Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

BAB 2
DASAR - DASAR PENGUKURAN MENGGUNAKAN JANGKA
SORONG DAN MIKROMETER
Asisten Praktikum : Khoirunnisa

Oleh :
Berliana Mustika Sari
B.2110186

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2022
I. TUJUAN

1. Dapat menggunakan jangka sorong dan mikrometer dengan benar.


a. Dapat membaca skala utama dan skala nonius
b. Dapat melaporkan hasil pengukuran dengan angka berarti
sesuai dengan ketelitiannya
2. Dapat Mencari besaran turunan
a. Dapat memilih alat yang sesuai
b. Dapat menghitung perambatan ketidakpastian
c. Dapat melaporkan hasil perhitungan lengkap dengan
ketidakpastiannya.

II. HASIL PENGAMATAN

A. Pengukuran jangka sorong


B. Pengukuran dengan mikrometer

 Pengukuran berulang ID Card

Pengukuran ke Tebal

1. 1,78 mm
2. 1,79 mm
3. 1,79 mm
4. 1,78 mm
5. 1,79 mm
6. 1,78 mm
7. 1,79 mm
8. 1,78 mm
9. 1,78 mm
10. 1,78 mm
X = 1,784 mm
 Simpangan baku pengukuran

Sd=
√ ∑ ( xi−x)2
n(n−1)


2 2 2 2
( 1,78−1,784 ) ( 1,79−1,784 ) ( 1,79−1,784 ) ( 1,78−1,784 ) ( 1,79
Sd= + + + +¿
10 ( 10−1 ) 10 ( 10−1 ) 10 (10−1 ) 10 ( 10−1 ) 10

Sd = 0,00156

 Ketidakpastian Relatif

nst 0,01
Kr = ×100 % Kr = × 100 %=0,56 %
L 1,784

 Ketelitian

( ( ))
1−
nst
L
×100 %

( (
1−
0,01
1,784 ))
×100 %=99,4 %

C. Mengukur langsung volume

Volume air awal : 52 mL ± 0,5 mL


Volume kelerang + air : 60 mL ± 0,5 mL
Volume kelereng : 8 mL
Berat kelereng : 22 gram
BJ kelereng : 8 mL x 1 gram/mL = 8 gram
III. PEMBAHASAN
Pengukuran panjang, lebar, tebal, kedalaman diameter luar maupun
diameter dalam dapat kita lakukan sehari-hari dengan menggunakan
beberapa alat seperti : mistar, jangka sorong, dan juga mikrometer.
Alat ukur yang akan dipilih untuk digunakan tergantung pada besarnya
ketepatan dan ketelitian yang dikehendaki. Mistar adalah salah satu
contoh alat ukur yang sering kita jumpai sehari-hari. Dengan
menggunakan mistar, akan diperoleh hasil pengukuran yang tepat
hingga persepuluh cm.

Selain mistar, alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur


panjang adalah jangka sorong. Jangka sorong terdiri dari 2 bagian
utama yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Selain dapat digunakan
untuk mengukur Panjang, jangka sorong juga bisa digunakan untuk
mengukur kedalaman. Jangka sorong terdiri dari 2 skala, yaitu skala
utama dan skala nonius. Cara membaca skala pada alat jangka sorong
yaitu dengan menambah skala utama dengan skala nonius yang
dikalikan skala terkecil. Pertama-tama periksa kedudukan garis nol
skala utama dan skala nonius jangka sorong yang akan digunakan.
Lalu kemudian lihat garis yang berimpit antara garis nol kedua belah
skala jangka sorong yang dikatupkan, kemudian catat kedudukan
relatif garis nol dengan garis yang berimpit dan koreksi pembacaan
berikutnya. Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk
pembacaan beberapa jangka sorong dengan berbagai macam nilai
skala, serta membuat kedudukan skala utama dan skala nonius
dipengukuran tersebut.

Selanjutnya, alat yang digunakan dalam pengukuran adalah


mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup dapat dikategorikan sebagai
salah satu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi yakni mencapai
0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrop biasanya digunakan untuk
mengukur diameter benda yang melingkar kecil seperti kabel. Selain
itu mikrometer juga dapat digunakan untuk mengukur panjang atau
ketebalan benda dengan diameter benda yang cukup kecil. Pada
praktikum kali ini dilakukan pula pengukuran berulang ketebalan ID
card sebanyak 10 kali ulangan didapatlah rata-rata nilai pengukuran
sebesar 1,784 mm. Kemudian dicari data standar deviasi atau yang
sering disebut pula dengan simpangan baku dan didapatkan hasil
yaitu 0,00156. Setelah didapatkan simpangan baku, kemudian dicarilah
nilai ketidakpastian relatif yaitu sebesar 0,56 % dengan nilai ketelitian
sebesar 99,4 % yang didapat melalui perhitungan. Hal ini
membuktikan bahwa kesalahan pengukuran menggunakan mikrometer
relatif kecil.

Pada percobaan terakhir dilakukan pengukuran volume


menggunakan gelas ukur. Pertama-tama ditimbang terlebih dahulu
bobot kelereng yang akan dijadikan pemberat dan didapat berat
kelereng seberat 22 gram. Lalu kemudian dibaca volume air awal
dengan nilai ketelitian ± 0,5 mL yaitu 52 mL ± 0,5 mL, setelah
kelereng dimasukan kedalam gelas ukur air mengalami kenaikan
volume yakni sebesar 60 mL ± 0,5 mL. Maka dapat diketahui volume
kelereng sebesar 8 mL. Jika dikolerasi dengan Bj air yaitu 1 gram/mL
maka bobot kelereng menjadi sebesar 8 gram.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


setiap alat ukur memiliki kegunaan dan fungsinya masing-masing.
Untuk mengukur panjang suatu benda dapat diukur dengan mistar atau
jangka sorong. Sedangkan untuk mengukur ketebalan suatu benda
dapat diukur menggunakan mikrometer. Sebelum melakukan
pengukuran alangkah baiknya memperhatikan nilai skala terkecil dari
pengukuran dan juga nilai ketidakpastian pengukuran agar nilai atau
tingkat kesalahan pengukuran yang dilakukan tidak terlalu besar.
V. DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.


Halliday, D. dan Resnick, R. 1999. Fisika edisi ke 3. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, S. R. dan Syarbaini, A. 2022. Modul Praktikum Fisika
Dasar.Universitas Duanda.Bogor.

Anda mungkin juga menyukai