Anda di halaman 1dari 31

Disusun Oleh :

Berliana Mustika Sari

I Putu Arya Manggala Bhakti

Raka Dzaki Fikriansyah

SMK ANALIS KIMIA YKPI BOGOR

2017/2018
VOLUMETRI
1. Pendahuluan

 Analais volumetri adalah analisis yang berdasarkan


pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya.
Untuk menentukan zat atau larutan lain yang belum diketahui
konsentrasinya. Larutan yang diketahi konsenrasinya disebut
larutan standart atau larutan baku.

 Ada beberapa metode dalam analisis volumetri, yaitu :


1. Titrasi penetralan
2. Titrasi permanganometri
3. Yodimetri dan yodometri
4. Presipitrimetri
5. Kompleksometri

 Reaksi umum
aA + bB ..................> hasil reaksi
A = zat penitaran atau titran
B = zat yangdi titras
a = jumlah mol zat A
b = jumlah mol zat B
 Keuntungan Analisis Titrasi / Volumetri

- Cara kerja lebih cepat dan kemungkinan kesalahan kecil


- Penggunaan contoh dan pereaksi lebih hemat

 Gambar alat-alat gelas Titrimetri :


Buret normal buret basa labu ukur

Pipet volume pipet ukur erlenmeyer

Kaca arloji
PERCOBAAN I

PEMBUATAN DAN PENETAPAN KENORMALAN LARUTAN


NaOH 0,1 N DENGAN LARUTAN BAKU ASAM OKSALAT

 Dasar teori :

Asam Oksalat bereaksi dengan Natrium Hidroksaida menjadi Natrium


Oksalat, karena Asam Oksalat merupakan asam lemah, sedangakn NaOH
basa kuat, maka digunakan penolpetalin (pp) sebagai indikator.

 Reaksi : 2 NaOH + ( COOH )2 2 COONa + 2 H2O

 Bagan kerja :

+ H2O 100 ml

+ 3 tetes pp

NaOH 0,1 N
± 0,6300 g 100 ml 25 ml 250 ml

TA : Merah Muda Seulas

PW : Tidak Berwarna → Merah Muda Seulas

Perhitungan :

mgasamoksalat
N NaOH =
fpxV NaOHxbstasamoksalat
PERCOBAAN II

FpPEMBUATAN
: 100/25 : DAN
4Bst Asam Oksalat
PENETAPAN : 63
KENORMALAN HCl
DENGAN BAHAN BAKU BORAKS.

 Dasar teori :

Boraks adalah garam yang bersifat basa lemah sehingga dapat


bereaksi dengan HCl karena dalam reaksi ini akan delapaskan asam
Boraks, maka larutan penunjuk yang dipakai dalam MM( titik setara
pH ± 4,5 ).

 Reaksi : Na2B4O7 + 2HCl + 5 H₂O 2 NaCl + 4 H₃BO₃

 Pereaksi :
a. Boraks (Na2B4O7.10H2O)
b. Larutan HCl 0,1 N
c. Indikator PP

 Bagan kerja :
+ H₂O 100 ml

+ 3 tetes MM

± 0,5000gr 100 ml 25 ml 250 ml HCl 0,1 N

TA : Orange
PW : Kuning →Orange

Perhitungan :

mg Boraks
N HCl :
PERCOBAAN IIIFp x V HCl x Bst Boraks

PENETAPAN KENORAMALAN HCl DENGAN BAHAN


Fp : 100/25 : BAKU
4 Bst
SODA KERING Boraks
( Na 2CO3 )
: 190,6

 Dasar teori :

Soda adalah garam yang bersifat basa, sehingga dapat bereaksi


dengan HCl, karena HCl adalah asam kuat sedangkan soda bersifat
basa lemah, maka dipakai SM sebagai penunjuk ( titk stara pada pH
± 3,7 ).

 Reaksi : Na2CO3+ 2HCl2NaCl + H2O + CO2


 Bagan kerja :
+ H2O 100 ml
+ 3 tetes SM

HCl 0,1 N

±0,5300gr 100 ml 25 ml 250 ml

TA : Orange

PW : Kuning → Orange.

Perhitungan :

mg Soda kering
N HCl :
Fp x V HCl x Bst soda

Fp : 100/25 : 4 Bst Na2CO3 : 53


PERCOBAAN IV

PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT ALAM LARUTAN


ASAM CUKA PASAR DENGAN LARUTAN NaOH 0,1 N

 Dasar teori :

Asam asetat adalah asam organik yang dapat bereaksi denngan


Naoh menjadi garam, karena asam organik merupakan asam lemah,
sedangkan NaOH adalah basa kuat maka sebagai larutan penunujuk
dipakai PP ( titik akhir pada pH ± 8,9 ).

 Reaksi : CH3COOH + NaOH  CH3COONa+ H2O

 Bagan kerja :

+ H₂O 100 ml

+ 3 tetes PP

100mL 25mL 250mL


NaOH 0,1N

TA : merah jambu seulas

PW : Tidak bewarna → Merah muda seulas

Perhitungan :

Kadar HCl :
fp x N NaOH x V NaOH x Bst asam cuka
x 100%
PERCOBAAN V ml contoh x 1000

PENETAPAN KADAR NaHCO3 DALAM SODA


( CONTOH SODA KUE PASAR)
 Dasar teori :

Soda adalah garam yang bersifat basa, sehingga dapat bereaksi


dengan HCl. Karena HCl asam kuat dan soda basa lemah, maka di
gunakan indikator ( pH ± 3,7 )

 Reaksi : 2NaHCO3 + 2HCl 2NaCl + 2H2O + 2CO2


 Bagan kerja :
+ H2O 100 ml
+ 3 tetes MM

HCl 0,1 N

± 1,5000 gr 100 ml 25 ml 250 ml

TA : Merah Muda Seulas

PW : Kuning → Merah muda seulas

Perhitungan :

fp x ml HCl x N HCl x Bst soda


Kadar NaHCO3 : x
mgcontoh
100%

PERCOBAAN VI

PENETAPAN KADAR NaOH DAN NA₂CO₃ DALAM


SODA API
( CARA CAMPURAN MENURUT WARDER )
 Dasar teori :
Campuran NaOH dan Na₂CO₃ dapat dititar dengan larutan
HCl, mula-mula dengan larutan penunujuk PP dan kemudian
dengan penunjuk SM. Pada penitaran pertama PP seluruh Naoh
akan bereaksi dengan HCl, sedangkan Na₂CO₃, hanya bereaksi
dengan NaHco₃ pada penitaran kedua SM NaHCO₃ yang terjadi
akan bereaksi dengan HCl.

 Reaksi :

NaOH + HCl NaCl + H₂O indikator PP

Na₂CO₃ + HCl NaHCO₃ + NaCl NaHCO₃ + HCl


NaCl + H₂O + CO₂ indikator SM

 Bagan kerja :
+H2O 100ml
+ 3 tetes PP

±0,5000gr 10 ml 100 ml 25 ml 250 ml HCl 0,1 N

TA : Orange Perhitungan :

Kadar Na₂Co₃ :
PERCOBAAN VII
fp x ( 2 b ) ml x N HClx Bst Soda
ml contoh
PENETAPAN KADAR AMONIAK (NH₃) DALAM x 1000
GARAM
x100%
AMONIUM (CARA LANGSUNG).
Kadar NaOH :
 Dasar teori:
fp x ( 2 a−b ) ml x N HCl x bst
Garam amonium dibubuhi larytan basa kuatml( contoh x 1000
NH₃ ) dan gas
moniak yang keluar (disulingkan) ditampung kedalam larutan asam
yang berlabihan. Selanjutnya kelabihan asam dititar kembali dengan
larutan basa dengan indikator MM, biru bromo fenol atau hijau
bromokresol.

 Reaksi: NH₄⁺+OH⁻→NH₃+H₂O
 Bagan kerja :
+H2O 100ml
+ 3 tetes PP

HCl0,1 N

±0,5000 gr 10 ml 100 ml 25 ml 250 ml

TA : -

PW : -

fp x ( V −V 1 ) x N . NaOH x 17
Kadar NHɜ= x100%
mg contoh
PERCOBAAN VIII
V= ml NaOH yang diperlukan untuk meniter larutan penerima (blanko)

PENETAPAN
V1= ml NaOH BILANGAN
yamg diperlukan ASAM
untuk meniter LEMAK / MINYAK
kembali

 Dasar teori :

Dari setiap jenis lemak mengandung sedikit-banyaknya asam


lemak bebas. Untuk mengukur kadar asam lemak bebas tersebut,
harus di tetapkan besarnya bilangan asam, yaitu suatu ukuran untuk
banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak.
Lemak tersebut di larutkan dalam pelarut organic kemudian di titar
dengan basa pada suhu biasa,hingga tidak ada ester yang di
sabunkan.

o O

 Reaksi : RC+ NaOH → RC + H₂O

OH Ona

 Bagan kerja :
+ Alkohol50 ml
+ 3 tetes pp

NaOH0,1 N

± 0,1000 gr 100 ml 25 ml 250 ml

TA : merah: jambu
Perhitungan

PW : Merah muda seula


v NaOH x N NaOH x 56 , 1
Bilangan asam : Derajat Asam :
PERCOBAAN IX g contoh
v NaOH x N NaOH x 100
PENETAPAN BILANGAN PENYABUNAN DARI CONTOH
g contoh
LEMAK ATAU MINYAK.

 Dasar teori :

Penetapan bilangan penyabunan adalah su tu ukuran untuk


mengetahui jumlah asam-asam lemak yang terdapat dalam suatu
contoh atau lemak atau minyak. Bilangan penyabunan adalah
banyaknya mg KOH yang di butuhkan untuk menyabunkan 1 gram
lemak atau minyak. Bila pada suatu contoh bilangan penyabunan
maupun bilangan asam, maka selisih keduanya di sebut bilangan
ester.

 Reaksi :H₂C-O- C-R H₂C – OH

HC-O- C-R + NaoH3 R C+ HC – OH

H2C-O- C-R O NaH₂C – OH

 Bagan kerja :
+ 25 ml alkohol 0,5%
 + 3 tetes PP
HCl 0,5N (a ml)

± 0,2000 gr 100 ml 25 ml 250 ml


Perhitungan :

Bilangan penyabunan :
( B−A ) ml x N HCl x Bst KOH
gram contoh
Bst KOH = 56,1 ml
A ml = ml HCl 0,5 N untuk peniteran pertama

PERCOBAAN X
PENETAPAN TITER KMNO₄ 0,1 N DENGAN LARUTAN
BAKU ASAM OKSALAT ( COOH )₂. 2H₂O

 Dasar teori :

Dalam suasana asam, asam oksalat dikosidasikan oleh KMNO₄


menjadi CO₂ dan H₂O. Penitaran dilakukan dengan pengaturan suhu
± 70˚C dan tidak menggunakan larutan indikator, karena kelebihan
sedikit saja larutan KMNO₄ sudah memberikan warna merah jambu.

 Reaksi :
2KMNO₄+3H₂SO₄+5(COOH)₂`2MNSO₄+ K₂SO₄+5CO₂+8H₂O

.
 Bagan kerja :
+ H₂SO₄ 25 ml
+ 100 ml H₂O

KMNO₄ 0,1 N
0,6000 gr 100 ml 25 ml 250 ml 70˚C
TA : merah muda seulas

PW : tidak berwarna →Merah muda seulas

Perhitungan :
PERCOBAAN XI mgasam oksalat
Kadar KMNO₄ :
Fp x VKMnO 4 x Bst oksalat
PENETAPAN KADAR BESI (II) DALAM GARAM FERO

Bst oksalat
Dasar teori : : 63 Fp : 100/25 : 4

Dalam suasana asam, garam-garam besi ( II ) dapat dioksidasikan


menjadi besi (III) oleh KMNO₄.

 Reaksi:
2KMNO₄+8H₂SO₄+10FeSO₄→K₂SO₄+2MnSO₄+5Fe₂(SO₄)₃+8H₂O
.
 Bagan kerja :

+ H₂O didih

+ 25 ml H₂SO₄ 4 N
KMNO₄ 0,1 N

± 0,6000 gr 100ml 25ml 250 ml

TA : Lembayung muda
PW : Tidak berwarna→Lembayung muda.

Penghitungan :

v x N x Bst Fe
Kadar besi (Fe) : x 100 %
gram contoh

Bst Fe : 56
PERCOBAAN XII

PENETAPAN KADAR KNO₂ DALAM KALIUM NITRIT


(CARA LUNGE)
 Dasar teori :

Dalam suasama asam yang hangat (±40˚C), senyawa nitrit


dapatdioksidasi oleh KMNO₄ menjadi nitrat. Karena asam nitrat
tidak stabil, maka larutan contoh digunakan ssebagai penitar.

 Reaksi :

2KNO₂+H₂SO₄K₂SO₄+2HNO₂
2KMnO₄+5H₂O+3H₂SO₄K₂SO₄+2MnSO₄+2H₂O+5HNO₃
 Bagan kerja

+25ml H2SO4 4N

+100ml H2O

KMNO2

±0,3000 gr 100 ml 50 ml 25 ml 250ml

TA : Tidak berwarna .
PW : Merah jambu → Tidak berwarna.

25 x N x Bst KNO 2
.
Perhitungan : Kadar KNO₂ : v X100
x mg contoh
100
%
PERCOBAANXIII

PENETAPAN KADAR MNO₂ DALAM BATU KAWI

 Dasar teori :

Dalam suasana asam, MNO₂ direduksi oleh asam oksalat, yang


dicampurkan berlebihan, kelebihan asam oksalat dapat dititar
dengan larutan KMNO₄.

 Reaksi :
a. MnO₂+H₂SO₄+(COOH)₂ MnSO₄+2H₂O+2CO₂
b. 2KMNO2+3H2SO4+5(COOH)2  K2SO4+2MNSO2+10CO2+8H2O

 Bagan kerja :
+ 400 mg (COOH)₂
+ 20 ml H₂SO₄ 4 N

KMNO₄ 0,1 N
± 0,6000 gr dihaluskan 250 ml

TA :-
PW:-
Penghitungan :

Kadar MNO2 :

(
Bst (COOH
PERCOBAAN XIV )₂
a
)
−V × N BstMnO ₂
×
100
mgcontoh
PENETAPAN KADAR KALSIUM (Ca) DALAM BATU
%
KAPUR

Bst MnO2 : 43,5


 Dasar toeri :
Kation Ca²⁺ dapat diendapkan sebagai kalsium oksalat, setalah
disaring dan dicuci endapan dilarutkan dengan H 2SO4. (COO)2Ca
yang dibebaskan dapat dititar dengan larutan KMNO 4 sehingga
kadar kalsium (Ca) dapat dihitung.
 Reaksi :
CaCO3+2HCl  CaCl2+H2O+CO2
CaCl2+(COO NH4)2 (COO)2Ca+2NH4 Cl
(COO)2Ca+H2SO4 (COOH)2+CaSO4
5(COOH)2+2KmnO4+3H2SO4 K2SO4+2MnSO4+8H2O+5CO2

 Bagan kerja :

+5 ml HclH2O 200 ml

± 150 g 400 ml Di panaskan


90˚C + 2 tetes MM amonium 5 N  dicuci →
+ H2SO4 4 N titar KmnO4 0,1 N
Perhitungan :

Kadar kalsium (Ca) :


V KMnO 4 X N KMnO 4 X bst Ca
x
mgcontoh

PERCOBAAN XV
PENETAPAN KENORMALAN LARUTAN NATRIUM TIO
SULFAT 0,1N, DENGAN LARUTAN BAKU KALIUM
DIKROMAT

 Dasar teori :

Dalam suasana asam, kalium dikromat mengoksidasikan kalium


iodida sehingga terjadi garam kromi yang berwarna hijau dan yod
yang setara akan lepas. kemudian yod yang bebas ini dapat dititar
dengan larutan natrium tiosulfat.

 Reaksi :
K2Cr2O7+6 KI+14 HCl 8KCl+2CrCl₃+7H₂O+3I₂

I2+2Na2S2O3 2NaI+Na2S4O6

 Bagan kerja :
+ 25 ml HCl
+ 10KI 20 %
+ H2O hingga 100ml

±0,5000 gr 100 ml 25 ml250 mlTIO 0,1 N

TA : Hijau muda terang

PW : coklat → hijau lumut + kanji = biru tua → hijau muda terang

Perhitungan:
Kenormalan larunatan Na₂S₂O₃ =
mgK ₂ Cr ₂ O₇
PERCOBAAN XVI
Fp × V × BstK ₂ Cr ₂ O ₇
Bst K2Cr2O7 : 49
PENETAPAN KENORMALAN LARUTAN NATRIUM TIO
SULFAT DENGAN BAHAN BAKU KALIUM IODAT

 Dasar teori :
Dalam suasana asam kalium iodat akan mengoksidasikan kalium
iodida menjadi yod bebas yang kemudian dapat dititar dengan
larutan baku larutan natrium Tio Sulfat.
 Reaksi :

KIO3 + 5 KI + 6 HCl 6 KCl + 3 I2 + 3 H2O


I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

 Bagan kerja :
+ 25 ml HCl
+ KI 20 %
+ H2O hingga 100ml

±0,5000 gr 100 ml 25 ml 250ml TIO 0,1N

TA : Hijau muda

PW : coklat tua +tio  kuning muda+ kanji =biru tua +tiotidak


bewarna biru hilang.

Perhitungan :
.
mgKIO 3
Kenormalan larutan Na2S2O3 =
PERCOBAAN XVII fp ×V ×bst KIO3
Bst KIO3 : 35,7
PENETAPAN KENORMALAN LARUTAN YOD 0,1 N
Fp : 100/25 : 4
DENGAN NATRIUM TIO SULFAT.
 Dasar teori :
Natrium Tio sulfat sebagai pereduksi kuat akan bereaksi dengan
yod secara sempurna dengan cepat, demikian pula dalam suasana
asam.
 Reaksi :

I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

 Bagan kerja :
+H2O hingga 100 ml

Thio 0,1N

25 ml 250 ml

TA : tidak berwarna
PW : coklat mudakuning muda + Kanji  biru hilang (tidak
berwarna )

Perhitungan :

v Tio x N Tio
Kenormalan larutan Yod : ml contoh .
PERCOBAAN XVIII ¿
¿
PENETAPAN KADAR TEMBAGA Cu (II) DALAM TERUSI
CuSO4.5H2O ( CARA DEHAEN ).

 Dasar teori :

Tembaga (II) mengoksidassikan kalium yodida menjadi


yod bebas. Reaksi tersebut merupakan reaksi bolak – balik
( reversible ), tetapi arahnya akan bergeserke kanan, karena kalium
yodida yang dipergunakan dapat larut dan yod yang dibebaskan
bereaksi ( dititer ) dengan larutan tio.
 REAKSI :
2 CuSO4 + 4KI 2K2SO4+ 2CuI2
2CuI2 Cu2I2 + I2
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

 Bagan kerja :
+ 20 ml H2SO4
+ H2O hingga 100ml

TIO 0,1 N

± 0,2000 gr 100 ml 25 ml 250 ml


TA : Kuning gading
Pw : coklat tua +tio  kuning muda+ kanji = biru tua +tio biru
tua kuning gading.

Perhitungan :
PERCOBAAN XIX
FpxVxNxBst Cu
% Cu : KADAR TEMBAGA
PENETAPAN .x100
(II)%
DALAM TERUSI
mg contoh
( CARA BRUNS )
 DasarBst
teori: Cu : 63,5
Bila tembaga ( II ) direaksikan dengan kalium yodida akan
menjadi tembaga (II) rodanida yang berwarna hitam dan dapat
mengoksidasikan kalium yodida menjadi yod bebas. Reaksi ini
bukan reaksi kesetimbangan sehingga tidak diperlukan KI yang
berlebihan. Tetapi tembaga ( I ) rodanida yang terbentuk berwarna
lembayung muda agak menyulitkan pengamatan titik akhir
peniteran. Titik akhir dari warna biru menjadi lembayung muda.
 Reaksi :

CuSO4 + 2 KCNS Cu(CNS)2 + K2SO4


2Cu(CNS)2 +2 KI Cu2(CNS)2 + 2KCNS + I2
I2 + 2Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

Bagan kerja :
+ 5 ml H2SO4 4N
+ 2,5 ml KI 20 %
+ H2O hingga 100 ml
±2,0000 gr 100 ml 25 ml 250 ml TIO 0,1 N
TA : Lembayung muda
PERCOBAAN XX Perhitungan :
PENETAPAN KADAR KHLOR AKTIF DALAM
FpxV SERBUK
thio xN thio xBst Cu
% Cu :
KELANTANG .x100
mgcontoh
 Dasar teori : %

Bila pada serbuk kelantang dibubuhi asam, maka khlor akan


dibebaskan. Kemudian khlor akan mengoksidasikan kalium yodida
menjadi yod bebas yang dapat dititar dengan larutan baku natrium
tiosulfat.

 Reaksi :
CaOCl2 + H2SO4 CaSO4 + H2O + Cl2
Cl2 + 2KI 2 KCl + I2
I2 + 2NaS2O3 2 NaI + Na2S4O6

 Bagan kerja :
+ 50 ml H 2SO4 4N
+ KI 20 %
+ H2O 100 ml
TIO 0,1 N
±0,2000 gr 100 ml25 ml 250 ml
TA : Hijau muda
PW :

Perhitungan :

FpxV thio xN thio xBst Khlor


% Khlor aktif :
mg contoh
PERCOBAAN XXI
.x100 %
PENETAPAN KADAR SULFIT DALAM NATRIUM SULFIT
 Dasar teori :

Dalam suasana asam, asam sulfit dioksidasikan oleh yod, yang


ditambahkan berlebihan, menjadi asam sulfat. Kelebihan yod
kemudian dititer dengan larutan baku natrium tio sulfat.

 Reaksi :

Na2SO3 + 2HCl 2 NaCl + H2SO3


H2SO3 + I2 + H2O H2SO4 + 2HI
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI

 Bagan kerja :
+ 10 ml HCl 4N
+ 20 ml Yod
+ H2O 100 ml
TIO 0,1 N
±0,1000 gr 100 ml 25 ml 250 ml
TA : tidak bewarna
PW : coklat kuning muda + kanji = biru tua tidak bewarna

Perhitungan :

Kadar Sulfit :
Fpx ( vol yod x N yod−volthio x N thio ) x 63
.x100 %
mg contoh
PERCOBAAN XXII

PENETAPAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR


(CARA MOHR)

 Dasar teori :

Bila larutan ion khlorida netral dititar dengan larutan perak nitrat,
maka akan mengendapakan perak khlorida. Untuk menunjukan titik
akhir penitaran ditambahkan sedikit larutan kalium khromat yang
akan membentuk endapan perak khromat yang akan membentuk
endapan perak khromat yang berwarna merah coklat. Seluruh perak
khlorida akan mengendap lebih dahhulu, karena hasil kali
kelarutannya lebih kecil dibandingkan dengan hasil kali kelarutan
perak khromat.
 Reaksi :
AgNO3 + NaCl AgCl putih + NaNO3
2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4merah-coklat+2KNO3
 Bagan kerja :
+ 5 tetes K 2CrO4 5%
+ H2O 100 ml
AgNO3 0,1 N

±0,4000 gr 100 ml 25 ml 250 ml


TA : merah coklat
PW : kuning muda putih(endapan)  endapan merah coklat

Perhitungan :
PERCOBAAN XXIII
% NaCl :
PENETAPAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR
Fpx (CARA
V AgNO 3 x N AgNO 3 x Bst NaC
VOLHARD)
.x100 %
mgcontoh
 Dasar teori :

Kelebihan perak nitrat dititar dengan larutan baku


kalium/ammonium tio sianat. Sebagai penunjuk dipergunakan
larutan jenuh (NH4)2SO4.Fe2(SO4)3.24 H2O. ion Fe3+ dengan
kelebiihan ion SCN- akan menghasilkan Fe[Fe(SCN)6] yang
berwarna merah. Larutan harus diasamkan dengan HNO 3untuk
menghindarkan hidrolisis penunjuk,dan penitaran dilakukan pada
suhu kamar.

 Reaksi :
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgNO3 + KCNS AgCNS + KNO3
6 KCNS + Fe2(SO4)3 Fe[Fe(SCN)6]merah+ 3K2SO4

 Bagan kerja :
+ 10 ml lar. HNO3
+ 2 ml feri amonium
+ 1-2 ml nitro benzena
KCNS 0,1 N
±0,8000 gr 100 ml 25 ml 250 ml
TA : merah Pw : putih kuning  merah
(orange )kemerahan)
Perhitungan :
PERCOBAAN XXIV
% NaCl :
PENETAPAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR
(CARAFpx ( 25 x N 1−V x N 2 ) x bst NaCl
FAYANS)

 Dasar teori :
mg contoh
.x100 %

Larutan ion klorida netral,dititar dengan larutan perak nitrat


sehingga mengendapakan perak khlorida. Untuk menetapkan titik
akhir, fayans mempergunakan “ penunjuk adsorbsi “ yaitu larutan
fluoresin.
Endapan AgCl mengadsorpsi ion-ion sewarga. Bila masih ada
klebihan ion Cl -, maka akan mengadsorpsi ion itu.
Setelah titik setara dilampaui sedikit, larutan tidak lagi
mengadsorpsi Cl- tetapi yang diadsorpsi ion Ag+.

