Anda di halaman 1dari 11

Original Article 121

Formulasi, Uji Stabilitas Fisik, dan Uji Aktivitas Secara In


Vitro Sediaan Spray Antibau Kaki yang Mengandung Ekstrak
Etanol Daun Sirih (Piper betle L.)

Formulation, physical stability, and in vitro activity test of foot


odor spray with betel leaf etanol extract (Piper betle L.)
Raditya Iswandana1*, Lidya KM Sihombing1
1
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Email : raditya@farmasi.ui.ac.id; *corresponding author

Abstrak
Daun sirih telah lama terbukti dan banyak digunakan di Indonesia untuk aktivitas antibakterinya.
Ekstrak etanol 80% daun sirih memiliki kompatibilitas tinggi untuk dijadikan produk farmasi,
termasuk sediaan semprot (spray). Pada tahun 2014, American Podiatric Medical Association,
mempelajari peningkatan prevalensi bau kaki yang signifikan pada masyarakat. Salah satu alasan
bau kaki disebabkan oleh bakteri, terutama oleh Bacillus subitilis. Penelitian ini difokuskan untuk
menciptakan produk farmasi dengan sifat antibakteri kuat yang dapat menunjukkan minimum
bactericidal concentration (MBC) terhadap bakteri penyebab bau kaki. Produk semprot (spray)
dipilih karena menyenangkan bagi pengguna. Penelitian ini menguji berbagai konsentrasi ekstrak
etanol daun sirih 80%, untuk mempelajari aktivitas antibakterinya. Selain itu, pengujian stabilitas
fisik pada penyimpanan 8 minggu dalam tiga suhu berbeda; suhu kamar (28 ± 2 ºC), suhu tinggi
(40 ± 2 ºC), dan suhu rendah (4 ± 2 ºC), juga dilakukan. Semua formula stabil secara fisik
yang didasarkan pada parameter organoleptik. Ekstrak etanol 80% daun sirih dalam Formula 3
menunjukkan minimum bactericidal concentration (MBC) di daerah 2 mm, dengan formula yang
mengandung ekstrak ethanolic ≥ 2 mg/ml.

Abstract
Betel leaf has long been proven and widely used in Indonesia for its antibacterial activities. Betel
leaf 80% ethanolic extract has high compatibility to be made as a widely used pharmaceutical
product, including spray. In 2014 American Podiatric Medical Association, studied a significant
increase of foot odor prevalence between our citizens. One of the reasons of foot odor is caused
by bacteria, mostly by Bacillus subitilis. This study focused on creating a pharmaceutical product
with a strong antibacterial that showed minimum bactericidal concentration (MBC) towards
bacteria that caused foot odor. Spray product was chosen because of the great pleasant experience
for the user. The study tested various concentrations of betel leaf 80% ethanolic extract, to study
its antibacterial activity. Furthermore, stability testing towards its physical property on 8-week
storage in three different temperature; room temperature (28±2 ºC), high temperature (40±2 ºC),
and low temperature (4±2 ºC), was also conducted. All formulae showed great physical stability
profile on organoleptic parameters. Betel leaf 80% ethanolic extract, in the Formula 3 showed
minimum bactericidal concentration (MBC) in 2 mm area with the Formula that contained ≥ 2 mg/
ml ethanolic extract.

Keywords: antibacterial; anti-foot odor; Piper betle L.; ethanolic extract; spray
December 2017 (Vol. 4 No. 3)
122 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

