Anda di halaman 1dari 18

.

LAPORAN AKHIR PERCOBAAN

PENGUKURAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar

Dosen Pengampu : Siswanto, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

Almah Yuliana

(1910303081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2020
EKSPERIMEN 1

PENGUKURAN

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur besaran menggunakan alat ukur dengan
teapt.
2. Mahasiswa mampu menentukan hasil pengukuran dengan tepat.
B. Landasan Teori
1. Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran. Satuan adalah
sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran tersebut.
Satuan yang tidak baku meliputi: jengkal,hasta,depa,kaki, dan langkah.
Sesuatu yang dapat diukur, dinyatakan dengan angka dan memiliki
satuan disebut dengan besaran. Contoh : panjang pensil = 12 cm. Jadi
dalam pengukuran ada dua faktor utama yaitu perbandingan dan
standar.Dalam melakukakn percobaan ini pengukuran mempelajari
tentang pengukuran panjang,pengukuran massa, pengukuran
lebar,pengukuran tinggi dan aturan angka penting.(Intan Perwira,
2015)
a. Pengukuran Panjang
Dalam eksperimen yang telah di praktikan, pengukuran panjang
dengan garis yang digunakan adalah penggaris berskala mm, yaitu
penggaris yang skala terkecilnya adalah 1 mm atau 0,1 cm. Dan
selanjutnya pengukuran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang memiliki skala terkecil
0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur benda benda yang diameter atau ketebalan suatu benda.
b. Pengukuran Volume
Dalam mengukur volume alat yang digunaka yaitu gelas ukur
dalam satuan milimeter. Volume merupakan penghitungan
seberapa banyak ruang yang bisa diisi dalam suatu objek. Objek

1
tersebut bisa beruba benda atau benda yang tidak beraturan. Dalam
pengukuran volume mempunyai tujuan untuk mengetahui volume
air yang akan di ukur.
c. Pengukuran Massa
Pengukuran massa benda dapat di ukur dengan menggunakan
neraca atau timbangan. Dalam pengukuran massa digunakan
satuan kilogram.
2. Alat Ukur
Dalam eksperimen yang dipraktikan menggunakan alat ukur ada 4
macam diantaranya:
1. Penggaris/Mistar
2. Neraca/Timbangan
3. Mikrometer Sekrup
4. Gelas Ukur
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
oleh satuan internasional. Contoh besaran pokok: waktu, panjang,
massa, arus listrik dan sebagainya.
3. Angka Penting
Adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri
atas angka pasti (Siswanto, dkk; 2018).
C. Alat dan Bahan

1. Mistar
2. Mikrometer Sekrup
3. Gelas Ukur
4. Neraca
5. Buku
6. Meja
7. Air
8. 2 buah batu
D. Cara Kerja
1. Pengukuran Panjang
a. Ukurlah panjang meja dengan menggunakan mistar

2
b. Lakukan pengamatan hasil pengukuran oleh 3 orang pengamat
yang berbeda
c. Masukan hasil pengukuran ke dalam table pengamatan
d. Lakukan langkah a-d pada pengukuran tebal buku dengan
menggunakan mikrometer sekrup
e. Tuliskan data pengukuran pada table pengamatan
f. Tuliskan hasil pengukuran panjang beserta ketidakpastiannya
2. Pengukuran Volume
a. Ukurlah volume buku menggunakan alat ukur panjang (lakukan
pengukuran sebanyak 3 kali)
b. Ukurlah volume batu 1 menggunakan gelas ukur (lakukan
pengukuran sebanyak 1 kali)
c. Ukurlah volume batu 2 menggunakan gelas ukur (lakukan
pengukuran sebanyak 3 kali)
d. Tuliskan data pengukuran pada table pengamatan
e. Tuliskan hasil pengukuran volume beserta ketidakpastiannya
3. Pengukuran Massa Jenis
a. Ukurlah massa batu sebanyak 1 kali
b. Ukurlah volume batu sebanyak 1 kali
c. Tuliskan data pengukuran pada tabel pengamatan
d. Tuliskan hasil pengukuran massa jenis beserta ketidakpastiannya
e. Lakukan percobaan a-d dengan 3 kali pengukuran

E. Data Pengamatan
1. Pengukuran Panjang

No Panjang Xi² Tebal buku Xi²


meja (cm) (cm)
1 119,8 cm = 1,435204 m 10,76 cm = 0,011578 m
1,198 m 0,1076 m
2 119,7 cm = 1,432809 m 11,2 cm = 0,01254 m
1,197 m 0,112 m
3 119,7 cm = 1,432809 m 10,67 cm = 0,011578 m
1,197 m 0,1067 m

3
Jumlah (∑ Xi ¿ ²=¿ N.¿ ( N.¿
12,902464 ∑ Xi ¿ ²=0,10650,1071
¿

2. Pengukuran Volume

No Panjang Lebar Tinggi Volume buku Xi²


buku buku buku (m3)
(cm) (cm) (cm) Pxlxt
1 20,3 cm 14,5 cm 0,1076 317 x 10-5 m3 100.489 x 10-5
= 0,203 = 0,145 m m3
m m
2 20,4 cm 14,6 cm 0,112 m 333 x 10-5 m3 110.889 x 10-5
= 0,204 = 0,146 m3
m m
3 20,4 cm 14,6 cm 0,1067 317 x 10-5 m3 100.489 x 10-5
= 0,204 = 0,146 m m3
m m
Jumlah ∑Xi²= 935.089 N(
x 10⁻¹⁰ ∑ Xi ¿ ²=935.601 x 10⁻ ¹⁰

3. Pengukuran Massa Jenis

No Volume Massa Volume Massa


Massa Massa Xi²
batu 1 batu 1 batu 2 batu 2
Jenis Jenis
batu 1 batu 2
(ρ) (ρ)
m/v m/v

1 0,03 L 0,0065 2,16 0,006 L 0,0155 2,58 6,6564


kg kg/l kg Kg/L
2 - - - 0,006 L 0,0155 2,58 6,6564
kg Kg/L
3 - - - 0,006 L 0,0155 2,58 6,6564
kg Kg/L
Jumla ∑Xi² N(

4
h = ∑ Xi ¿ ² ¿=
59,91 59,91

Nama Batu Volume Volume Hasil (V Xi²


mula mula akhir air akhir – V
air (L) (L) mula mula)
Batu 1 0,03 L 0,033 L 0,003 L

Batu 2 0,03 L 0,036 L 0,006 L 3,6 x


Percobaan 1 10⁻⁵L
Batu 2 0,035 L 0,041 L 0,006 L 3,6 x
Percobaan 2 10⁻⁵L
Batu 2 0,04 L 0,046 L 0,006 L 3,6 x
Percobaan 3 10⁻⁵L
2
Jumlah N¿
∑ X i =0,000324

F. Analisis Data
1. Rata rata panjang meja
∑ Xi
X́ =
n
1,198+ 1,197 + 1,197 3,592
X́ = = = 1,1973 m
3 3

Ketidakpastian pengukuran (Δx) = 1 √ ∑


N Xi ² - (∑ Xi)²
N N-1

1 √12,902466−12,902464
=
3 3−1
1 √2 x 10 ⁻ ⁶
=
3 2
1
= x 1,41 x 10⁻⁶
6
= 2,35 x 10⁻⁷
ΔX
Ketidakpastian relative = x 100%

5
2,35 x 10⁻ ⁷
= x 100%
1,1973
= 1,96 x 10⁻⁷%
2. Rata rata tebal buku
∑ Xi
X́ =
n
0,1076 + 0,112 + 0,1076 0,3263
X́ = = = 0,108 m
3 3

Ketidakpastian pengukuran (Δx) = 1 √ ∑


N Xi ² - (∑ Xi)²
N N-1

1 √ 0,1071−0,1065
=
3 3−1
1 √ 0,0006
=
3 2
1
= x 0,0244
6
= 0,0041
ΔX
Ketidakpastian relative = x 100%

0,0041
= x 100%
0,108
= 3,80%

3. Volume buku
V1= p x l x t
= 0,203 m x 0,145 m x 0,1076 m
= 317 x 10-5 m3
V2 = p x l x t
= 0,204 m x 0,146 m x 0,112 m
= 333 x 10-5 m3

V3 = p x l x t
= 0,204 m x 0,146 m x 0,1067 m

6
= 317 x 10-5 m3
V1 + V2 + V3
Volume rata rata (V́ ¿=
3

317 x 1 0⁻ ⁵+333 x 1 0 ⁻⁵+317 x 10 ⁻ ⁵


=
3
828 x 10 ⁻⁵
=
3
V́ = 322 x 10-5 m3

Ketidakpastian pengukuran (Δx) = 1 √ ∑


N Xi ² - (∑ Xi)²
N N-1

1 √ 935.601 x 10 ⁻ ¹⁰−935.089 x 10 ⁻ ¹⁰
3 3−1
1 √5,12 x 10 ⁻ ⁸
=
3 2
1
= x 2,262 x10⁻⁸
6
= 3,77 x 10⁻⁹
ΔX
Ketidakpastian relative = x 100%

3,77 x 10 ⁻⁹
= x 100%
0,108
= 3,49 x 10⁻⁸%

4. Volume Batu
Volume batu 1 = V akhir air – V mula mula air
= 0,033 L – 0,03 L
= 3 x 10-3 L
Volume batu 2
Percobaan 1 = V akhir air – V mula mula air
= 0,036 L – 0,03 L
= 6x10-3 L

7
Percobaan 2 = V akhir air – V mula mula air
= 0,041 L – 0,035 L
= 6x10-3 L
Percobaan 3 = V akhir air – V mula mula air
= 0,046 L – 0,04 L
= 6x10-3 L
Volume rata rata batu 2( = Vbatu 21 + Vbatu 22 + Vbatu 23
3
= 6x10-3 L + 6x10-3 L + 6x10-3 L
3
= 6x10-3 L

Ketidakpastian pengukuran (Δx) = 1 √ ∑


N Xi ² - (∑ Xi)²
N N-1

1 √ 972 x 10−6−324 x 10 ⁻⁶
=
3 3−1
1 √648 x 10⁻ ¹²
=
3 2
1
= x 25,45 x 10⁻⁶
6
= 4,24 x 10⁻⁶
ΔX
Ketidakpastian relative = x 100%

4,24 x 10⁻ ⁶
= x 100%
6 x 10⁻ ³
= 70,7 x 10⁻³%

5. Massa Jenis Batu


Massa Jenis Batu 1
m
ρ=
v
0,0065 kg/l
=
0,003 kg/l
= 2,16 Kg/L

8
Massa Jenis Batu 2
m
Percobaan 1: ρ =
v
0,0155 kg
=
0,006 l
= 2,58 Kg/L
m
Percobaan 2: ρ =
v
0,0155 kg
=
0,006 l
= 2,58 Kg/L
m
Percobaan 3: ρ =
v
0,0155 kg
=
0,006 l
= 2,58 Kg/L
Massa jenis rata rata

m
ρ=
v

0,0155 kg
=
0,006 l

= 2,58 Kg/L

Ketidakpastian pengukuran (Δx) = 1 √ ∑


N Xi ² - (∑ Xi)²
N N-1

1 √59,91−59,91
=
3 3−1
1 √0
=
3 2
1
= x0
6
=0

9
ΔX
Ketidakpastian relative = x 100%

0
= x 100%
2,583

= 0%

G. Pembahasan
1. Pengukuran Panjang Meja dan Ketebalan Buku
Pada pengukuran panjang meja alat yang dugunakan adalah
penggaris/mistar. Meja diukur sebanyak 3 kali oleh 3 pengamat yang
bebeda. Pengamat yang pertama mengukur panjang meja yaitu dengan
ukuran 1,198 m. Pengamat yang ke dua melakukan pengukuran panjang
meja dengan hasil ukur 1,197 m. Dan terakhir pengamat ke tiga mengukur
panjang meja dengan hasil ukur yang diperoleh 1,197 m. Setelah hasil
pengukuran panjang diperoleh, jumlahkan ke tiga hasil tersebut lalu dibagi
tiga untuk mencari rata rata panjang meja tersebut. Hasil yang diperoleh
dari pembagian tersebut yaitu 1,197 m. Jadi rata rata panjang meja tersebut
adalah 1,197 m. Dan lakukan percobaan berikutnya sama dengan
percobaan mengukur panjang meja. Di percobaan ini kami akan mengukur
ketebalan buku dengan alat yang digunakan adalah mikrometer sekrup.
Ukur ketebalan buku sebanyak 3 kali dan diukur oleh 3 pengamat yang
berbeda. Pengamat yang pertama ambil buku dan mikrometer sekrup.
Setelah itu buku yang hendak diukur diletakan menempel dengan bagian
poros tetap. Lalu bagian thimble diputar sampai buku terjepit oleh poros
tetap dan poros geser. Bagian ratchet diputar untuk menghasilkan
perhitungan yang lebih persisi dengan menggerakkan poros gesr secara
perlahan. Kalau sudah yakin bahwa buku benar benar terjepit diantara

