Anda di halaman 1dari 7

Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)

ISSN : 2549-0567 (Online)

FORMULASI DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI


EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)

Formulation and Characteristic Test of Solid Soap From Ethanol Extract of Papaya Seeds
(Carica papaya L.)

Leny1, Ella Fransiska1, Herbet Nababan1, Ihsanul Hafiz1, Benni Iskandar2


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Riau

E-mail Korespondensi : leny@helvetia.ac.id

ABSTRACT

The large consumption of papaya in Indonesia causes the availability of papaya seeds to be abundant and has not been
used wisely. Papaya seeds contain secondary metabolites such as phenols, terpenoids, alkaloids and saponins which
have an antibacterial activity. The purpose of this study was to develop papaya seeds into a cosmetic form and in this
study is to formulate it into solid soap. The research was initiated by making an extract which was then formulated into
solid soap with various concentrations of 2%, 4%, and 6%. Soap is tested for its characteristics to meet the requirements
of soap in SNI 06-3532-1994. The soap meets the criteria for the pH requirement, which is between 9-10, has a water
content of 1%, free alkali content of 0.044%, forms a stable foam and does not change during storage by using cycling
test method.

Keywords : Carica papaya, Papaya Seeds, Soap

ABSTRAK

Banyaknya konsumsi buah pepaya di Indonesia menyebabkan ketersediaan limbah biji pepaya berlimpah dan belum
dimanfaatkan dengan baik. Biji pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder seperti golongan fenol, terpenoid,
alkaloid dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
biji pepaya menjadi bentuk sediaan kosmetik yaitu sabun padat. Penelitian diawali dengan membuat ekstrak yang
kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sabun padat dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, dan 6%. Sabun diuji
karakteristiknya untuk memenuhi persyaratan sabun pada SNI 06-3532-1994.Sabun memenuhi kriteria kisaran pH yaitu
antara 9-10, memiliki kadar air 1%, kadar alkali bebas sebesar 0,044%, membentuk busa yang stabil dan tidak berubah
selama penyimpanan dengan pengujian stabilitas dipercepat metode cycling test.

Kata kunci : Biji pepaya, Carica papaya, Sabun

PENDAHULUAN telah dilakukan Maryam (2017)


Biji pepaya merupakan bagian dari menunjukkan adanya aktivitas antimikroba
buah pepaya yang pada umumnya selalu terhadap E. coli dan B.subtilis yang berasal
dibuang. Berdasarkan uji klinis yang di dari senyawa flavonoid dari biji pepaya.
lakukan oleh banyak praktik bidang Minyak biji pepaya diketahui mengandung
kesehatan, ternyata biji pepaya bisa diolah asam-asam lemak seperti asam oleat,
dan diambil minyaknya sebagai obat, karena asam palmitat, asam linoleat, asam stearat
di dalam kandungan biji pepaya terdapat (Martiasih et al., 2014).
sumber minyak yang bermanfaat bagi tubuh
(Torar et al., 2017). Biji pepaya yang METODE PENELITIAN
diketahui mengandung enzim papain Metodologi penelitian ini dilakukan
mampu mencegah keriput, mengecilkan secara eksperimental laboratori dengan
pori-pori kulit. Biji pepaya memiliki tahapan pembuatan simplisia, pembuatan
kandungan antara lain alkaloid, steroid, ekstrak secara maserasi dan pembuatan
tannin, dan juga minyak atsiri. Kandungan sabun mandi padat ekstrak biji pepaya
tersebut berasal dari lemak tak jenuh dalam dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6%. Sabun
jumlah yang tinggi sehingga biji pepaya juga mandi padat yang dihasilkan kemudian diuji
mampu meningkatkan kelembaban kulit. organoleptik, uji pH, uji kadar air, uji alkali
Penelitian pemanfaatan senyawa bebas, dan dilanjutkan dengan uji stabilitas
antibakteri dengan ekstrak biji pepaya sediaan sabun mandi padat.

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 238
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Desain, tempat dan waktu sabun. Dibiarkan hingga mengeras


Alat dan Bahan sempurna selama 1 hari (Benson et al.,
Alat dalam penelitian ini adalah 2019). Formula sediaan sabun dapat dilihat
neraca analitik, lemari pengering, kertas pada Tabel 1.
perkamen, blender, rotary evaporator, Pengujian Karakteristik Sediaan
lumpang dan alu, batang pengaduk, spatula, Sabun Mandi Padat yang meliputi:
cawan penguap, penangas air, beaker
gelas, gelas ukur, erlenmeyer, buret, pipet a. Uji Organoleptik
tetes, pH meter, dan cetakan sabun. Pengujian sediaan dengan pengamatan
Sedangkan bahan yang digunakan adalah terhadap penampilan fisik sabun yang terdiri
biji pepaya (Carica papaya L.), etanol 70%, dari tekstur (bentuk), warna dan bau (aroma)
minyak zaitun, minyak kelapa, cocamid sediaan (Pratiwi dkk, 2018).
DEA, NaOH, parfum dan akuades.
b. Uji pH
Langkah-langkah Penelitian pH Meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
Pembuatan Simplisia dan Ekstraksi menggunakan larutan dapar standar netral
Pembuatan simplisia dilakukan pH 7,0 dan larutan dapar pH 10,0 hingga alat
dengan cara mencuci bersih biji pepaya menunjukkan nilai pH yang sesuai dengan
kemudian dikeringkan di oven pada 50°C label yang tertera. Kemudian elektroda
lalu diblender. Serbuk simplisia biji pepaya dicuci dengan akuades, lalu dikeringkan
kemudian diayak dengan menggunakan dengan tisu. Sebanyak 1 g sabun,
ayakan mesh 44 (Martiasih dkk., 2014). dimasukkan ke dalam beaker gelas,
kemudian tambah akuades sebanyak 100
Ekstraksi ml lalu dilarutkan. Setelah itu elektroda
Ekstraksi dilakukan dengan metode dicelupkan dalam larutan tersebut.
maserasi. Serbuk simplisia biji pepaya yang Dibiarkan alat menunjukkan harga pH
telah diayak halus diekstraksi dengan sampai konstan. Angka yang muncul pada
pelarut etanol 70% dengan cara pH meter merupakan hasil pH dari sediaan
penambahan penyari etanol sebanyak yang terukur (Leny dkk, 2020)
75bagian dan diaduk selama 5 hari.
Pisahkan maserat sebanyak 2 kali, lalu c. Uji kadar air
ditambahkan 25bagian sisa pelarutnya. Penetapan kadar air dilakukan dengan cara
Didiamkan selama 18 jam kemudian ditimbang 5 g sampel sabun pada cawan
disaring. Filtrat pertama dan filtrat kedua penguap yang telah diketahui bobotnya,
digabung lalu dipekatkan dengan rotary kemudian dipanaskan pada lemari
evaporator pada suhu ± 40°C hingga pengering pada suhu 105°C selama 2 jam
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental sampai didapatkan bobot tetap.
yang dihasilkan disimpan dalam botol
tertutup sebelum digunakan untuk pengujian Perhitungan:
(Fitri et al, 2021). 𝑏1 − 𝑏2
Kadar air = 𝑏1 x 100%
Keterangan :
Formulasi Sediaan Sabun
b1 = bobot contoh uji dan cawan
Formulasi sediaan sabun dilakukan
petri sebelum pemanasan (g)
dengan dipanaskan minyak kelapa dan
b2 = bobot contoh uji dan cawan
minyak zaitun pada suhu 60-70°C di atas
petri setelah pemanasan (g)
penangas air (massa I), kemudian
dicampukan NaOH dan aquadest dan
d. Uji alkali bebas
diaduk sampai larut (massa II).
Pengujian kadar alkali bebas dilakukan
Dicampurkan massa II ke dalam massa I
dengan ditimbang 5 g sabun, dimasukkan ke
dan diaduk homogen. Dimasukkan cocamid
dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan
DEA sambil diaduk hingga larut.
150 ml alkohol yang telah dinetralkan
Ditambahkan ekstrak biji pepaya sesuai
kemudian campuran dipanaskan hingga
dengan konsentrasi yang tertera pada
larut. Ditambahakan 0,5 ml indikator
masing-masing formula (Tabel 1) dan aduk
phenolptalein dan dititrasi dengan asam
perlahan hingga homogen. Dimasukkan sisa
sulfat 0,1 N sampai warna merah
akuades, aduk hingga mengental kemudian
menghilang (Sukawaty dkk, 2016).
ditambahkan parfum vanilla sebanyak 5
tetes dan dituang larutan ke dalam cetakan

