OPTIMIZING THE FORMULA FOR MAKING NATURAL ANTISEPTIC SOAP WITH THE ADDITION
OF GREEN BETEL LEAF (Piper betle L)
ABSTRACT
Green betel leaf (Piper betle L) is a natural antiseptic with phenol (carvacrol) and phenylpropane
(eugenol and kavikol) which functions as an antiseptic (very strong bactericide and fungicide). phenol which
is a toxic compound resulting in disrupted three-dimensional protein structure causing damage to the
bacterial cell wall. So that soap containing natural antiseptic from betel leaf can kill bacteria. The purpose of
this study was to determine the benefits of green betel leaf and to obtain the best formulation of natural
antiseptic solid soap with the addition of green betel leaf extract. The composition of the oils used in making
solid soap is palm oil, coconut oil and olive oil. Tests carried out on solid soap include pH test, water content
test, free fatty acid content, free alkaline content, and mineral oil based on SNI 06-3532-1994 as well as
testing for many bacteria. Based on the analysis, it is known that the soap formula with the best oil
composition variations is the composition of palm oil, coconut oil and olive oil with a ratio of 1: 2: 2 and the
addition of green betel leaf extract as a natural antiseptic is 3gr.
udara. Bila asam lemak dimasak dengan basa dan meredakan dengkuran. Kandungan euganol
alkali, maka akan terbentuk garam dari asam pada daun sirih mampu membunuh jamur
lemak yang disebut sabun dan gliserol. Candida albicans, mencegah ejakulasi dini, dan
Reaksi penyabunan (safonifikasi) dengan bersifat analgesik. Daun sirih juga sering
menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida digunakan oleh masyarakat untuk
dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghilangkan bau mulut, mengobati luka,
menghasilkan sabun dan gliserin. Sabun dibuat
menghentikan gusi berdarah, sariawan, dan
melalui proses saponifikasi lemak atau minyak
menghilangkan bau badan (Retnosari dkk,
menggunakan larutan alkali. Pembuat kondisi
basa yang biasa digunakan adalah Natrium 2006).
Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida Daun sirih mengandung minyak atsiri
(KOH). Jika basa yang digunakan adalah sebesar 1 – 4,2%, dan senyawa fenol beserta
NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras turunannya seperti dari hidroksi kavikol,
(padat), sedangkan basa yang digunakan adalah kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol,
KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair. karvakrol, terpen, seskuiterpen, fenilpropan dan
Sirih di Indonesia sudah dikenal sejak tanin. Kavikol yang memiliki aktivitas sebagai
tahun 600 SM. Pada pengobatan tradisional, bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan
dengan fenol (Agusta, 2010). Daun sirih hijau
daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang
juga diketahui memiliki efek antibakteri
menghangatkan, dan bersifat antiseptik.
terhadap beberapa jenis bakteri. Beberapa
Kandungan tannin pada daun sirih dipercaya bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya
memiliki khasiat mengurangi sekresi cairan oleh senyawa yang terdapat di dalam daun sirih
pada vagina, melindungi fungsi hati, dan hijau adalah Escherichia coli, Salmonella sp,
mencegah diare. Sirih juga mengandung Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella,
arecoline di seluruh bagian tanaman yang dan dapat mematikan Candidaalbicans
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan (Arambewela dkk, 2005).
daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik,
52
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 53
Martha, dkk
Menurut (Ketaren, 1986) proses oksidasi dapat sabun Na, dan 0,14% untuk sabun KOH. Alkali
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah mempunyai sifat yang keras dan menyebabkan
oksigen dengan minyak atau lemak. iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas pada
Pembentukan Hidroperoksida yang dihasilkan sabun dapat disebabkan karena konsentrasi
dari proses oksidasi minyak menyebabkan alkali yang pekat atau berlebih pada proses
terputusnya gugus H2O maka sabun yang penyabunan (Rozi, 2013).
dihasilkan akan tengik, dan menyebabkan kadar
air pada sabun meningkat. 0.12
15 0.06
13 0.04
11
0.02
9
7 0
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
5
Formulasi Sampel
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5
SNI Alkali Bebas
Formulasi Sampel
SNI kadar Kadar air
Gambar 4. Pengaruh Penambahan Ekstrak
Daun Sirih Hijau Terhadap Kadar Alkali
Bebas
Gambar 3. Pengaruh Variasi Penambahan
Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Kadar Pada variasi penambahan ekstrak daun
Air sirih hijau semakin tinggi penambahan ekstrak
daun sirih hijau maka kadar alkali semakin
Pada Gambar 3.2 dengan variasi menurun. Hal ini disebabkan karena ekstrak
penambahan ekstrak daun sirih hijau kadar air daun sirih mengandung fenol, fenol dalam
berbanding lurus dengan banyaknya ekstrak daun sirih hijau merupakan senyawa
penambahan ekstrak, semakin banyak alkohol yang berfungsi sebagai antioksidan
penambahan ekstrak semakin tinggi kadar air alami yang larut dalam aseton, alkohol, asam
pada sabun padat. Penambahan ekstrak daun asetat glacial dan alkali hidroksida (Rozi, 2013).
sirih hijau yaitu 3gr, 5gr, 7gr, 9gr dan 11gr. Dari Karena fenol larut dalam alkali hidroksida inilah
grafik dapat dilihat bahwa sabun padat dengan yang menyebabkan penambahan ekstrak daun
penambahan ekstrak daun sirih hijau sebanyak sirih hijau pada pembuatan sabun padat dapat
3gr, dan 5gr memiliki kadar air yang sesuai menyebabkan semakin berkurangnya alkali
dibawah standar maksimal SNI 1994 yaitu karena dapat larut dengan baik dengan alkali
14,2% dan 15%. Sedangkan pada penambahan pada sabun, dalam setiap formulasi sampel A31,
7gr, 9gr, dan 1 gr memiliki kadar air di atas A32, A33, A34, dan A35 kadar alkali bebas
standar SNI yaitu sebesar 15,4%, 17% dan 19% memenuhi standar SNI sabun padat.
yang tidak memenuhi standar kadar air SNI
pada sabun padat. Tingginya kandungan air 3.2.4.Pengaruh Komposisi Minyak dan Variasi
pada sabun akan mempengaruhi kelarutan sabun Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau
dalam air, pada saat digunakan semakin banyak Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Sabun
kandungan air dalam sabun maka sabun akan Padat
mudah menyusut atau habis dan semakin Tingginya asam lemak bebas pada sabun
pendek daya simpan sabun (Spitz, 1996). akan mengurangi daya membersihkan sabun
karena sabun yang seharusnya mengemulsi
3.2.3 .Pengaruh Komposisi Minyak dan Variasi kotoran akan mengemulsi asam lemak bebas
Penambahan Ekstrak Daun Sirih Hijau terlebih dahulu sehingga pemakaian sabun
Terhadap Kadar Alkali Bebas Sabun Padat menjadi kurang efektif (Qisti, 2009). Reaksi
Alkali bebas di dalam sabun tidak hidrolisa dapat menyebabkan kerusakan minyak
terikat sebagai senyawa. Kelebihan alkali bebas atau lemak mengakibatkan kerusakan minyak
dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk atau lemak ini terjadi karena adanya kandungan
54
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59
air dalam minyak atau lemak, yang pada Minyak mineral merupakan zat atau
akhirnya menyebabkan ketengikan dengan bahan tetap sebagai minyak, namun pada saat
perubahan rasa dan bau ada minyak tersebut. penambahan air akan terjadi emulsi antara air
dan minyak yang ditandai dengan kekeruhan
3 (Qisti, 2006). Pada penambahan ekstrak daun
sirih hijau pada sampel A31, A32, A33, A34, dan
2.5 A35 minyak mineral negatif. Ditandai dengan
saat pengujian sampel, sampel tidak
kadar ALB (%)
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 55
Martha, dkk
Terlihat pada grafik tingkat kesukaan gr. Dimana aroma yang dihasilkan tidak terlalu
panelis terhadap warna sabun antiseptik alami menyengat.
daun sirih hijau paling banyak yaitu pada Dari uji organoleptik terhadap warna dan
formulasi sampel A33 dengan penambahan aroma dapat ditarik kesimpulan dari semua
ekstrak daun sirih sebanyak 7gr dengan warna formula yang ada, formula yang paling diterima
coklat kekuningan. Sedangkan untuk tingkat oleh khalayak umum adalah pada formula A31
sangat suka paling tinggi yaitu pada formulasi (penambahan ekstrak daun sirih hijau 3 gr). Hal
sampel A31 dengan penambahan ekstrak ini disebabkan karna pada formula tersebut
sebanyak 3 gr dengan warna kekuningan. memiliki warna kekuningan yang menarik dan
Perbedaan warna pada sabun antara perlakuan aroma daun sirih yang tidak terlalu menyengat.
tidak terlalu berbeda yaitu berwarna kuning
pucat. Warna sabun padat tanpa penambahan
ekstrak daun sirih adalah putih susu, sedangkan 3.3. Hasil Uji Bakteri Sabun Padat
warna dari ekstrak daun sirih yaitu kuning Antiseptik Dari Ekstrak Daun Sirih Hijau
kehijauan. Semakin banyak penambahan Untuk mengetahui kemampuan ekstrak
ekstrak daun sirih maka warna sabun akan daun sirih hijau sebagai antiseptik alami pada
semakin coklat atau semakin gelap (Sukawaty sabun maka dilakukan uji bakteri dengan
dkk, 2016). perbandingan antara tangan yang tidak dicuci
dengan sabun sampel, tangan yang dicuci
b. Uji kesukaan terhadap aroma dengan sabun sampel, dan tangan yang dicuci
Uji kesukaan terhadap aroma dilakukan dengan sampel sabun pembanding (sabun X).
selama dua minggu terhadap 25 orang panelis. Pertumbuhan bakteri diamati selama tiga hari.
Pengamatan aroma pada minggu pertama semua Hasil uji bakteri dapat dilihat pada lampiran.
formula masih memiliki aroma khas ekstrak
daun sirih hijau. Minggu kedua semua aroma Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan
mulai hilang, hal ini disebabkan karena wadah Bakteri Sabun Antiseptik Alami Ekstrak Daun
penyimpanan sampel sabun tidak tertutup rapat Sirih.
dan menyebabkan aroma ekstrak daun sirih
menguap. Tanpa sabun Sabun daun SabunX
sirih (pembanding)
Uji kesukaan terhadap aroma dapat dilihat pada
Gambar berikut:
18
16
14
12
10
8
6 Dari data tersebut dapat dilihat secara
4 kualitatif bahwa jumlah bakteri pada tangan
2 yang dicuci dengan sampel sabun daun sirih
0 jumlah bakteri yang tumbuh lebih sedikit
A3 A3.1 A3.2 A3.3 A3.4 A3.5 dibandingkan dengan tidak mencuci tangan.
Pada sabun pembanding (X) bakteri yang
formulasi sampel tumbuh berkurang lebih sedikit dibandingkan
Gambar 3.7. Uji Kesukaan Terhadap Aroma sabun sampel ekstrak daun sirih, sabun
Sabun pembanding yang digunakan adalah sabun
komersial yang umum sebagai sabun antiseptik
Sedangkan untuk uji aroma sabun padat terbaik pencuci tangan yang telah diuji secara
antiseptik alami dari ekstrak daun sirih klinis. Walaupun demikian sampel sabun
formulasi dengan tingkat suka paling tinggi ekstrak daun sirih juga cukup efektif membunuh
yaitu pada sampel A3 dan sangat suka paling bakteri hal ini dapat dilihat dengan
tinggi yaitu pada sampel A31 dengan berkurangnya jumlah koloni pada agar yang
penambahan ekstrak daun sirih hijau sebanyak 3 digores menggunakan tangan yang telah dicuci
dengan sampel sabun. Hal ini diperkuat oleh
56
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59
Kadar
Alkali ALB
air Minyak Organole Uji
pH
mineral ptik bakteri
(%) (%)
(%)
Ekstrak
VCO Daya Agusta,
10 TD 0,083 TD TD TD
daun sirih hambat 2016
(30 ml)
(2,5%)
Ekstrak
miyak
kelapa: Daun sirih Warna
zaitun Fitriana
dan bawang 10 10,12 TD TD TD dan TD
dkk, 2018
putih Aroma
(30 ml : 30
ml) (1gr : 1 gr)
Ekstrak Warna,
Minyak
kelapa Aroma Desmanova
daun sirih 9 11,32 0,079 TD TD TD
dan dkk, 2019
(50 ml) bentuk
(2 gr)
Minyak
sawit:
Minyak Ekstrak
Warna Penelitian
zaitun Daya
Daun sirih 11 14,2 0,052 0,1845 negatif dan sekarang,
:VCO hambat
Aroma 2020
(10ml : (3gr)
20ml
:20ml)
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 57
Martha, dkk
58
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jurnal Kinetika Vol. 12, No. 01 (Maret 2021) : 51-59
ISSN: 1693-9050
E-ISSN: 2623-1417
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 59