Anda di halaman 1dari 10

Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol.

1 (1): 78 - 86

Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak Biji Coklat


(Theobroma cacao L.) Sebagai Pewarna

Formulation Of Lipstick Using Cacao Seeds Extract


(Theobroma cacao L.) As Colorant

Risnawati, Nazliniwaty*, dan Djendakita Purba


Departemen Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Biji coklat (Theobroma cacao L.) memiliki potensi untuk dimanfaatkan
sebagai alternatif pewarna alami karena memiliki warna yang menarik. Biji coklat memiliki
kandungan polifenol. Senyawa polifenol dalam biji coklat yaitu flavonoid. Warna ungu dari biji
coklat disebabkan adanya pigmen antosianin golongan pelargonidin yang merupakan turunan
senyawa flavonoid. Antosianin memiliki berbagai manfaat, salah satu diantaranya sebagai
pewarna alami yang dapat menggantikan bahan pewarna sintetik.
Tujuan: Membuat lipstik dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung dalam biji
coklat
Metode: Ekstraksi zat warna dari biji coklat dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%
dengan penambahan 2% asam sitrat, sehingga diperoleh ekstrak kental biji coklat yang berwarna
merah. Formulasi lipstik terdiri dari komponen-komponen seperti cera alba, vaselin alba, setil
alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin, propilen glikol, butil hidroksitoluen, Tween 80,
parfum dan nipagin serta penambahan pewarna ekstrak biji coklat dengan konsentrasi 10, 12,
14, 16 dan 18%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik
sediaan, mencakup pemeriksaan homogenitas, titik lebur lipstik, kekuatan lipstik, uji stabilitas
terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, uji
oles, pemeriksaan pH, uji kesukaan (Hedonic Test) dan uji iritasi dilengan bagian bawah.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa lipstik yang dibuat homogen, titik lebur 59-60oC,
kekuatan lipstik pada konsentrasi 10% yaitu 131,64 g, konsentrasi 12% yaitu 118,30 g,
konsentrasi 14% yaitu 101,64 g, konsentrasi 16% yaitu 94,97 g, dan konsentrasi 18% yaitu
88,30 g, stabil, mudah dioleskan dengan warna yang merata, pH dengan konsentrasi 10% 4,6,
konsentrasi 12% yaitu 4,5, konsentrasi 14% yaitu 4,4, konsentrasi 16% yaitu 4,2 dan konsentrasi
18% yaitu 3,9, tidak menyebabkan iritasi sehingga aman untuk digunakan.
Kesimpulan: Ekstrak biji coklat dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipstik.

Kata kunci: biji coklat, Theobroma cacao L., lipstik, komponen lipstik

ABSTRACT

Background: Cacao seeds (Theobroma cacao L.) is potential to be used as an alternative


natural dyes because it has an attractive colour. cacao seeds contain polyphenols which is
flavonoids. The purple color of the cacao seeds come from anthocyan pigments, in pelargonin
group which are flavonoid derivatives. Anthocyanins have various benefits, one of the benefit
is as a natural dye that can replace synthetic dyes.
Objective: To formulate lipstick using natural coloring agent which contained in cacao seeds.
Methods: The extraction of dyes from Cacao seeds was done by maceration method using 96%
ethanol with the addition of 2% citric acid then red concentrated extract cacao seeds extract was

*Korespondensi penulis: nazliniwati@usu.ac.id

78
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

obtained. Lipstick formulation consisted of components which as cera alba, petroleum jelly alba,
cetyl alcohol, carnauba wax, castor oil, lanolin, propylene glycol, butylated hydroxytoluen,
Tween 80, perfumes and nipagin was also added with concentration 10, 12, 14, 16, and 18%.
The evaluation of product included physical quality inspections such as homogenity test,
melting point, breaking point, stability test of shape alteration, colour and odor during storage
in 30 days at room temperature, smear test, pH test, hedonic test and irritation test on forearm.
Results: The results showed that the lipstick was homogeneous, the melting point was 59-60oC,
the strength of the lipstick in concentration 10 % was 131.64 g, in the concentration 12% was
118.30 g, in the concentration 14% was 101.64 g, in the concentration 16% was 94.97 g, and in
the concentration 18% was 88.30 g. The product was stable and easily applied with a uniform
colour. pH of lipstick in the concentration 10% was 4.6, in the concentration 12% was 4.5, in
the concentration 14% was 4.4, in the concentration 16% was 4.2, and in the contcentration 18%
was 3.9. The lipstick did not cause irritation so it is safe to use.
Conclusion: Cacao seeds extract can be used as coloring agent in formulation of lipstick.

Keywords: cacao beans, Theobroma cacao L., lipstick, lipstick components

PENDAHULUAN adalah untuk memberikan warna bibir


menjadi merah semerah delima, yang
Kosmetik memiliki sejarah dianggap akan memberikan ekspresi
panjang dalam kehidupan manusia. wajah sehat dan menarik (Ditjen POM,
Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, 1985).
diketahui bahwa kosmetik telah Bibir merupakan kulit yang
digunakan oleh manusia yang hidup memiliki ciri tersendiri dengan kulit
pada zaman dahulu. Saat ini, kosmetik jangat yang sangat tipis, aliran darah
menjadi bagian penting dalam lebih banyak mengaliri di daerah
kehidupan sehari-hari, jumlah kosmetik permukaan kulit bibir, tidak terdapat
yang digunakan terus meningkat seiring kelenjer keringat, dan sangat jarang
dengan pertambahan jumlah penduduk terdapat kelenjer lemak sehingga kulit
setiap tahun (Mitsui, 1997) bibir lebih peka dibandingkan kulit
Pewarna bibir merupakan lainnya. Karena itu hendaknya berhati-
sediaan kosmetika yang digunakan hati dalam memilih bahan yang
untuk mewarnai bibir dengan sentuhan digunakan untuk sediaan lipstik,
artistik sehingga dapat meningkatkan terutama dalam hal memilih zat warna
estetika dalam tata rias wajah. Pewarna yang digunakan untuk maksud
bibir terdapat dalam berbagai bentuk, pembuatan sediaan tersebut (Ditjen
seperti cairan, krayon, dan krim. POM, 1985)..
Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan Antosianin adalah pigmen larut
krim umumnya memberikan selaput air yang secara alami terdapat pada
yang tidak tahan lama dan mudah berbagai jenis tumbuhan. Sesuai
terhapus dari bibir sehingga tidak begitu namanya, pigmen ini memberikan
digemari orang, terutama jika warna pada bunga, buah dan daun
dibandingkan dengan pewarna bibir tumbuhan hijau, dan telah banyak
dalam bentuk krayon. Pewarna bibir digunakan sebagai pewarna alami pada
bentuk krayon lebih dikenal dengan berbagai produk pangan dan berbagai
nama lipstik (Wasitaatmadja, 1997). aplikasi lainnya. Antosianin dapat
Lipstik merupakan pewarna digunakan sebagai bahan pewarna
bibir yang dikemas dalam bentuk alami, salah satunya adalah yang
batang padat (stick) yang dibentuk dari terdapat pada biji dari buah coklat.
minyak, lilin dan lemak. Fungsinya (Anonim, 2012).

79
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

Biji coklat memiliki kandungan buah coklat yang sudah masak (tua)
polifenol. Senyawa polifenol dalam biji yang diambil di Desa Duku, Kecamatan
coklat yaitu flavonoid, katekin, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir
prosianidin, antosianin, dan tanin Selatan, Sumatera Barat.
kompleks. (Spillane, 1995).
Tujuan penelitian ini adalah Determinasi tumbuhan
menbuat sediaan lipstik menggunakan Determinasi tumbuhan
zat warna dari ekstrak biji coklat dan dilakukan di Herbarium Medanense,
untuk mengetahui apakah sediaan Departemen Biologi, Fakultas
lipstik yang dibuat stabil dan memenuhi Matematika dan Ilmu Pengetahuan
syarat mutu. Alam, USU.

METODE PENELITIAN Pengolahan sampel


Buah coklat segar yang sudah
Metode penelitian berupa masak berwarna kuning dikupas
metode eksperimental yang dilakukan di kemudian diambil bijinya dan
laboratorium Farmasetika Dasar, dibersihkan dari kotoran lalu ditimbang
Fakultas Farmasi, USU, Medan. sebanyak 3,5 kg, lalu dikeringkan
sampai kulit biji gampang dikupas,
Alat dan bahan setelah kering kulit biji dikupas
Alat-alat yang digunakan antara sehingga diperoleh biji tanpa kulit dan
lain: alat-alat gelas laboratorium, ditimbang diperoleh sebanyak 1,85 kg,
lumpang, alu, neraca analitis (Mettler lalu biji coklat dihaluskan dengan
Toledo), rotary evaporator (Buchi), menggunakan lumpang dan ditimbang
freeze dryer, oven, penangas air, pH sebanyak 1 kg lalu sampel siap untuk
meter, cawan penguap, pencetak lipstik diekstraksi.
dan wadah lipstik (roll up).
Bahan tumbuhan yang Pembuatan ekstrak biji coklat
digunakan dalam penelitian ini adalah Sebanyak 1 kg biji coklat tanpa kulit
biji buah coklat (Teobroma cacao L) biji yang telah dihaluskan dengan
yang sudah masak (tua). Bahan kimia lumpang lalu dimaserasi dengan 1,5
yang digunakan antara lain: akuades, liter etanol 96% yang telah dicampur
etanol 96%, oleum ricini, asam sitrat, dengan 30 g asam sitrat ditutup dan
cera alba, vaselin alba, setil alkohol, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
lanolin, carnauba wax, butil hidroksi cahaya sambil sering diaduk, saring
toluen (BHT), tween 80, minyak rosa, dengan kain kasa, filtrat di tampung
dan propilen glikol. (filtrat pertama). Kemudian ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96%
Penyiapan sampel yang telah dicampur dengan 10 g asam
Penyiapan sampel meliputi sitrat sebanyak 0,5 liter, selama 2 hari,
pengumpulan sampel, determinasi saring dengan kain kasa. Hasil yang
tumbuhan, dan pengolahan sampel. diperoleh di campur dengan filtrat
pertama lalu diuapkan dengan bantuan
Pengumpulan sampel alat rotary evaporator pada temperatur
Pengumpulan sampel dilakukan 50oC, kemudian di Freeze dryng
secara purposif yaitu tanpa menggunakan alat freeze dryer pada
membandingkan dengan daerah lain. suhu -40oC (Ditjen POM, 1979).
Sampel yang digunakan adalah biji

79
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

Prosedur pembuatan lipstik Penambahan berat sebagai penekanan


Nipagin dilarutkan dalam dilakukan terus menerus sampai lipstik
propilen glikol, setelah nipagin larut, patah, pada saat lipstik patah merupakan
ekstrak kental dari biji coklat kemudian nilai kekuatan lipstiknya (Vishwakarma,
dilarutkan dalam campuran propilen dkk., 2011).
glikol dan nipagin tersebut, butil
hidroksitoluen (BHT) yang telah Penentuan pH sediaan
digerus dilarutkan dalam oleum ricini. Alat pH meter.terlebih dahulu
Kemudian ditambahkan ke dalam dikalibrasi dengan menggunakan
campuran pewarna, nipagin, dan larutan dapar standar netral (pH 7,01)
propilen glikol, kemudian diaduk dan larutan dapar pH asam (pH 4,01)
hingga homogen (campuran A). hingga alat menunjukkan harga pH
Ditimbang cera alba, carnauba wax, tersebut. Kemudian elektroda dicuci
lanolin, vaselin alba dan setil alkohol, dengan air suling, lalu dikeringkan
dimasukkan ke dalam cawan penguap, dengan tissue. Sampel dibuat dalam
kemudian dileburkan di atas penangas konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g
air (campuran B). Kemudian campuran sediaan dan dilebur dalam beker glass
A dan campuran B dicampurkan dengan 100 ml air suling di atas
perlahan-lahan di dalam cawan sambil penangas air. Setelah dingin kemudian
dipanaskan. Lalu ditambahkan tween 80 elektroda dicelupkan dalam larutan
dan minyak rosa, aduk hingga tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan
homogen. Selagi cair, dimasukkan ke harga pH sampai konstan. Angka yang
dalam cetakan dan dibiarkan sampai ditunjukkan pH meter merupakan pH
membeku. Setelah membeku massa sediaan. Penentuan pH dilakukan tiga
dikeluarkan dari cetakan dan kali pada tiga lipstik terhadap masing-
dimasukkan dalam wadah (roll up masing konsentrasi (Rawlins, 2003).
lipstick).
Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pemeriksaan mutu fisik sedaan Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap adanya perubahan
dilakukan terhadap masing-masing bentuk, warna dan bau dari sediaan
sediaan lipstik dengan konsentrasi yang lipstik dilakukan terhadap masing-
ditambahkan. Pemeriksaan mutu fisik masing sediaan selama penyimpanan
meliputi: pemeriksaan homogenitas, pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10
titik lebur, kekuatan lipstik, dan dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
stabilitas sediaan yang mencakup ke-30 (Vishwakarma, dkk., 2011).
pengamatan terhadap perubahan bentuk, Pada perubahan bentuk
warna dan bau dari sediaan, uji oles dan diperhatikan apakah lipstik terjadi
pemeriksaan pH. perubahan bentuk dari bentuk awal
pencetakan atau tidak, pada perubahan
Pemeriksaan kekuatan lipstik warna diperhatikan apakah lipstik
Pengamatan dilakukan terjadi perubahan warna dari warna
terhadap kekuatan lipstik dengan cara awal pembuatan lipstik atau tidak, pada
lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak perubahan bau diperhatikan apakah
kira-kira inci dari tepi lipstik, lipstik masih berbau khas dari parfum
digantungkan beban yang berfungsi yang digunakan atau tidak.
sebagai penekan. Tiap 30 detik berat
penekan ditambah (10 gram).

80
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

Tabel 1. Formula sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna ekstrak biji coklat

Persentase Ekstrak biji coklat (b/b)


Komposisi (gram)
0% 10% 12% 14% 16% 18%

Cera alba 17,91 15,99 15,60 15,22 14,84 14,45

Lanolin anhidrat 3,77 3,37 3,29 3,20 3,12 3,04

Vaselin 16,02 14,30 13,96 13,62 13,27 12,93

Setil alkohol 2,83 2,52 2,46 2,40 2,34 2,28

Olium ricini 3,77 3,37 3,29 3,20 3,12 3,04

Carnauba wax 2,36 2,10 2,05 2,00 1,95 1,90

Ekstrak biji coklat 0,00 5,00 6.00 7,00 8,00 9,00

Propilen glikol 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50

Tween 80 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Minyak rosa 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

BHT 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Nipagin 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Keterangan : % menyatakan jumlah pewarna ekstrak biji coklat dalam lipstik

Pemeriksaan titik lebur lipstik diamati pada suhu berapa lipstik mulai
Pengamatan dilakukan meleleh.
terhadap titik lebur lipstik dengan cara
melebur lipstik. Sediaan lipstik yang Uji oles
baik adalah sediaan lipstik dengan titik Uji oles dilakukan secara visual
lebur dengan suhu di atas 50C dengan cara mengoleskan lipstik pada
(Vishwakarma, dkk., 2011). kulit punggung tangan kemudian
Lipstik dimasukkan dalam mengamati banyaknya warna yang
oven dengan suhu awal 50oC selama menempel dengan perlakuan 5 kali
15 menit, diamati apakah lipstik pengolesan. Sediaan lipstik dikatakan
meleleh atau tidak, setelah itu suhu mempunyai daya oles yang baik jika
dinaikkan 1oC setiap 15 menit dan warna yang menempel pada kulit
punggung tangan banyak dan merata
81
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

dengan beberapa kali pengolesan pada tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan
tekanan tertentu. Sedangkan sediaan terbuka dan diamati apa yang terjadi.
dikatakan mempunyai daya oles yang Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali
tidak baik jika warna yang menempel sehari selama tiga hari berturut-turut
sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan untuk sediaan yang paling tinggi
dilakukan terhadap masing-masing konsentrasi pewarna dari ekstrak biji
sediaan yang dibuat dan dioleskan coklatnya, yaitu konsentrasi 18%,
pada kulit punggung tangan dengan 5 reaksi yang terjadi diamati. Reaksi
kali pengolesan (Keithler, 1956). iritasi positif ditandai oleh adanya
kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak
Pemeriksaan homogenitas pada kulit lengan bawah bagian dalam
Masing-masing sediaan lipstik yang diberi perlakuan. Adanya kulit
yang dibuat dari ekstrak biji coklat merah diberi tanda (+), gatal-gatal
diperiksa homogenitasnya dengan cara (++), bengkak (+++), dan yang tidak
mengoleskan sejumlah tertentu sediaan menunjukkan reaksi apa-apa diberi
pada kaca yang transparan. Sediaan tanda (0).
harus menunjukkan susunan yang Kriteria panelis uji iritasi sesuai
homogen dan tidak terlihat adanya dengan Ditjen POM, 1985.
butir-butir kasar (Ditjen POM, 1979).

Uji iritasi HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji iritasi dilakukan terhadap
Ekstraksi
sediaan lipstik yang dibuat
Dari hasil maserasi selama
menggunakan pewarna dari ekstrak
7 hari diperoleh ekstrak biji coklat
biji coklat dengan maksud untuk
1,2 liter, yang kemudian dilanjutkan
mengetahui bahwa lipstik yang dibuat
dengan penguapan mengunakan alat
dapat menimbulkan iritasi pada kulit
rotari evaporator dan dikeringkan
atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi
menggunakan alat freeze dryer selama
2 kategori, yaitu iritasi primer yang
2 hari diperoleh ekstrak kental
akan segera timbul sesaat setelah
berwarna merah sebanyak
terjadi pelekatan atau penyentuhan
105,2 gram.
pada kulit, dan iritasi sekunder yang
reaksinya baru timbul beberapa jam
Formulasi sediaan lipstik
setelah penyentuhan atau pelekatan
Variasi konsentrasi pewarna
pada kulit (Ditjen POM, 1985).
ekstrak biji coklat yang digunakan
Teknik yang digunakan pada
menghasilkan perbedaan warna lipstik.
uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka
Lipstik dengan konsentrasi pewarna
(Patch Test) pada lengan bawah
ekstrak biji coklat dengan konsentrasi
bagian dalam terhadap 10 orang
10% dan 12% berwarna merah muda,
panelis. Uji tempel terbuka dilakukan
konsentrasi pewarna ekstrak biji coklat
dengan mengoleskan sediaan yang
14% dan 16% berwarna merah, dan
dibuat pada lokasi lekatan dengan luas
pewarna ekstrak biji coklat 18%
82
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

berwarna merah tua. Aroma lipstik menunjukkan bahwa sediaan yang


adalah aroma khas parfum minyak dibuat memiliki titik lebur yang baik
rosa. Berat satu lipstik adalah (Vishwakarma, dkk., 2011)
2,6 gram.
Stabilitas sediaan
Hasil uji stabilitas sediaan
lipstik menunjukkan bahwa seluruh
sediaan yang dibuat tetap stabil dalam
penyimpanan pada suhu kamar selama
30 hari pengamatan. Parameter yang
diamati dalam uji kestabilan fisik ini
meliputi perubahan bentuk, warna dan
bau sediaan
Gambar 1. Sediaan Lipstik
Menggunakan Ekstrak Biji Coklat Kekuatan lipstik
Uji kepatahan dengan
Homogenitas sediaan menggunakan alat seberat 4,97 gram.
Hasil pemeriksaan homogenitas Dari hasil pemeriksaan kekuatan
menunjukkan bahwa seluruh sediaan lipstik menunjukkan adanya perbedaan
lipstik tidak memperlihatkan adanya kemampuan sediaan lipstik menahan
butir-butir kasar pada saat sediaan beban. Perbedaan ini disebabkan oleh
dioleskan pada kaca transparan. Hal ini perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak
menunjukkan bahwa sediaan yang biji coklat yang digunakan, semakin
dibuat mempunyai susunan yang tinggi konsentrasi pewarna ekstrak biji
homogen (Ditjen POM, 1979). coklat dalam sediaan lipstik, maka
semakin sedikit dasar lipstik yang
Titik lebur lipstik digunakan. Hal ini menyebabkan
Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik dengan pewarna ekstrak biji
lipstik menunjukkan bahwa sediaan coklat 18% lebih mudah patah
lipstik dengan pewarna ekstrak biji dibandingkan sediaan lipstik lain yang
coklat 10%, dan 12% melebur pada menggunakan pewarna ekstrak biji
suhu 60C, sediaan lipstik dengan coklat dengan konsentrasi yang lebih
pewarna ekstrak biji coklat 14%, 16% rendah.
dan 18% melebur pada suhu 59C. Hasil pemeriksaan kekuatan
Dari hasil pemeriksaan titik lebur lipstik menunjukkan bahwa sediaan
terlihat bahwa semakin tinggi lipstik patah pada penekanan dengan
konsentrasi ekstrak biji coklat yang penambahan berat 88-131 gram. Hal
digunakan semakin rendah titik ini menunjukkan bahwa sediaan yang
leburnya, ini disebabkan karena basis dibuat memiliki kekuatan yang baik.
lipstik yang digunakan semakin sedikit Kesimpulan ini diambil dengan
sehingga mempengaruhi titik lebur membandingkan berat beban yang
sediaan. Lipstik yang baik memiliki digunakan pada pengujian lipstik
titik lebur di atas 50oC, hal ini
83
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

menggunakan pewarna ekstrak biji warna yang intensif, merata dan


coklat dengan dua sediaan lipstik yang homogen saat dioleskan pada kulit
beredar di pasaran, dimana lipstik punggung tangan. Sedangkan, sediaan
pembanding yang digunakan patah 1 dan 2 dengan konsentrasi 10% dan
pada penekanan dengan penambahan 12% memberikan warna yang intensif
berat 84,97 gram dan 94,97 gram. dan merata setelah 6 kali pengolesan,
Dari hasil pengamatan bentuk, karena warna sediaan terlalu muda
didapatkan hasil bahwa seluruh sehingga dapat disimpulkan bahwa
sediaan lipstik yang dibuat tidak sediaan 1 dan 2 memiliki daya oles
terjadi perubahan bentuk dari bentuk yang kurang baik dibandingkan
awal pencetakan sampai 30 hari pada sediaan 3, 4 dan 5
penyimpanan suhu kamar.
Bertambahnya konsentrasi pewarna Pemeriksaan pH
ekstrak biji coklat yang digunakan Hasil pemeriksaan pH
maka bertambah pekat warna lipstik menunjukkan bahwa sediaan tanpa
yang dihasilkan. Lipstik dengan ekstrak biji coklat adalah 6,2
konsentrasi pewarna ekstrak biji coklat sedangkan sediaan yang dibuat dengan
10% dan 12% memberikan warna menggunakan pewarna ekstrak biji
merah muda, konsentrasi 14% dan coklat dengan konsentrasi 10% adalah
16% memberikan warna merah, 4,6, konsentrasi 12% adalah 4,5,
sedangkan konsentrasi 18% konsentrasi 14% adalah 4,4,
memberikan warna merah tua. Bau konsentrasi 16% adalah 4,2 dan
yang dihasilkan dari seluruh sediaan konsentrasi 18% adalah 3,9. Hal ini
lipstik adalah bau khas dari parfum disebabkan semakin tinggi konsentrasi
yang digunakan yaitu minyak rosa. pewarna ekstrak biji coklat yang
Warna dan bau sediaan tetap stabil digunakan maka sediaan yang
dalam penyimpanan selama 30 hari dihasilkan semakin asam, karena
pengamatan pada suhu kamar. ekstrak biji coklat bersifat asam.
Sediaan yang dihasilkan pHnya
Uji oles mendekati pH fisiologis kulit bibir
Sediaan lipstik dikatakan yaitu 4. Dengan demikian formula
mempunyai daya oles yang baik jika tersebut dapat digunakan untuk
sediaan memberikan warna yang sediaan lipstik (Balsam, 1972)
intensif, merata dan homogen saat
dioleskan pada kulit punggung tangan. Uji iritasi
Berdasarkan uji oles diperoleh hasil Berdasarkan hasil uji iritasi
bahwa sediaan yang memiliki daya yang dilakukan pada 10 panelis yang
oles yang baik adalah sediaan 3, 4 dan dilakukan dengan cara mengoleskan
5 yaitu lipstik dengan konsentrasi sediaan lipstik yang dibuat pada kulit
pewarna ekstrak biji coklat 14%, 16%, lengan bawah bagian dalam selama
18%, hal ini ditandai dengan 4 kali tiga hari berturut-turut, menunjukkan
pengolesan sediaan telah memberikan bahwa semua panelis memberikan

84
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

hasil negatif terhadap iritasi yang Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science
diamati yaitu tidak adanya kulit merah, and Technology edisi kedua.
gatal-gatal, ataupun adanya London: John Willy and Son, Inc.
pembengkakan. Dari hasil uji iritasi Halaman 64.
tersebut dapat disimpulkan bahwa
BSN. (2006). Petunjuk Pengujian
sediaan lipstik yang dibuat aman untuk
Organoleptik dan Atau Sensori.
digunakan (Ditjen POM, 1985). Diakses tanggal 11 Februari 2012.
http://www.scribd.com/doc/65447
KESIMPULAN 618/SNI-01-2346-2006.

Ekstrak biji coklat dapat Ditjen POM. (1985). Formularium


digunakan sebagai pewarna dalam Kosmetika Indonesia. Jakarta:
formulasi sediaan lipstik. Variasi Departemen Kesehatan RI.
konsentrasi pewarna ekstrak biji coklat Halaman 83, 85, 195-197.
yang digunakan dalam formulasi Ditjen POM. (1979). Farmakope
menghasilkan perbedaan kepekatan Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
warna sediaan lipstik. Halaman 33, 459, 633.
Hasil penentuan mutu fisik
sediaan menunjukkan bahwa seluruh Keithler, W.R. (1956). Formulation of
sediaan yang dibuat stabil dalam Cosmetic and Cosmetic
penyimpanan selama 30 hari, tidak Specialities. New York: Drug
menunjukkan adanya perubahan and Cosmetic Industry. Halaman
bentuk, warna dan bau, 153-155.
homogenitasnya baik, tidak
mengiritasi. Titik lebur sedian lipstik Khasanah, N,. dan Azhara. (2011).
dengan konsentrasi 10 dan 12% adalah Waspada Bahaya Kosmetik.
Jogjakarta: FlashBooks. Halaman
60C, konsentrasi 14, 16 dan 18%
5-6.
adalah 59 C. Kekuatan dan pH lipstik Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science.
memenuhi syarat (Vishwakarma, dkk., Amsterdam: Elsveir Science. Hal.
2011). 3, 13, 121, 386.

DAFTAR PUSTAKA Rawlins, E.A. (2003). Bentleys Textbook


of Pharmaceutics. Edisi ke-18.
Anonim (2010). Kakao (Theobroma London: Bailierre Tindall.
cacao).http://id.wikipedia.org/wik Halaman 355.
i/Kakao. Diakses Tanggal 23
September 2012. Makassar Rowe, C.R., Paul, J., dan Marian, E.Q.
(2009). Handbook of
Anonim (2012). Lipstik Bukan Sekedar Pharmaceutical Excipients.
Warna. Diakses Tanggal 2 Maret Edisi keenam. Washington:
2012. http: // www.chem-is- Pharmeceutical Press. Halaman:
try.org/lipstik-bukan-sekedar- 772.
warna.

85
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1): 78 - 86

Spillane, J. J. (1995), Komoditi Kakao Formulation and Evaluation of


Peranannya Dalam Herbal Lipstick. International
Perekonomian Indonesia. Journal of Drug Discovery &
Yogyakarta: Kanisius. Halaman Herbal Research. 1(1): 18-19.
37.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-
Buku Pegangan Ilmu Press. Halaman 28.
Pengetahuan Kosmetik,
Editor: Joshita Djajadisastra. Young, A. (1974). Pratical Cosmetic
Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Science. London: Mills & Boon
Halaman 3. Limited.
Halaman 8.
Vishwakarma, B., Dwivedi, S., Dubey,
K., dan Joshi, H. (2011).

86

Anda mungkin juga menyukai