Anda di halaman 1dari 9

Politeknik Negeri Sriwijaya,

Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59

OPTIMASI FORMULA PEMBUATAN SABUN PADAT ANTISEPTIK ALAMI DENGAN


PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU
(Piper betle L)

OPTIMIZING THE FORMULA FOR MAKING NATURAL ANTISEPTIC SOAP WITH THE ADDITION
OF GREEN BETEL LEAF (Piper betle L)

Martha Aznury*1, ibnu Hajar1, Ayu Serlina1


Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya

Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139, Telp +62711353414/fax+62711355918


Email: martha_aznury@polsri.ac.id

ABSTRACT
Green betel leaf (Piper betle L) is a natural antiseptic with phenol (carvacrol) and phenylpropane
(eugenol and kavikol) which functions as an antiseptic (very strong bactericide and fungicide). phenol which
is a toxic compound resulting in disrupted three-dimensional protein structure causing damage to the
bacterial cell wall. So that soap containing natural antiseptic from betel leaf can kill bacteria. The purpose of
this study was to determine the benefits of green betel leaf and to obtain the best formulation of natural
antiseptic solid soap with the addition of green betel leaf extract. The composition of the oils used in making
solid soap is palm oil, coconut oil and olive oil. Tests carried out on solid soap include pH test, water content
test, free fatty acid content, free alkaline content, and mineral oil based on SNI 06-3532-1994 as well as
testing for many bacteria. Based on the analysis, it is known that the soap formula with the best oil
composition variations is the composition of palm oil, coconut oil and olive oil with a ratio of 1: 2: 2 and the
addition of green betel leaf extract as a natural antiseptic is 3gr.

Keywords: Solid soap, Green Betel leaf extract, Antiseptic

1. PENDAHULUAN Syarat kualitas sabun mandi dapat


Banyak sabun yang dijual di pasaran meliputi penetapan kadar air, jumlah asam
merupakan sabun yang menggunakan bahan lemak, alkali bebas yang dihitung berdasarkan
aditif sintetis sebagai zat antiseptik yang dapat NaOH atau KOH, asam lemak bebas atau lemak
mengganggu kesehatan kulit bagi mereka yang netral yang tidak tersabunkan oleh alkali, dan
memiliki kulit sensitif, selain itu masih jarang yang terakhir adalah minyak mineral.
juga sabun antiseptik yang beredar di pasaran. Sabun dapat beredar di pasaran bebas
Padahal antiseptik pada sabun berfungsi sebagai apabila memiliki karakteristik standar seperti
penangkal radikal bebas pada kulit akibat yang telah ditetapkan dalam Dewan Standarisasi
lingkungan yang tidak sehat lagi oleh polusi Nasional (DSN). Syarat mutu dibuat untuk
terutama polusi udara. Salah satu bahan yang memberi acuan kepada pihak industri besar
banyak mengandung antiseptik alami adalah ataupun industri rumah tangga yang
daun sirih. Sehingga daun sirih dimanfaatkan memproduksi sabun mandi untuk menghasilkan
sebagai zat antiseptik alami dalam pembuatan sabun dengan mutu yang baik dan dapat
sabun. bersaing di pasaran lokal. Sifat mutu yang
Mekanisme kerja senyawa fenol pada paling penting pada sabun adalah total asam
daun sirih hijau adalah mendenaturasi protein. lemak, asam lemak bebas, dan alkali bebas.
Interaksi antar mikroorganisme dengan senyawa Pengujian parameter tersebut dapat dilakukan
fenol mengakibatkan perubahan keseimbangan sesuai dengan acuan prosedurstandar yang
muatan dalam molekul protein bakteri, sehingga ditetapkan SNI. Begitu juga dengan semua sifat
terjadi perubahan struktur protein dan mutu pada sabunyang dapat dipasarkan, harus
menyebabkan terjadinya koagulasi. Protein memenuhi standar mutu sabun yang ditetapkan
yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan yaitu SNI 06–3532–1994.
kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak Panjang rantai yang kurang dari 12 atom
dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur karbon dihindari penggunaannya karena dapat
protein pada dinding sel bakteri akan membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang
mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat dan rantai yang lebih dari 18 atom karbon
rusak. Sedangkan senyawa fenilpropana bersifat membentuk sabun yang sukar larut dan sulit
antiseptik dan analgesik topikal (Maytasari, menimbulkan busa. Asam lemak tak jenuh
2010). (rantai karbon) yang terlalu besar menghasilkan
sabun yang mudah teroksidasi bila terkena
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 51
Martha, dkk

udara. Bila asam lemak dimasak dengan basa dan meredakan dengkuran. Kandungan euganol
alkali, maka akan terbentuk garam dari asam pada daun sirih mampu membunuh jamur
lemak yang disebut sabun dan gliserol. Candida albicans, mencegah ejakulasi dini, dan
Reaksi penyabunan (safonifikasi) dengan bersifat analgesik. Daun sirih juga sering
menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida digunakan oleh masyarakat untuk
dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghilangkan bau mulut, mengobati luka,
menghasilkan sabun dan gliserin. Sabun dibuat
menghentikan gusi berdarah, sariawan, dan
melalui proses saponifikasi lemak atau minyak
menghilangkan bau badan (Retnosari dkk,
menggunakan larutan alkali. Pembuat kondisi
basa yang biasa digunakan adalah Natrium 2006).
Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida Daun sirih mengandung minyak atsiri
(KOH). Jika basa yang digunakan adalah sebesar 1 – 4,2%, dan senyawa fenol beserta
NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras turunannya seperti dari hidroksi kavikol,
(padat), sedangkan basa yang digunakan adalah kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol,
KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair. karvakrol, terpen, seskuiterpen, fenilpropan dan
Sirih di Indonesia sudah dikenal sejak tanin. Kavikol yang memiliki aktivitas sebagai
tahun 600 SM. Pada pengobatan tradisional, bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan
dengan fenol (Agusta, 2010). Daun sirih hijau
daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang
juga diketahui memiliki efek antibakteri
menghangatkan, dan bersifat antiseptik.
terhadap beberapa jenis bakteri. Beberapa
Kandungan tannin pada daun sirih dipercaya bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya
memiliki khasiat mengurangi sekresi cairan oleh senyawa yang terdapat di dalam daun sirih
pada vagina, melindungi fungsi hati, dan hijau adalah Escherichia coli, Salmonella sp,
mencegah diare. Sirih juga mengandung Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella,
arecoline di seluruh bagian tanaman yang dan dapat mematikan Candidaalbicans
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan (Arambewela dkk, 2005).
daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik,

2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini


Daun sirih (Piper betel Linn.) yang adalah eksperimen (percobaan) pengumpulan
diambil dari daerah Palembang dengan dan menggunakan metode observasi
karakteristik daun yang muda sebanyak ±200 (pengamatan) serta analisa secara pengolahan
gram. Perlakuan yang dilakukan terhadap daun data dilakukan dengan statistika. Pembuatan
sirih yaitu pertama mecuci daun sirih lalu sabun antiseptik daun sirih dilakukan dengan
memotong halus, setelah itu mengekstraksi 50 memvariasikan volume ekstrak daun sirih.
gram daun sirih halus dengan pelarut etanol 96%.
Formulasi Sabun Antiseptik Daun Sirih
Hijau
Tabel 1. Formulasi Sabun Mandi Padat Variasi
Ekstrak daun sirih
Bahan Samp Sampel Sampel Sampel Samp
el A32 A33 A34 el
A31 A35
Eks.d ml 3 5 7 9 11
sirih
M. gr 10 10 10 10 10
Sawit
M. gr 20 20 20 20 20
zaitun
VCO gr 20 20 20 20 20
NaOH( ml 15 15 15 15 15
30%)
NaCl ml 5 5 5 5 5
(10 %)
Aquad 50 50 50 50 50
est ml

52
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Sabun


Padat Ekstrak Daun Sirih Hijau
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dihasilkan agar sesuai dengan SNI 1994 yang
3.1.Ekstraksi dan Identifikasi Kandungan meliputi :
Daun Sirih Hijau
Ekstraksi daun sirih hijau menggunakan 3.2.1.Pengujian pH
etanol 96%, digunakan karena memiliki dua Derajat keasaman (pH) bertujuan untuk
gugus fungsi yang berbeda tingkat mengetahui nilai pH sabun agar sesuai dengan
kepolarannya, yaitu gugus hidroksil (OH) yang standar dan tidak mengiritasi kulit. Berdasarkan
bersifat polar dan gugus alkil (-R) yang bersifat SNI 06-3532-1994, pH sabun mandi tidak
non polar. Adanya kedua gugus tersebut ditetapkan standarnya. Walaupun demikian,
diharapkan agar senyawa-senyawa kimia tingkat keasaman (pH) sabun sangat
dengan tingkat kepolaran yang berbeda dalam berpengaruh terhadap kulit pemakainya.
simplisia sampel akan terekstrak kedalam Umumnya,
12 sabun yang dipasarkan di
etanol. Sama halnya dengan senyawa flavonoid masyarakat mempunyai nilai pH 9 hingga 10,8.
dalam daun sirih. Menurut Harborne (1987) 10
dalam flavonoid adalah golongan fenol yang
8
merupakan senyawa polar karena mempunyai
sejumlah gugus hidroksil yang tak tersuling atau
pH
6
suatu gula, sehingga akan larut dalam
pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol, 4
aseton, dan dimetilsulfoksida.
2
Komponen penyusun minyak sirih dapat
digolongkan menjadi kelompok fenol (32,36%). 0
Fenol termasuk alkohol, bersifat lebih asam A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
daripada alkali dan dapat mematikan semua
Formulasi Sampel
jenis sel. Etanol memiliki kepolaran yang mirip
dengan fenol sehingga cocok digunakan sebagai
pelarut dalam proses ekstraksi daun sirih hijau.
Setelah proses ekstraksi diperoleh
ekstrak sebanyak 250 ml dengan pH netral
yaitu 7 dari 200gr daun sirih hijau diperoleh % Gambar 2. Pengaruh Variasi Penambahan
rendemen sebanyak 77,33% dan kadar air Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap pH
sebesar 40%. Kadar air yang tinggi disebabkan Dari gambar dapat dilihat bahwa sabun
karena sebelum daun sirih hijau di ekstraksi padat dengan penambahan ekstrak daun sirih
dengan etanol, daun sirih hijau tidak hijau memiliki pH yang sesuai dibawah standar
dikeringkan dibawah sinar matahari. maksimal SNI 1994. Tingginya nilai pH pada
Dari uji pendahuluan diketahui bahwa formulasi kedua disebabkan karena pada saat
ekstrak yang di dapatkan berwarna kuning pembuatan sabun NaOH yang di tambahkan
kecoklatan, berbau wangi, serta mengadung lebih banyak dari formulasi lainnya yaitu 20 ml
tannin, flavonoid, triterpenoid, mengandung sedangkan formulasi lain 15 ml. Sabun yang
minyak atsiri dan fenol yang bersifat seperti memiliki pH tinggi dapat meningkatkan
alkohol sehingga sering digunakan sebagai pertumbuhan bakteri Propiombacterium dan
desinfektan. Efek antibakteri daun sirih membuat kering kulit. Hal ini terjadi karena
disebabkan karena adanya senyawa seperti fenol sabun dengan pH tinggi dapat membengkakkan
yang bekerja mengubah sifat protein sel bakteri keratin sehingga memudahkan masuknya
sehingga permeabilitas dinding sel bakteri bakteri yang menyebabkan kulit menjadi kering
meningkat dan bakteri menjadi lisis. Flavonoid dan pecah-pecah, sedangkan sabun dengan pH
mengganggu integritas membran sel bakteri terlalu rendah dapat menyebabkan iritasi pada
(Harapini dkk 1996). kulit (Utami, 2012).
3.2 Analisa Kualitas Sabun Padat Antiseptik 3.2.2 Pengaruh Komposisi Minyak dan Variabel
Alami Ekstrak Daun Sirih Hijau Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Setelah pembuatan sabun padat Terhadap Kadar Air Sabun Padat
antiseptik alami dengan penambahan ekstrak
daun sirih hijau. Langkah selanjutnya yaitu Kadar air yang bervariasi pada masing-
melakukan analisa terhadap sabun yang masing formulasi disebabkan karena adanya
reaksi oksidasi antara minyak dan oksigen.

ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 53
Martha, dkk

Menurut (Ketaren, 1986) proses oksidasi dapat sabun Na, dan 0,14% untuk sabun KOH. Alkali
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah mempunyai sifat yang keras dan menyebabkan
oksigen dengan minyak atau lemak. iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas pada
Pembentukan Hidroperoksida yang dihasilkan sabun dapat disebabkan karena konsentrasi
dari proses oksidasi minyak menyebabkan alkali yang pekat atau berlebih pada proses
terputusnya gugus H2O maka sabun yang penyabunan (Rozi, 2013).
dihasilkan akan tengik, dan menyebabkan kadar
air pada sabun meningkat. 0.12

kadar alkali bebas (%)


0.1
19
17 0.08
Kadar Air (%)

15 0.06
13 0.04
11
0.02
9
7 0
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
5
Formulasi Sampel
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
SNI Alkali Bebas
Formulasi Sampel
SNI kadar Kadar air
Gambar 4. Pengaruh Penambahan Ekstrak
Daun Sirih Hijau Terhadap Kadar Alkali
Bebas
Gambar 3. Pengaruh Variasi Penambahan
Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Kadar Pada variasi penambahan ekstrak daun
Air sirih hijau semakin tinggi penambahan ekstrak
daun sirih hijau maka kadar alkali semakin
Pada Gambar 3.2 dengan variasi menurun. Hal ini disebabkan karena ekstrak
penambahan ekstrak daun sirih hijau kadar air daun sirih mengandung fenol, fenol dalam
berbanding lurus dengan banyaknya ekstrak daun sirih hijau merupakan senyawa
penambahan ekstrak, semakin banyak alkohol yang berfungsi sebagai antioksidan
penambahan ekstrak semakin tinggi kadar air alami yang larut dalam aseton, alkohol, asam
pada sabun padat. Penambahan ekstrak daun asetat glacial dan alkali hidroksida (Rozi, 2013).
sirih hijau yaitu 3gr, 5gr, 7gr, 9gr dan 11gr. Dari Karena fenol larut dalam alkali hidroksida inilah
grafik dapat dilihat bahwa sabun padat dengan yang menyebabkan penambahan ekstrak daun
penambahan ekstrak daun sirih hijau sebanyak sirih hijau pada pembuatan sabun padat dapat
3gr, dan 5gr memiliki kadar air yang sesuai menyebabkan semakin berkurangnya alkali
dibawah standar maksimal SNI 1994 yaitu karena dapat larut dengan baik dengan alkali
14,2% dan 15%. Sedangkan pada penambahan pada sabun, dalam setiap formulasi sampel A31,
7gr, 9gr, dan 1 gr memiliki kadar air di atas A32, A33, A34, dan A35 kadar alkali bebas
standar SNI yaitu sebesar 15,4%, 17% dan 19% memenuhi standar SNI sabun padat.
yang tidak memenuhi standar kadar air SNI
pada sabun padat. Tingginya kandungan air 3.2.4.Pengaruh Komposisi Minyak dan Variasi
pada sabun akan mempengaruhi kelarutan sabun Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau
dalam air, pada saat digunakan semakin banyak Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Sabun
kandungan air dalam sabun maka sabun akan Padat
mudah menyusut atau habis dan semakin Tingginya asam lemak bebas pada sabun
pendek daya simpan sabun (Spitz, 1996). akan mengurangi daya membersihkan sabun
karena sabun yang seharusnya mengemulsi
3.2.3 .Pengaruh Komposisi Minyak dan Variasi kotoran akan mengemulsi asam lemak bebas
Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau terlebih dahulu sehingga pemakaian sabun
Terhadap Kadar Alkali Bebas Sabun Padat menjadi kurang efektif (Qisti, 2009). Reaksi
Alkali bebas di dalam sabun tidak hidrolisa dapat menyebabkan kerusakan minyak
terikat sebagai senyawa. Kelebihan alkali bebas atau lemak mengakibatkan kerusakan minyak
dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk atau lemak ini terjadi karena adanya kandungan

54
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59

air dalam minyak atau lemak, yang pada Minyak mineral merupakan zat atau
akhirnya menyebabkan ketengikan dengan bahan tetap sebagai minyak, namun pada saat
perubahan rasa dan bau ada minyak tersebut. penambahan air akan terjadi emulsi antara air
dan minyak yang ditandai dengan kekeruhan
3 (Qisti, 2006). Pada penambahan ekstrak daun
sirih hijau pada sampel A31, A32, A33, A34, dan
2.5 A35 minyak mineral negatif. Ditandai dengan
saat pengujian sampel, sampel tidak
kadar ALB (%)

2 menunjukkan kekeruhan pada saat di titrasi


dengan air sehingga sampel tersebut negatif
1.5 minyak mineral.
Minyak mineral negatif menunjukkan
1 bahwa dalam sabun padat tidak terdapat lagi
kandungan minyak yang berbahaya sisa hasil
0.5 penyulingan minyak bumi seperti solar, bensin
dan minyak tanah yang tidak boleh ada pada
0
kosmetik dan batas kandungan minyak mineral
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5 dalam sabun padat yaitu 0,05% (Idrus, 2013).
Formulasi Sampel Apabila pada sabun tersebut terdapat minyak
mineral maka daya emulsi dari sabun tersebut
SNI ALB akan menurun dan akan menimbulkan iritasi
pada kulit.
Gambar 5. Pengaruh Variasi Penambahan
Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Kadar 3.2.6 Uji Kesukaan Penambahan Ekstrak Daun
Asam Lemak Bebas Sirih Hijau Terhadap Organoleptik Sabun Padat

Sedangkan pada variasi penambahan Uji kesukaan (hedonic test) merupakan


ekstrak daun sirih hijau semakin tinggi uji penerimaan konsumen untuk mengukur
penambahan ekstrak daun sirih hijau maka tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Hasil
kadar asam lemak bebas semakin tinggi. pengujian organoleptik yang diamati dari sabun
Menurut Herrnani (2010) penambahan ekstrak antiseptik alami dengan penambahan ekstrak
yang baik pada sediaan sabun untuk mengatasi daun sirih hijau yaitu warna, aroma dan bentuk.
kelebihan asam lemak bebas yaitu pada Pengujian dilakukan oleh 25 orang yang terdiri
penambahan ekstrak 1, 2, dan 3%. Pada dari mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya
penambahan ekstrak daun sirih hijau dapat yang memberikan tanggapan pribadinya tentang
dianalisa bahwa semakin tinggi penambahan kesukaan terhadap warna, aroma dan bentuk
ekstrak yaitu 5% - 11 % pada sampel A32, A33, dari sabun ekstrak daun sirih. Didapat tiga
A34 dan A35 kadar asam lemak bebas semakin grafik yang menunjukkan jumlah penilaian
tinggi, hal ini terjadi karena adanya proses panelis terhadap produk sabun.
hidrolisis antara trigliserida dengan air yang
a. Uji kesukaan terhadap warna
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas.
Sehingga semakin tinggi penambahan ekstrak
Netral agak suka
pada sampel sabun semakin tinggi juga kadar 25 suka sangat suka
jumlah responden (orang)

asam lemak bebasnya.


Kadar asam lemak bebas pada formulasi 20
A31 dan A32 masih memenuhi standar sabun
berdasarkan SNI berarti sabun yang diperoleh 15
efektif digunakan. Sedangkan untuk sampel A33,
10
A34, dan A35 kadar asam lemak bebasnya diatas
stanndar SNI dan tidak efektif untuk digunakan 5
karena sabun yang dihasilkan memiliki bau
tengik karena adanya reaksi oksidasi pada 0
sabun. A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
3.2.5. Pengaruh Komposisi Minyak dan Variasi formulasi sampel
Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Terhadap Kandungan Minyak Mineral Sabun
Gambar 6. Uji Kesukaan Terhadap Warna
Padat
Sabun

ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 55
Martha, dkk

Terlihat pada grafik tingkat kesukaan gr. Dimana aroma yang dihasilkan tidak terlalu
panelis terhadap warna sabun antiseptik alami menyengat.
daun sirih hijau paling banyak yaitu pada Dari uji organoleptik terhadap warna dan
formulasi sampel A33 dengan penambahan aroma dapat ditarik kesimpulan dari semua
ekstrak daun sirih sebanyak 7gr dengan warna formula yang ada, formula yang paling diterima
coklat kekuningan. Sedangkan untuk tingkat oleh khalayak umum adalah pada formula A31
sangat suka paling tinggi yaitu pada formulasi (penambahan ekstrak daun sirih hijau 3 gr). Hal
sampel A31 dengan penambahan ekstrak ini disebabkan karna pada formula tersebut
sebanyak 3 gr dengan warna kekuningan. memiliki warna kekuningan yang menarik dan
Perbedaan warna pada sabun antara perlakuan aroma daun sirih yang tidak terlalu menyengat.
tidak terlalu berbeda yaitu berwarna kuning
pucat. Warna sabun padat tanpa penambahan
ekstrak daun sirih adalah putih susu, sedangkan 3.3. Hasil Uji Bakteri Sabun Padat
warna dari ekstrak daun sirih yaitu kuning Antiseptik Dari Ekstrak Daun Sirih Hijau
kehijauan. Semakin banyak penambahan Untuk mengetahui kemampuan ekstrak
ekstrak daun sirih maka warna sabun akan daun sirih hijau sebagai antiseptik alami pada
semakin coklat atau semakin gelap (Sukawaty sabun maka dilakukan uji bakteri dengan
dkk, 2016). perbandingan antara tangan yang tidak dicuci
dengan sabun sampel, tangan yang dicuci
b. Uji kesukaan terhadap aroma dengan sabun sampel, dan tangan yang dicuci
Uji kesukaan terhadap aroma dilakukan dengan sampel sabun pembanding (sabun X).
selama dua minggu terhadap 25 orang panelis. Pertumbuhan bakteri diamati selama tiga hari.
Pengamatan aroma pada minggu pertama semua Hasil uji bakteri dapat dilihat pada lampiran.
formula masih memiliki aroma khas ekstrak
daun sirih hijau. Minggu kedua semua aroma Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan
mulai hilang, hal ini disebabkan karena wadah Bakteri Sabun Antiseptik Alami Ekstrak Daun
penyimpanan sampel sabun tidak tertutup rapat Sirih.
dan menyebabkan aroma ekstrak daun sirih
menguap. Tanpa sabun Sabun daun SabunX
sirih (pembanding)
Uji kesukaan terhadap aroma dapat dilihat pada
Gambar berikut:

Netral agak suka suka sangat suka


20
jumlah responden (orang)

18
16
14
12
10
8
6 Dari data tersebut dapat dilihat secara
4 kualitatif bahwa jumlah bakteri pada tangan
2 yang dicuci dengan sampel sabun daun sirih
0 jumlah bakteri yang tumbuh lebih sedikit
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5 dibandingkan dengan tidak mencuci tangan.
Pada sabun pembanding (X) bakteri yang
formulasi sampel tumbuh berkurang lebih sedikit dibandingkan
Gambar 3.7. Uji Kesukaan Terhadap Aroma sabun sampel ekstrak daun sirih, sabun
Sabun pembanding yang digunakan adalah sabun
komersial yang umum sebagai sabun antiseptik
Sedangkan untuk uji aroma sabun padat terbaik pencuci tangan yang telah diuji secara
antiseptik alami dari ekstrak daun sirih klinis. Walaupun demikian sampel sabun
formulasi dengan tingkat suka paling tinggi ekstrak daun sirih juga cukup efektif membunuh
yaitu pada sampel A3 dan sangat suka paling bakteri hal ini dapat dilihat dengan
tinggi yaitu pada sampel A31 dengan berkurangnya jumlah koloni pada agar yang
penambahan ekstrak daun sirih hijau sebanyak 3 digores menggunakan tangan yang telah dicuci
dengan sampel sabun. Hal ini diperkuat oleh

56
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59

penelitian Inayatullah (2012) yang mempertahankan bentuk asalnya sehingga


membuktikan bahwa ekstrak daun sirih menyebabkan kerusakan pada dinding sel
mempunyai peran sebagai antibakteri terhadap bakteri. Sehingga sabun yang mengandung
bakteri Stapylococcus aureus dengan efektifitas antiseptik alami dari daun sirih dapat
kuat karena mengandung minyak atsiri dengan membunuh bakteri.
bethel phenol dan turunananya yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga 3.4. Perbandingan Hasil Formulasi
dapat digunakan dalam produk kesehatan Pembuatan Sabun Padat Antiseptik Alami
contohnya sabun antiseptik. Optimasi formulasi Pembuatan sabun
Menurut (Harapini dkk, 1996) daya anti padat dengan penambahan zat antiseptik alami
bakteri minyak atsiri daun sirirh hijau ekstrak daun sirih bertujuan untuk mengetahui
disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan formulasi pembuatan sabun antiseptik daun sirih
turunannya (kavikol) yang dapat mendenaturasi yang sesuai dengan standar SNI 06-3532-1994.
protein sel bakteri. Fenol mampu merusak Perbandingan pembuatan sabun daun sirih dari
membran sel, menonaktifkan enzim dan penelitian terdahulu bisa dilihat pada Tabel 2.
mendenaturasi protein sehingga dinding sel
mengalami kerusakan karena penurunan. Hal ini
menyebabkan bakteri tidak dapat

Tabel 3. Perbandingan Pembuatan Sabun Daun Sirih


Formula
Zat aditif Uji Kualitas Sabun Penelitian
Terbaik

Kadar
Alkali ALB
air Minyak Organole Uji
pH
mineral ptik bakteri
(%) (%)
(%)

Ekstrak
VCO Daya Agusta,
10 TD 0,083 TD TD TD
daun sirih hambat 2016
(30 ml)
(2,5%)

Ekstrak
miyak
kelapa: Daun sirih Warna
zaitun Fitriana
dan bawang 10 10,12 TD TD TD dan TD
dkk, 2018
putih Aroma
(30 ml : 30
ml) (1gr : 1 gr)

Ekstrak Warna,
Minyak
kelapa Aroma Desmanova
daun sirih 9 11,32 0,079 TD TD TD
dan dkk, 2019
(50 ml) bentuk
(2 gr)

Minyak
sawit:
Minyak Ekstrak
Warna Penelitian
zaitun Daya
Daun sirih 11 14,2 0,052 0,1845 negatif dan sekarang,
:VCO hambat
Aroma 2020
(10ml : (3gr)
20ml
:20ml)

Ket: TD = Tidak Diuji

ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 57
Martha, dkk

Forrmulasi pembuatan sabun kadarnya akan menurun. Ini karena


menggunakan antiseptik alami daun sirih
meliputi beberapa uji kualitas. Untuk uji pH ekstrak daun sirih mampu bereaksi
pada penelitian (Agusta, 2016) pH yang dengan alkali dalam sabun (NaOH)
dihasilkan yaitu 10, Fitriana dkk, (2018) nilai
pH 10, Desmanova dkk, (2019) nilai pH 9, dan sehingga alkali yang tak terikat (alkali
untuk penelitian sekarang nilai pH yaitu 11. bebas) kecil. Formula sabun dengan variasi
Tingginya nilai pH pada penelitian sekarang komposisi minyak terbaik dan sesuai dengan
karena air yang digunakan bukan merupakan
standar kualitas SNI 06-3536-1994 adalah
aquadest murni sehingga banyak kandungan-
kandungan lain yang terkandung. komposisi minyak kelapa sawit, minyak kelapa
Uji kualitas selanjutnya yaitu kadar air, dan minyak zaitun dengan perbandingan 1:2:2
pada penelitian Fitriana dkk, (2018) nilai kadar dan penambahan ekstrak daun sirih hijau
air yang didapat yaitu 10,12%, Desmanova dkk, sebagai antiseptik alami adalah sebanyak 3gr.
(2019) kadar air sebesar 11,32%, sedangkan
untuk penelitian sekarang (2020) nilai kadar air DAFTAR PUSTAKA
yang didapat yaitu sebesar 14,2%. Tingginya Agusta, Winditri. 2016. Optimasi Formula
kadar air pada penelitian sekarang dikarenakan Sabun Cair Antibakteri Ekstrak Etanol
tidak dilakukan treatment awal pada daun sirih Daun Sirih Merah (Piper Crocatum
yaitu pengeringan langsung dibawah sinar Ruiz &Pav ) Dengan Variasi
matahari. Konsentrasi Virgin Coconut Oil (Vco)
Pada uji kadar alkali bebas penelitian Dan Kalium Hidroksida. (Skripsi).
Agusta, (2016) kadar alkali sebesar 0,083% Pontianak: Universitas Tanjung Pura.
dengan penambahan ekstrak 2,5%, Desmanova (Naskah publikasi).
dkk, (2019) kadar alkali yang didapat yaitu
0,079% dengan penambahan ekstrak 2gr, dan
untuk penelitian sekarang (2020), kadar alkali Cahyani, N. M. E. 2014. Daun Kemangi
bebas yaitu 0,052 % hal ini karena ekstrak daun (Ocinum cannum) Sebagai Alternatif
sirih yang ditambahkan sebanyak 3gr mampu Pembuatan Handsanitizer. Jurnal
bereaksi dengan alkali (NaOH) sehingga kadar Kesehatan Masyarakat. 9(2), pp 136–
alkali bebas (alkali yang tidak bereaksi) kecil 142.
dimana pada penelitian semakin banyak ekstrak
yang ditambahkan kadar alkali semakin kecil. Desmanova., Wulandari., dan Maya, S,. 2019.
Pembuatan Sabun Dari Ekstrak Daun
Sirih Merah (Piper Crocratum)
4. KESIMPULAN Dengan Penambahan Tea (Tri Etil
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan Amin). Jurnal Innovation in Islamic
dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan Education.
bahwa penambahan ekstrak daun sirih hijau
pada sabun padat mempengaruhi Harapini M, A. Agusta dan R.D. Rahayu. 1996.
bentuk fisik berupa aroma dan warna Analisis Komponen Kimia Minyak
Atsiri Dari Dua Macam Sirih (Daun
serta kualitas sabun yang dihasilkan Kuning Dan Hijau). Bogor: Prosiding
dimana semakin tinggi penambahan Simposium Nasional 1 Tumbuhan Obat
Dan Aromatika Bogor.
ekstrak daun sirih hijau, maka kadar air
dan asam lemak bebas meningkat. Ini
Inayatullah, sheila. 2012. Efek Ekstrak Daun
dikarenakan kadar air berbanding lurus Sirih Hijau (Pipper betle L) Terhadap
dengan ALB, kadar air yang tinggi Pertumbuhan bakteri Stapilococcus
aureus. (Skripsi). Jakarta: UIN Syarif
disebabkan karna daun sirih sebelum di Hidayatullah.
ekstrak tidak dilakukan treatment awal
berupa proses pengeringan dibawah sinar Maytasari. 2010. Perbedaan Efek Antifungi
Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau,
matahari. Sedangkan, untuk alkali Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan
semakin tinggi penambahan ekstrak maka Resik-V Sabun Sirih terhadap

58
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59

Pertumbuhan Candida albicans Secara Nipis (Citrus aurantifolia) dengan


In Vitro. (Skripsi). Solo: UNS. Cocamid DEA Sebagai Surfaktan.
(Skripsi). Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.
Kusuma, Ni putu Rahayu dan I Wayan
Muderawan. (2016). Analisis
Sukawaty, Yulia., Warnida, Husnul., Ananda
Kandungan Kimia Ekstrak Daun Sirih
Fernanda. 2016. Formulasi Sediaan
Hijau (Piper betle) dengan GC-MS.
Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol
Jurnal MIPA.
Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine
bulbosa). Jurnal Media Farmasi Vol.
Qisti, Rachmiati. 2009. Sifat Kimia Sabun 13 No. 1 : 14-22.
Transparan dengan penambahan
Madu SNI. 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-
pada Konsentrasi yang Berbeda. 3532-1994.Jakarta: Dewan Standarisasi
(Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Nasional.https://jdih.bsn.go.id/public_as
Bogor. sets/file/59d303117735a0c718e4874099
(Tidak Diterbitkan). f44151.pdf. Diakses pada tanggal 10
Agustus 2020
Ramdaniati, 2016. Formulasi dan Evaluasi
Sabun Transparan Ekstrak Daun Sirih Tuti. 2010. Pembuatan Sabun Padat Dan Sabun
(Piper betle L) dengan Menggunakan Cair Dari Minyak Jarak. (Jurnal
Basa NaOH dan KOH. (Karya Tulis Teknik Kimia). Universitas Sriwijaya.
Ilmiah). Bandung: STIKES Ciamis.
Utami, Putri. 2009. Proses Pembuatan Sabun
Ratih, Hasni Kesuma. 2016. Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Goreng
Padat Dari Minyak Sawit, Kelapa dan Bekas.(Laporan Akhir). Palembang:
Minyak Zaitun Serta Pengaruh Politeknik Negeri Sriwijaya.
Penambahan Ekstrak Kunyit (
Curcuma Longa L ) Sebagai
Antioksidan. (Laporan Akhir).
Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya. (Naskah publikasi).

Rivai, Harrizul., Nanda, P.E., dan Fadhilah,


A,.2014. Pembuatan dan Karakterisasi
Ekstrak Kering Daun Sirih Hijau
(Piper Betle L). Jurnal Farmasi Higea,
Vol. 6, No. 2.

Rohman, S. 2009. Bahan Pembuatan Sabun


(online).http://majarimagazine.com/20
09/07/bahan-pembuatan-sabun.
Diakses pada tanggal 15 Juni 2020.
Rosman, R dan S suhirman. 2006. Sirih
Tanaman Obat Yang Perlu Mendapat
Sentuhan Teknologi Budaya. Warta
Penelitian Dan Pengembangan
Tanaman Industri, Vol 12 (1):13-15.

Rowe, R.C., P.J. Sheskey, S.O. Owen. 2009.


Handbook Of Pharmaceutical
Excipients, 5th Ed, The
Pharmaceutical Press, London. Hal 98.

Rozi, M. 2013. Formulasi Sediaan Sabun


Mandi Transparan Minyak Atsiri Jeruk

ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 59

Anda mungkin juga menyukai