1. Perubahan warna
dan CH3COOH
4.2 Reaksi
N O
Cu 2+
+ Cu + 2H+
N
O N
OH
4.2.2 Reaksi Pelarutan Kompleks Cu(8-Hidroksikuinolin)2 dengan HCl
+ HCl 2 CuCl2 2
+ CuCl
N O
Cu
N
O N
OH
Br
2Br2 2HBr
N Br N
OH OH
Br N N
OH OH
4.3 Perhitungan
pH = - log [H+]
6 = - log [10-6]
[CH3COOH]
[H+] = Ka
[CH3COONa]
10-6
[CH3COOH] 10-6
=
[CH3COONa] 1,76.10 -5
1,75.10-5
[CH3COOH] 1
[CH3COONa] = 17,5
b g zat terlarut
% = x 100%
v volume larutan
x
2% = x 100%
25 mL
x = 0,5 gram
b g zat terlarut
% = x 100%
v volume larutan
x
10% = x 100%
50 mL
x = 5 gram
b g zat terlarut
% = x 100%
v volume larutan
x
1% = x 100%
25 mL
x = 0,25 gram
4.3.5 Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3
V Na2S2O3 = 24,7 mL
10 mL x 0,1 N
N Na2S2O3 =
8,5 mL
N Na2S2O3 = 0,1176 N
V = 100 mL = 0,1 L
N = 0,1 N
m (gram) = BE x V x N
Mr
= xVxN
Valensi
167 g/mol
= x 0,1 L x 0,1 N
6
= 0,28 gram
V = 500 mL = 0,5 L
N = 0,1 N
m (gram) = BE x V x N
Mr
= xVxN
Valensi
158 g/mol
= x 0,5 L x 0,1 N
2
= 3,95 gram
4.3.6.3 Penentuan Kadar Cu
g = N x V x BE
249,5
g = 0,1 x 0,1 x
2
= 1,2475 gram
Vt otal
Fp =
Vpipet
25 0 mL
Fp =
25 mL
= 10
100%
100%
= 20,27 %
4.4 Pembahasan
Pada percobaan reaksi kation dengan oksin dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan kadar logam Cu dengan pereaksi oksin. Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan sebelum menentukan kadar logam Cu. Hal pertama yang mesti
dikerjakan dalam keadaan segar, agar hasil yang didapatkan dapat lebih maksimal.
Langkah selanjutnya, adalah pembuatan buffer asetat. Buffer asetat dibuat dengan
untuk mendapatkan endapan yang lebih maksimal. Pada keadaan ini, titrasi baik
untuk dilakukan karena perubahan warna yang terjadi akan sangat jelas. Ketika
pH menjadi 6, maka ditambahkan tetes demi tetes larutan oksin 2% dalam etanol
yang terbentuk terjadi reaksi senyawa kompleks antara logam Cu dengan oksin.
dipanaskan beberapa menit hingga mencapai suhu 60-70 oC. Pemanasan berfungsi
untuk menguapkan etanol pada oksin dan untuk menghilangkan zat yang mudah
kertas saring untuk memisahkan endapan dari filtratnya. Endapan yang telah
endapan dilarutkan dengan HCl 4 N dan air panas. Endapan tersebut dapat larut
larutan akan menurun. Endapan yang telah dilarutkan ditambahkan dengan KBr
merah menjadi kuning muda. Penambahan KBr untuk membantu agar reaksi
dapat berjalan cepat ketika dititrasi dengan KBrO3 0,1 N. Titrasi yang dilakukan
pada tahap ini adalah titrasi bromatometri. Salah satu produk yang dihasilkan
ketika titrasi berakhir yaitu bromida. Bromida yang dihasilkan berperan dalam
proses brominasi oksin. Pada titik akhir titrasi, terbentuk kembali endapan.
N agar larutan kembali ke suasana asam. Penambahan asam ini bertujuan agar
larutan tetap dalam suasana asam sehingga pada saat dititrasi dengan larutan
tiosulfat, ion tiosulfat tidak teroksidasi menjadi ion sulfat. Setelah itu, larutan
dibiarkan dalam keadaan tertutup selama kurang lebih 2 menit agar larutan tidak
dan melarutkan I2 hasil reaksi. Kemudian, dititrasi kembali dengan larutan baku
Na2S2O3 dengan indikator amilum. Titrasi yang berlangsung pada tahap ini adalah
yang berfungsi untuk menunjukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna dari kuning menjadi warna larutan semula. Setelah itu, dititrasi
kembali dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N hingga berubah warna menjadi
kuning bening. Pada percobaan ini titrasi dilakukan sebanyak dua kali yang
pertama dengan menggunakan KBrO3 0,1 N dan Na2S2O3 0,1 N. Hasil yang
didapatkan kedua titrasi tersebut dengan volume KBrO3 3,4 mL dan volume
5.1 Kesimpulan