PENDAHULUAN kering sehingga memberikan pengalaman


yang menyenangkan dan mudah dipakai
Bau kaki adalah masalah yang sangat untuk pengguna (pasien). Kemudian, untuk
mengganggu penampilan. Hal ini meningkatkan berbagai keuntungan, dan
menyebabkan banyak orang menjadi kurang tepat sasaran dalam mengatasi keadaan yang
percaya diri saat menggunakan sepatu, terjadi, diperlukan suatu produk dengan
terutama sepatu tertutup. Pada tahun 2014 zat aktif yang mudah ditemui dan murah,
American Podiatric Medical Association yakni daun sirih. Kemampuan antibakteri
(APMA) melakukan survei terhadap produk didapatkan dari ekstrak etanol 80%
1021 manusia dewasa (berusia 18 tahun daun sirih yang telah terbukti memiliki
atau lebih) terkait masalah di kaki dan aktivitas antibakteri yang amat baik sebagai
menemukan berbagai hasil menarik. Sejak bakteriostatik karena terdapat tanin,
tahun 2010, bagian kaki masih menjadi flavonoid, kavikol, dan kavibetol (Scalbert,
bagian yang kurang diperhatikan oleh 1991).
masyarakat Amerika. Namun, bertentangan
dengan hal tersebut, delapan dari 10 orang METODE
Amerika mengaku mengalami permasalahan
dengan kaki. (American Podiatric Medical Ekstrak etanol 80% daun sirih (Piper betle L.)
Association, 2014). (Balitro, Indonesia), asam askorbat (Brataco,
Indonesia), gliserin (Brataco, Indonesia),
Produk antibau kaki yang sudah beredar saat isopropil alkohol (Brataco, Indonesia),
ini di antaranya terdapat sabun anti bakteri, mentol (Brataco, Indonesia), propilen glikol
serbuk untuk merendam kaki, anti prespirant, (Brataco, Indonesia), pewangi lemon (Brataco,
krim, serbuk antibau kaki. Namun, sediaan- Indonesia), Tween 80 (Brataco, Indonesia),
sediaan yang telah disebutkan tersebut belum aqua demineralisata (Brataco, Indonesia),
dijual bebas di Indonesia, bahkan walaupun Bacillus subtilis (FKUI, Indonesia), NaCl
produk tersebut ada di Indonesia, harganya 0.9% (Sigma Aldrich, USA), media TSA
mahal dan sulit untuk dijangkau. (Sigma Aldrich, USA).

Berdasarkan pemahaman tersebut, Pembuatan ekstrak etanol 80% daun


dilakukanlah penelitian dengan tujuan untuk sirih
menciptakan produk antibakteri yang dapat Ekstrak etanol 80% daun sirih yang
mengendalikan bau kaki dalam bentuk diharapkan merupakan ekstrak kental.
spray. Bentuk spray dipilih atas dasar Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 500 gr,
sifat spray yang dapat memberikan suatu kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
kandungan yang konsentrat, namun di saat Selanjutnya, ditambahkan pelarut etanol 80%
yang bersamaan memiliki profil yang cepat sampai serbuk simplisia terendam seluruhnya.

Pharm Sci Res


Raditya Iswandana, Lidya KM Sihombing 123

Wadah erlenmeyer tersebut kemudian ditutup, dengan air. Pada tahap berikutnya, campuran
dan dilakukan maserasi selama 2-3 jam karbopol 940 dengan air yang sebelumnya
sambil sesekali diaduk. Ekstrak yang telah sudah terbentuk dicampurkan dengan
diekstraksi, kemudian didiamkan selama NaOH. Selanjutnya, ke dalam larutan ini,
24 jam. Hasil maserasi kemudian disaring ditambahkan propilen glikol sambil diaduk
sampai didapatkan filtrat. Filtrat yang hingga homogen. Kemudian, ditambahkan
terdapat kemudian disaring kembali dengan vitamin C, kemudian diaduk sampai homogen
menggunakan kertas saring. Selanjutnya, (campuran A).
kembali dimaserasi kembali sampai warna
tampak lebih pucat. Filtrat yang didapatkan Pada wadah terpisah, ekstrak etanol 80%
kemudian diuapkan pelarutnya dengan daun sirih dilarutkan secukupnya ke dalam
meggunakan vacuum rotary evaporator isopropil alkohol. Setelah ekstrak etanol
(Buchi, Jerman) sampai didapatkan ekstrak daun sirih larut, ditambahkan 5 g mentol dan
kental (Departemen Kesehatan Republik dihomogenisasi hingga homogen. Kemudian,
Indonesia, 2000). Seluruh proses ekstraksi 1 ml gliserin ditambahkan dan dihomogenisasi
dilakukan pada suhu ruang. hingga bercampur, selanjutnya ditambahkan
pewangi dan dihomogenkan hingga
Formulasi spray daun sirih bercampur (campuran B).
Formula spray dapat dilihat pada Tabel 1. Pada
tahap pertama, karbopol 940 didispersikan Campuran B ditambahkan ke dalam campuran
di dalam sejumlah air dengan homogenizer A, keduanya dihomogenkan hingga benar-
(Multimix, Malaysia) kecepatan 1200 rpm. benar bercampur. Selanjutnya, ditambahkan
Pada wadah terpisah, NaOH dilarutkan solubilizing agent, yaitu Tween 80.

