Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2089-0877

OPTIMASI PENGOLAHAN TEPUNG LIDAH BUAYA


PONTIANAK (Aloe chinensis, Beaker) SEBAGAI BAHAN BAKU
ALAMI HANDBODY LOTION
(Process Optimization of Pontianak Aloe vera Powder (Aloe chinensis Beakker) as
Raw Material for Hand body lotion)

Nana Supriyatna
Baristand Industri Pontianak, Jl. Budi Utomo 41 Pontianak
E-mail : nspriyatna65@yahoo.com

ABSTRACT . Process optimization of Pontianak aloe vera powder (Aloe


chinensis Beaker) as raw material for hand body lotion have been
conducted on laboratory scale with the aim of obtaining the optimum
conditions of processing technologies through the addition of maltodextrin
and Carboxy Methyl Cellulase. The optimum results achieved at the ratio of
maltodextrin to the CMC by 90%: 10%. Characteristics of aloe vera
powder produced showing yellowish white color, water content of 8:56%,
5:50 pH, total solid Aloe 25.5%, weight flour ratio and fresh aloe vera
leaves 1.5: 100, aloin content of 164.40 ppm, 257.08 ppm malic acid
content, 10.32 ppm vitamin E and 1.4 x 105 colonies/g total bacteria.
Making hand body lotion of aloe vera powder optimization results show the
characteristic white color with a fragrant aroma, acidity (pH) 7:07, 10.34
ppm of malic acid, 1.1 x 104 colony/g total bacteria, and quite stable while
storage.
Keywords: Aloe vera, filler, maltodextrin, hand body lotion.

1. PENDAHULUAN 1877 dan berkembang di daerah Asia


Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.) termasuk Indonesia, dengan ciri-ciri bunga
merupakan tanaman yang telah lama berwarna orange, pelepah hijau muda,
dikenal di Indonesia dan merupakan pelepah bagian atas agak cekung,
komoditi penting bagi Kalimantan Barat mempunyai totol putih di daunnya ketika
khususnya daerah Pontianak dan tanaman masih muda (Furnawanthi, 2002).
Kabupaten Kubu Raya. Karakteristik lidah Salah satu bentuk olahan lidah
buaya tersebut memiliki bobot pelepah 0,8- buaya adalah aloe powder (tepung lidah
1 kg dan dapat dipanen setiap bulan sejak buaya). Metode pembuatan tepung lidah
10-12 bulan penanaman (Wardhanu. buaya dapat dilakukan melalui bebera cara
2009). Luas areal penanaman di Kalbar yaitu pengering semprot (spray drying
mencapai 75 ha, terkonsentrasi di Kota dan process), pengeringan beku (freeze dry
Kabupaten Pontianak. Areal tersebut process/liophylization) dan pengeringan
dikembangkan lagi seluas 2800 hektar sederhana (simple dehydration process).
sejak tahun 2002–2007 (Anonimous, Tepung lidah buaya yang baik
2007). Jenis lidah buaya yang tumbuh dan adalah yang dapat memenuhi persyaratan
berkembang serta dibudidayakan oleh dan standar yang telah disepakati.
masyarakat petani di daerah Pontianak dan Persyaratan tepung lidah buaya untuk
Kabupaten Kubu Raya adalah Aloe industri kosmetik hingga saat ini masih
chinensis Beaker. Jenis Aloe chinensis ini belum ada ketentuan yang baku dan masih
didiskripsikan oleh Beaker pada tahun tergantung pada kebutuhan dan persyaratan

BIOPROPAL INDUSTRI 9 Vol. 01, No. 02, Desember 2010


ISSN 2089-0877

yang diinginkan oleh industri kosmetik. termasuk dalam kosmetik pelembab.


Terry Lab. Amerika Serikat mensyaratkan Secara umum dipakai untuk melembabkan,
tepung lidah buaya berbentuk butiran melembutkan, dan menghaluskan kulit
halus, berwarna putih, coklat keabu-abuan, dengan menggunakan emolien, humektan,
kadar air maksimal 8%, pH 3,5 – 5,0, dan zat pembawa (Wasitaatmadja, S.M.,
mikrobiologi < 100 cfu/g, total padatan 1997 dalam Afifah. N, dan Mirwan. A. K
50% (freeze dryer) dan 100% (spray 2008).
dryer). Sedangkan CTEA American Code Asam amino diketahui berfungsi
4741 (Susanto, 1989) mensyaratkan bentuk sebagai penyusun protein pengganti sel
bubuk, warna putih kekuningan, kadar air rusak. Artinya, lidah buaya berperan untuk
maks 12%, pH 4.5 – 6.5, total solid min membantu proses regenerasi sel. Selain itu,
20%, mikrobiologi TPC maks 100 cfu/g. lignin dapat menahan hilangnya cairan
Industri yang menggunakan tepung kulit.
lidah buaya terutama industri kosmetik dan Penelitian mengenai pemanfaatan
farmasi di Indonesia dan luar negeri seperti lidah buaya powder sebagai bahan baku
Korea Selatan , Jepang, China dan industri telah dilakukan menggunakan
Singapura. Target pasar tepung lidah buaya freeze dryer dengan pengisi gum arabik
untuk dalam negeri adalah sebesar 18,8 yang memberikan hasil diantaranya pH
ton/tahun permintaan dalam negeri dan masih rendah yang kurang memenuhi
110,8 ton/tahun untuk luar negeri. Harga syarat CETA American Code 4741
tepung lidah buaya impor dengan kualitas (Susanto, 1989) sehingga masih perlu
baik mencapai Rp 7.000.000,-/kg, kualitas dioptimalkan. Penelitian ini bertujuan
sedang Rp 2.500.000/kg – Rp mengopti-malkan pengolahan lidah buaya
3.500.000/kg. Selama ini permintaan Pontianak menjadi tepung (powder) yang
tepung lidah buaya berkualitas tinggi memenuhi syarat sehingga dapat diketahui
belum dapat dipenuhi oleh perusahaan karakteristik hand body lotion dengan
tepung lidah buaya dalam negeri (PT. Aloe kandungan bahan aktif aloe vera yang
Nusantara Utama, 2001) karena belum baik.
memenuhi persyaratan permintaan industri
kosmetik yang ada di daerah Jawa dan 2. METODE PENELITIAN
Bali.
Bahan yang digunakan dalam
Penggunaan tepung lidah buaya penelitian ini meliputi pelepah lidah buaya
dalam industri kosmetik selain lebih segar, tepung lidah buaya, natrium
praktis, juga lebih stabil dan tidak mudah metabisulfit, CMC (cosmetic grade),
rusak. Selain itu, penggunaan tepung lidah maltodekstrin, vitamin E, aquades, karbon
buaya dalam produk kosmetik dapat aktif, tepung aloe vera, TEA, carbomer,
diminimalisasikan, yaitu sekitar 0,025– metolose, nipagin dan nipasol (Sasanti
0,1% dibandingkan dengan gel (bisa
T.D. dkk., 2007).
mencapai 5–20%), sehingga komponen Alat yang digunakan dalam
aktif dan nutrisi dalam tepung lidah buaya penelitian ini terdiri dari seperangkat alat
ini mendekati gel lidah buaya segarnya tabung flask freeze dryer, mollen coating,
terutama jika direkonstruksi dan blender listrik, spatula, botol kaca, filter,
digunakanan dalam formulasi sediaan alumunium foil, panci stainless steel,
kosmetik. baskom, pisau, talenan, serbet,
Keistimewaan lidah buaya adalah stirer/pengaduk listrik, waterbath kaca,
membuat kulit tidak cepat kering dan termometer, mortar, dan beaker glass 250
selalu kelihatan lembab. Senyawa lignin mL.
dan polisakarida dalam lidah buaya
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap,
sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yaitu penelitian pendahuluan, penelitian
yang dibutuhkan kulit memberi utama (berupa optimasi pembuatan tepung
kemampuan menembus kulit secara baik lidah buaya) dan uji coba pembuatan
(Setiawati, 2010). Body lotion merupakan produk kosmetik hand body lotion.
salah satu bentuk sediaan emulsi yang
Vol. 01, No. 02, Desember 2010 10 BIOPROPAL INDUSTRI
ISSN 2089-0877

Dalam penelitian pendahuluan ini vitamin E 10 mg kemudian ditampung


dicari kondisi proses pengeringan baik dalam cawan penguap lalu dipanaskan
dengan freeze dryer maupun dengan hingga larut. Komponen air dan komponen
metode pengeringan kabinet. Pada minyak yang telah dipanaskan tadi
Penelitian utama dilakukan pembuatan kemudian dicampur dan distirer pada
tepung lidah buaya dengan freeze dryer kecepatan tinggi selama 15 menit
melalui optimasi bahan pengisi dan kemudian disaring lalu disimpan dalam
dilanjutkan pada rasio bahan pengisi antara kulkas (suhu refrigerasi). Diagram alir
maltodextrin : cmc. Penambahan bahan proses pembuatan hand body lotion dapat
pengisi berupa maltodextrin pada dilihat pada Gambar 2.
konsentrasi 3%, 5% dan 7% dilanjutkan Rancangan percobaan yang
dengan optimasi campuran bahan pengisi digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan rasio maltodextrin : cmc berturut- Rancangan Acak Lengkap sederhana.
turut adalah 90:10 %, 80:20 % dan Untuk membandingkan hasil penelitian
70:30%. Prosedur pembuatan dilakukan dilakukan uji beda terhadap faktor yang
menurut modul Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh menggunakan uji beda nyata
Teknik Fraksinasi Komponen Aktif Bahan jujur (BNJ).
Alam dan Pengembangannya dalam
sediaan kosmetik yang sudah dimodifikasi Pembuatan larutan gel aloe vera 1%
(Sasanti T.D, dkk., 2007). Skema proses
pembuatan tepung lidah buaya dapat
Pembuatan komponen/media minyak
dilihat pada Gambar 1.

Lidah Buaya (Alovera Chinensis)


Pencampuran komponen/media air

Pengupasan & Penghancuran


Pencampuran

Filtrasi Malto : CMC


Pengadukan dengan stirer slama 15 menit

Pemberian bhn pengisi


Penyimpanan

Preparasi dalam kulkas semalam


Evaluasi dan Pengamatan

Pengeringan Freeze drying Gambar 2. Proses pembuatan hand body


lotion

Tepung lidah buaya Pada uji coba pembuatan hand body


lotion diterapkan dengan menggunakan
Gambar 1. Proses Pembuatan Tepung jenis bahan baku (tepung aloe vera) yang
Lidah Buaya terdiri dari A = tepung aloe vera hasil
optimasi, B = tepung aloe vera
Dibuat larutan gel aloe vera 1% pembanding (dari pasar/AVC) dan C =
(b/b), kemudian dibuat komponen air yang tepung aloe vera hasil pengeringan dengan
terdiri dari Natrium lauryl sulfat 0,25 g, pengering kabinet dan D = Hand body
cetyl alkohol 3,75 g, nipagin 0,1 g, nipasol lotion tanpa penambahan lidah buaya.
0,009 g, Na metabisulfit 0,025 g, aquades Pengamatan dan pembahasan pada uji coba
20 mL dipanaskan hingga 70oC, kemudian pembuatan hand body lotion ini dilakukan
ditambahkan 5 g larutan gel aloe vera dan secara deskriptif. Adapun parameter yang
diaduk hingga homogen. Komponen diamati meliputi kadar air, pH, asam malat,
minyak terdiri dari minyak Zaitun 15 g dan
BIOPROPAL INDUSTRI 11 Vol. 01, No. 02, Desember 2010
ISSN 2089-0877

mikrobiologi dan uji organoleptik terhadap buaya. Lidah buaya yang dikeringkan
warna. dalam bentuk irisan gel dengan kandungan
seratnya masih ada. Hasil analisisnya dapat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Penelitian pendahuluan dilakukan Penggunaan maltodextrin sebagai pengisi
dengan alat freeze dryer dan oven merupakan bahan pengisi yang cukup
pengering tipe kabinet. Kondisi murah digunakan dalam bahan tambahan
pengeringan dapat dilihat pada Tabel 1. produk aloe vera
Tabel 1 menunjukkan kondisi (www.terrylabs.com/testing.asp).
operasi pengeringan dengan freeze dryer, Sedangkan penggunaan CMC
menggunakan tekanan 0,100 – 0,120 mBar sebagai bahan pencampur pengisi juga
dan mencapai kestabilan pada saat 20 – 30 bertujuan untuk meningkatkan nilai pH
menit. Waktu yang dibutuhkan untuk tepung lidah buaya yang dihasilkan. Nilai
mendapatkan tepung lidah buaya adalah 12 pH Maltodextrin adalah antara 4.0 – 7.0
– 18 jam tergantung pada banyaknya bahan sedangkan CMC adalah 6.0 – 8.8 (Kibbs.
yang dikeringkan dalam tabung (flash). A H. 2000).
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil
Tabel 1. Kondisi pengeringan dalam analisis sidik ragam antar perlakuan tidak
freeze dryer dan oven pengering berbeda nyata, tetapi dari perhitungan dan
tipe cabinet analisis kandungan padatan lidah buaya
No. Metode Kondisi jumlah paling tinggi di peroleh dari
Pengeringan Pengeringan perlakuan pemberian bahan pengisi 3%
T (OC) t (jam) sebesar 25,5%. Menurut standar CTEA
1. Freeze dryer -45  -47 12  18 syarat total solid tepung lidah buaya
Pengeringan minimal 20%, sehingga perlakuan bahan
2. 50  65 14 pengisi 3% memenuhi persyaratan, namun
Oven
belum memenuhi standar TerryLab USA
Kondisi pengeringan dalam oven yang banyak digunakan dalam industri
pengering tipe kabinet adalah kelembaban kosmetika di Indonesia. Hal ini
ruang pengering 65% dan lama waktu yang dikarenakan tidak melalui proses
dibutuhkan adalah 14 jam. Kapasitas oven pemekatan dengan rotary evaporator.
pengering ini mencapai 20 kg bahan lidah
Tabel 2. Hasil Analisis Tepung Lidah Buaya dengan Berbagai Kondisi Maltodekstrin

Kondisi Maltodextrin Standar


Parameter Uji Terry Lab.
3% 5% 7% CTEA code 4741
USA
Air (%) 6,73 6,12 5,96 maks. 12 maks. 8
pH 5.17 5,36 5,38 5,5 – 6,5 3,5 – 5,0
Warna Putih Putih Putih Putih kekuningan Putih coklat
keabuan
Total Solid (%) 25,5 24,1 21,6 min. 20 50

Tabel 3. Hasil Analisis Tepung Lidah Buaya dengan Perbandingan Bahan Pengisi
(Maltodekstrin : CMC)
Kondisi Maltodekstrin Standar
Parameter
CTEA code TerryLab.
Uji 90:10 80:20 70:30
4741 USA
Air (%) 8,56 9,22 9,04 maks. 12 maks. 8
pH 5,50 5,45 5,60 5,5 – 6,5 3,5 – 5,0
Warna Putih keku- Kuning Coklat Putih Putih coklat
ningan kecoklatan kekuningan kekuningan keabuan

Vol. 01, No. 02, Desember 2010 12 BIOPROPAL INDUSTRI


ISSN 2089-0877

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil Gambar 3. Tepung Lidah Buaya Hasil


analisis sidik ragam antar perlakuan tidak Pengeringan (A = Freeze
berbeda nyata, tetapi dari perhitungan dan dryer, B = Spray dryer, C =
analisis kandungan padatan lidah buaya Pengering Oven)
jumlah paling tinggi di peroleh dari
perlakuan pemberian bahan pengisi 3%
sebesar 25,5%. Menurut standar CTEA
syarat total solid tepung lidah buaya Tabel 4. Hasil Analisis Tepung Lidah
minimal 20%, sehingga perlakuan bahan Buaya dengan Metode
pengisi 3% memenuhi persyaratan, namun
Pengeringan
belum memenuhi standar TerryLab USA
Komposisi Tepung
yang banyak digunakan dalam industri Lidah Buaya
farmasi/kosmetika di Indonesia. Hal ini No. Parameter Uji Spray
dikarenakan tidak melalui proses Freeze Oven tipe
Dryer
Dryer kabinet
pemekatan dengan rotary evaporator. (Pasar)
Tabel 3 menunjukkan bahwa 1 Kadar Air 8,56 10,09
(%) ,15
penambahan bahan pengisi dengan 2 pH 5,50 5,70 7,18
perbandingan Maltodextrin:CMC tidak 3 Ratio 1,5:200 1:200 3:200
begitu berbeda baik dari kadar air dan pH 4 Aloin ,ppm 164,40 <1,55 <1,55
tepung namun dilihat dari warna perlakuan 5 Asam Malat, 257,08 3,915 -
terbaik diperoleh dari perlakuan ppm
perbandingan maltodextrin : CMC yaitu 6 Vitamin E 10,32 1,94 0,85
90:10 menghasilkan warna lebih putih (ppm)
kekuningan. Peningkatan nilai pH untuk 7 Mikrobiologi 1,4 x 105 5,2 x 3,3 x 104
perbandingan maltodextrin : CMC ini TPC (kol/g) 105
disebabkan karena adanya penambahan 8 Warna kuning Putih Kuning
CMC sebagai pengisi. Pemberian CMC kecoklat-
an
dalam penelitian ini dimaksudkan selain
sebagai penstabil juga sebagai peningkat Tepung Lidah Buaya
pH. Dari perlakuan terbaik ini selanjutnya Tabel 4 menunjukkan tepung lidah
dilakukan analisis terhadap kandungan buaya hasil penelitian memiliki
asam malat, aloin, dan uji mikrobiologi karakteristik cukup baik terutama ditinjau
total bakteri dan kapang/khamir yang dari rendemen hasil perbandingan antar
dibandingkan dengan tepung lidah buaya bubuk dan bahan baku daun lidah buaya
dari pasaran dan dari pengeringan oven yaitu 1,5:200, kadar air 8,56% serta pH
seperti dapat dilihat pada Gambar 3 dan 5,50 yang memenuhi persyaratan CTEA
Tabel 4. Code 4741 (Susanto dkk, 1989) yang
mensyaratkan kadar air maks. 12%, dan
pH 5,5–6,5. Kandungan asam malat 257,08
ppm, aloin 164,40 ppm, vitamin E 10,32
ppm (lebih tinggi dari tepung aloe vera
dari pasaran dan oven pengering kabinet),
cemaran mikrobiologi TPC (total bakteri)
1,4 x 105 koloni/g serta organoleptik warna
kuning.
Perbandingan bubuk dan daun lidah
buaya (rendemen) adalah perbandingan
berat per berat merupakan jumlah tepung
yang dihasilkan per berat daun lidah buaya
awal. Rendemen ini dipengaruhi oleh umur
tanaman dan bahan pengisi yang

BIOPROPAL INDUSTRI 13 Vol. 01, No. 02, Desember 2010


ISSN 2089-0877

ditambahkan. Makin tua umur tanaman ditandai dengan keringnya tabung gelas
lidah buaya maka rendemen yang (flash) yang digunakan dan tidak adanya
dihasilkan semakin rendah. Namun dengan embun. Dari hasil analisis menunjukkan
pemberian bahan pengisi yang terlampau tepung lidah buaya ini telah memenuhi
banyak juga akan mempengaruhi total syarat yang dibutuhkan bagi industi
solid lidah buaya yang diperoleh. Beberapa kosmetik (CTEA Code 4741 dalam
negara mensyaratkan total solid dalam Susanto, 1989). Sedangkan dibandingkan
tepung lidah buaya minimal 20% (Terry dengan standar Terry Lab, perlakuan
Lab). Rasio yang diperoleh dari tepung dengan freeze dryer lebih mendekati syarat
lidah buaya metode freeze dryer adalah mutu. Selanjutnya hasil tepung lidah buaya
1.5: 200 yang berarti tiap 200 kg pelepah ini digunakan dan diterapkan dalam
daun lidah buaya segar akan diperoleh 1,5 formulasi pembuatan sediaan kosmetik
kg tepung lidah buaya. Sedangkan rasio berupa hand body lotion. Penelitian ini
tepung lidah buaya dari pengeringan oven perlu dilanjutkan dengan penerapan
tipe kabinet tampak paling besar. Hal ini perlakuan proses pemekatan sebelum
disebabkan dalam tepung ikut terkandung pengeringan freez dryer sehingga diperoleh
serat lidah buaya, namun hal ini ekstrak lidah buaya yang lebih pekat.
menyebabkan tepung sulit larut dalam
Hand body lotion
pelarut air maupun alkohol. Sehingga
kelemahan dalam pengeringan oven ini Hasil analisis optimum diperoleh pada
perlu diperbaiki lagi. perlakuan pengeringan tepung lidah buaya
Kadar air dan nilai pH tepung lidah secara freeze dryer yang selanjutnya
buaya hasil penelitian ini memenuhi diaplikasikan dalam pembuatan sediaan
persyaratan dalamCTEA Code 4741. kosmetika berupa hand body lotion untuk
Kadar air tepung lidah buaya diukur pada perawatan kulit. Hasil analisis hand body
akhir proses pengeringan. Untuk lotion dapat dilihat pada Gambar 4 dan
pengeringan freeze dryer, kekeringan Tabel 5.

Gambar 4. Hand body lotion tepung lidah buaya (A = Freeze dryer, B = Spray dryer, C =
Pengering Oven dan D = Freeze dryer tanpa tepung lidah buaya)

Tabel 5. Hasil Analisis Hand body lotion


Hasil Analisis Hand Body Lotion

No Parameter Uji
Freeze Dryer Tanpa
Freeze Dryer Spray Dryer Oven Tipe Kabinet
Tepung Lidah Buaya

1. pH 7,07 7,02 7,01 7,70


2. Asam Malat (ppm) 10,34 42,59 < 3,51 < 3,51
3. Aloin (ppm) < 1,55 < 1,55 < 1,55 < 1,55
4. Kestabilan emulsi
selama 2 bulan Stabil Cukup Stabil Cukup stabil Cukup stabil

Vol. 01, No. 02, Desember 2010 14 BIOPROPAL INDUSTRI


ISSN 2089-0877
5. Uji Mikrobiologi,
Angka Lempeng 11 x 103 50 x 103 12 x 103 -
Total (kol/g)

6. Organoleptik
a. Warna Putih Putih Putih Putih
b. Bau/Aroma Harum Harum Harum Harum

Tabel 5 menunjukkan bahwa tepung sedangkan tepung lidah buaya hasil


lidah buaya hasil optimasi memberikan optimasi dalam penelitian ini tidak melalui
kualitas sediaan kosmetik hand body lotion pemekatan sebelum pengeringan freeze
yang cukup baik dengan karakteristik pH dryer, sehingga komponen aktif dan nutrisi
berkisar antara 7,01-7,7, sifat emulsi yang terkandung lebih rendah. Asam Malat
stabil, Angka lempeng total 11 x 103 bersama-sama asam askorbat,asam
koloni/g, warna putih dan beraroma harum. laktat,asam glikolat biasanya terkandung
Tipe lotion yang dihasilkan ini adalah dalam bentuk komplek dalam tanaman dan
milky lotion. termasuk asam alfa hidroksilat (AHA)
Hand body lotion merupakan salah alami berfungsi sebagai whitening alami
satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk untuk skin care (Hutajulu dkk., 2009).
dalam kosmetik pelembab. Secara umum Sifat emulsi dari lotion ini
dipakai untuk melembabkan, melembutkan merupakan emulsi minyak dalam air,
dan menghaluskan kulit dengan dimana tipe ini lebih sesuai dan nyaman
menggunakan emolien, humektan, dan zat digunakan pada kulit yang cenderung
pembawa. (Wasitaatmadja, 1997) dalam mudah dibersihkan tidak
Afifah dan Mirwan (2008). lengket/berminyak. Emulsi lotion ini
Keasaman (pH) hand body lotion dalam penyimpanannya cukup stabil dan
yang diperoleh dari pengolahan tepung tidak terjadi pemecahan atau pemisahan
lidah buaya freeze dryer adalah netral bagian minyak dan air. Hal ini terdapat
(7,01- 7,7.). Naiknya nilai pH pada hand pada semua perlakuan tepung lidah buaya
body lotion ini dikarenakan penggunaan yang digunakan baik dari pengeringan
Trietanolamin. Menurut Kibbe (2000) freeze dryer, spray dryer maupun dengan
Trietanolamin jika dicampur dengan asam oven pengering tipe kabinet. Tidak adanya
lemak seperti asam stearat atau asam oleat, perbedaan ini mungkin dikarenakan dari
membentuk sabun anionik yang dapat formulasi yang sama dari seluruh
digunakan sebagai agen pengemulsi, perlakuan tepung lidah buaya. Perbedaan
membentuk emulsi minyk dalam air (o/w) antara perlakuan hand body lotion ini
yang stabil dengan pH sekitar 8 Sedangkan adalah penggunaan tepung lidah buaya
keasaman kulit normal adalah 4,2 – 5,6 yang diperoleh dari 2 macam perlakuan
(www.vivawoman.net) karena itu yaitu dari freeze dryer dan oven pengering
pemberian trietanolamin agar secara hati- tipe kabinet serta tepung lidah buaya
hati hingga menghasilkan pH < 7. Dalam pembanding dari AVC Pontianak (metode
penelitian ini kemungkinan pemberian spray dryer). Hand body lotion dengan
trietanolamin masih terlalu berlebih menggunakan tepung lidah buaya hasil
sehingga menghasilkan nilai pH hand body pengeringan freeze dryer memiliki
lotion mencapai 7. Kandungan asam malat kandungan vitamin E lebih tinggi daripada
pada hand body lotion mencapai 10,43 hand body lotion yang dibuat dengan basis
ppm (tepung lidah buaya freeze dryer) tepung lidah buaya hasil pengeringan
lebih rendah dari tepung lidah buaya spray dryer dan pengeringan oven.
pembanding yang berasal dari Aloe Vera Kadungnan asam malat hand body lotion
Centre (AVC), Pontianak yang memiliki dari pengeringan freeze dryer lebih kecil
42,59 ppm. Hal ini disebabkan pada proses dibandingkan tepung lidah buaya
pengolahan yang dilakukan di AVC pembanding dari luar (pengeringan dengan
Pontianak melalui proses pemekatan yang spray dryer). Hal ini disebabkan pada
cukup sebelum pengeringan spray dryer, pembuatan tepung lidah buaya

BIOPROPAL INDUSTRI 15 Vol. 01, No. 02, Desember 2010


ISSN 2089-0877

menggunakan pengering spray dryer, Penelitian ini perlu disempurnakan


dilakukan ekstraksi atau pengentalan dengan penerapan perlakuan proses
menggunakan vakum evaporator yang pemekatan sebelum pengeringan freeze
mengakibatkan komponen nutrisi dan dryer. Selain itu perlu ditindaklanjuti
bahan bioaktif lainnya akan lebih tinggi. dengan pengembangan formulasi, dan uji
Sedangkan pada pengeringan freeze dryer efektifitas dan aseptabilitas terhadap hand
tidak dilakukan proses evaporasi larutan body lotion yang berbasis aloe vera
gel lidah buaya. Dengan perlakuan Pontianak (Aloe chinensis, Beaker).
pemberian konsentrasi gel lidah buaya
yang digunakan 0,1% (1% dalam 5 ml UCAPAN TERIMA KASIH
larutan gel lidah buaya dilarutkan dalam 50 Terima kasih penulis sampaikan
ml formula hand body lotion). kepada Kepala Baristand Industri
Penerapan dalam pembuatan sediaan Pontianak yang telah memberi
kosmetik berupa hand body lotion kepercayaan dalam penelitian ini dan
memberikan karakteristik cukup baik, kepada kawan-kawan tim Heru A
meliputi pH 7,07, asam malat 10,34 ppm, Cahyanto, Amir Hamzah dan Thamren
aloin < 1,55, stabil dalam penyimpanan, Juniarto atas bantuannya hingga penelitian
total bakteri 11 x 103 koloni/g, berwarna ini selesai dilakukan.
putih dan aromanya harum.
Untuk mengetahui sejauh mana
DAFTAR PUSTAKA
pengaruh pemberian bahan-bahan yang
digunakan dalam formulasi sediaan hand Afifah., N dan Mirwan A.K., 2008, Uji
body lotion terutama aspek khasiat maka Stabilitas Emulsi Body Lotion
penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan Menggunakan Cetearyl Alcohol/
pengembangan formulasi, beserta analisa Ceteareth 20 Sebagai Self Emulsifier,
dan uji iritasi dan kasiatnya pada kulit. Prosiding Seminar Nasional Sains
Selain itu, perlu juga dilakukan kajian dan Teknologi-II 2008, Universitas
terhadap efektifitas dan aseptabilitas Lampung, 17-18 November 2008
(penerimaan responden) terhadap hand Anonim, 2007, “Profil Agribisnis Aloe
body lotion yang berbasis aloe vera vera di Kota Pontianak Propinsi
Pontianak serta kajian ekonomi pada skala Kalimantan Barat”, Dinas Urusan
IKM. Pangan, Pontianak : 30-31.
Anonim, Testing & Service Quality Aloe
4. KESIMPULAN DAN SARAN
vera Extract & Concentrates
Bahan pengisi yang paling optimum http://www.terrylabs.com/testing.asp
dicapai pada perlakuan 3% dengan 9 Maret 2010.
perbandingan maltodekstrin:cmc 90%
:10%. Karakterisrik tepung lidah buaya Anonim, Keep skin beautiful with a
yang diperoleh berwarna putih balance pH level,
kekuningan, kadar air 8,56%, pH 5.50, www.vivawoman.net, (diakses 12
total solid 25,5%, rasio berat tepung dan Mei 2010).
daun lidah buaya segar 1,5:100, Furnawanthi, I., 2002. Khasiat &Manfaat
kandungan aloin 164,40 ppm , kadar asam Lidah Buaya si Tanaman Ajaib.
malat 257,08 ppm, vitamin E 10,32 ppm, Penerbit PT. AgroMedia Pustaka
dan total bakteri 1,4 x 105 koloni/g. Jakarta.
Pembuatan hand body lotion dari
tepung lidah buaya hasil optimasi Hutajulu, T.F., Azizah, E., dan Suherman
memperlihatkan karakteristik berwarna A., 2009, Pemanfaatan Alfa Hidroksi
putih dengan aroma harum, pH 7,07, asam Karboksilat (AHA) dari ekstrak
malat 10,34 ppm, aloin <1,55 ppm, total Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi
bakteri 11 x 103 koloni/g, Serta cukup L) Untuk Skin Care, Jurnal Riset
stabil dalam penyimpanan. Industri.Vol III No. 1 (64-74).

Vol. 01, No. 02, Desember 2010 16 BIOPROPAL INDUSTRI


ISSN 2089-0877

Mitsui. T. Ph. D 1997. New Cosmetic Industri”, Balai Besar Industri Agro,
Science. Published by Elsevier Bogor.
Science B.V Po. Box 211, 1000, AE
Wahyu,.S 2008. Optimasi kadar serbuk
Amsterdam, The Nedherland.
aloe vera sebagai pelembab yang
Sasanti T.D, dkk., 2007., “Praktek stabil, efektif dan aseptable dalam
Pengembangan dan Evaluasi Sediaan basis vanishing cream aloe
Kosmetik I & II”, Modul Pendidikan barbadensis, (www.adln.lib.
dan Pelatihan Teknik Fraksinasi Unair.ac.id)
Komponen Aktif Aloe vera dan
Wardhanu. A.P., 2009, Potensi Lidah
Pengembangannya dalam Sediaan
Buaya Pontianak (Aloevera
Kosmetik, Sekolah Farmasi ITB,
chinensis,linn) sebagai Bahan Baku
Bandung.
Berbasis Sumber Daya Lokal.
Susanto, dkk., 1989., “Pembuatan Tepung
Lidah Buaya sebagai Bahan Baku

BIOPROPAL INDUSTRI 17 Vol. 01, No. 02, Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai