Anda di halaman 1dari 20

TAHAP LAMBAT PENENTU LAJU

REAKSI ANTARA K2CR2O7


DENGAN H2O2 DALAM
SUASANA ASAM

Anita Dwi Purwanti K3317008


Helda Viniasari K3317046
M.Ivan Fadillah K3317046
Ulfa Fauzizah K3317072
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN

 Prinsip dasar dari percobaan ini adalah laju reaksi dapat


didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk
per satuan waktu, artinya terjadi pengurangan konsentrasi pereaksi
atau penambahan konsentrasi produk tiap satuan waktu
(Keenan,1990)
 Laju reaksi dapat dipelajari karena pentingnya kemampuan untuk
meramalkan kecepatan campuran reaksi mendekati
kesetimbangan. Alasan lain untuk mempelajari laju reaksi, karena
hal ini menghasilkan pemahaman mengenai mekanisme reaksi,
yaitu analisis tentang reaksi menjadi rangkaian reaksi dasar.
(Atkins,1996)
 Mekanisme reaksi adalah keseluruhan tahap reaksi dimulai dari awal
hingga terbentuknya hasil reaksi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Sifat pereaksi
Kecepatan bereaksi bergantung senyawa yang bereaksi. Pada sistem
heterogen makin kecil artikel, luas permukaan makin besar dan reaksi lebih
cepat. Pada sistem homogeny, uas permukaan tidak mempengaruhi laju
 Konsentrasi pereaksi
Semakin besar konsentrasi, makin cepat laju reaksi
 Suhu
Jika suhu dinbaikkan, maka laju akan semakin cepat
 Katalis
Mampu mempercepat reaksi
PENGUJIAN ZAT ANTARA
 Prinsip kerja percobaan ini adalah mencampurkan 2 mL K2Cr2O7
0,5 M, H2SO4 1 M, dan 2 mL amil oksida dalam gelas beker.
Kemudian,menambahkan 2 mL H2O2 0,8 M. setelah itu mencatat
waktu yang diperlukan sampai terjadi perubahan warna.
 Larutan K2Cr2O7 berwarna orange, H2SO4 berwarna bening.
Ketika keduanya dicampurkan, maka larutan berwarna orange.
Pada saat ditambahkan amil oksida, warna larutan menjadi
lebih pekat dan seperti air minyak. Lalu, pada penambahan
H2O2 warna berubah menjadi coklat kehitaman, dan waktu yang
diperlukan adalah 6 detik. Perubahan warna terjadi karena zat
antara yaitu Cr2O72- yang kemudian terurai menjadi Cr2+ dan O2.
PENGUJIAN ZAT ANTARA

 Cr2O5 merupakan zat antara reaksi K2Cr2O7 dengan H2O2 karena


zat ini terbentuk di tengah reaksi dan habis bereaksi di tahap
selanjutnya.
 Fungsi Cr2O7 sebagai oksidator, H2O2 sebagai reduktor.
Penambahan H2SO4 berfungsi untuk memberi suasana asam dan
sebagai katalis, sedangkan amil oksida berfungsi umtuk
mendeteksi adanya zat antara.
PENENTUAN ORDE REAKSI
 Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan
yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Orde reaksi terhadap
suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi
komponen itu dalam laju. Orde keseluruhan reaksi merupakan
penjumlahan orde semua komponennya (Atkins, 1946 : 335).
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah menyusun rangkaian
alat seperti gambar berikut
PENENTUAN ORDE REAKSI
 Kemudian membuat komposisi larutan K2Cr2O7 0,5M, H2SO4 1M,
dan air dalam tabung reaksi, dengan volume H2O2 dimasukkan
terakhir dengan erlenmeyer ditutup dan dicatat H2O yang
terdesak O2. Untuk menentukan orde H2O2 dibuat larutan
dengan jumlah K2Cr2O7 tetap. Menghitung waktu dengan
stopwatch. Setelah K2Cr2O7 , H2SO4 dan air dicampur didapat
warna orange setelah ditambah H2O2 warna menjadi hijau
kehitaman. Setelah gastronik ditutup dan dinyalakan stopwatch
dapat dilihat bahwa tinggi air dalam buret turun karena didesak
oleh O2. Banyak O2 dan kecepatan reaksi dapat diukur.
TABULASI DATA
 Tabel penentuan orde terhadap Cr2O7  Tabel penentuan orde terhadap H2O2

No. vCr2O72- vH2SO4 vH2O2 vH2O vO2 Waktu ν No vCr2O72- vH2SO4 vH2O2 vH2O vO2 Waktu ν

(mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (s) (mL/s) . (mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (s) (mL/s)

1. 2,5 0,5 2,5 0 16,4 1,31 12,519 1. 2,5 0,5 2,5 0 20,0 4,44 4,504

2. 2,0 0,5 2,5 0,5 17,7 1,44 12,377 2. 2,5 0,5 2,0 0,5 19,0 2,36 8,058

3. 1,5 0,5 2,5 1,0 17,5 2,52 6,944 3. 2,5 0,5 1,5 1,0 17,0 5,93 2,866

4. 1,0 0,5 2,5 1,5 17,2 3.49 4,928 4. 2,5 0,5 1,0 1,5 16,2 5,88 2,755

5. 0,5 0,5 2,5 2 18,4 3,98 4,623 5. 2,5 0,5 0 2 15,7 2,82 5,567
PENENTUAN ORDE REAKSI
 Pada saat K2Cr2O7 direaksikan dengan H2O2 dihasilkan larutan
yang tidak stabil dan segera membentuk oksigen dan garam
kromium sesuai reaksi :
 Cr2O72- (aq) + H2O2 (aq) → 2Cr3+ (aq) + 5H2O (l) + 2O2 (g) . Gas O2 yang
dihasilkan akan mendorong turun air dalam buret, sehingga
ketinggian air berubah sesuai hukum kesetimbangan. Saat
konsentrasi pereaksi, yaitu : K2Cr2O7 dan H2O2 diperbesar.
Kesetimbangan akan bergeser ke produk dan O2 yang dihasilkan
oleh lebih banyak. Namun pada percobaan diperoleh volume O2
yang fluktuatif.
 Berdasarkan perhitungan diperoleh orde reaksi terhadap Cr2O72- (α)
dan H2O2 (β) yaitu α = 0,796 dan β = 0,378. Sehingga persamaan
laju reaksinya adalah ν = k [Cr2O72-]0,796 [H2O2]0,378.
 Penentuan usul mekanisme reaksi ada 2, yaitu :
 Aturan 1
 Jika ν = k [Cr2O72-][H2O2] maka komposisi hasil pereaksi dalam tahap
penentu adalah 2 atom Cr, 9 atom O dan 2 atom H. Namun kenyataannya
tidak demikian sehingga aturan ini tidak dipakai.
 Aturan 2
 Dalam percobaan ini reaksi berlangsung 2 tahap yaitu berlangsung cepat,
setimbang dan lambat. Berdasarkan reaksi yang terjadi, usulan mekanisme
reaksi adalah :
 Cr2O72- + H2O2 + 2H+ ↔ Cr2O5 + 2H2O + O2 (cepat)
 Cr2O5 + 2H+ ↔ Cr2+ + 3H2O + O2 (lambat)
 Cr2O72- + H2O2 + 8H+ ↔ Cr2+ + 5H2O + 2O2
PENENTUAN ORDE REAKSI

 Menurut teori, persamaan laju seharusnya ν = k [Cr2O72-][H2O2], namun pada


percobaan ini ν = k [Cr2O72-]0,796[H2O2]0,378. Hal ini berarti percobaan tidak
sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh :
 Penutupan gastronik kurang rapat
 Pengukuran waktu reaksi dan volume kurang teliti
 Adapun fungsi penambahan zat :
 H2SO4 : sebagai katalis dan pemberi suasana asam
 H2O2 : sebagai larutan yang akan diuji / reduktor
 K2Cr2O7 : sebagai larutan yang akan diuji / oksidator
 H2O : sebagai pengencer dan pembentuk gas O2
KESIMPULAN
 Mekanisme reaksi adalah keseluruhan tahap reaksi yang dimulai
dari awal hingga terbentuk produk.
 mekanisme reaksi pada percobaan :
 Cr2O72- + H2O2 + 2H+ ↔ Cr2O5 + 2H2O + O2 (cepat)
 Cr2O5 + 2H+ ↔ Cr2+ + 3H2O + O2 (lambat)
 Cr2O72- + H2O2 + 8H+ ↔ Cr2+ + 5H2O + 2O2
 Hasil percobaan
Terhadap Cr2O72- Terhadap H2O2

[Cr2O72-] (M) ν (mL/s) [H2O2] ν (mL/s)

0,227 12,519 0,364 4,504

0,182 12,377 0,291 8,058

0,136 6,944 0,218 2,866

0,090 4,928 0,145 2,755

0,045 4,623 0,073 5,567


KESIMPULAN

 Persamaan laju reaksi


 menurut percobaan : ν = k [Cr2O72-]0,796 [H2O2]0,378
 menurut teori : ν = k [Cr2O72-] [H2O2].
DAFTAR PUSTAKA

 Atkins, P.W. (1996). Kimia Fisika Jilid II. Jakarta : Erlangga


 Keenan, K. dan Wood. (1990). Kimia Untuk Universitas Jilid I.
Jakarta : Erlangga
 Murdock, Joseph R. (1981). What is the rate limiting step of multi
step reactions. Journal of Chemistry Education 18(1) : 32-36
 Sastrohamidjojo, Hardjono. (2005). Kimia Dasar Edisi 2.
Yogyakarta : UGM Press
 Tim Dosen Kimia Fisik. (2019). Petunjuk Praktikum Kinetika Kimia.
Surakarta : Laboratorium Kimia FKIP UNS

Anda mungkin juga menyukai