Tabel 1. Formula spray

Konsentrasi (% b/v)
Bahan
Kontrol Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak daun sirih - 0,05 0,1 0,2
Asam askorbat 0,2 0,2 0,2 0,2
Gliserin 0,2 0,2 0,2 0,2
Isopropil alkohol 25 25 25 25
Mentol 1 1 1 1
Propilen glikol 5 5 5 5
Karbopol 940 0,06 0,06 0,06 0,06
NaOH 0,024 0,024 0,024 0,024
Pewangi lemon 1,5 1,5 1.5 1,5
Tween 80 4,3 4,3 4,3 4,3
Aqua demineralisata ad. 100 ad. 100 ad. 100 ad. 100

December 2017 (Vol. 4 No. 3)


124 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Evaluasi organoleptis (perubahan warna, bau, dan


Pengamatan organoleptis. Sediaan diamati sineresis).
bau, warna, dan aroma secara kualitatif.
Uji stabilitas pada suhu rendah. Sampel
Pengukuran derajat keasaman (pH). spray disimpan pada suhu rendah (4 ± 2o
Uji pH dilakukan menggunakan pH meter C) selama 8 minggu, kemudian dilakukan
(Eutech Instrument, Singapura). Mula-mula pengamatan organoleptis (perubahan warna,
elektroda dikalibrasi dengan dapar standar pH bau, dan sineresis), pengukuran pH, dengan
4 dan pH 7. Kemudian elektroda dicelupkan pengamatan setiap 2 minggu sekali.
ke dalam sediaan. Nilai pH yang muncul di
layar dicatat. Pengukuran dilakukan pada Uji stabilitas pada suhu ruang. Sampel
suhu ruang. spray disimpan pada suhu kamar (28 ± 2
ºC) selama 8 minggu, kemudian dilakukan
Pengukuran viskositas dan sifat alir. pengamatan organoleptis (perubahan warna,
Digunakan viskometer stormer (RH Tech, bau, dan sineresis), pengukuran pH, dengan
Jerman). Viskometer ini memugkinkan pengamatan setiap 2 minggu sekali.
terbentuknya ruang antara mangkuk dan
rotor, serta dibiarkan hingga mencapai Uji stabilitas pada suhu tinggi. Sampel
kesetimbangan temperatur. Beban spray disimpan pada suhu tinggi (40 ± 2
dipasangkan di penggantung, kemudian ºC) selama 8 minggu, kemudian dilakukan
waktu yang diperlukan bagi rotor untuk pengamatan organoleptis (perubahan warna,
mencapai 100 kali putaran dicatat. Data bau, dan sineresis), pengukuran pH, dengan
ini kemudian diubah ke dalam bentuk rpm, pengamatan setiap 2 minggu sekali.
kemudian prosedur dilakukan berulang.
Reogram akan terbentuk, yakni plot rpm Uji penentuan diameter zona hambat
versus beban yang ditambahkan. Dengan bakteri
konstanta yang sesuai, nilai rpm akan diubah Metode didasarkan pada difusi cakram,
menjadi laju geser yang sesungguhnya terhadap bakteri uji Bacillus subtilis.
dalam satuan satu per detik (Sinko, 2013). Pertama-tama, disiapkan biakan mikroba
Pengukuran viskositas dilakukan pada yang berumur 24 jam. Kemudian, diambil
minggu ke-0 dan ke-8. 1 ose bakteri kemudian dimasukkan ke
dalam pengencer (NaCl 0,9%) dan kemudian
Cycling test. Sampel spray disimpan pada dihomogenkan. Agar jumlah bakteri yang
suhu 4 oC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke terhambat terukur, diukur %T dengan
dalam oven yang bersuhu 40 ± 2 oC selama spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV–
24 jam (satu siklus). Uji dilakukan sebanyak 1800, Jepang) pada panjang gelombang 580
6 siklus kemudian dilakukan pengamatan nm, hingga 25%T (setara 108 CFU/ml bakteri).

Pharm Sci Res


Raditya Iswandana, Lidya KM Sihombing 125

Setelah itu, diambil 0,2 ml suspensi mikroba, HASIL DAN PEMBAHASAN


masing-masing ditambahkan ke dalam petri.
Kemudian, ditambahkan 20-25 ml media Pembuatan ekstrak etanol 80% daun sirih
TSA (Tripticase Soy Agar), dihomogenkan, Ekstrak etanol 80% daun sirih yang
kemudian dibiarkan memadat. Setelah itu, didapatkan merupakan ekstrak kental.
dimasukkan sampel sebanyak 20 µL ke Ekstrak etanol yang terbentuk berwarna
dalam cakram, dan dibiarkan hingga jenuh. hitam kehijauan pekat, beraroma khas daun
Cakram yang akan dipakai diletakkan di atas sirih bercampur aroma etanol yang tajam.
permukaan media agar TSA. Keseluruhan Hasil ekstrak dapat dilihat pada Gambar 1.
sistem uji kemudian didiamkan selama 1 jam,
dan dibiarkan larutan uji menyerap. Sediaan Formulasi spray daun sirih
tersebut diinkubasi pada suhu 35 ºC selama Pada penelitian ini, dibuat tiga formula dengan
24 jam. Zona hambat bakteri yang terbentuk kontrol. Hal ini bertujuan untuk memantau
kemudian diamati dan diukur (Sabrina et al., efektivitas kandungan ekstrak etanol yang
2011). berbeda-beda terkait aktivitasnya sebagai

Gambar 1. Ekstrak etanol 80% daun sirih (Piper betle L.)

December 2017 (Vol. 4 No. 3)


126 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

zat anti bakteri. Kontrol tidak mengandung Basis karbopol dipilih karena memiliki
ekstrak etanol daun sirih, formula ini juga kompabilitas dengan bahan dalam formulasi
berfungsi sebagai blanko negatif. Formula 1, yang sangat baik. Karbopol, pada penggunaan
2, dan 3 masing-masing mengandung ekstrak untuk sediaan kosmetik, tidak meninggalkan
etanol daun sirih secara berturut-turut dengan bekas ataupun kerak saat diggunakan,
konsentrasi 0,05%, 0,1%, dan 0,2%. sehingga memberikan kenyamanan. Karbopol
yang baik digunakan untuk formulasi sediaan
Karbopol, sebuah polimer asam arklirat, kosmetik merupakan karbopol 940 (Anonim,
memiliki sifat hidrofilik yang stabil. 2005).
Sediaan spray dibuat sedikit kental, untuk
menjaga kestabilan kandungan di dalam Pada rentang pH 4.5-10, karbopol berubah
sediaan. Oleh karena itu, pembuatan sediaan menjadi kental. Selain itu, pH yang
spray menggunakan salah satu komponen diharapkan dari sediaan kosmetik adalah
kompleks gel, yakni Karbopol – NaOH, yang pada sekitar rentang pH kulit, 4.5-6.5. Oleh
perbandingan konsentrasinya sangat rendah karena itu, pembuatan sediaan dibuat pada
(0,06:0,024), agar sediaan spray tetap dapat rentang tersebut. Pengadukan dilakukan
mengalir, namun sedikit kental. Perbandingan menggunakan homogenizer dengan
konsentrasi tersebut didapatkan setelah kecepatan 1200 rpm. Nilai rpm mengacu
optimasi terhadap sediaan yang terbentuk. kepada kecepatan yang dapat membentuk
polimer dengan perlahan dan berhati-hati,
agar tidak terbentuk agloromerat besar
(Anonim, 2005). Hasil sediaan dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Sediaan: (a) Kontrol, (b) Formula 1, (c) Formula 2, (d) Formula 3

Pharm Sci Res


Raditya Iswandana, Lidya KM Sihombing 127

Evaluasi (Hoque, Rattila, Shishir, Bari, Inatsu, &


Pengamatan organoleptis. Dari hasil Kawamoto, 2012). Dapat dikatakan, nilai pH
pengamatan, sediaan kontrol memiliki warna yang tersebut dapat menunjukkan aktivitas
transparan, berbau tajam mentol dan lemon, antibakteri terhadap bakteri-bakteri patogen
serta tampak homogen. Sediaan Formula kulit.
1, 2, dan 3 memiliki karakteristik warna
secara berturut-turut, warna putih keruh serta Pengukuran viskositas dan sifat alir.
cokelat gelap, serta berbau tajam mentol dan Pada penelitian ini digunakan viskometer
lemon. Adapun warna cokelat tua berasal Stormer, merupakan bagian dari viskometer
dari ekstrak etanol daun sirih yang berwarna rotasi, atau dikenal juga sebagai viskometer
hijau kecokelatan. Bau tajam berasal dari cup and bob. Viskometer ini digunakan
mentol dan lemon. Seluruh sediaan tidak atas kemampuannya dalam menentukan
menunjukkan adanya gelembung udara. nilai viskositas dari cairan dengan material
viskositas yang rendah, atau suspensi yang
Pengukuran derajat keasaman (pH). cenderung aktif bergerak. Permukaannya
Derajat keasaman sediaan dari kontrol, yang luas memberikan sesntivitas yang baik,
Formula 1, 2, dan 3 secara berturut-turut sehingga menghasilkan data yang baik untuk
adalah 5,75; 5,70; 5.68; 5,65. Keempat cairan dengan laju alir dan viskositas yang
sediaan tersebut masih berada dalam rentang rendah.
pH kulit, yaitu 4,5 – 6,5. Ekstrak etanol
daun sirih menunjukkan aktivitas antibakteri Sediaan spray yang dibuat diharapkan
yang paling baik pada pH netral, yakni dapat mengikuti kaidah sifat alir cairan
pH 7. Peningkatan nilai pH menunjukkan Newton. Sediaan yang mengikuti kaidah
penurunan aktivitas antibakteri terhadap cairan Newton dapat memberikan profil
patogen (Hoque, Rattila, Shishir, Bari, Inatsu, yang terbaik saat digunakan, yakni mudah
& Kawamoto, 2012). Aktivitas antibakteri untuk dikeluarkan dari wadah penyimpanan.
ditunjukkan mulai dari pH 5, dan terus Profil sifat alir Newton dapat membantu
meningkat hingga pH 7, sebelum kemudian mendorong sediaan cair keluar dengan
turun di pH 9 dan pH 10. Namun, untuk lebih mudah seperti pada sediaan spray
bakteri Staphylococcus aureus, zona hambat yang dibuat tanpa menggunakan propellant.
bakteri yang paling baik ditunjukkan pada Cairan yang mengikuti kaidah aliran Newton
pH 10 (Hoque, Rattila, Shishir, Bari, Inatsu, menunjukkan hubungan linear standar
& Kawamoto, 2012). Pada semua variasi pH, antara shear stress dan shear rate. Beberapa
tetap terdapat aktivitas antibakteri, sehingga cairan yang termasuk dalam aliran Newton
penelitian yang sebelumnya dilakukan mencakup air, pelarut organik, juga gliserin.
menyimpulkan bahwa nilai pH di rentang Untuk cairan ini, saat membandingkan antara
5-10 memberikan aktivitas antibakteri shear rates dan shear stress, akan didapatkan

December 2017 (Vol. 4 No. 3)


128 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

kurva yang linear. Hal ini menunjukkan hasil sediaan Minggu ke-0. Bau dari seluruh
bahwa nilai viskositas dari cairan Newton sediaan selama 12 minggu penyimpanan
cenderung konstan (Sinko, 2013). adalah bau tajam mentol dan lemon.
Seluruh sediaan menunjukkan karakteristik
Secara berturut-turut, nilai viskositas yang organoleptis yang stabil serta homogen.
ditunjukkan dalam satuan Poise untuk Berdasarkan kaidah yang ditetapkan untuk
kontrol, Formula 1, Formula 2, dan Formula uji stabilitas, sediaan Formula 1,2, dan 3,
3 adalah 34,433 Poise, 24,837 Poise, 43,189 dapat dinyatakan stabil secara fisik.
Poise, dan 30,492 Poise. Nilai viskositas
didapatkan dari rata-rata nilai viskositas yang Grafik hubungan pH dengan waktu
didapatkan pada 7 titik berbeda. Sebagai penyimpanan pada suhu rendah, suhu
pembanding, digunakan nilai viskositas kamar, dan suhu tinggi dapat dilihat pada
gliserin, yang merupakan bagian dari cairan Gambar 3. Selama 8 minggu, pH sediaan
Newton (Sinko, 2013). Pada tahun 1975, terus mengalami penurunan, namun berada
dilakukan penelitian dan ditemukan bahwa di rentang 5 – 5,8. pH sediaan yang aman
nilai viskositas 85% gliserin dalam air, di berada di rentang pH kulit, yakni 4.5 - 6.5.
suhu ruang adalah 58 Poise (Anonim, 1975). Oleh karena itu, pH sediaan tetap berada
Oleh karena itu, viskositas yang ditunjukkan pada rentang aman untuk digunakan.
oleh formulasi lebih rendah daripada cairan
85% gliserin dalam air. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi
penurunan pH adalah adanya hidrolisis yang
Cycling test. Cycling test membantu dapat terjadi di dalam sediaan. Komponen
mengetahui stabilitas pada sediaan. yang dapat mengalami hidrolisis yakni
Pemeriksaan setelah cycling test Tween 80. Penyimpanan Tween 80 di suhu
menunjukkan bahwa keempat sediaan stabil ruang menghasilkan hidrolisis dari ester
dan tidak mengalami perubahan warna. Dapat asam lemak. Temperatur di antara (25 - 408
dipelajari bahwa bahan pembawa sediaan ºC) dan interaksi dengan air mendukung
dapat mempertahankan komponen di dalam adanya hidrolisis sehingga terbentuk asam
sediaan. lemak rantai panjang. Hal ini mendukung
terjadinya penurunan nilai pH pada sediaan
Uji stabilitas. Hasil pengamatan organoleptis yang mengandung Tween 80 (Kerwin, 2008).
dan homogenitas sediaan dari kontrol,
Formula 1, Formula 2, dan Formula 3, pada Nilai pH tidak terlalu asam maupun terlalu
suhu tinggi (40 ± 2 oC), suhu kamar (28 ± 2 oC), basa sehingga tidak mengkhawatirkan untuk
dan suhu rendah (4 ± 2 oC) saat minggu ke-2 digunakan, karena diasumsikan tidak dapat
sampai minggu ke-8 menunjukkan kestabilan menyebabkan iritasi kulit akibat perbedaan
yang sama, sebagaimana ditunjukkan pada pH yang ekstrem. Selain itu, aktivitas

Pharm Sci Res


Raditya Iswandana, Lidya KM Sihombing 129

Tabel 2. Uji aktivitas antibakteri

Diameter zona hambat


Formula
(mm)
1 6

2 6
3 8

Gambar 3. Perubahan pH Selama 8 Minggu pada: (a) suhu rendah,


(b) suhu kamar, (c) suhu tinggi

December 2017 (Vol. 4 No. 3)


130 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Pharm Sci Res


Raditya Iswandana, Lidya KM Sihombing 131

Penelitian ini menggunakan variasi Anonim. (2005). Martindale (34th ed.).


konsentrasi ekstrak secara berturut-turut, London: Pharmaceutical Press
yaitu Formula 1 sebanyak 0,05% b/v (0,5 mg/ Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
ml), Formula 2 sebanyak 0,1% b/v (1 mg/ml), (2000). Parameter Standar Umum
dan Formula 3 sebanyak 0,2% (2 mg/ml). Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Hasil penetapan zona hambat bakteri tersebut Direktorat Jendral Pengawasan Obat
menunjukkan bahwa dibutuhkan sebanyak 2 dan Makanan. pp. 1-12
mg/ml ekstrak etanol 80% daun sirih untuk Hoque, M., Rattila, S., Shishir, M., Bari,
dapat membentuk zona hambat minimum M., Inatsu, Y., & Kawamoto, S. (2012).
bagi Bacillus subtilis, dengan diameter zona Antibacterial Activity of Ethanol Extract
hambat minimum sebesar 2 mm. Oleh karena of Betel Leaf (Piper betle L.) Against
itu, dapat dikatakan sediaan yang memiliki Some Food Borne Pathogens. http://
kemampuan bakterisidal (zona hambat) www.banglajol.info/. Retrieved 19 June
adalah sediaan spray Formula 3. 2017, from http://www.banglajol.info/
index.php/BJM/article/view/11817
KESIMPULAN Kerwin, B. (2008). Polysorbates 20
and 80 Used in the Formulation of
Formulasi sediaan spray menunjukkan profil Protein Biotherapeutics: Structure and
stabilitas fisik yang baik bagi sediaan spray Degradation Pathways. Journal of
antibau kaki yang mengandung ekstrak etanol Pharmaceutical Sciences, 97(8), 2924-
80% daun sirih. Diperlukan 2mg/ml ekstrak 2935
etanol 80% daun sirih, atau setara dengan Sabrina, Musdja, M., & Pratiwi, L. (2011). Uji
0,2% b/v ekstrak dalam sediaan untuk dapat Aktivitas dan Mekanisme Penghambatan
menghambat bakteri yang paling sering Minyak Atsiri Daun Sirih (Piperis betle,
menyebabkan bau kaki (Bacillus subtilis). Linn.) dan Ekstrak Etanol Daun Sirih
Terhadap Bakteri Gram (+). Farmasains,
DAFTAR ACUAN 1(3), 117-123
Scalbert, A. (1991). Antimicrobial Properties
American Podiatric Medical Association. of Tannins. Phytochemistry, 30(12),
(2014). Public Opinion Research on 3875-3883
Foot Health and Care. USA: APMA. pp. Sinko, P. (2013). Martin: Farmasi Fisika
3-7 dan Ilmu Farmasetika (Edisi 5). Jakarta:
Anonim. (1975). Physical Properties of Penerbit Buku Kedokteran EGC
glycerine and its solutions (2nd ed.).
New York, N.Y.: Glycerine Producer’s
Assoc

December 2017 (Vol. 4 No. 3)

Anda mungkin juga menyukai