Anda di halaman 1dari 7

Volume 10 No.

01
April 2021
ISSN : 2252 - 7311
e-ISSN : 2549 - 6840
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi
Email : jurnalkonversi@umj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava


L) SEBAGAI ZAT TAMBAH PEMBUATAN SABUN CAIR

Fatma Sari1, Ika Kurniaty1, Susanty1


1
Program Studi Teknik Kimia,Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
fatma.sari@umj.ac.id

ABSTRAK .Antioksidan merupakan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan


karena sifatnya yang dapat memperlambat proses oksidasi lipid. Ekstrak daun
jambu biji mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan
yang digunakan untuk melindungi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan ekstrak daun jambu biji terhadap sifat antioksidan sabun
cair. Ekstrak daun jambi biji didapatkan dengan metode ektraksi ultrasonik dengan
menvariasikan waktu ekstraksi (5 menit, 10 menit, 15 menit,20 Menit, 25 Menit)
dengan menggunakan pelarut etanol dengan rasio pelarut 1:10. Hasil kadar
flavonoid terbaik didapat pada waktu 15 menit sebesar 5,27 μg/ml.Hasil ekstraksi
dengan flavonoid terbaik ditambahkan ke dalam Sabun cair dengan konsentrasi
0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%. Kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH. Dari hasil penelitian didapatkan zat antioksidan
dengan % inhibisi terbaik pada konsentrasi 0,1% yaitu 87,66% didapatkan
persamaan regresi linier y = -53,721X + 95,789 .Perolehan IC50 sebesar 1,17 µg/mL
dan dapat menghambat 50% radikal bebas.

Kata kunci: Daun jambu biji, Flavonoid,Antioksidan Sabun cair

ABSTRACT Antioxidants are compounds that are beneficial to health because of


their properties that can slow down the lipid oxidation process. Guava leaf extract
contains flavonoid compounds that function as antioxidants that are used to protect
the body. This study aims to determine the effect of the addition of guava leaf extract
on the antioxidant properties of liquid soap. Guava leaf extract was obtained by
ultrasonic extraction method by varying the extraction time (5 minutes, 10 minutes,
15 minutes, 20 minutes, 25 minutes) using ethanol solvent with a solvent ratio of
1:10. The results of the best flavonoid levels were obtained in 15 minutes of 5.27
g/ml. The extraction results with the best flavonoids were added to liquid soap with
concentrations of 0.1%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0 ,5%. Then, the antioxidant activity was
tested using the DPPH method. From the results of the study, it was found that the
antioxidant substance with the best % inhibition was at a concentration of 0.1%,
namely 87.66% with a linear regression equation y = -53.721X + 95,789. g/mL. The
IC50 obtained was 1.17 g/mL and can inhibit 50% of free radicals.

Keywords: Guava leaves, Flavonoids, Antioxidants Liquid soap


PENDAHULUAN menggunaka gelombang ultrasonic.
Indonesia merupakan negara Keuntungan dari metode ekstraksi
tropis memiliki beraneka ragam ultrasonik yaitu efektif dan efisien.
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan Gelombang ultrasonik mempunyai
untuk kepentingan manusia. efek mekanik sehingga meningkatkan
Tanaman yang tumbuh memiliki penetrasi dari cairan
khasiat sebagai obat. Salah satu Ekstrak daun jambu biji dapat
tanaman yang dimanfaatkan sebagai dimanfaatkan sebagai zat antioksidan
obat adalah jambu biji (Thomas, dalam sabun cair. Sabun mandi cair
1993). merupakan produk yang strategis,
Menurut Kartasapoetra, 1996 karena saat ini masyarakat modern
Daun jambu biji mengandung minyak lebih suka produk yang praktis dan
diantaranya minyak atsiri 0,4%, ekonomis. Ada 2 jenis sabun yang
damar 3%, tanin 9%, minyak lemak dikenal, yaitu sabun padat (batangan)
6% dan sebagainya. Selain itu daun dan sabun cair (Hambali dkk. 2005).
jambu biji mengandung zat lain selain Sabun mandi merupakan salah satu
tanin, seperti ,vitamin, asam psidiolat, produk turunan dari minyak dihasilkan
asam kratogolat, asam ursolat asam dari reaksi antara minyak atau lemak
oleanolat, asam guajaverin, dan asam dengan basa KOH atau NaOH. (Sari,
ursolat (Widyawati, 2009). 2017).
Selain itu Daun jambu biji kaya
akan senyawa flavonoid, khususnya METODOLOGI PENELITIAN
kuersetin. Senyawa flavonoid Bahan dan Alat
memiliki aktivitas antioksidan yang Bahan
dapat mereduksi radikal bebas. Bahan-bahan yang Daun Jambu Biji,
Senyawa flavonoid terdiri dari kalkon, Alkohol 70%, KOH, Minyak VCO,
flavon, flavonon, flavonol, isoflavon Propylen Glikol (PG), Gliserin, Coco-
dan katekin yang memiliki aktivitas DEA Aquades, Larutan Kuarsetin,
antioksidan. (Zuhra, dkk, 2008). DPPH
Salah satu cara untuk
mendapatkan ekstrak daun jambu biji Alat
dengan menambahkan pelarut polar Alat-alat yang digunakan hot plate
ke dalam daun jambu biji kemudian di dan magnetic stirer, gelas beaker,
ekstraksi. Hasil penelitian yang telah timbangan, spatula, Sonikator,
dilakukan oleh Indriani (2006) Spektrofotometri.
menunjukkan ekstrak daun jambu
putih yang dihasilkan dengan Metode Penelitian
maserasi dengan penambahan Metode penelitian dibagi menjadi 2
pelarut etanol 70% berpotensi yaitu ekstraksi minyak daun jambu
menghasilkan antioksidan terbaik. biji, pembuatan sabun cair dengan
Metode ekstraksi dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
maserasi sudah banyak dilakukan. guajava L)
Metode ini memang lebih sederhana
dan biaya cukup murah tapi 1. Ekstraksi daun jambu biji
memerlukan waktu yang cukup lama dengan ultrasonik
dan hasil ekstraksi belum maksimal. Bubuk ditimbang dan dimasukan
Dari penelitian Wahyuni, dkk (2014) sebanyak 30 gram ke dalam bejana
Metode ektraksi yang digunakan ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan
di dalam suatu wadah yang sudah Untuk melakukan uji secara kuantitatif
dimasukan pelarut yaitu etanol pa dan jumlah flavonoid yang terdapat dalam
Aquades. Dengan ratio perbandingan ekstrak etanol dapat dilakukan
daun jambu biji (Psidium guajava L) dengan menggunakan
dan etanol pa 1:10 Sampel. Dilakukan spektrofotometri UV -Vis dengan
ekstraksi ultrasonik dengan variasi mengukur nilai absorbansinya.
waktu yaitu 10 menit, 15 menit, 20 Larutan standar yang digunakan
menit, 25 menit, 30 menit. Hasil adalah quarsetin untuk menunjukkan
ekstraksi disaring dan dikeringkan di Panjang gelombang flavonoid.
oven Kemudian dianalisa kadar Larutan standar dibaca
flavonoid dengan menggunakan absorbansinya pada Panjang
Spektrofotometer UV-Vis. gelombang 300-500 nm. Tahapan
Analisa sebagai berikut:
2. Pembuatan Sabun cair dengan  Pembuatan Larutan
ekstrak daun jambu biji pembanding (kuarsetin)
Metode pembuatan sabun yang Bahan baku standar kuarsetin
digunakan metode panas ditimbang 10 mg kemudian dilarutkan
(Widyasanti, 2017). Tahapannya ke dalam labu ukur sampai 100 ml
sebgai berikut: dengan etanol p.a untuk 100 ppm.
1. minyak kelapa murni (VCO) dan Dari larutan standar kuarsetin 100
ekstrak minyak daun jambu biji ppm, kemudian dipipet 10 ml dan
ditempatkan di dalam beaker dilarutkan dalam 100 ml etanol pa
glass dipanaskan di atas magnetic untuk 10 ppm, kemudian dibuat
stirrer. Pemanasan dilakukan beberapa konsentrasi 1 ppm, 2 ppm,
hingga campuran minyak bersuhu 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Dari
50-70°C masing-masing konsentrasi larutan
2. Dimasukkan larutan KOH 30% standar kuersetin ukur absorbansinya
dan diaduk hingga homogen.
Setelah terbentuk adonan sabun,
 Pengukuran absorbansi
proses selanjutnya dilakukan
Flavonoid pada Sampel
dilusi atau pencairan agar menjadi
Ekstrak daun jambu biji yang
sabun cair. Bahan yang
dihasilkan dari masing-masing
digunakan untuk mendilusi
variabel waktu ditimbang 10 mg di
adonan sabun adalah akuades,
dalam cawan kaca kemudian
gliserin, dan propilen glikol (PG).
dilarutkan dalam 100 ml labu ukur
3. Setelah proses pengadukan, suhu
dengan etanol pa. kemudian di ukur
diturunkan sampai 40°C Coco-
nilai absorbansinya pada alat
DEA dimasukkan ke dalam sabun
spektrofotometri. Larutan blanko yang
mandi cair dan diaduk hingga
digunakan adalah etanol.
semua campuran menjadi
 Pengukuran Kadar Flavonoid
homogen.
Setelah mendapatkan nilai
4. Setelah terbentuk sabun cair
absorbansi dari masing-masing
terbentuk ditambahkan ekstrak
variabel menggunakan Perhitungan
daun jambu biji
berdasarkan pada hokum lambert-
beer yang menunjukan hubungan
Metoda Analisa
lurus antara absorbans dan kadar
Analisa kualitatif Flavonoid
analat. Untuk menentukan kadar
flavonoid pada sampel berdasarkan
nilai absorbansi data larutan standar.
Data larutan standar ini digunakan
untuk membuat persamaan regresi
yaitu persamaan yang digunakan
untuk menghitung kadar flavonoid:
HASIL PENELITIAN DAN
Y = a + bX PEMBAHASAN
Keterangan :
Y = nilai absorbansi Pada penelitian ini dibuat konsentrasi
X = kadar flavonoid larutan pembanding dengan
A, b = konstanta menggunakan variasi deret
konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4
 Analisa Antioksidan ppm, 5 ppm dengan melarutkan
menggunakan DPPH bubuk kuercetin dengan pelarut
etanol pa. Kemudian larutan tersebut
1. 100 mg ekstrak ditimbang diukur absorbansinya pada 370 nm.
kemudian dilarutkan dengan Data konsentrasi larutan pembanding
aquades sampai 100 mL dalam serta absorbansinya di dapat dari
labu ukur maka didapatkan hasil spektrofotometri dan ditampilkan
konsentrasi 1 mg/mL. pada tabel 1.
2. Pengenceran larutan induk.
Pengenceran dengan Tabel 1. Nilai absorbansi larutan
menambahkan aquades dengan pembanding
perbandingan yang telah
ditetapkan, sehingga diperoleh Konsentrasi Absorbansi
sampel dengan konsentrasi (100,
150, 200, 250, 300 µg/mL).
1 ppm 0.071
3. Penentuan aktivitas antioksidan
masing-masing konsentrasi 2 ppm 0.1691
dipipet sebanyak 0,2 mL larutan 3 ppm 0.2894
sampel dengan pipet mikro dan 4 ppm 0.3646
masukan ke dalam vial, kemudian
5 ppm 0.445
ditambahkan 3,8 mL larutan
DPPH 50 µM.
4. Campuran dihomogenkan dan Dari data absorbansi Tabel 1. dibuat
dibiarkan selama 30 menit di kurva baku kuersetin kemudian
tempat gelap, abbsorbansi diukur diperoleh persamaan regresi linear
dengan spektrofotometer UV-Vis yaitu y=0,0931x-0,0104 dimana x
pada panjang gelombang adalah kadar flavonoid dan y adalah
maksimum. absorbansi (A). Persamaan tersebut
digunakan sebagai pembanding
 Perhitungan % inhibisi dalam analisis kuantitatif pada
Data Aktivitas antioksidan sampel pengukuran kandungan senyawa
ditentukan oleh besarnya hambatan flavonoid dalam ekstrak daun jambu
serapan radikal DPPH melalui biji. Kurva larutan baku standar
perhitungan persentase inhibisi kuesetin dapat dilihat pada Gambar.1.
serapan DPPH dengan Kurva Larutan Standar Kuersetin
menggunakan rumus:
Kurva kadar Flavonoid vs
Kurva Larutan Standar Waktu
Kuarsetin
0,5 6

0,4 5

Kadar Flavonoid
Absorbansi

0,3 4

0,2 3 y = -0,0212x + 4,98


y = 0,0931x - 0,0104 R² = 0,0611
R² = 0,9931 2
0,1
1
0
0 2 4 6 0
Konsentrasi 0 10 20 30
Waktu Ultrasonik

Gambar 1. Grafik Larutan Standar


Kuersetin Gambar 2. Grafik Kadar Flavonoid
terhadap waktu ultrasonik
Tabel 2. Hasil perhitungan kadar
flavonoid Dari grafik diatas didapat persamaan
y = -0,0212x + 4,98 dengan R² =
Waktu Nilai Kadar 0,0611. Dari hasil penelitian dapat
ultrasonik absorbansi flavonoid dilihat bahwa semakin lama waktu
(μg/ml) ultrasonik maka kadar flavonoid yang
5 menit 0,478 5,25 didapat berbeda-beda. Ini
menandakan bahwa dari ekstrak
10 menit 0,374 4,12
kental yang didapatkan memiliki
15 menit 0,481 5,27 kandungan flavonoid yang berbeda di
20 menit 0,342 3,78 setiap variasi waktu selama
ultrasonik. Hasil penelitian kadar
25 menit 0,445 4,89 flavonoid tidak bergantung dari waktu
ekstrak hasil optimum terdapat pada
Dari data persamaan regresi linear waktu ekstraksi 15 menit, setelah
yaitu y= 0,0931x-0,0104 tersebut waktu ekstraksi 20 menit mengalami
dapat dihitung kadar flavonoid penurunan kembali.
persampel. Dari data tersebut didapat
kadar flavonoid terbaik pada waktu Dari hasil perhitungan kadar flavonoid
ultrasonic 15 menit yaitu 5,27 μg/ml. maka didapat hasil terbaik pada waktu
grafik hubungan antara kadar ultrasonik 15 menit, kemudian hasil
flavonoid dengan waktu ultrasonik ekstraksi terbaik digunakan sebagai
disajikan pada gambar 2. zat antioksidan di sabun mandi cair.
Setelah sabun mandi cair dibuat maka
ditambahkan ekstrak daun jambu biji
dengan konsentrasi 0,1 %, 0,2%,
0,3%, 0,4%, 0,5 %. Kemudian
dilakukan analisa antioksidan
menggunakan DPPH. Hasil analisa
disajikan pada tabel 3.
Kurva Konsentrasi VS % Inhibisi
Tabel 3. Nilai Serapan Kontrol dan 100
Serapan Sampel
80

% INHIBISI
Konsentrasi Serapan Serapan 60 y = -53,73x + 95,793
Ekstrak Kontrol sampel R² = 0,8399
dalam Sabun 40
(%)
20
0 0,551 0,315
0,1 0,551 0,068 0
0,2 0,551 0,070 0 0,2 0,4 0,6
0,3 0,551 0,114 KONSENTRASI (μg/mL)
0,4 0,551 0,114
0,5 0,551 0,194
Gambar 3. Grafik % Inhibisi terhadap
Dari hasil nilai serapan kotrol dan konsentrasi
serapan sampel maka dapat dihitung
nilai % Inhibisi. Nilai % Inhibisi dapat Untuk mendapatkan persaamaan
disajikan pada tabel 4. regresi dibuat kurva untuk
mengetahui hubungan antara
Tabel 4. Nilai % inhibisi terhadap konsentrasi dengan serapan,
Konsentrasi ekstrak sehingga didapatkan persamaan
Konsentrasi % Inhibisi regresi linier y = -53,721X + 95,789
Ekstrak dengan koefisien R2 = 0,8399. Artinya
dalam Sabun 83,99 dari persen inhibisi dipengaruhi
(%) konsentrasi, sedangkan sisanya
0 42,83 dipengaruhi faktor lain. Dari penelitian
0,1 87,66 yang telah dilakukan didapat IC50 dari
0,2 87,30 sabun ekstrak daun jambu biji
sebesar 1,17 µg/mL. Artinya, pada
0,3 79,31
konsentrasi 1,17 µg/mL sampel dapat
0,4 79,31
menghambat 50% radikal bebas.
0,5 64,79
KESIMPULAN
Dari tabel 4. Yang disajikan dari hasil 1. Kadar flavonoid terbaik ekstraksi
analisa semakin banyak konsentrasi daun jambu biji dengan variasi
daun jambu bji maka semakin kecil waktu ultrasonik diperoleh pada
nilai inhibisi. Hal ini menunjukkan waktu 15 menit yaitu 5,27%
konsentrasi yang dibutuhkan untuk 2. Sabun mandi cair yang dihasilkan
menambah nilai antioksidan yang di tambahkan konsentrasi ekstrak
dibutuhkan hanya sedikit, hal ini daun jambu biji dihasilkan zat
terjadi karena sabun mandi cair yang antioksidan dengan % inhibisi
semakin banyak ditambah ekstrak terbaik pada konsentrasi 0,1%
maka semakin jenuh. Grafik yaitu 87,66%
hubungan antara konsentrasi dan nilai 3. Setelah dibuat regresi linear
% Inhibisi disajikan pada gambar 3 antara % inhibisi dan konsentrasi
ekstrak daun jambu biji dihasilkan N. H., Nelfiyanti, & Susanty.
IC50 sebesar 1,17 µg/mL. Artinya, (2018). Pengaruh
pada konsentrasi 1,17 µg/mL Penambahan Ekstrak Minyak
sampel dapat menghambat 50% Dedak Padi (Rice Bran Oil)
radikal bebas Terhadap PH dan Sifat
Antimikrobial Sabun Cair .
DAFTAR PUSTAKA Seminar Nasional Sains dan
Teknologi (SEMNASTEK)
A.N.S Thomas. 1992. Tanaman
Obat Tradisional 2. Kanisius : Widyasanti, A., Anisa Y. R.,
Yogyakarta. danSudaryanto Z., 2017.
Pembuatan Sabun Cair
G.,Kartasapoetra, 1996, Budidaya Berbasis Virgin Coconut Oil
Tanaman Berkhasiat Obat : (VCO) dengan Penambahan
Meningkatkan. Apotik Hidup Minyak Melati (Jasminum
dan Pendapatan Para sambac) Sebagai Essential
Keluarga Petani dan PKK., Oil.Jurnal Teknotan, 11(2),
Jakarta: Penerbit PT. Rineka pp.1-10

Hanani EA, Mun’im R dan Sekarini Widyawati, N., Tohari, P. Yudono,


2005. Identifikasi senyawa dan I. Soemardi. 2009.
antioksidan dalam spons Permeabilitas dan
callyspongia sp dari perkecambahan benih aren
Kepulauan Seribu. Majalah (Arenga pinnata (Wurmb)
Ilmu Kefarmasian, 2(3): 127- Merr.). Jurnal Agronomi
133 Indonesia. 37

Hambali, E., Bunasor, T. K., Suryani, WAHYUNI, Dyah Tri, WIDJANARKO,


Ani., dan Kusumah, G. A. Simon Bambang, Pengaruh
2005. Aplikasi Dietanolamida Jenis Pelarut Dan Lama
dari Asam Laurat Minyak Inti Ekstraksi Terhadap Ekstrak
Sawit pada Pembuatan Karotenoid Labu Kuning
Sabun Transparan. Jurnal Dengan Metode Gelombang
Teknik Industri Pertanian Vol. Ultrasonik Jurnal Pangan dan
15 (2), 46-53. Fakultas Agroindustri, [S.l.], vol 3, no 2,
Teknologi Industri Pertanian; pp 390-401, july 2014
Bogor
Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., dan
Indriani, S.. (2006). Uji Aktivitas Sihotang, H., 2008, Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Antioksidan Senyawa
Jambu Biji (Psidium guajava Flavonoid dari Daun Katuk
L.). J.II.Pert.Indon. 11: 1. (Sauropus androgunus (L)
Merr.), Jurnal Biologi
Sari, F., Nugrahani, R. A., Fithriyah, Sumatera, 3 (1) : 7-1

Anda mungkin juga menyukai