 Reaksi :

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3


Ag+ + Fl- AgFl merah jambu

Bagan kerja :
+ 10 tetes FL 0,1 N
+ H 2O
AgNO3 0,1 N
± 0,4000 gr 100 ml 25 ml 250 ml
TA : merah jambu
Pw : larutan kuningendapan putih endapan merah jambu.

Perhitungan :

Fpx VAgNO3 x NAgNO 3 x Bst NaCl


% NaCl : .x100
mg contoh
PERCOBAANXXV

PENETAPAN KENORMALAN LARUTAN EDTA 0,05 M


DENGAN BAHAN BAKU SENG SULFAT 0,05 M

 Dasar teori :
Larutan EDTA dalam bentuk garam dinatrium nya (Na2H2Y) tidak
dapat dipakai sebagai bahan baku primer karena sedikit higroskopis.
Untuk menentukan kemolarannya dapat digunakan larutan dari
garam Zn2+,Mg2+ dan Ca2+.

 Reaksi :

Mn+ + HY3- MY(n-4) + H+


.

 Bagan kerja :
+40 lar dapar ph 10
+ H2O 100 ml
+50 mg ind. EBT

AgNO3 0,1 N

±1,4300 gr 100 ml 25 ml 250 ml

Perhitungan :

V ZnSO 2 xM ZnSO 2
Kemolaran EDTA :
V lar EDTA
PERCOBAAN XXVI

PENETAPAN KADAR MAGNESIUM ( penitaran langsung )

 Dasar teori :

Pada pH 7 – 11 larutan penunjuk EBT berwarna biru, karena


terbentuk HIn2-. Dengan penambahan ion Mg2+ akan terjadi
perubahan warna dari biru menjadi merah anggur, sebap
terbentuknya MgIn-. Pada titik akhir, warna larutan berubah dari
merah anggur menjadi biru.

 Reaksi :
Mg2+ + HIn2-biru MgIn2-merah + H+
MgIn2-merah + H2Y2- MgY2- + HIn2-biru

 Bagan kerja

+ 10 ml H2O
+10 ml HCl
+0,6000gr 100ml 10ml 250ml

+ 10 ml ph 10
+ EBT
+ H2O hingga EDTA 0,05M
100ml 40oC

TA : Biru Perhitungan :
PW : Merah anggur Biru
PERCOBAAN XXVII
FpxVx M x 24 ,3
% Mg : .x
PENETAPAN KADAR NIKEL DALAM NIKEL mgcontoh
SULFAT
(penitaran kembali)
100 %
 DASAR TEORI :

Pada pH ± 10 ion Ni2+ direaksikan dengan larutan EDTA


berlebihan. Kelebihan EDTA dititar kembali dengan larutan seng
sulfat,dengan penunjuk/indicator EBT.

 REAKSI :
Ni2+ + H2Y2- NiY2- + 2H+
H2Y2- + Zn2+ ZnY2- + 2H+
 Bagan kerja :
+20 ml lar EDTA
+ 20 ml lar pH 10
+H2O 100 ml

ZnSO4 atau MgSO4

±0,8000 gr 100 ml 25 ml 250 ml


TA : Merah anggurPw : Biru merah anggur.

Perhitungan :Kadar nikel (Ni) =


Fp × ( V 1 × M 1−V 2× M 2 ) ×58 , 7
× 100 %
Mgcontoh

PERCOBAAN XXVIII

PENETAPAN KADAR KALSIUM (penitaran subtitusi)

 DASAR TEORI:

Bila ion Ca2+ dititar dengan larutan EDTA, akan terjadi senyawa
rangkai yang relatip stabil pada titik akhir tidak akan diperoleh
warna tajam dengan penunjuk EBT, oleh karena itu dipergunakan
cara subtitusi, ion Ca2+ direaksikan dengan senyawarangkai Mg-
EDTA. Ion Mg2+ yang dibebaskan dititrasi dengan larutan EDTA.

 REAKSI:

Ca2+ + MgY2- CaY2- + Mg2+


Mg2+ + 2H2Y2- MgY2- + 2H+

 Bagan kerja :

+HCl 4 N

±0,1000 gr 100 ml 250 ml


+ 50 ml H2O
+ 1ml EDTA EDTA
+ EBT

TA: Biru
Pw : merah anggur biru
Perhitungan :

Kadar kalsium : Fpx ¿ ¿ .x 100 %

Anda mungkin juga menyukai