.Jakarta : Universitas Terbuka

Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN

A. Tugas Akhir
1. Berika keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka
sorong, melainkan dengan micrometer secrup?
Jawaban : Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal suatu
bahan yang tipis, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik
dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. sedangkan jangka
sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan
dengan ketelitian 0,05 milimeter.
2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
Jawaban : Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian
1%, karena massa tali yang 1% akan mempengaruhi tingkat ketelitian
dari pengukuran yang dilakukan
3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
Jawaban :
a. Dengan cara statis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk teratur, dihitung
dengan menghitung volume benda secara matematis
1) Volume Balok
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑥𝑥 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
= 3,1166 𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑥𝑥 1,910 𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑥𝑥 0,948 𝑐𝑐𝑐𝑐
= 5,64 𝑐𝑐𝑐𝑐3

2) Volume Silinder
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 𝜋𝜋𝑟𝑟 2 𝑡𝑡
= 3,14 𝑥𝑥 (0,785 𝑐𝑐𝑐𝑐)2 𝑥𝑥 2,5 𝑐𝑐𝑐𝑐
= 4,8374 𝑐𝑐𝑐𝑐3
b. Dengan cara dinamis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur,
contoh : kunci.
Yaitu, dengan menghitung volume fluida yang dipindahkan ketika
benda dimasukkan kedalam fluida tersebut. (menghitung massa
benda di udara dan massa benda di fluida, volume benda
merupakan selisih massa di udara dan massa di fluida).
1) Volume Balok
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 − 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
= 46,902 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 − 41,225 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
= 5,677 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
2) Volume Kunci
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 − 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
= 13,500 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 − 11,420 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
= 2,08 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
4. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang paling
teliti?
Jawaban : Cara statis memiliki pengamatan teliti. karena pengukuran
dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat
bantu yang memiliki ketelitian relatif baik dibandingkan dengan
alat ukur pada cara dinamis yang menggunakan neraca konvensional.
5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
Jawaban :
Massa jenis benda yang diukur adalah
a. Cara Statis
1) Balok
massa 46,90 g
p= = 3
= 8,32g/cm 3
volume 5.6351cm
2) Silinder
massa 13,00g
p= = 3
= 2,69 g/cm 3
volume 4,8374cm
b. Cara Dinamis
1) Kunci
m m udara 13,5
p= = = = 6,49g/cm 3
v m udara − m air 13,5 − 11,42
2) Balok
m m udara 46,902
p= = = = 8,26g/cm 3
v m udara − m air 46,902 − 41,225
6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
Jawaban :
Literatur massa jenis (𝜌𝜌)
 p aluminium = 2,7 g/cm3
 p besi = 7,8 g/cm3
 p tembaga = 8,9 g/cm3
 p kuningan = 8,6 g/cm3
maka, balok merupakan kuningan , silinder merupakan alumunium
7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah 6!
Jawaban :
Pada temperatur ruang (25 oC), volume
a. Balok, volume = 5,6351 cm3
b. Silinder, volume = 4,8374 cm3
c. Kunci, volume = 2,08 cm3
8. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda
padat!
Jawaban : Dengan cara mencelupkan benda yang akan diukur
volumenya ke dalam wadah berisi air yang telah diektahui
volume awalnya. Volume benda padat akan sama dengan banyaknya
air yang tertekan keatas.

Anda mungkin juga menyukai