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 239
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Perhitungan: Berdasarkan pengujian stabilitas,


NaOH (%) = (V H2SO4 x N H2SO4 x selama penyimpanan dari siklus pertama
BM)/(W sampel) hingga siklus keenam tidak terlihat adanya
perubahan bentuk pada sediaan sabun
Keterangan : mandi padat ekstrak biji pepaya yaitu
NaOH (%) = Kadar NaOH dalam sabun berbentuk padat, masing-masing formula
V = Volume asam sulfat yang digunakan tidak mengalami perubahan warna dan
N = Normalitas asam sulfat aroma yang dihasilkan, sabun dalam kondisi
BM = Berat molekul NaOH yang sama seperti saat pertama kali dibuat,
W = Berat sampel dengan demikian sediaan dapat dikatakan
e. Uji tinggi busa stabil (Iskandar dkk, 2021).

Uji ini dilakukan dengan dimasukkan 0,01 g PEMBAHASAN


sabun yang telah dipotong ke dalam gelas Semua sediaan sabun yang
ukur lalu ditambahkan akuades ad 10 ml dihasilkan mempunyai warna yang
(konsentrasi 0,1%). Larutan sabun tersebut homogen, berbentuk padat dan mempunyai
dikocok selama 100 detik sebanyak 200 kali aroma vanila. Semakin tinggi konsentrasi
kocokan (dengan dua kali kocokan/detik). ekstrak yang ditambahkan, maka semakin
Setelah di kocok busa yang terbentuk gelap warna sediaan yang dihasilkan
dibiarkan selama selama 10 menit dan (Noumi et al, 2014). Pengamatan
diukur ketinggian busa yang dihasilkan organoleptik diperlukan untuk mengamati
(Sukawaty dkk, 2016). secara visual bentuk, bau, warna, dan
penampilan dari sediaan (Leny et al, 2020).
f. Uji stabilitas Pengukuran pH dilakukan pada saat
Uji stabilitas sediaan sabun mandi padat sediaan selesai dibuat atau sebelum
menggunakan cycling test. Cycling test penyimpanan dan selama penyimpanan
merupakan pengujian stabilitas sediaan dengan metode cycling test. Selama
dengan menyimpan sampel pada suhu 4 oC penyimpanan, pH sediaan berkisar antara 9-
selama 24 jam lalu dikeluarkan dan 10 dan cenderung stabil selama
ditempatkan pada suhu 40oC selama 24 penyimpanan. Sediaan sabun memenuhi
jam, perlakuan ini adalah 1 siklus. Perlakuan persyaratan pH sediaan sabun mandi padat
diulangi sebanyak 6 siklus dan dilakukan sesuai SNI yaitu 8-11. Sediaan dikatakan
pengamatan perubahan pada sediaan stabil jika pH tidak berubah selama
(Iskandar dkk., 2021). penyimpanan (Iskandar dkk, 2021).
Prinsip uji kadar air pada sediaan
HASIL sabun mandi padat adalah pengukuran
Hasil penelitian menunjukkan berat setelah pengeringan pada suhu 105°C
sediaan berbentuk padat dan mempunyai selama 2 jam. Berdasarkan SNI 06-3532-
warna yang semakin gelap dengan 1994, kadar air dalam sediaan sabun padat
penambahan ekstrak yang semakin banyak. maksimal 15%. Pengujian kadar air pada
Hasil pengamatan organoleptis dapat dilihat sabun mandi padat perlu dilakukan karena
pada tabel 2. Pengukuran nilai pH kadar air akan mempengaruhi kualitas
menunjukkan hasil sesuai dengan sabun. Banyaknya kadar air dapat
persyaratan SNI, dapat dilihat pada tabel 3. mempengaruhi kelarutan sabun dalam air
Kadar air dalam sediaan sabun pada saat digunakan. Apabila kandungan air
padat adalah sekitar 1% dan kadar alkali pada sabun terlalu tinggi akan
bebas pada sabun dibawah ambang batas menyebabkan sabun mudah menyusut dan
0,1%. Banyaknya busa ditunjukkan pada tidak nyaman saat digunakan (Langingi dkk,
sabun yang mengandung lebih banyak 2012). Syarat kadar air dalam sediaan
ekstrak biji pepaya yaitu pada FIII sabun mandi padat maksimal 15%.
(konsentrasi 6 %). Alkali bebas adalah alkali dalam
sabun yang tidak terikat sebagai senyawa.
Kelebihan alkali bebas yang tidak sesuai

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 240
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

standar dapat menyebabkan iritasi pada beberapa persyaratan mutu sabun mandi
kulit. Kelebihan alkali dapat disebabkan padat yang ditetapkan SNI.
karena penambahan alkali yang berlebih
pada proses pembuatan sabun. Menurut SARAN
SNI (1994), kadar alkali bebas pada sabun Dapat dilakukan pengujian
maksimum sebesar 0,1%. Kadar alkali efektivitas sabun terhadap peningkatan
bebas sabun mandi padat dalam kualitas kulit agar sabun biji pepaya semakin
penelitian ini memenuhi standar menurut dapat dikembangkan dalam formulasinya.
SNI 06-3532-1994. Kadar alkali bebas
tertinggi adalah 0,044% pada sabun DAFTAR PUSTAKA
dengan konsentrasi NaOH 25%, tetapi Benson, Heather A.E., Roberts, Michael S.,
masih memenuhi standar mutu SNI, yakni Leite-Silva, Vania, et al. 2019.
kurang dari 0,1% untuk NaOH Alkali Cosmetic formulation: Principles
bebas adalah alkali dalam sabun yang and Practice. France: CRC Press
tidak terikat dengan asam lemak Taylor and francis Group.
membentuk garam asam lemak (sabun). Brown H.J., Copeland L.R., Kleiman R.,
Alkali dalam sabun mandi tidak boleh Cummings M.K., Koritala S., and
melebihi 0,1% untuk natrium, karena Manoramarao K. 2011. High
alkali memiliki sifat yang keras dan dapat Unsaponifiables and Methods of
mengakibatkan iritasi pada kulit. Bila kadar Using The Same. United States
alkali bebas terlalu tinggi, akan Patent Application Publication:
menyebabkan kulit menjadi kering (Hernani US2011/0293544 A1.
et al., 2010). Fitri K., Khairani T.N., Sianturi K.T., Leny,
Hasil pengujian dapat dilihat pada Hafiz I. 2021. Anti-inflammatory
sabun mandi padat yang memiliki ekstrak biji Activity of Ethanol Extract of Lotus
pepaya dengan konsentrasi 6% mempunyai (Nelumbo nucifera G.) Seed Against
busa yang lebih banyak. Hal ini ditunjukkan White Male Rats Using Paw Edema
dari ketinggian busa pada FIII dengan Method, Journal of Drug Delivery
konsentrasi 6 % lebih tinggi busanya pada and Therapeutics. 11(4):1-4.
waktu 100 detik 10 menit dibanding dengan Hernani, Bunasor K.T., dan Fitriati. 2010.
F0 yang tidak mengandung ekstrak biji Formula Sabun Transparan
pepaya, FI dengan ekstrak biji pepaya 2%, Antijamur dengan Bahan Aktif
dan FII yang memiliki konsentrasi ekstrak biji Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga
pepaya 4%. Hasil ini membuktikan bahwa L.Swartz.). Bul. Littro. 21(2):192-
ekstrak biji pepaya mempunyai saponin 205.
yang dapat mempengaruhi tinggi busa Makalalag E. 2010. Aktivitas Antioksidan
sabun pada konsentrasi ekstrak sebanyak Ekstrak Wortel Yang Ditambahkan
6%. dalam Proses Pembuatan Minyak
Selama penyimpanan dari siklus Kelapa Murni. Skripsi. FMIPA
pertama hingga siklus keenam tidak terlihat Universitas Sam Ratulangi.
adanya perubahan bentuk pada sediaan Manado.
sabun mandi padat ekstrak biji pepaya yaitu Iskandar B., Sidabutar S.E., dan Leny. 2021.
berbentuk padat, masing-masing formula Formulasi dan Evaluasi Lotion
tidak mengalami perubahan warna dan Ekstrak Alpukat (Persea americana)
aroma yang dihasilkan, sabun dalam kondisi sebagai Pelembab Kulit. Jurnal
yang sama seperti saat pertama kali dibuat. Islamic Pharmacy. 6(2): 36-45.
Hasil pemeriksaan pH selama penyimpanan Iskandar B., Lukman A., Tartilla R., Dwi
dari siklus pertama hingga siklus keenam Condro Surboyo M., dan Leny L.
menunjukkan adanya perubahan pH pada 2021. Formulasi, Karakterisasi, dan
masing-masing formula, tetapi tidak Uji Stabilitas Mikroemulsi Minyak
signifikan yaitu masih memenuhi nilai pH Nilam (Pogostemon cablin Benth.).
sabun mandi menurut SNI 06-3532-1994. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 6(2): 282-
291.https://doi.org/10.36387/jiis.v6i
KESIMPULAN 2.724
Kesimpulan dari penelitian ini Leny, Ginting E.E., dan Hafiz I. 2020.
bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya Formulation and Evaluation of
L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan Candlenut (Aleurites moluccana L.)
sabun mandi padat dan memenuhi Oil in Gel Preparation. Asian Journal

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 241
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

of Pharmaceutical Research and Noumi E., Hajlaoui H., dan Trabelsi N. 2014.
Development. 8(5): 41-43. Antioxidant Activities and RP-HPLC
https://doi.org/10.22270/ajprd.v8i5. Identification of Polyphenols in the
842 Acetone 80 Extract of Salvadora
Leny et al. 2020. The Moisturizing Sheet persica. African Journal of
Mask Formulation of Black Soybean Pharmacy and Pharmacology. 5(7):
(Glycine soja) Ethanolic Extract. 966-971.
International Journal of Advanced Pratiwi F.A., Amal S., dan Susilowati S.
Science and Technology. 29(4): 2018. Variasi Jenis Humektan pada
9045-9051. Formulasi Sediaan Masker Gel Peel
Langingi R., Momuat L.I., dan Kumaunang off Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok
M.G. 2012. Pembuatan Sabun (Musa paradisiaca pericarpum).
Mandi Padat dari VCO yang Pharmasipha. 2(2): 31-36.
mengandung Karotenoid Wortel. Sukawaty Y., Warnida H., dan Artha A.V.
Jurnal MIPA Unsrat online. 1(1): 20- 2016. Formulasi Sediaan Sabun
23. Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi
Martiasih M., Sidharta B.B.R., dan Atmodjo Bawang Tiwai (Eleutherine bulbosa
P.K. 2014. Aktivitas antibakteri (Mill.) Urb.). Jurnal Ilmu Farmasi.
ekstrak biji pepaya terhadap 13(1): 14-22.
Escherichia coli dan Streptococcus Torar G.M.J., Lolo W.A., dan Citraningtyas
pyogenesis. Skripsi. Fakultas G. 2017. Uji aktivitas antibakteri
Teknologi Unversitas Atma Jaya. ekstrak etanol biji pepaya (Carica
Yogyakarta. papaya L.) terhadap bakteri
Maryam S. 2017. Isolasi senyawa flavonoid Pseudomonas aeruginosa dan
dari biji pepaya (Carica papaya L) Staphylococcus aureus. Jurnal
dan uji aktivitasnya sebagai Ilmiah Farmasi Universitas Sam
antimikroba. Skripsi. Universitas Ratulangi. 6(2): 14-22.
Negeri. Semarang.

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 242
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Tabel 1
Formula Sediaan Sabun Mandi Padat

Bahan Konsentrasi
F0 F1 F2 F3
Ekstrak Biji - 2% 4%6%
Pepaya
Minyak Kelapa 15 15 15 15
Minyak Zaitun 2,5 2,5 2,5 2,5
NaOH 5 5 5 5
Cocamid DEA 10 10 10 10
Parfum 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Aquadest ad 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml
Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)
F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Tabel 2
Hasil pengamatan organoleptis sediaan sabun mandi padat

Parameter F0 F1 F2 F3
Bentuk Padat Padat Padat Padat
Warna Putih Coklat muda Coklat Coklat tua
Aroma Vanila Vanila Vanila Vanila
Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)
F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Tabel 3
Hasil pengukuran pH sediaan
Formula Sebelum Selama penyimpanan
penyimpanan
Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus
1 2 3 4 5 6

F0 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7

F1 9,9 9,9 9,9 9,9 9,9 9,9 9,9

F2 9,9 9,9 10,0 10,0 9,9 10,0 9,9

F3 9,8 9,8 9,8 9,9 9,8 9,9 9,9

Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)


F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 243
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Tabel 4
Hasil pengukuran kadar air sabun
Formula
F0 F1 F2 F3
Bobot Sebelum 60,5 60,5 60,5 60,5
pemanasan 60,5 60,5 60,5 60,5
60,5 60,5 60,5 60,5
Rata-rata bobot 60,5 60,5 60,5 60,5
sebelum
pemanasan (b1)

Bobot Setelah 59,8 59,8 59,8 59,7


pemanasan 59,4 59,6 59,7 59,9
59,7 60,0 59,7 59,8
Rata-rata bobot 59,6 59,8 59,7 59,8
setelah pemanasan
(b2)

Kadar Air = 1,5% 1,1% 1,3 1,1


𝑏1 − 𝑏2 % %
x 100%
𝑏1
Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)
F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Tabel 5
Hasil pengukuran alkali bebas sabun

Uji alkali bebas (%)


Formula Pengulangan Pengulangan Pengulangan 3 Rata-rata
1 2
F0 0,072 0,032 0,024 0,043
F1 0,064 0,08 0,048 0,064
F2 0,048 0,08 0,08 0,069
F3 0,072 0,08 0,08 0,077
Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)
F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Tabel 6
Hasil pengukuran tinggi busa sabun

Tinggi Busa Sabun Mandi Padat (cm)


Formula Sebelum Sesudah
P1 P2 P3 Rata-rata P1 P2 P3 Rata-rata
F0 13 14,5 16 14,5 9 10 12 10,3
F1 17 17 16 16,7 13 12 13 12,7
FII 17,5 17 17 17,2 14 14 14,5 14,2
FIII 17,5 19 18 18,2 16 15,5 15 15,5
Keterangan : F0 : Blanko (sabun tanpa ekstrak biji pepaya)
F1 : Sabun dengan 2% ekstrak biji pepaya
F2 : Sabun dengan 4% ekstrak biji pepaya
F3 : Sabun dengan 6% ekstrak biji pepaya

Vol. XVI No. 2, Desember 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i2.2428 244

Anda mungkin juga menyukai