10
kedua poros, hasil pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala
nonius. Selanjutnya membaca ketebalan buku di mikrometer sekrup yaitu
pada skala utama dapat dilihat posisi thimble telah melewati angka 10 di
bagian atas, dan di bagian bawah garis horizontal melewati 1 strip (0,5
mm). Artinya,pada bagian ini didapat hasil pengukuran 10 ditambah 0,5
menghasilkan 10,5 mm. Selanjutnya di bagian ke dua , garis horizontal
diskala utama berhimpit dengan angka 26 di skala nonius. Artinya, di
skala nonius didapatkan tambahan panjang 0,26 mm. Maka hasil akhir
pengukuran mikrometer sekrup adalah 10,76 mm dengan ketelitian 0,01
mm. Pada pengamat ke dua dan tiga ulangi cara pengukuran diatas.
Pengamat ke dua mendapatkan skala utamanya adalah 10,5 dan skala
noniusnya 0,7 mm. Maka hasil akhir pengukuran oleh pengamat ke dua
adalah 11,2 mm dengan ketelitian 0,01 mm. Sedangkan di pengamat ke
tiga mendapatkan hasil di skala utama 10 ,5 dan di skala noniusnya 0,17
sehingga haasil akhir pengamatan tersebut adalah 10,67 mm dengan
ketelitian 0,01 mm. Jumlahkan hasil dari ke tiga pengamat lalu dibagi 3
dan akan mendapatkan hasil rata ratanya yaitu 0,1087 m.
2. Pengukuran Volume Buku dan Batu
Praktikan langkah pertama dalam percobaan mengukur panjang buku.
Caranya hampir sama dengan pengukuran panjang meja. Ukur panjang
dan lebar buku sebanyak 3 kali dan 3 pengamat yang berbeda. Panjang
buku menurut pengamat satu menghasilkan 0,203 m dan lebar 0,145
m. Panjang buku menurut pengamat ke dua yaitu 0,204 m dan lebar
0,146 m. Dan pengamat ke tiga menyatakan bahwa panjang meja yang
di peroleh adalah 0,204 m dan lebar 0,146 m. Dengan ketinggian atau
ketebalan buku adalah 0,1076 m hasil dari pengamat satu, 0,112 m
hasil dari pengamat dua, dan 0,1076 m hasil dari pengamat 3. Setelah
mnentukan panjang, lebar dan ketinggian selanjutnya mencari ketiga
volume tersebut. Volume pertama yang dihasilkan oleh pengamat
pertama yaitu 317 x 10-5 m3. Hasil volume kedua dengan pengamat
kedua yaitu 333 x 10-5 m3. Dan yang ke tiga hasil volume dari
pengamat ke tiga yaitu 178 x 10-5 m3. Jumlahkan ketiga hasil volume

11
dan dibagi tiga untuk mencari nilai rata rata, setelah melakukan cara
tersebut hasil rata ratanya adalah 276 x 10-5 m3.
Selanjutnya adalah mengukur volume air sebelum dan sesudah dikasih
batu. Air dimasukkan kedalam gelas ukur, volume air mula mula
menunjukkan nilai 0,03 L. Lalu masukkan batu satu ke dalam gelasa
ukur yang sudah berisi air tersebut, ukur volume akhir yang dikasih
batu. Hasil volume akhir tersebut adalah 0,033 m. Setelah diketahui
volume mula mula dan volume akhir selanjutnya mencari hasil volume
akhir dari kedua volume tersebut. Yaitu dengan volume akhir
dikurangi dengan volume mula mula dan akan menghasilkan volume
sebanyak 0,003 L. Percobaan yang ke dua sama seperti mengukur
volume air yang dikasih batu pertama, akan tetapi dalam percobaan ini
dilakukan sebanyak 3 kali dengan pengamat yang berbeda. Pada
percobaan satu dengan batu ke dua volume mula mula airnya adalah
0,03 m dan volume akhir airnya 0,036 m sehingga menghasilkan
volume dari kedua tersebut yaitu 0,006 L. Selanjutnya pada percobaan
ke dua dengan batu yang sama dengan volume mula mula 0,035 m dan
volume airnya 0,041 m hasil akhirnya yaitu 0,006 m. Dan yang ketiga
volume mula mula airnya 0,04 m dan volume akhir 0,046 m dengan
hasil akhirnya yaitu 0,006 m. Setelah mengetahui hasil akhir ketiga
volume tersebut selanjutnya mencari volume rata rata. Volume rata
rata yang diperoleh adalah 6 x 10-3 L.
3. Pengukuran Massa Jenis
Langkah percobaan ini sama dengan langkah percobaan dalam
pengukuran volume. Di dalam percobaan ini volume batu 1 yang
sudah diukur diperoleh 0,003 L. Selanjutnya timbang massa batu 1 dan
catat hasilnya. Hasil yang dapat diperoleh dari penimbangan tersebut
yaitu massa batu 1 0,0065 kg. Setelah itu mencari rho/massa jenis batu
1 dengan cara massa suatu benda di bagi volume benda tersebut,
sehingga dapat diperoleh hasolnya yaitu 2,16 Kg/L. Ulangi langkah
percobaan diatas dengan menggunakan batu ke dua dan dilakukan
sebanyak tiga kali dengan tiga pengamat yang berbeda. Setelah diukur

12
oleh ketiga pengamat hasil volumenya sama yaitu 0,006 L dengan
massa batu 0,0155 kg. Sehingga hasil setiap rho dan massa jenis rata
ratanya sama yaitu 2,58 Kg/L.
H. Kesimpulan
1. Pengukuran berulang menggunakan ralat standar deviasi atau
ketidakpastian relative
2. Dapat menggunakan alat ukur dengan benar
3. Hasil yang diperoleh sesuai dengan ketelitian
I. Tugas Pendahuluan
1. Kapankah seseorang dikatakan melakukan pengukuran?
Jawab: Jika seseorang sedang melakukan aktivitas mengukur besaran
atau skala suatu benda dengan alat ukur.
2. Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan!
Jawab : Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah
ditetapkan dengan Satuan Internasional. Sedangkan besaran turunan
adalah besaran yang satuannya turunan dari besaran pokok.
3. Alat ukur apakah yang harus dipergunakan untuk mengukur tebal
kliping yang berisi 20 halaman? Bagaimana cara mengukurnya dan
sebutkan bagian bagian dari alat ukur tersebut!
Jawab: Mikrometer Sekrup dengan ketelitian 0,01 mm. Aambil kliping
yang hendak diukur. Setelah itu kliping yang hendak diukur diletakan
menempel dengan bagian poros tetap. Lalu bagian thimble diputar
sampai kliping terjepit oleh poros tetap dan poros geser. Bagian ratchet
diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih persisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan. Kalau sudah yakin bahwa
kliping benar benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran
dapat dibaca di skala utama dan skala nonius. Kemudian catat hasil
skala utama dan skala nonius dengan cara dijumlahkan. Bagian
bagiannya yaitu : frame, anvil, spindle, sleeve, thimble, ratchet knob,
lock, skala utama, dan skala nonius (Amrie Muchta, 2018).
4. Mengapa alat ukur yang kita gunakan harus sesuai dengan standar alat
ukur yang dipergunakan secara internasional?Jelaskan syarat syarat

13
yang harus dipenuhi agar sebuah alat ukur dapat di pergunakan sebagai
alat ukur standar internasional!
Jawab : Jika hasil ukur yang tidak sama maka hasilnya tidak spesifik.
Misalnya memakai jengkal tangan, panjang jengkal tanagn setiap
orang kan berbeda beda, sedangkan kalo pake alat ukur yang sesuai
standar internasioanl hasilnya akan lebih spesifik. Syarat utama satuan
standar adalah :
a. Nilai satuannya harus sama
b. Mudah diperoleh kembali (mudah ditiru)
c. Dapat diterima secara internasional
5. Jelaskan kelebihan melakukan pengukuran secara berulang!
Jawab : - Pengukuran berulang hasilnya lebih mendekati nilai
sebenarnya.
- Ketidakpastian dalam pengukuran berulang lebih kecil
J. Evaluasi
1. Mengapa perlu ditetapkan satuan standar?
Jawab : Unuk mempermudahkan dan meningkatkan ketetapan dalam
pengukuran, sehingga bila seseorang melakukan pengukuran yang
berbeda di seluruh dunia, maka hasilnya akan sama dan seragam
2. Menurut kalian, apa yang akan terjadi tidak ditetapkan satuan standar?
Jelaskan menggunakan sebuah contoh permasalahan!
Jawab : Menurut saya, dalam pengukuran sebuah benda yang diukur
jika dibandingkan dengan orang lain hasilnya berbeda atau tidak
spesifik. Semisal, ukur sebuah meja dengan menggunakan satuan yang
tidak baku. Contoh satuan yang tidak baku seperti mengukur dengan
jengkal tangan, jengkal yang digunakan oleh orang yang berbeda.
Besar meja menggunakan jengkal Aldo hasilnya 5 jengkal sedangkan
besar meja menggunakan jengkal Irfan dengan hasil 7 jengkal. Jadi
jengkal termasuk satuan tidak baku, karena mengukur dengan jengkal
hasilnya tidak spesifik.
3. Jelaskan mengapa tebal buku tidak diukur menggunakan jangka
sorong, tetapi menggunakan mikrometer sekrup!

14
Jawab :Karena, ketelitiannya mikrometer sekrup lebih teliti daripada
jangka sorong
4. Air memiliki massa jenis sebesar 1000 kg/m3, sedangkan minyak
memiliki massa jenis sebesar 800 kg/cm3. Hal apa saja yang dapat
kalian jelaskan untuk mendeskripsikan perbedaan air dan minyak
berdasarkan data massa jenis air dan minyak tersebut?
Jawab: Bisa dilihat dari massa jenisnya. Jika massa jenisnya kecil
biasanya ketika digabungkan dengan zat lain yang massa jenisnya
lebih besar maka massa jenis yang kecil cenderung diatas. Bisa dilihat
secara fisik, yaitu jika minyak kalo ditaruh digelas cenderung cembung
dan air juga cembung. Bisa juga dilihat dari warna dan kekentalannya
atau viskositas.
5. Andi menemukan sebuah cincin berwarna seperti emas. Ia ragu,
apakah cincin tersebut berbahan emas atau bukan. Sebagai teman
Andi, kalian ingin membantu Andi untuk menyelidiki apakah cincin
tersebut berbahan emas atau bukan. Deskripsikan langkah
penyelidikan yang harus kalian lakukan untuk membuktikan bahwa
cincin tersebut berbahan emas atau bukan!
Jawab : Pertama, yang harus dilakukan yaitu dengan cara menggosok
cincin tersebut ke tangan kita, apabila warnanya tidak berubah berarti
cincin tersebut emas asli. Akan tetapi jika warnanyaberubah berarti itu
emas palsu.
Kedua, yaitu dengan menggigitnya apabila cincin tersebut terasa lebih
lunak maka emas itu asli, tetapi jika tidak berarti emas itu palsu.
Ketiga, yaitu dengan menggoreskan cincin itu ke keramik atau ke
kertas. Apabila saat digoreskan cincin itu meninggalkan noda hitam
pada kertas atau keramikberarti cincin itu palsu, dan sebaliknya.
K. Daftar Pustaka
1. Muchta, Amrie.2018.Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup.
2. https://www.autoexpose.org/2018/10/bagian-bagian-mikrometer-
sekrup.html?m=1

15
3. Perwira,Intan.2015. Detik-Detik Ujian Nasional
Fisika.Klaten:PT.Intan Perwira.
4. Siswanto dkk.2018. Erlangga X-Press UN.Surabaya:Erlangga.
L. Lampiran

16
17

Anda mungkin juga menyukai