Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN CHEMOENTREPRENEURSHIP

Krim Wajah dan Toner Pare (Momordica charantia L)


Untuk memenuhi salah satu tugas praktikum biokimia

Dosen Pengampu: Dr. Sri Mursiti, M. Si

Oleh:

Umi Latifah (4311417043)

JURUSAN KIMIA
PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2020
LAPORAN CHEMOENTREPRENEURSHIP

Krim Wajah dan Toner Pare (Momordica charantia L)


A. Tujuan
Setelah melakukan tugas ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat proposal PKM dengn tema pemanfaatan bahan alam
2. Menemukan sebuah prosedur membuat produk CEP berbasis bahan alam
3. Menjelaskan melalui presentasi atau demonstrasi prosedur pembuatan yang telah
ditemukan secara teknis laboratorium
B. Landasan Teori

Pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama
daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Anggota suku labu-labuan atau
Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun
bahan pengobatan. Pare memiliki kandungan dan manfaat untuk kesehatan kulit, Ahmad
(2012:105) mengatakan bahwa pare memiliki kandungan vitamin C, kalium, dan karoten.
Vitamin C dalam pare bermanfaat untuk menjaga kulit dari sinar ultra violet, dan
mencegah kerutan di wajah.
Manfaat pare sangat baik sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas,
sehingga dapat difungsikan untuk memperlambat penuaan dan menyegarkan kulit.
Antioksidan dalam bahan kosmetik dapat memberikan efek melembabkan dan
mencerahkan kulit, dengan demikian kulit tidak hanya terjaga kelembapannya namun
terlihat lebih bercahaya (fauzi & Nurmalina, 2012: 72).
Tanaman ini dapat tumbuh liar atau dibudidayakan sehingga masyarakat dapat
mengkonsumsi buah pare. Senyawa yang terdapat dalam daging buah pare meliputi
alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan steroid, namun senyawa yang berperan
sebagai antibakteri adalah flavonoid, alkaloid dan saponin (Laianto, 2014).
Tanaman lidah buaya mengandung saponin dan flavonoid, di samping itu juga
mengandung tanin dan polifenol (Hutapea; 1993). Saponin ini mempunyai kemampuan
sebagai pembersih, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi
luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid dan polifenol
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik (Harborne; 1987).
Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pare adalah dengan
mengembangkannya dalam bentuk sediaan krim dan toner. Sediaan krim memiliki
keuntungan, diantaranya lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada kulit,
tidak lengket dan mudah dicuci dengan air (Sharon, et al., 2013).
Krim adalah produk kosmetik yang mudah dan praktis penggunaannya dan
didefinisikan sebagai sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Umumnya produk krim terbentuk
dari minyak yang dimasukkan ke dalam air pada fase minyak dan humektan yang lebih
banyak dari produk lotion. Krim terdiri dari 15% - 40% fase minyak dan 5% - 15% fase
humektan, dengan karakteristik penampakannya hampir sama dengan produk lotion
(Windarwati, 2011).
Toner adalah cairan yang dapat menghilangkan kotoran seperti minyak dan sisa
make-up pada kulit. Tidak hanya itu, toner juga dapat berfungsi untuk menenangkan,
menghaluskan dan mempersiapkan kulit untuk menerima perawatan wajah selanjutnya
seperti pemakaian serum dan cream. Penambahan bahan aktif seperti pare pada krim muka
dapat mengurangi jumlah kerutan pada kulit muka dan bintik hitam atau flek serta
melindungi kulit wajah dari paparan sinar matahari.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Wadah krim dan toner
2. Pisau
3. Saringan
4. Pengaduk
5. Blender
Bahan:
1. Pare
2. Aloe vera
3. Minyak zaitun
4. Air mawar
5. Tepung beras
D. Cara Pembuatan
Krim Siang

30 ml Ekstrak Pare + Aduk semua Masukkan


15 ml Aloe Vera + 25 bahan hingga dalam
gr Tepung Beras homogen wadah

Krim Malam

15 ml Ekstrak Pare + Aduk semua Masukkan


30 ml Aloe Vera + 5 bahan hingga dalam
tetes minyak zaitun + 5 homogen wadah
tetes air mawar

Toner

100 ml esktrak pare + Homogenkan dan


5 tetes air mawar masukkan dalam wadah
Pengujian Sifat Fisik Krim dan Toner Ekstrak Pare

Uji Organoleptis
Pengujian organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau dan bentuk dari sediaan
Krim dan toner ekstrak pare (Sayuti, 2015).

Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara krim ekstrak pare dioleskan pada
sekeping kaca lalu diamati. Apabila warna merata dan tidak terdapat butir-butir halus
pada sediaan krim/salep dikatakan homogen (Hernani et al., 2012).
Uji Iritasi
Uji iritasi kulit dilakukan langsung pada manusia dengan cara uji tempel tertutup
(pacth test) pada kulit manusia, dimana sediaan krim lebih kurang 0,1 gram dioleskan
pada lengan bagian dalam dengan diameter 2 cm, kemudian ditutup dengan kain kasa
steril. Setelah 24 jam, dilakukan pengamatan terhadap gejala yang ditimbulkan setelah
penggunaan seperti kemerahan (eritema), gatal-gatal, ataupun bengkak (edema).

E. Pembahasan
Pembuatan chemoentrepreneurship (CEP) memiliki tujuan membuat proposal
PKM dengn tema pemanfaatan bahan alam, menemukan sebuah prosedur membuat
produk CEP berbasis bahan alam, menjelaskan melalui presentasi atau demonstrasi
prosedur pembuatan yang telah ditemukan secara teknis laboratorium. Pare dipilih
sebagai bahan alam dalam pembuatan produk CEP ini.

Pengujian Sifat Fisik Krim dan Toner Ekstrak Pare


Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan secara visual dengan melihat warna, bau dan bentuk
sediaan krim dan toner. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim dan Toner Ekstrak Pare

Sediaan Warna Bau Bentuk

Krim siang Putih Kehijauan Pare Semi padat


Krim malam Hijau Pare Semi padat
Toner Hijau Pare Cair

Hasil pengamatan organoleptis krim dan toner ekstrak pare pada tabel I pada
krim siang menunjukkan warna putih kehijauan, krim malam dan toner menunjukkan
warna hijau. Warna tersebut dihasilkan karena penambahan ekstrak pare. Bau yang
dihasilkan oleh sediaan krim dan toner ,yaitu bau khas ekstrak pare. Krim ekstrak pare
memiliki bentuk semi padat sedangkan toner berbentuk cair.

Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sediaan krim tersebar secara
merata atau tidak, pengujian dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan krim
pada sekeping kaca. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Hasil Uji Homogenitas Sediaan Krim Ekstrak Pare

Sediaan Hasil Pengamatan

Krim siang Homogen


Krim malam Homogen

Hasil uji homogenitas pada sediaan krim menunjukkan susunan yang homogen
yang ditandai dengan tidak terdapat butir-butir kasar pada sediaan yang dioleskan pada
kaca (Sayuti, 2015). Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak pare menghasilkan
krim yang homogeny.
Uji Iritasi
Hasil uji iritasi kulit pada sediaan krim menunjukkan tidak terdapat gejala yang
ditimbulkan setelah penggunaan seperti kemerahan (eritema), gatal-gatal, ataupun
bengkak (edema).
Krim dan toner pare memiliki kandungan vitamin C, kalium, dan karoten. Vitamin
C dalam pare bermanfaat untuk menjaga kulit dari sinar ultra violet, antijerawat,
menghilangkan flek hitam, mencegah kerutan di wajah, serta antioksidan dapat
menangkal radikal bebas, sehingga dapat difungsikan untuk memperlambat penuaan dan
menyegarkan kulit. Antioksidan dalam bahan kosmetik dapat memberikan efek
melembabkan dan mencerahkan kulit, dengan demikian kulit tidak hanya terjaga
kelembapannya namun terlihat lebih bercahaya.
Pembuatan CEP ini mendorong mahasiswa unutk berinovasi pembuatan produk
baru terutama yang berbahan alam dan ramah lingkungan. Dengan pembuatan krim
wajah dan toner pare mahasiswa sudah memanfaatkan bahan alam yaitu pare.
F. Kesimpulan

Mahasiswa dapat membuat PKM dengan ide yang inovatif dan kreatif dengan
adanya CEP ini. Esktrak pare (Momordica charantia L) dapat diformulasikan
sebagai krim dan toner yang bisa difungsikan sebagai antijerawat, menjaga
kulit dari sinar ultra violet, menghilangkan flek hitam, mencegah kerutan di wajah, serta
antioksidan dapat menangkal radikal bebas, sehingga dapat difungsikan untuk
memperlambat penuaan dan menyegarkan kulit. Dihasilkan krim siang warna putih
kehijauan, krim malam dan toner warna hijau dengan bau khas ekstrak pare, serta
bentuk semi padat sedangkan toner berbentuk cair.

G. Daftar Pustaka
Ahmad, Nabyluro’y R. 2012. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Kanker.
Yogyakarta: Aulia Publishing.
Fauzi, Aceng Ridwan dan Nurmalina, Rina. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta:
Gramedia.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih, P. Terbitan. ITB Bandung.
Hernani, M. Y.2012. Formulasi Salep Ekstrak Air Tokek (Gekko gecko) Untuk
Penyembuhan Luka, Jurnal Penelitian Farmasi. Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
Sayuti, N.A., 2015, Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Daun Ketepeng Cina
(Casia alata L.), Jurnal Kefarmasian Indonesia. Poltekkes Kemenkes
Surakarta. Surabaya.
Windarwati, S. 2011. Pemanfaatan Fraksi Aktif Ekstrak Tanaman Jarak Pagar Sebagai Zat
Antimikroba dan antioksidan Dalam Sediaan Kosmetik. Tesis. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai