Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.

1 Maret 2020 67

PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROEMULSI


EKSTRAK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus) TERHADAP
PENURUNAN KADAR ASAM URAT TIKUS YANG DI
INDUKSI HATI AYAM
Muhammad Yusuf1, Poppy Dwi Citra Jaluri2, Yogie Irawan3
1,2,3
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun
Email: stikesbcm15@gmail.com

ABSTRAK
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam
darah diatas normal. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) merupakan tanaman
yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, serta tanaman yang sudah tidak asing
lagi dan telah banyak dikonsumsi sebagai sayuran. Salah satu kandungan dalam
kenikir adalah senyawa golongan flavonoid. Pada penelitian ini mikroemulsi
ekstrak kenikir digunakan untuk menurunkan kadar asam urat pada tikus yang
diinduksi hati ayam. Mikroemulsi dibuat dengan menggunakan virgin coconut oil
(VCO) sebagai fase minyak, Tween 80 dan Span 80 sebagai surfaktan dan gliserin
sebagai kosurfaktan. Penelitian menggunakan 15 ekor tikus putih jantan galur
wistar yang diinduksi jus hati ayam. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
kelompok kontrol negatif mikroemulsi placebo, kontrol positif mikroemulsi
Allopurinol 3,6 mg/200 g BB tikus, serta kelompok perlakuan mikroemulsi daun
kenikir 10 mg/200 g BB tikus yang diberikan secara peroral. Pengukuran kadar
asam urat dilakukan pada hari ke-0 (kadar awal), hari ke-7 (kadar setelah induksi)
dan hari ke-13(kadar setelah perlakuan). Persen penurunan kadar asam urat dalam
darah dianalisis secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji statistika
menyatakan ada perbedaan antara kelompok kontrol negatif dan positif dengan
kelompok perlakuan mikroemulsi daun kenikir memiliki nilai signifikansi 0,000.
Sehingga mikroemulsi daun kenikir dapat menurunkan kadar urisemia tikus yang
diinduksi ekstrak hati ayam namun memiliki kemampuan yang tidak sebaik
mikroemulsi allopurinol.
Kata Kunci : Mikroemulsi, Kenikir (Cosmos Caudatus), Hiperurisemia, Ekstrak Hati Ayam,
Allopurinol.

ABSTRACT
Hyperuricemia is an increase of blood Uric Acid level Beyonce the normal limit.
In this study, the microemulsion of is used for decrease uric acid level rats
induced by chicken’s liver juice. Kenikir (Cosmos caudatus) is a plant that is often
found in Environment, and already familiar for consumption as vegetable. One of
content in kenikir is flavonoid. In The study kenikir herb microemultion for
decreased of Uric Acid level in rats induced chicken’s liver extract. A
microemulsion was prepared using an oil phase of virgin coconut oil (VCO), a
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 68

surfactant of tween 80 and span 80 and then a cosurfactant of gliserin.This study


used 15 male rats of wistar stain induced chicken’s liver juice. Rats were divided
into 3 groups : negative control group placebo microemulsion, positive control
group Allopurinol 3,6 mg/200 g BB, and 1 treatment group of kenikir
microemulsion 10 mg/200 g BB yang were given orally. Measurement of uric acid
performed on day 0 (initial level), day 7 (level after induction) and day 13 (level
after treatment). Percent decrease in uric acid in the blood analyzed statistically
with a 95% confidence level. The results of the statistical test there is a difference
between the negative and positif control with the group of kenikir microemulsion
has significance value 0,000. The result, kenikir microemulsion shown to decrease
uric acid levels rats induced by chicken’s liver extract and it is not better than the
positive control allopurinol.
Keywords : Microemulsion, Kenikir (Cosmos caudatus), Hyperuricemia, Chicken’s liver extract,
Allopurinol.

PENDAHULUAN sekitar, serta tanaman yang sudah


Lanjut usia dipandang sebagai tidak asing lagi dan telah banyak
masa degenerasi biologis yang dikonsumsi sebagai sayuran. Salah
disertai oleh berbagai penderitaan satu kandungan dalam kenikir adalah
akibat berbagai macam penyakit senyawa golongan flavonoid.
yang menyertai proses menua. Senyawa golongan flavonoid telah
Namun merupakan tahap lanjut dari diketahui mempunyai efek
suatu proses kehidupan yang di antioksidan (Kurniasih, 2008). Daun
tandai dengan penurunan kenikir (Cosmos caudatus) banyak
kemampuan untuk tubuh beradaptasi dikonsumsi masyarakat sebagai
dengan stres lingkungan. Pada sayuran. Secara tradisional daun ini
umumnya tanda proses menua mulai juga digunakan sebagai obat
tampak sejak usia 45 tahun dan akan penambah nafsu makan, lemah
menimbulkan masalah pada usia lambung, penguat tulang dan
sekitar 60 tahun (Wardani, 2015). pengusir serangga. Daun Cosmos
Asam urat merupakan hasil caudatus mengandung saponin,
metabolisme purin di dalam tubuh. flavonoida polifenol dan minyak
Sebenarnya asam urat merupakan zat atsiri. flavonoid dapat berfungsi
yang wajar di dalam tubuh namun sebagai penurun kadar asam urat
menjadi tidak wajar ketika asam urat melalui penghambatan enzim xantin
menjadi naik dan melebihi batas oksidase (Sunarni dkk, 2007).
normal. Asam urat yang berlebihan Beberapa senyawa flavonoid
tidak akan tertampung dan yang memiliki aktivitas
termetabolisme seluruhnya oleh penghambatan xantin oksidase antara
tubuh, maka akan terjadi peningkatan lain luteolin, apigenin, kaemferol,
kadar asam urat dalam darah yang dan kuersetin. Pada penelitian ini
disebut sebagai hiperurisemia digunakan hewan uji tikus yang
(Wardani, 2015). diinduksi jus hati ayam dengan dosis
Tanaman kenikir (Cosmos 3 ml/200g BB. Oleh karena itu
caudatus) merupakan tanaman yang pengobatan dengan daun kenikir
banyak dijumpai di lingkungan diharapkan dapat menurunkan kadar
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 69

asam urat. Penelitian perlu dilakukan mengandung senyawa aktif


untuk membuktikan peningkatan allopurinol, dan F3 tidak memiliki
efektifitas pemberian mikroemulsi senyawa aktif.
ekstrak daun kenikir terhadap Tabel 1. Formula Mikroemulsi Ekstrak
penurunan kadar asam urat pada Kenikir
hewan uji tikus putih. Nama Konsentrasi % v/v
Fungsi
Bahan F1 F2 F3
VCO 5 5 5 Fase minyak
METODE PENELITIAN Span 80 3,8 3,8 3,8 Surfaktan
Pembuatan simplisia kenikir Tween 80 16,2 16,2 16,2 Surfaktan
Kenikir yang diperoleh dari Ekstrak
10 - - Zat Aktif
pasar tradisional di Pangkalan Bun, Kenikir
Allopurinol - 360* - Zat Aktif
Kab. Kotawaringin Barat, Asam
Kalimantan Tengah kemudian dicuci 0,02 0,02 0,02 Antioksidan
Sitrat
hingga bersih lalu ditiriskan, lalu Buffer
2 2 2 Pendapar
Fosfat pH 7
dirajang tipis-tipis, dikeringkan Na Benzoat 0,01 0,01 0,01 Pengawet
dengan cara diangin-anginkan, Gliserin 20 20 20 Kosurfaktan
simplisia selanjutnya diblender dan Akuades
Add Add Add
Fase air
dijadikan serbuk halus. 100 100 100

Ekstraksi dan skrining fotokimia Sumber : Data Primer


daun kenikir Keterangan :
Serbuk Kenikir seberat 300 F1 : Formula Mikroemulsi Kenikir
gram direndam dengan etanol 70% F2 : Formula Mikroemulsi
sebanyak 2L sambil diaduk perlahan Allopurinol
hingga cairan penyari merendam F3 : Formula Mikroemulsi Placebo
diatas permukaan serbuk. *Allopurinol berarti 360 mg/100 ml
Perendaman dilakukan selama 5 hari.
Setelah 5 hari direndam, ampas Teknik pembuatan mikroemulsi
diperas serta dilakukan penyaringan kenikir yaitu dengan mengecilkan
menggunakan kertas saring. Ekstrak ukuran partikel dan
dipisahkan untuk diuapkan menghomogenkan dengan blender
menggunakan waterbath hingga selama 5 menit, dilanjutkan dengan
eanol menguap tersisa 30% air dan pengadukan dan pemanasan
ekstrak. menggunakan hotplate magnetic
Skrining fitokimia dilakukan stirrer memakai kecepatan sedang
untuk mengetahui ada tidaknya dan suhu 50oC selama 30 menit.
komponen-komponen bioaktif yang Setelah itu dilanjutkan dengan
terdapat pada daun kenikir. Skrining pengadukan menggunakan ultra
fitokimia meliputi uji alkaloid, turrax dengan kecepatan 16000 rpm
flavonoid, saponin dan tanin dengan selama 10 menit (Ariviani, 2015).
metode yang dikemukakan Harborne.
Formulasi sediaan mikroemulsi Uji sifat fisik sediaan mikroemulsi
ekstrak daun kenikir ekstrak daun kenikir
Formulasi mikroemulsi dibuat  Uji Organoleptis
menjadi 3 formulasi F1 mengandung Pemeriksaan organoleptis ini
senyawa aktif ekstrak kenikir, F2 dilakukan dengan cara mengamati
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 70

bau, rasa, kejernihan, warna, sentrifugasi kemudian dilakukan


homogenitas, dan pemisahan fase sentrifugasi pada kecepatan 3750
dari mikroemulsi ekstrak kenikir. rpm selama 5 jam (Athiyah, 2015).
 Uji pH
Sediaan mikroemulsi diukur Uji efektivitas penurunan kadar
pH sediaan menggunakan kertas pH asam urat dengan sediaan
meter dengan membandingkan warna mikroemulsi ekstrak daun kenikir
yang dihasilkan dengan warna pH terhadap hewan uji tikus yang
yang tertera pada kemasan pada suhu diinduksi hati ayam
25 ± 2oC. (Athiyah, 2015).
 Uji Tipe Mikroemulsi  Perlakuan Hewan Uji
Pengujian dilakukan dengan Sebelum diberi perlakuan,
cara mengencerkan mikroemulsi tikus (15 ekor) diadaptasikan dahulu
dengan air. Meneteskan air kedalam dengan keadaan laboratorium selama
cawan yang berisi mikroemulsi. Jika 3 hari dengan memberikan pakan
mikroemulsi tercampur baik dengan standar. Setelah diadaptasi pada hari
air, maka tipe mikroemulsi adalah selanjutnya (H0) maka dilakukan
minyak dalam air atau o/w analisis kadar asam urat total
(oil/water), sebaliknya jika air yang terhadap semua hewan uji. Setelah
ditambahkan membentuk globul diambil sampel darah dan diketahui
pada mikroemulsi maka tipe kadar asam urat totalnya maka pada
mikroemulsi adalah air dalam hari itu juga tikus diberi pakan tinggi
minyak atau w/o (water/oil) (Martin asam urat agar kadar asam uratnya
et al, 2008). meningkat dilakukan selama 20 hari
 Uji Ukuran Partikel sebanyak 20 gram per tikus/hari.
Ukuran Partikel diukur Pada hari ke 21 (H21) tikus diukur
menggunakan particle size analyzer kadar asam uratnya totalnya kembali
dengan tipe dynamic light scattering. untuk mengetahui seberapa besar
Sebanyak 10 ml sampel diambil dan peningkatan kadar asam urat
dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet totalnya. Pada hari ke 21 - 28 tikus
harus terlebih dahulu dibersihkan yang terdiri dari 3 kelompok. Kontrol
sehingga tidak mempengaruhi hasil positif, kontrol negatif dan kontrol
analisa. Kuvet yang telah diisi perlakuan sediaan mikroemulsi daun
dengan sampel kemudian kenikir.
dimasukkan kedalam wadah sampel Pada hari ke 28 (H28) semua
dan dilakukan analisa oleh alatnya hewan percobaan diambil darahnya
(Horiba scientific, 2014). kembali untuk mengetahui seberapa
 Penentuan Viskositas besar penurunannya. Darah diambil
Pengukuran kekentalan melalui vena mata selanjutnya darah
mikroemulsi menggunakan partical didiamkan selama 15 menit,
size analyzer. Analisa dilakukan kemudian disentrifuge dengan
sama dengan saat pemeriksaan kecepatan 3000 rpm selama 15
ukuran partikel . menit, dan setelah terpisah maka
 Uji Sentrifugasi serum diambil untuk dilakukan
Sediaan mikroemulsi penetapan kadar asam urat totalnya
dimasukkan ke dalam tabung
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 71

dengan metode CHODPAP bersih yang mengalir, kemudian


enzymatice photometric test. dirajang atau dipotong tipis-tipis
menggunakan pisau, hal ini
Analisis Data Uji Efektivitas tujuannya selain untuk mempercepat
Data hasil asam urat yang pengeringan juga mempermudah
diperoleh. Kadar asam urat total pengubahan bentuk simplisia
ditentukan persen penurunannya menjadi serbuk. Pengeringan dengan
untuk mengetahui efek dari cara diangin-anginkan, gunanya agar
mikroemulsi ekstrak daun kenikir. senyawa aktif yang tidak tahan
Data tersebut dianalisis untuk diuji dengan sinar matahari tidak
normalitasnya dengan Kolmogorov- terdegradasi. Adanya sinar matahari
Smirnov z test (p>0,05) dan Shapiro akan merusak kandungan senyawa
Wilk (p>0,05). Uji homogenitas aktif flavonoidnya.
dengan Levene test (p>0,05) untuk Simplisia kenikir yang sudah
mengetahui data homogen atau tidak kering sempurna dihaluskan
homogen. Uji parametrik menggunakan blender. Ukuran
menggunakan One way Anova serbuk yang kecil dapat
dengan metode LSD untuk mempercepat menembusnya cairan
mengetahui perbedaan antar penyari ke dalam membran sel
kelompok mikroemulsi daun kenikir, tanaman, selain itu ukuran serbuk
kelompok kontrol positif, dan yang kecil akan memperluas kontak
kelompok kontrol negatif yang diberi antara serbuk dan cairan penyari.
perlakuan yang berbeda. Serbuk kenikir kering diekstraksi
dengan metode maserasi
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan pelarut etanol 70%
Pembuatan Simplisia Kenikir karena tidak beracun untuk sediaan
(Cosmos caudatus) mikroemulsi peroral, serta flavonoid
Penelitian ini bertujuan untuk mudah larut dipelarut Polar. Alasan
mengetahui efek pemberian penggunaan metode maserasi karena
mikroemulsi ekstrak daun kenikir metodenya sederhana dan dalam
(Cosmos caudatus) dalam waktu yang singkat sudah dapat
menurunkan kadar asam urat sampel menyari ekstrak kenikir secara
darah pada tikus putih yang diinduksi maksimal
jus hati ayam. Herba kenikir Ekstrak etanol kenikir yang
diperoleh dari pasar tradisional di diperoleh dari hasil saringan serbuk
Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, seberat 300 gram dan direndam
Kalimantan Tengah. dalam etanol 70% sebanyak 2000 ml
Kenikir segar dikeringkan adalah 1300 ml ekstrak. Setelah itu
menjadi simplisia agar lebih tahan ekstrak cair dipekatkan
lama dan bebas dari jamur serta menggunakan waterbath.
memudahkan dalam Penggunaan waterbath bertujuan
penyimpanannya. Proses untuk menguapkan etanol yang
pengolahannya dimulai dari sortasi terkandung dalam ekstrak cair.
basah yang bertujuan agar terpisah Penguapan dilakukan hingga ekstrak
dari kotoran yang menempel di berkurang 70% atau lebih. Ekstrak
kenikir tersebut menggunakan air kental yang diperoleh setelah
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 72

diuapkan ±8 jam sebanyak 335 ml. berfungsi sebagai pemanas, suhu


Sehingga dalam 335 ml ekstrak yang digunakan 500C bertujuan
kental mengandung 300 gram untuk mempercepat proses
simplisia kenikir. Hasil ekstrak homogenisasi. Pengadukan
etanol 70% yang didapat kemudian menggunakan ultra turrax juga
dilakukan uji fitokimia ekstrak. Uji dilakukan pada kecepatan 16000 rpm
fitokimia ini bertujuan untuk selama 10 menit berfungsi untuk
mengetahui senyawa metabolit menghomogenkan mikroemulsi dan
sekunder yang terkandung di dalam dapat mempengaruhi ukuran partikel
kenikir. sehingga bisa didaptkan ukuran yang
1. Uji Alkaloid : Sampel+H2SO4 mikron
2N+pereaksi Dragendrorff  Pada penelitian ini surfaktan
endapan cokelat yang digunakan adalah campuran
Sehingga kenikir positif tween 80 dan span 80. Pencampuran
mengandung alkaloid. dua jenis surfaktan berbeda nilai
2. Uji Flavonoid : Sampel+serbuk HLB ini bertujuan agar dapat
Zn+HCl 2N Warna kuning, berikatan dengan baik antara fase air
jingga sampai merah, Sehingga dan fase minyak. HLB campuran
kenikir positif mengandung yang diharapkan adalah 13, nilai
flavonoid HLB 13 termasuk ke dalam tipe
3. Uji Saponin : Sampel+air panas, mikroemulsi o/w sehingga cocok
dikocok (+ 1tts HCl 1%) digunakan untuk peroral.
Terbentuk busa yang stabil,
sehingga ekstrak kenikir positif Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Ekstrak
mngandung saponin Kenikir
4. Uji Tanin : Sampel+FeCl3 1% Formula mikroemulsi kenikir
Terbentuk endapan hijau akan diuji sediaan fisiknya. Sehingga
kecoklatan, sehingga kenikir mengetahui sediaan yang dibuat telah
positif mengandung tanin. memenuhi standar sediaan yang baik.
5. Uji steroid/terpenoid : Sampel+ Meliputi uji organoleptis.
kloroform+ As.asetat anhidrat+ Pengamatan organoleptis
H2SO4 pekatwarna biru menjadi menunjukkan bahwa warna
hijau, sehingga ekstrak kenikir mikroemulsi kenikir yaitu bening,
positif terpenoid dan steroid. transparan dan hijau. Aromanya khas
minyak kelapa yang sangat dominan
Formulasi Sediaan Mikroemulsi karena tidak diberikan tambahan
Ekstrak Kenikir aroma lain yang dapat menutupi
Proses pembuatan mikroemulsi aroma minyak kelapa tersebut serta
dengan cara mencampurkan seluruh memiliki rasa agak sepat.
bahan kemudian diblender bertujuan Uji pH bertujuan untuk
untuk menghomogenkan dan mengetahui nilai pH mikroemulsi
memperkecil ukuran partikel, selain kenikir. Hasil pengukuran nilai pH
dihomogenkan menggunakan blender adalah 5 tergolong dalam pH asam
mikroemulsi juga dihomogenkan lemah. Hal ini memudahkan
dengan menggunakan hotplate mikroemulsi kenikir terabsorbsi
magnetic stirer, alat ini juga dengan cepat di lambung, karena pH
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 73

lambung pada manusia cenderung tikus hiperurisemia. Hiperurisemia


asam maka lebih mudah menembus adalah suatu kondisi dimana
membran pada lambung. meningkatnya konsentrasi asam urat
Penentuan tipe mikroemulsi dalam darah yang melebihi nilai
dilakukan dengan menggunakan normal.
metode pengenceran. Pada pengujian Hewan uji yang digunakan
ini dihasilkan mikroemulsi dengan adalah tikus putih jantan galur Wistar
tipe minyak dalam air, karena air berumur 4-5 bulan. Umur hewan uji
yang ditambahkan tercampur 4-5 bulan merupakan tikus dewasa
sempurna dengan mikroemulsi. dimana metabolisme berjalan dengan
Sehingga mikroemulsi kenikir tipe optimal. Tikus yang digunakan
m/a sudah sesuai untuk dijadikan berkelamin jantan agar tidak
sediaan peroral. dipengaruhi fungsi hormonal yang
Uji viskositas digunakan untuk dapat memengaruhi hasil penelitian.
mengetahui nilai kekentalan medium Tikus diadaptasi terlebih dahulu
pendispersi dari suatu sistem selama 7 hari sebelum diberi
mikroemulsi. Semakin tinggi perlakuan untuk membiasakan
viskositas suatu mikroemulsi, hewan uji pada lingkungan yang
semakin baik penghambatan agregasi baru, setelah diadaptasi 7 hari
atau penggabungan kembali globul kemudian kadar asam urat diukur
sehingga mikroemulsi kenikir akan sebagai kadar normal dan sebagai
semakin stabil namun juga viskositas dasar untuk mengetahui berhasil atau
yang semakin tinggi akan membuat tidaknya induksi yang akan
mikroemulsi kenikir sulit untuk dilakukan. Pengkondisian tikus
mengalir keluar dari mulut botol. normal menjadi hiperurisemia
Nilai viskositas sebesar 0,895 mPa-s digunakan jus hati ayam 3 ml sehari
menunjukkan mikroemulsi kenikir agar kadar asam urat tikus dapat naik
memiliki viskositas baik karena tidak dengan cepat.
terlalu kental dan tidak terlalu encer. Pengambilan darah dilakukan
Ukuran partikel mikroemulsi sebelum induksi (H-0), setelah
kenikir adalah 1,6 µm, hal ini sesuai induksi (H-7) dan setelah perlakuan
dengan rentang ukuran mikroemulsi (H-13). Pengambilan darah sebelum
menurut Sinko yaitu antara 0,15-2 induksi dilakukan sebagai kadar awal
µm. Ukuran partikel mikroemulsi asam urat tikus sehat yang belum
yang kecil memudahkan senyawa terpapar zat penginduksi.
aktif dari kenikir menembus Pengambilan darah setelah diinduksi
membran melewati celah-celah bertujuan untuk mengetahui induksi
membran dalam tubuh sehingga yang dilakukan berhasil atau tidak
proses absorbsi senyawa aktif akan dengan membandingkan kadarnya
semakin cepat. dengan H-0. Darah diambil melalui
vena mata tikus karena sampel yang
Uji Efektivitas Antihiperurisemia dibutuhkan cukup besar dan
Mikroemulsi Ekstrak Kenikir kemungkinan terjadinya hemolisis
kecil dibandingkan pengambilan
Pengujian efektivitas melalui vena ekor.
mikroemulsi kenikir dilakukan pada
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 74

Hewan uji yang telah untuk persen penurunan pada


dinyatakan hiperurisemia kelompok perlakuan pemberian
dikelompokan menjadi 3 kelompok sediaan yang berbeda. Pada uji
yaitu kelompok kontrol negatif normalitas menggunakan uji
(mikroemulsi placebo), kelompok Kolmogorov-Smirnov jika nilai
kontrol positif (mikroemulsi signifikasi yang diperoleh lebih besar
allopurinol 3,6 mg/200gBB), dan p>0,05, maka sampel berasal dari
kelompok perlakuan menggunakan populasi yang berdistribusi normal,
mikroemulsi kenikir 10 mg/200gBB. namun jika nilai signifikasi yang
Pemberian mikroemulsi kenikir, diperoleh lebih kecil p<0,05, maka
kontrol positif dan kontrol negatif sampel bukan berasal dari populasi
dilakukan selama 7 hari dimulai dari yang berdistribusi normal.
hari ke-7 sampai hari ke-13. Selisih Berdasarkan tabel perhitungan uji
hasil pengukuran asam urat hari ke- Kolmogorov-Smirnov bahwa data
13 dan hari ke-7 adalah sebagai persentase penurunan kadar asam
persen penurunan kadar asam urat urat pada kelompok pemberian
tikus setelah perlakuan. mikroemulsi kenikir menghasilkan
Berdasarkan diagram pada nilai signifikan (0,200), sedangkan
gambar 5.1 kadar asam urat pada pada kelompok kontrol positif nilai
semua kelompok mengalami signifikan (0,139), dan pada
kenaikan pada hari ke-7 kelompok kontrol negatif nilai
dibandingkan hari ke-0 dan signifikan (0,156). Interpretasi data
mengalami penurunan pada hari ke- uji normalitas menunjukkan nilai
13 dibandingkan hari ke-7. signifikan semua kelompok p>0,05
Pada kelompok kontrol positif yang berarti data berdistribusi
dan kelompok perlakuan normal.
mikroemulsi kenikir mengalami
penurunan kadar asam urat berturut- Tabel 2 Hasil Pengukuran
turut sebesar 41,71% dan 33,54% Kadar Asam Urat
karena tikus yang hiperurisemia (mg/dl) serta Persen
diobati dengan allopurinol pada Kenaikan dan Persen
kontrol positif dan kenikir pada Penurunan Semua
kelompok perlakuan, sedangkan Kelompok Perlakuan
kontrol negatif terjadi penurunan
kadar asam urat cuma 0,95%.
Nilai persen penurunan kadar
asam urat pada setiap kelompok
perlakuan dilakukan uji statistika.
Langkah awal dilakukan uji
normalitas menggunakan metode
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-
Wilk, data dikatakan normal apabila
nilai p>0,05. Uji normalitas data
dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 75

berdistribusi normal (p >0,05) dan


Hari % Rerata % Rerata
Hari ke-7 Hari ke-13
ke-0 kenaikan penurunan
Kelompok
X X X X X
± SD ± SD ± SD ± SD ± SD
3,86
10,2 169,25 6,78 33,54
Mikroemulsi Kenikir ±
± 0,07 ± 42,59 ± 0,22 ± 1,76
10mg/200gBB 0,57
Kontrol Positif
(mikroemulsi 3,66 10,26 181,07 5,98 41,71
Allopurinol ± 0,19 ± 0,11 ± 17,56 ± 0,16 ± 1,85
3,6mg/200gBB)
Kontrol negatif
3,84 10,32 169,09 10,22 0,95
(Mikroemulsi
± 0,16 ± 0,14 ± 10,26 ± 0,08 ± 1,18
Placebo)
Sumber : Data Primer homogen (p >0,05).
Keterangan : Syarat melakukan uji
Hari ke- kadar asam urat awal parametrik One Way ANOVA telah
0 : sebelum perlakuan. terpenuhi yaitu data harus
kadar asam urat setelah berdistribusi normal dan homogen,
Hari ke-
induksi jus hati ayam sehingga dapat dilanjutkan dengan
7 :
selama 6 hari. uji hipotesis dengan melihat nilai
Hari ke- kadar asam urat setelah signifikan dari tabel hasil uji one way
13 : perlakuan selama 7 hari. anova. Berdasarkan interpretasi data
dari uji Anova nilai signifikan 0,000
< 0,05 dengan demikian dapat
Analisa selanjutnya dilakukan disimpulkan bahwa H0 ditolak, atau
uji homogenitas untuk mengetahui hipotesis diterima yakni terdapat
data homogen atau tidak homogen. efektivitas pemberian mikroemulsi
Uji homogenitas varian digunakan kenikir terhadap penurunan kadar
untuk mengetahui homogenitas asam urat tikus. Pengujian Post Hoc
variasi sampel-sampel yang diambil LSD dengan taraf kepercayaan
dari populasi yang sama dalam sebesar 95%. Uji Post Hoc LSD ini
penelitian. Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui
dihitung dengan metode Levene test, perbedaan antar kelompok perlakuan
kriteria uji jika signifikasi >0,05 data serta untuk mengetahui pasangan
dinyatakan homogen dan sebaliknya kelompok mana yang berbeda secara
jika signifikasi <0,05 data dinyatakan signifikan.
tidak homogen. Hasil uji Levene Test Interpretasi data pada tabel
pada tabel 5.3 nilai signifikasi Post Hoc LSD menyatakan adanya
sebesar 0,409, sehingga diketahui perbedaan yang signifikan antara
nilai signifikan>0,05 yang berarti kelompok perlakuan mikroemulsi
varian populasi homogen. kenikir dengan kelompok kontrol
Berdasarkan uji statistika didapatkan negatif dengan nilai signifikasi 0,000
bahwa penurunan kadar asam urat (p<0,05) dan ada tanda (*) yang
antara hari ke-7 dan hari ke-13 artinya berbeda signifikan antara
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 76

tikus yang diberi mikroemulsi didalamnya diduga mampu


placebo dengan tikus yang diberi menurunkan kadar asam urat dalam
mikroemulsi kenikir, serta ada darah, seperti flavonoid dapat
perbedaan yang signifikan antara menurunkan kadar asam urat dengan
kelompok kontrol positif dengan cara menghambat kerja enzim xantin
mikroemulsi kenikir dengan nilai oksidasi sehingga pembentukan asam
signifikan 0,000 (p>0,05) yang urat dapat dihambat.
artinya mikroemulsi kenikir memiliki Sediaan mikroemulsi kenikir
potensi untuk menurunkan kadar sendiri dapat memudahkan
asam urat pada tikus hiperurisemia kandungan bahan aktif dari ekstrak
namun potensinya masih kurang kenikirnya cepat terserap, karena
dibandingkan dengan mikroemulsi mikroemulsi memiliki ukuran
allopurinol, sedangkan antara partikel yang kecil sehingga
kelompok kontrol positif dan kontrol meningkatkan laju absorbsi dan
negatif ada perbedaan yang meningkatkan proses pelarutan.
signifikan dengan nilai signifikan Bahan aktif yang cepat terserap akan
0,000 (p<0,05) serta ada tanda (*) lebih cepat berperan dalam
berarti adanya perbedaan signifikan menurunkan kadar asam urat darah.
antara tikus yang diberi obat asam Jadi, hasil penelitian menunjukkan
urat (mikroemulsi allopurinol) bahwa pemberian mikroemulsi
dengan tikus yang tidak diberi obat kenikir dengan dosis 10 mg/200gBB
penurun asam urat (mikroemulsi tikus dapat menurunkan kadar asam
placebo). urat tikus yang diinduksi hati ayam.
Kontrol positif yang digunakan
adalah mikroemulsi allopurinol dosis KESIMPULAN
3,6 mg/200gramBB tikus. 1. Ekstrak Kenikir positif
Allopurinol merupakan suatu analog mengandung senyawa
hipoxantin, dengan atom N dan C metabolit meliputi flavonoid,
pada posisi 7 dan 8 saling bertukar, alkaloid, tanin, saponin,
digunakan secara luas untuk steroid, dan terpenoid.
mengatasi penyakit pirai. 2. Mikroemulsi Kenikir yang
Mekanismenya adalah pada awalnya terdiri dari campuran air, VCO
bertindak sebagai substrat kemudian sebagai fase minyak, tween 80
sebagai inhibitor xantin oksidase. dan span 80 sebagai surfaktan,
Oksidase tersebut akan serta gliserin sebagai co-
menghidrolisasi allopurinol menjadi surfaktan mampu
aloxantin (oksipurinol). Sintesis urat menghasilkan mikroemulsi
dari hipoxantin dan xantin segera yang jernih, transparan, stabil
menurun setelah pemberian dan memiliki ukuran partikel
allopurinol. Itu sebabnya konsentrasi mikron yaitu 1,6 µm.
hipoxantin dan xantin serum 3. Pemberian mikroemulsi
meningkat, sedangkan kadar asam ekstrak kenikir sebanyak 10
urat menurun. mg/200gBB dapat menurunkan
Mikroemulsi Kenikir kadar asam urat pada tikus
mengandung berbagai bahan aktif, yang diinduksi jus hati ayam.
beberapa kandungan bahan aktif
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 4 No.1 Maret 2020 77

SARAN prodi farmasi UIN Syarif


1. Perlu dilakukan penelitian Hidayatullah Jakarta.
lebih lanjut tentang proses
mekanisme kerja obat dari Gani, N., Momuat, L.I., Pitoi, M.M.
mikroemulsi kenikir untuk 2013. Profil Lipida Plasma
pengobatan hiperurisemia. Tikus Wistar yang
2. Perlu dilakukan uji toksisitas Hiperkolesterolemia pada
pada mikroemulsi daun Pemberian Gedi Merah
kenikir. (Abelmoschus manihot L.).
3. Perlu dilakukan penelitian Jurnal MIPA UNSTRAT. No. 2
lebih lanjut dengan membuat (1) hlm. 44-49.
sediaan dalam bentuk
nanoemulsi kenikir untuk Horiba Scientific. 2014. A
meningkatkan efektivitas Guidebook to Partical Size
dalam menurunkan kadar asam Anaysis.
urat.
Martin, Alfred. 2008. Farmasi Fisika
Dasar-Dasar Farmasi Fisik
DAFTAR PUSTAKA dalam Ilmu Farmasetik Ed.
Adib, M. 2009. Kupas Tuntas Asam Ketiga jilid 2. Jakarta : UI
urat. Yogyakarta : Dianloka Pustaka Press.
Populer.
Moghimipour, E., Salimi, A., dan
Ariviani, S., Raharjo, S., Anggrahini, Leis, F. 2012. Preparation dan
S., dan Naruki, S. 2015. Evaluation of Tretinoin
Formulasi Dan Stabilitas Microemulsion Based on
Mikroemulsi O/W Dengan Pseudo-Ternary Phase
Metode Emulsifikasi Spontan Diagram. Advanced
Menggunakan VCO Dan Pharmaceutical Bulletin, 2(2),
Minyak Sawit Sebagai Fase pp. 141-147.
Minyak: Pengaruh Rasio
Surfaktan-Minyak. Jurnal Tatto, Dermiati., Dewi, N.P., Tibe, F.
Agritech, Vol. 35, No. 1, 27- 2017. Efek Antihiperkolesterol
34. dan Antihiperhgikemik Ekstrak
Daun Ceremai (Phyllantus
Athiyah. 2015. Formulasi Dan acidus (L.) Skeels) padaTikus
Evaluasi Fisik Mikroemulsi Putih Jantan (Rattus
Yang Mengandung Ekstrak norvegicus) Hiperkolesterol
Umbi Talas (Colocasia Diabetes. Jurnal Farmasi
esculenta (L.) Schoot var Galenika. Vol. 3 (2) Hlm :
antiquorum) sebagai anti- 157-164. STIFAR Pelita Mas
aging. Skripsi. Fakultas Palu.
kedokteran dan ilmu kesehatan

Anda mungkin juga menyukai