Anda di halaman 1dari 26

Karakteristik dan Mekanisme

Biopolimerisasi Pembentukan
Tanin

Kelompok V :
FARIHAH RAYHANA FIRDAUSI (H031191033)
INDAH MUTMAINNAH MONOARFA (H031191034)
ADAM NUR AHMAD (H031191043)
REAZA SULIANA (H031191050)
SULFA MUBARIKA (H031191056)
WILDAN MUBARAQ (H031191064)
PUTRI RANTI ASHILAH (H031191065)
Table of contents
01. 02. 03.
Definisi Senyawa Karakteristik Sumber Tanin
Tanin Tanin

04. 05. 06.


Mekanisme Metode
Manfaat Tanin Identifikasi Tanin
Biosintesis Tanin
Senyawa Tanin
Senyawa tannin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa
pahit dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan
mengendapkan atau menyusutkan protein. Zat astringent dari
tannin menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan) di dalam
mulut setelah mengkonsumsi teh pekat, anggur merah atau
buah yang mentah.
Klasifikasi Tanin
1.Hydrolyzable Tannins
Struktur molekul hydrolyzable tannin di tengah-tengahnya
memiliki gugus karbohidrat (biasanya D-glukosa), merupakan
hidroksil dari karbohidrat atau phenolic esterified seperti asam
gallat (dalam gallotannins) atau asam ellagat (dalam
ellagitannins). Hydrolyzable tannin yang dihidrolisis oleh asam
lemah atau basa lemah menghasilkan karbohidrat dan asam
phenolik. Contoh gallotannins adalah ester asam gallic glukosa
dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit
di banyak spesies tanaman.
Struktur gollatannins
2. Condensed Tannins
Condensed tannin dikenal sebagai proanthocyanidins merupakan
polimer yang terdiri dari 2 sampai 50 (atau lebih) unit flavonoid yang
bergabung dengan ikatan karbon-karbon, yang tidak rentan terhadap
hidrolisis. Tannin terkondensasi adalah produk polimerisasi flavan-3-ols
dan flavan-3,4-diol atau campuran dari dua polimer, yang disebut
sebagai ''flavans“.
Struktur chatechin dan procyanidin
Sifat Kimia Tanin
 Gugus phenol dan bersifat koloid, sehingga jika terlarut
dalam air bersifat koloid dan asam lemah.
 Tannin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan
phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu 210oF - 215oF
(98,89oC-101,67oC).
 Tannin dapat dihidrolisa oleh asam, basa, dan enzim.
 Ikatan kimia yang terjadi antara tannin-protein atau polimer-
polimer lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan
ikatan kovalen.
Sifat Fisika Tanin
 mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah
dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tannin
bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh.
 Tannin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat
terang, tergantung dari sumber tannin tersebut.
 Tannin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit
kerang, berbau khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent).
 Warna tannin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya
langsung atau dibiarkan di udara terbuka.
 Tannin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik
dan merupakan racun.
Karakteristik Senyawa Tanin
Tanin merupakan senyawa yang mempunyai berat molekul
500-3000 dan mengandung sejumlah besar gugus hidroksi fenolik yang
memungkinkan membentuk ikatan silang yang efektif dengan protein
dan molekul-molekul lain seperti polisakarida, asam amino, asam lemak
dan asam nukleat.
Tanin dapat berinteraksi dengan protein dan ada tiga bentuk
ikatan yaitu: (1) ikatan hidrogen, (2) ikatan ion, (3) ikatan kovalen. Tanin
terhidrolisis dan terkondensasi berikatan dengan protein dengan
membentuk ikatan hidrogen antara kelompok fenol dari tanin dan
kelompok karboksil (aromatik dan alifatik) dari protein. Ikatan kuat antara
tanin dan protein akan berpengaruh terhadap kecernaan protein.
Sumber Senyawa Tanin
Umumnya senyawa tanin banyak dijumpai pada tumbuhan
dikotil dan tersebar luas pada tanaman yang berpembuluh terutama
pada Angiospermae. Salah-satu tumbuhan Angiospermae dan
berkeping dua (dikotil) yang mengandung senyawa tanin adalah bungur.
Tanaman ini banyak dijumpai sebagai peneduh jalan, akan tetapi
tanaman ini juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula dalam
darah setelah diujikan pada mencit diabetik karena adanya kelompok
senyawa polifenol.
Manfaat Senyawa Tanin
 Ekstrak tanaman yang mengandung tanin dapat digunakan
sebagai astringen, menangani diare, sebagai diuretik,
mengobati lambung, tumor duodenum, antiinflamasi,
antiseptik, antibakteri, antivirus, dan obat-obatan hemostatic
 Tanin yang tekandung dalam tanaman bakau dan akasia bsa
diektrak hingga dapat dibentuk menjadi perekat kayu
lamina
 Tanin dalam pakan ternak seperti pada daun kaliandra
bermanfaat untuk mencegah kembung pada ternak sapi
dan domba
 Sebagai antioksidan bioligis
 Tanin dapat digunakan sebagai penyamak kulit
Mekanisme
Biosintesis Tanin
Tanin Terhidrolisis; Asam Galat
Tanin
Terkondensasi;
proanthocyanidin
Review Jurnal Metode Identifikasi
Senyawa Tanin
Identifikasi dan Penetapan Kadar
Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun
Biduri (Calotropis gigantea)
Metode Spektrofotometri Uv-Vis.

Noviyanty, Y., Hepiyansori, Agustian, Y., 2020


Prosedur Kerja
Pembuatan Simplisia
Daun Biduri
- Dicuci dengan air mengalir
- Dilakukan perajangan
- Dikeringkan dengan cara dianging-
anginkan pada suhu kamar 15OC – 30oC
- Disimpan dalam wadah tertutup rapat

Hasil

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Prosedur Kerja
Pembuatan Ekstrak
Simplisia Daun Biduri
- Ditimbang sebanyak 600 gram
- Dilarutkan dalam 6000 mL etanol 96%
- Disimpan selama 7 hari dengan metode
maserasi
- Disaring dan diuapkan dengan Rotary
evaporator
- Dipekatkan dengan waterbath

Hasil

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Prosedur Kerja
Identifikasi Tanin
Ekstrak Daun Biduri

- Diambil sebanyak 2 mg
- Ditambahkan FeCl3 1% sebanyak 2-3
tetes, jika berubah warna menjadi hijau
kehitaman atau biru tinta maka
mengandung tannin
Hasil
Cara lain : ditambahkan larutan gelatin 1% jika
terdapat endapan putih berarti mengandung tanin

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Prosedur Kerja
Pembuatan Kurva Baku Asam Galat
Larutan baku induk asam galat
- Dipipet sebanyak 1 ppm, 2 ppm, 3ppm, 4 ppm, 5 ppm, 6 ppm,
dan 7 ppm dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
- Ditambahkan 1 mL reagen Folin ciocalteu
- Dihomogenkan dan didiamkan selama 5 menit
- Ditambahkan 2 mL Na2CO3 15%
- Dihomogenkan dan didiamkan selama 5 menit
- Dihimpitkan dengan akuades hingga tanda batas
- Dihomogenkan dan didiamkan selama 90 menit
- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm

Hasil
Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun
Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Prosedur Kerja
Penetapan Kadar Tanin
Ekstrak Daun Biduri
- Ditimbang sebanyak 50 mg
- Dilarutkan dengan 50 mL akuades
- Dibuat variasi konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm
- Ditambahkan 1 mlL reagen Folin Ciocalteu
- Dihomogenkan dan didiamkan selama 5 menit
- Ditambahkan 2 mL Na2CO3 15 %
- Dihomogenkan dan didiamkan selama 5 menit
- Ditambahkan akuades sampai volume 10 mL
- Didiamkan pada range waktu stabil yang diperoleh (90 menit)
- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm

Hasil Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun
Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pembuatan ekstrak daun biduri

Simplisia Berat Simplisia Berat Simplisia

(gram) Kental (gram)

Daun Biduri 600 102,57

Hasil uji identifikasi Ekstral daun biduri

Bahan Uji Penambahan Reagen Reaksi Warna Hasil Uji

Ekstrak Kental FeCl3 1% Hijau Kehitaman +

Gelatin 1% Terbentuk Endapan +

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Hasil dan Pembahasan
Penetapan kadar tanin

Bobot Kadar
Konsentra Rerata
Ekstrak Replikasi Absorbansi Tanin (X)
si (ppm) (μg/mL)
(mg) (μg/mL)
I 0,167 1,192
100 ppm II 0,168 1,214 1,16
III 0,162 1,082
I 0,258 3,090
50 mg 200 ppm II 0,292 3,951 3,53
III 0,274 3,552
I 0,452 7,483
300 ppm II 0,432 7,042 7,12
III 0,423 6,843

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
SIMPULAN
Ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) positif mengandung senyawa
tanin. Pada sampel diperoleh kadar rata-rata tanin dalam ekstrak daun
biduri (Calotropis gigantea) yaitu pada konsentrasi 100 ppm sebesar 1,16
μg/ml, pada konsentrasi 200 ppm sebesar 3,53 μg/ml, pada konsentrasi
300 ppm sebesar 7,12 μg/ml.

Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Tanin pada Ekstrak Daun


Biduri (Calotropis gigantea) Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Kesimpulan
Senyawa tanin adalah senyawa astringent yang memiliki
rasa pahit dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan
mengendapkan atau menyusutkan protein. Tannin
diklasifikasikan menjadi hydrolyzable tannin dan condensed
tannins (proanthocyanidins). Ekstrak tanaman yang
mengandung tanin dapat digunakan sebagai astringen,
menangani diare, sebagai diuretik, mengobati lambung,
tumor duodenum, antiinflamasi, antiseptik, antibakteri,
antivirus, dan obat-obatan hemostatic dan kegunaan
lainnya.
Thank You
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai