Anda di halaman 1dari 2

10.4.

5 Garam oksi-belerang

a. Sulfat

Garam sulfat umumnya dibuat melalui tiga macam reaksi yaitu

1. Reaksi antara basa seperti natrium hidroksida dengan asam sulfat encer
2 NaOH(aq) + H2SO4 Na2SO4(aq) + 2 H2O (l)
2. Reaksi antara logam elektropositif seperti zink dengan asam sulfat encer
Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)
3. Reaksi antara garam karbonat misalnya CuCO3 dengan asam sulfat encer
CuCO3(s) + H2SO4(aq) CuSO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)

b. Hidrogen sulfat

Hidrogen sulfat dapat dipreparasi dengan mereaksikan secara stokiometrik natrium

hidroksida dengan asam sulfat dan kemudian menguapkan larutannya :

NaOH(aq) + H2SO4(aq) NaHSO4(aq) + H2O(l)

c. Sulfit

Ion sulfit merupakan agen reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat menurut

persamaan setengah reaksi :

SO32-(aq) + 3 H2O(l) SO42-(aq) + 2H3O+(aq) + 2e

d. Tiosulfat

Ion tiosulfat mirip dengan ion sulfat, kecuali bahwa salah satu atom oksigen diganti dengan

atom belerang. Kedua atom belerang ini mempunyai lingkungan yang sama sekali berbeda,

tambahan atom belerang bertindak mirip sebagai ion sulfida. Ion tiosulfat tidak stabil oleh

pemanasan, mengalami disproporsionasi menjadi tiga spesies dengan tingkat oksidasi belerang

yang berbeda-beda yaitu sulfat, sulfida dan belerang. Tiosulfat bereaksi dengan asam

membentuk endapan kuning belerang dan gas belerang dioksida. Dalam laboratorium, natrium

tiosulfat berguna untuk titrasi redoks.


e. Peroksodisulfat

Ion peroksodiosulfat mengandung satu jembatan diokso, -O-O- sehingga kedua atom

belerang mempunyai tingkat oksidasi +6 tetapi kedua atom oksigen jembatan mempunyai tingkat

oksidasi -1. Asam peroksodiosulfat berupa padatan putih, dua garam yang pentinga sebagai agen

oksidator adalah kalium dan ammonium peroksodisulfat, dengan ion peroksodisulfat tereduksi

menjadi ion sulfat.

10.4.6 Halida Belerang

Senyawa-senyawa belerang-halogen adalah belerang-flourin, dan belerang-klorin.

Belerang-flourin membentuk dua senyawa penting yaitu belerang heksaflourida, SF 6, dan

belerang tetraflourida, SF4. Belerang heksaflourida berupa gas tak berwarna, tak berbau, tidak

reaktif, berdaya racun rendah serta stabil; oleh karena itu, gas ini dapat dimanfaatkan sebagai

insulator dalam sistem listrik bertegangan tinggi. Belerang heksaflourida mengadopsi bangun

oktahedron sesuai dengan ramalan teori VSEPR, dan ditinjau dari teori ikatan valensi, atom

pusat S mengadopsi orbital hibrida sp3d2.

Belerang tetraflourida berupa gas yang sangat reaktif, terurai oleh udara lembab (air)

menjadi belerang dioksida dan hidrogen flourida. Belerang klorin hanya terbentuk dengan

tingkat oksidasi rendah. Lelehan belerang yang dialiri dengan gas diklorin menghasilkan disulfur

diklorida, suatu cairan kuning beracun dengan titik leleh -80ºC dan titik didih 138ºC. disulfur

diklorida banyak digunakan pada proses vulkanisasi karet, menghasilkan hubungan-silang

disulfur antara rantai-rantai atom karbon yang membuat karet menjadi lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai