Disusun Oleh :
NIM : 16307141059
Prodi : Kimia
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etnokimia adalah studi kimia dari sudut pandang budaya. Bagaimana kimia itu
telah membentuk sebuah kebudayaan dan bagaimana kebudayaan turut berkonstribusi
pada ilmu pengetahuan dan perubahannya. Informasi mengenai etnokimia dapat
diperoleh salah satunya dari eksplorasi penggunaan tanaman (flora), baik sebagai
pangan ataupun obat - obatan. Studi etnokimia menggabungkan pemahaman turun
menurun di masyarakat (opini) dengan ilmu sains (fakta ilmiah) mengenai efektifitas
tanaman tersebut yang dianggap berperan sebagai obat maupun bahan aditif pangan
berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman serta peran dari senyawa
kimia tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan aneka ragam
seni dan budaya. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya ragam budaya yang masih
sering kita temui dimanapun di Indonesia, mulai dari kesenian budaya berupa acara
adat bahkan juga sampai dengan seni budaya pertunjukan. Salah satu seni pertunjukan
yang bisa dibilang sangat populer di Indonesia salah satunya adalah wayang. Wayang
merupakan seni pertunjukan berupa drama yang khas. Pertunjukan wayang biasanya
menyajikan sebuah cerita mengenai legenda maupun sejarah-sejarah yang ada di
Indonesia. Wayang kini kian semakin dikenal luas. Beberapa jenis wayang juga sudah
dikembangkan untuk memperkaya khasanah dunia perwayangan. Beberapa contoh
wayang tersebut misalnya wayang golek, wayang orang, wayang kulit, wayang kayu,
wayang orang, wayang klitik dan wayang madya.
BAB II
ISI
A. Kulit Kerbau
Menurut Shafie, dalam. (Talib Ridhwan A.B., dan Talib Chalid. 2007)
“Kerbau menduduki posisi yang penting di daerah tropis dan subtropis karena
adaptasinya dengan kondisi panas. Kulit kerbau ditutupi oleh epidermis yang tebal,
sel-sel dasarnya mengandung banyak partikel melanin yang dapat memberikan
permukaan kulit berwarna hitam. Melanin merupakan pelindung dari sinar
ultraviolet dan melindungi penetrasi sinar ini melewati dermis masuk ke dalam
jaringan dibawahnya. Sinar ini merupakan bagian dari radiasi surya pada daerah
tropis dan subtropis dan dapat menyebabkan kerusakan kulit hingga dapat
menghasilkan kanker kulit”.
Kulit kerbau termasuk dalam salah satu contoh polimer alami yang cukup
banyak dimanfaatkan dalam industri kerajinan karena kepadatan dan ketebalan
kulitnya yang memberikan kekuatan, ukurannya lebar, dan hasilnya mengkilat. Kulit
kerbau tidak jauh berbeda dengan kulit sapi baik dari segi ukuran, keuletan dan
kekuatannya, namun kulit kerbau sedikit lebih tebal daripada kulit sapi.
B. Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang telah
dilestarikan dari generasi ke generasi. Keberadaannya sebagai budaya yang
adiluhung telah diakui oleh UNESCO, badan dunia yang mengurus tentang
pelestarian kebudayaan. Pada tanggal 7 November 2003, wayang kulit telah
ditetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intagible Heritage of Humanity.
Ada dua pendapat mengenai usul kata “wayang”. Yang pertama
beranggapan kata ini berasal dari “ma hyang” yang berarti menuju kepada roh
spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Sementara, pendapat yang lain
menganggap “wayang” merupakan bahasa Jawa untuk “bayangan”. Hal ini
merujuk pada bentuk pertunjukan wayang. Penonton melihat pertunjukan berupa
bayangan wayang yang dimainkan oleh dalang. Dalang memainkan wayang dari
balik layar. Wayang kulit sendiri dibuat dari kulit kerbau. Kulit kerbau dipilih
karena mampu menghasilkan wayang kulit yang kuat, tidak mudah melengkung.
Kulit sapi pernah coba digunakan untuk membuat wayang kulit, namun wayang
yang dihasilkan tidak terlalu kuat dan cepat melengkung.
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat wayang kulit. Rata – rata
pembuatan satu buah wayang kulit membutukan waktu satu hingga dua minggu.
Sehingga tak heran apabila wayang kulit yang dijual mempunyai harga yang tidak
murah.
A. Kesimpulan
Kulit kerbau yang merupakan salah satu contoh dari polimer alami dapat
dimanfaatkan untuk membuat wayang kulit. Alasan pembuatan wayang kulit
berbahan dasar kulit kerbau adalah karena kulit kerbau tergolong kuat, halus, tidak
bergelombang, dan memiliki ketebalan yang optimum. Wayang kulit sendiri
merupakan kebudayaan asli dari Indonesia yang telah dilestarikan dari generasi ke
generasi. Wayang kulit dibuat oleh pengrajin di beberapa wilayah di Indonesia
khususnya di Jawa. Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seseorang yang disebut
dalang yang memainkan seluruh karakter tokoh wayang kulit. Untuk menghidupkan
suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang
menyanyikan lagu-lagu Jawa.
B. Daftar Pustaka
Anggraina, Rina. 2017. Inovasi dalam Pembelajaran Kimia. http://rinaanggrai
na040.blogspot.com/2017/04/inovasi-dalam-pembelajaran-kimia.html.
diakses pada tanggal 10 November 2018.
Anonim, 2015. Gambaran Umum Tentang Pemanfaatan Kulit Binatang.
http://eprints.walisongo.ac.id/634/3/082311036_Bab2.pdf. diakses pada
tanggal 10 November 2018.
Anonim, 2018. Pembahasan Mengenai Wayang, Seni Budaya Pertunjukan Asli
Indonesia.http://www.schoolpouringrights.com/history/pembahasanmen
genai-wayang-seni-budaya-pertunjukan-asli-indonesia/. diakses pada
tanggal 11 November 2018.
Anonim, 2018. Kerajinan Kulit Tatah Sungging. https://tatahsungging.
wordpress.com/produk/proses-pembuatan/. Diakses pada tanggal 11
November 2018
Talib, Ridhwan A. B., Dan Talib, Chalid. 2007. Ternak Kerbau (Bubalus
Bubalis), Ternak Potensial Masa Depan Di Indonesia. Kupang : Jurnal
Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha ternak Kerbau.