Anda di halaman 1dari 10

Journal of Pharmacy Vol. 10 No.

2: 25-34
p-ISSN : 2302-7436; e-ISSN : 2656-8950

Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit


Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan
Dasar Minyak Jelantah

Analysis Of Quality Characteristics Of Solid Soap Extract


Mangosteen Skin (Garcinia Mangostana L.) Based On
Cooking Oil
Maria Mita Susanti1, Benediktus Toni Juliantoro1
mythavia84@gmail.com
1
Politeknik Katolik Mangunwijaya, DIII Farmasi, Semarang
Riwayat Artikel: Diterima September 2021; Diterbitkan Oktober 2021

Abstrak

Penggunaan minyak jelantah dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila dikonsumsi


bahkan akan menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang tanpa adanya pengolahan. Oleh
karena itu perlu upaya untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi produk yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi salah satunya adalah produk berbasis minyak
seperti sabun padat. Sabun yang baik bukan hanya mampu membersihkan kulit dari kotoran,
tetapi juga memiliki kandungan zat yang dapat menangkal efek radikal bebas seperti antioksidan.
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu sumber antioksidan alami yang
mengandung xanthone dengan IC50 sebesar 2,710 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
dan menganalisis karakteristik mutu sabun padat ekstrak kulit buah manggis berbahan
dasar minyak jelantah. Penelitian ini menganalisa karakteristik mutu sediaan sabun padat
meliputi uji organoleptis, pH, kadar asam lemak bebas, kestabilan busa, kadar air dan kadar alkali
bebas. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik mutu sabun padat sesuai dengan persyaratan mutu yaitu organoleptis berbentuk
padat, pH 10, kestabilan busa 89,33%,kadar air 14,33%, kadar asam lemak bebas 1,54% dan
kadar alkali bebas 0,07%.
Kata Kunci: minyak jelantah, sabun, manggis (Garcinia mangostana L.), karakteristik mutu

Abstract

The use of used cooking oil can cause various diseases when consumed and will even cause
environmental pollution if disposed of without processing. Therefore, efforts need to be made to
utilize used cooking oil into products that can increase economic value, one of which is oil-based
products such as solid soap. A good soap is not only able to clean the skin from dirt, but also
contains substances that can counteract the effects of free radicals such as antioxidants.
Mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) is a source of natural antioxidants containing
xanthones with an IC50 of 2.710 ppm. This study aims to make and analyze the quality
characteristics of solid soap mangosteen rind extract based on used cooking oil. This study
analyzed the quality characteristics of solid soap preparations including organoleptic tests, pH,
free fatty acid levels, foam stability, water content and free alkali levels. Data analysis was done
descriptively. The results showed that the quality characteristics of solid soap were in accordance
with the quality requirements, namely organoleptic solid form, pH 10, foam stability 89.33%,
moisture content 14.33%, free fatty acid content 1.54% and free alkali content 0.07%.
Keywords : used cooking oil, soap, mangosteen (Garcinia mangostana L.), quality
characteristics

Volume 10 - Issue 2 (October, 2021) 25


Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan Dasar Minyak Jelantah

Pendahuluan antioksidan ekstrak etanol kulit buah


Minyak goreng yang digunakan manggis sebesar sebesar 2,710 ppm (Putri et
berkali - kali untuk menggoreng berakibat al., 2019), nilai antioksidan tersebut sudah
kerusakan pada minyak. Kerusakan yang termasuk dalam nilai IC50 sangat kuat
terjadi seperti cepat berasap, berbuih, karena kurang dari 50 ppm. Berdasarkan
perubahan warna, reaksi oksidasi yang latar belakang tersebut, maka perlu
diikuti dengan polimerisasi dan reaksi dilakukan pembuatan dan analisa
hidrolisis dengan adanya air bahan pangan karakteristik mutu sabun padat berbahan
yang digoreng (Yu et al., 2006). Minyak dasar minyak jelantah dan ekstrak kulit
jelantah bila hanya dibuang sangat tidak buah manggis.
efisien dan dapat mencemari lingkungan.
Salah satu upaya untuk memanfaatkan Metode Penelitian
minyak jelantah adalah mengubahnya Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
menjadi produk berbasis minyak seperti berikut
sabun mandi (Dalimunthe, 2009). Sabun Alat
mandi dihasilkan dari proses hidrolisis Timbangan analitik (Mettler Toledo),
minyak atau lemak menjadi asam lemak seperangkat alat gelas laboratorium (Pyrex),
bebas dan gliserol yang dilanjutkan dengan alumunium foil, kertas saring, cetakan sabun,
proses saponifikasi menggunakan basa. pH meter (Macherey Nagel), pipet tetes,
Basayang biasa digunakan adalah Natrium magnetic stirrer (Ika C mag HS 7), thermometer
Hidroksida (NaOH) dan Kalium Bahan
Hidroksida (KOH). Jika basa yang Minyak jelantah, asam stearat, asam sitrat,
digunakan adalah KOH, maka produk gliserin, NaCl, gula pasir (sukrosa), ekstrak
reaksi berupa sabun cair, sedangkan apabila kulit buah manggis, Natrium Hidroksida
basa yang digunakan adalah NaOH maka (NaOH), etanol 96%, aquadest dan karbon
produk reaksi berupa sabun padat arang aktif.
(Ketaren,1986 dalam Putro and Utami,
2011). Karakteristik sabun mandi padat Tahapan Penelitian
yaitu memiliki bentuk padat, menghasilkan 1. Tahapan I Pembuatan Serbuk Kulit
busa dengan atau tanpa penambahan Buah Manggis
bahan lain, tidak mengiritasi kulit serta Kulit buah manggis yang digunakan
dapat membersihkan kulit (Aminudin et al., berasal dari buah manggis segar yang diambil
2019). Sabun mandi padat yang baik bukan kulitnya. Kulit buah manggis dicuci, dipotong
hanya dapat membersihkan kulit dari kecil – kecil, lalu dikeringkan menggunakan
kotoran saja, tetapi juga memiliki oven pada suhu 50° C sampai kadar air ± 8 –
kandungan zat yang tidak merusak kulit 10 %. Kulit buah manggis yang telah
serta dapat melindungi kulit, salah satunya dikeringkan, ditumbuk hingga menjadi serbuk
yaitu melindungi kulit dari efek radikal lalu diayak. Serbuk yang telah diayak
bebas. Efek radikal bebas pada kulit dimasukan kedalam wadah yang tertutup rapat
ditandai dengan adanya keriput sehingga dan kering.
kulit cepat mengalami proses penuaan, 2. Tahapan II Ekstraksi Kulit Buah
adanya noda hitam, terlihat lebih kusam, Manggis
kering, bahkan dapat menimbulkan kanker Serbuk kulit buah manggis ditimbang
kulit. Senyawa yang dapat menangkal sebanyak 100 g, kemudian ditambah dengan
radikal bebas adalah antioksidan (Green, cairan penyari etanol 96% sebanyak 750 mL
2008). dan ditutup dengan alumunium foil. Diamkan
Sumber antioksidan alami dapat campuran tersebut pada suhu kamar selama 3
ditemukan pada kulit buah manggis. Kulit hari dan dilakukan pengadukan 1 hari sekali,
buah manggis diketahui tersusun atas setelah didiamkan selama 3 hari disaring
senyawa polifenol, diantaranya adalah menggunakan kain menghasilkan filtrat 1 dan
antosianin, tanin, xanthone, dan senyawa residu 1. Residu yang ada ditambahkan larutan
asam folat. Senyawa antioksidan yang etanol 96% sebanyak 250 mL, kemudian
sangat kuat pada kulit buah manggis adalah didiamkan pada suhu kamar selama 1 hari dan
xanthone (Miryanti et al., 2011). Aktivitas diaduk 1 hari sekali. Sampel yang didapat lalu

26 Volume 10 - Issue 2 (October, 2021)


Maria Mita Susanti, Benediktus Toni Juliantoro

disaring menghasilkan filtrat 2 dan residu 2. kemudian disaring secara bertingkat


Hasil saringan dicampur menjadi satu lalu menggunakan kertas saring (Susanti &
diuapkan pada suhu 50°C,hingga didapatkan Priamsari, 2019).
ekstrak kental (Bramardipa et al., 2019; 5. Tahapan V Pembuatan Sabun Mandi
Depkes RI, 2020). Padat Berbahan Dasar Minyak jelantah
3. Tahapan III Uji Kualitatif Senyawa dan Ekstrak Kulit buah manggis
Polifenol dalam Ekstrak Kulit Buah Formula sabun mandi padat berbahan
Manggis dasar minyak jelantah dan ekstrak kulit buah
Pemeriksaan polifenol hasil ekstrak manggis merupakan modifikasi dari formula
kulit buah manggis dilakukan dengan diukur Doni (2018) & Elmitra (2020) dengan
larutan ekstrak manggis 1 mL ditambahkan mengganti komponen minyak kelapa menjadi
dengan larutan besi (III) klorida 10%. Jika minyak jelantah yang sudah dimurnikan.
hasil uji berwarna biru atau hitam kehijauan Sabun padat akan dibuat masing – masing
menunjukan adanya polifenol (Windarini et beratnya menjadi 100 g. Formula Sabun padat
al., 2013). dapat dilihat pada Tabel I
4. Tahapan IV Pemurnian Minyak
jelantah Tabel I. Formula Sabun Mandi Padat
Pemurnian minyak jelantah dilakukan Bahan Dasar Minyak jelantah dan
melalui beberapa tahapan yaitu : Ekstrak Kulit Buah Manggis
a. Despicing Fungsi
Jumlah
Air sebanyak 500 mL dipanaskan, Bahan
(g)
kemudian ditambahkan 500 mL minyak
jelantah. Campuran dipanaskan pada suhu Ekstrak Kulit 0,5 Zat Aktif
Buah (Antioksidan)
110°C hingga tersisa setengah dari volume
Manggis
awal. Sisa larutan dimasukkan ke dalam
Minyak 30 Basis Sabun
corong pisah dan diendapkan selama 1 jam, jelantah
kemudian diambil fase minyak lalu dilakukan
NaOH 30% 20 Basis Sabun
penyaringan menggunakan kertas saring.
Asam Stearat 7 Pengeras Sabun
Minyak jelantah pada proses penghilangan
kotoran dipanaskan untuk menghilangkan Asam Sitrat 3 Agen Pengkelat
partikel halus tersuspensi seperti protein, Etanol 96% 16 Pelarut
garam, gula, dan bumbu rempah- Gula Pasir 5 Pembentuk Kristal
rempah.(Susanti & Priamsari, 2019). Gliserin 15 Humektan
b. Netralisasi NaCl 0,2 Pembusa Sabun
Minyak goreng hasil despicing Aquadest ad 100 Pelarut
sebanyak 450 mL dipanaskan pada suhu ±
35°C, kemudian ditambahkan larutan NaOH Minyak jelantah sebanyak 30 g yang sudah
10% hingga larutan netral (pH 7), suhu dimurnikan dan asam stearat sebanyak 7 g
ditingkatkan hingga 40°C. Campuran Minyak dilebur hingga suhu 70°C didalam beakerglass,
goreng dan NaOH diaduk selama 10 menit, setelah suhu mencapai 70°C ditambahkan 20
dan didiamkan selama 10 menit kemudian g NaOH 30%, diaduk menggunakan magnetic
disaring dengan kertas saring untuk stirrer hingga terbentuk trace. Dimasukan 16
memisahkan kotoran. Proses netralisasi g etanol 96%, lalu secara berturut-turut 15 g
bertujuan untuk memisahkan asam lemak gliserin, 0,2 g NaCl, 3 g asam sitrat, 5 g gula
bebas dari minyak dengan cara mereaksikan pasir (sukrosa) dan aquadest sedikit demi
asam lemak bebas dengan basa sehingga sedikit sambil diaduk. Campuran tadi
bersifat netral (Susanti & Priamsari, 2019). ditambahkan dengan ekstrak kulit buah
c. Pemucatan (bleacing) manggis sebanyak 0,5 g, kemudian diaduk
Minyak goreng hasil netralisasi diukur menggunakan magnetic stirrer selama 10
sebanyak 350 mL dipanaskan pada suhu 70ºC menit dengan menjaga kestabilan suhu
dan ditambahkan karbon arang aktif sebanyak dibawah 50°C. Campuran dituang kedalam
7,5%. Campuran minyak dan karbon aktif cetakan dan dibiarkan selama 24 jam pada
dipanaskan sampai suhu 100ºC sambil diaduk suhu kamar hingga sabun memadat.
selama 60 menit, campuran didinginkan

Volume 10 - Issue 2 (October, 2021) 27


Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan Dasar Minyak Jelantah

6. Tahapan VI Uji Karakteristik Mutu pada suhu 105°C selama 2 jam sampai bobot
Sabun Padat Berbahan Dasar Minyak tetap.
Jelantah dan Ekstrak Kulit buah f. Uji Alkali Bebas
manggis 1) Pembakuan Larutan Baku Sekunder HCl
a. Uji Organoleptis 0,1 N
Uji organoleptis dilakukan dengan Larutan baku primer Na2CO3 dipipet
mengamati secara visual hasil dari formulasi 10 mL dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
sabun yang meliputi warna, aroma, bentuk, Ditambahkan indikator phenolphthalein 1%
dan buih. (Aminudin et al., 2019). sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan baku
b. Uji Derajat Keasaman (pH) sekunder HCl 0,1 N sampai terjadi
Sabun dihaluskan terlebih dahulu perubahan warna merah muda hingga hilang
kemudian ditimbang sebanyak 1 g dimasukan (DepKes RI, 1995).
ke dalam beaker glass. Campuran tersebut 2) Penetapan Kadar Alkali Bebas
ditambahkan aquades sebanyak 10 mL dan Sabun padat sebanyak 10 g
diaduk hingga larut. Dicelupkan pH indikator ditambahkan dengan aquadest kemudian,
ke dalam larutan sabun dan diamati nilainya ditambahkan 3 tetes indikator
(Agustiani & Priatni, 2020). Nilai pH harus phenolphthalein 1% dan dititrasi dengan
sesuai dengan persyaratan yaitu 8 – 11 (Aisyah HCl 0,1 N hingga warna merah muda sampai
& Sulanjari, 2020). hilang (Putro & Utami, 2011).
c. Uji Kestabilan Busa Analisa Data
Pengujian kestabilan busa dilakukan Berdasarkan data yang diperoleh
dengan cara memasukan 1 g sabun ke dalam kemudian diolah secara deskriptif disajikan
tabung reaksi yang berisi 10 mL aquadest, dalam bentuk tabel.
kemudian dikocok selama 20 detik. Busa yang
terbentuk diukur tingginya menggunakan Hasil dan Pembahasan
penggaris (tinggi busa awal). Tinggi busa a. Ekstraksi Kulit Buah Manggis
diukur kembali setelah 5 menit (tinggi busa Proses ekstraksi kulit buah manggis
akhir (Rinaldi et al., 2021). dilakukan dengan metode remaserasi. Metode
d. Uji Asam Lemak Bebas remaserasi ini dilakukan maserasi yang
1) Pembakuan Larutan Baku Sekunder berulang dengan penambahan pelarut setelah
NaOH 0,1 N dilakukan penyaringan maserat pertama dan
Larutan baku primer kalium biftalat 0,1 N seterusnya, agar didapat hasil ekstrak yang
dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam maksimal (Narulita, 2014). Proses remaserasi
Erlenmeyer dengan penambahan aquadest dilakukan menggunakan pelarut etanol yang
sebanyak 25 mL dan indikator merupakan pelarut universal sehingga
phenolphthalein 1% sebanyak 3 tetes. Larutan berbagai senyawa baik polar maupun nonpolar
dititrasi dengan larutan baku sekunder NaOH dapat tertarik kedalam pelarut (Puspitasari et
0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah al., 2013). Hasil remaserasi disaring, lalu
muda (DepKes RI, 1995). maserat akan diuapkan menggunakan
waterbath agar menjadi ekstrak kental. Hasil
2) Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas ektraksi kulit buah manggis dapat dilihat pada
Sampel sebanyak 10 g dilarutkan dalam Gambar 1.
aquadest, ditambahkan sebanyak 25 mL etanol
96% dan indikator phenolphthalein 1% 3
tetes, sampel dititrasi dengan larutan NaOH
0,1N yang ditandai dengan perubahan warna
merah muda (Hajar & Mufidah, 2016).
e. Uji Kadar Air
Uji kadar air dilakukan dengan metode
gravimetri. Ditimbang saksama 5 g sampel
sabun pada cawan petri yang telah diketahui Gambar 1. Hasil Ekstrak Kental Kulit
bobotnya, panaskan pada lemari pengering buah manggis

30 Volume 10 - Issue 2 (October, 2021)


Maria Mita Susanti, Benediktus Toni Juliantoro

Pemeriksaan ekstrak kulit buah 1% dalam air, yang menghasilkan warna hijau,
manggis dilakukan dengan melihat merah,ungu,biru,atau hitam yang kuat. Reaksi
organoleptis, susut pengeringan dan polifenol dengan FeCl3 dapat dilihat pada
rendemen. Ekstrak kulit buah manggis Gambar 3.
memiliki bentuk cairan kental, berwarna
coklat pekat dan berasa pahit. Susut
pengeringan ekstrak kulit buah manggis
menghasilkan 5,52 % dan data rendemen
menghasilkan nilai 16,81%. Hasil organoleptik
sesuai dengan pustaka yaitu identitas ekstrak
kental kulit buah manggis memiliki pemerian
ekstrak kental, warna cokelat kemerahan, bau
khas dan rasa pahit (DepKes RI, 2017). Data
rendemen sesuai dengan persyaratan yaitu Gambar 3. Struktur reaksi kimia polifenol
rendemen ekstrak kental kulit buah manggis dengan FeCl3
tidak kurang dari 8,2% (DepKes RI, 2017). (Rismawati et al., 2018)

b. Uji Kualitatif Senyawa Polifenol Kulit c. Hasil Pemurnian Minyak jelantah


Buah Manggis Pemurnian minyak jelantah dilakukan
Hasil ekstrak selanjutnya dilakukan untuk menghilangkan rasa, bau yang tidak
identifikasi kandungan polifenol dalam enak dan warna yang kurang menarik serta
ekstrak kulit buah manggis. Hasil uji kualitatif mengurangi kandungan asam lemak bebas.
ekstrak kulit buah manggis menunjukkan Kandungan asam lemak bebas yang berlebih
positif adanya senyawa polifenol , ditunjukan menyebabkan minyak menjadi rusak sehingga
dengan reaksi antara ekstrak dengan larutan stabilitas minyak akan menurun. Asam lemak
FeCl3 membentuk warna hitam kehijauan. bebas terbentuk karena pemanasan minyak
Menurut Puspitasari et al., (2013) pada suhu tinggi dan adanya kontak dengan
pembentukan warna hitam kehijauan udara menyebabkan oksidasi serta adanya air
dihasilkan oleh FeCl3 yang bereaksi dengan saat pemanasan menyebabkan hidrolisis
salah satu gugus hidroksil (Hidayati et al., 2016). Proses pemurnian
yang ada pada senyawa polifenol. Hasil uji ku minyak ada 3 tahap yaitu despicing, netralisasi
alitatif polifenol dapat dilihat pada Gambar 2. dan pemucatan.
Tahap despicing mengakibatkan
perubahan warna dari warna coklat pekat
karena masih mengandung pengotor sampai
berwarna kuning kecoklatan. Warna coklat
pekat pada minyak jelantah,disebabkan oleh
proses oksidasi terhadap vitamin E. Proses
despicing juga dapat menurunkan asam lemak
bebas karena reaksi hidrolisis minyak dengan
air. Asam lemak bebas yang memiliki gugus
karbonil dan gugus hidroksil yang bersifat
Gambar 2. polar akan larut dalam air dan menguap pada
Hasil uji kualitatif senyawa polifenol proses pemanasan dan ikut terpisah saat
ekstrak kulit buah manggis pemisahan minyak dengan air.
Tahap Netralisasi dilakukan dengan
Hasil Uji kualitatif senyawa polifenol mereaksikan asam lemak bebas minyak
sejalan dengan penelitian Muslimah & dengan NaOH sehingga membentuk sabun
Guntarti (2014) yaitu uji ekstrak kulit buah yang lebih larut air. Kotoran minyak seperti
manggis dengan FeCl3 menghasilkan warna asam lemak bebas terperangkap pada sabun
hijau kehitaman. Hasil ini diperkuat oleh sehingga mudah memisahkan asam lemak
Harborne (1973) bahwa cara klasik untuk bebas yang bersifat nonpolar. Hasil penelitian
mendeteksi senyawa fenol sederhana yaitu yang dilakukan oleh (Susanti & Wibowo,
menambahkan ekstrak dengan larutan FeCl3 2012) yaitu penurunan asam lemak bebas dari

Volume 10 - Issue 2 (October, 2021) 29


Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan Dasar Minyak Jelantah

0,448 % pada minyak jelantah menjadi 0,211% SNI Keteran


setelah proses despicing dan penurunan asam Variabel Uji Hasil
2016 gan
lemak bebas dari 0,448% pada minyak jelantah Bentuk padat
menjadi 0,148% setelah proses netralisasi. Organoleptis Warna coklat
Tahap terakhir yaitu proses Bleaching Bau khas ekstrak
kulit buah Memenu
yang bertujuan untuk menghilangkan zat – zat manggis hi
warna yang tidak disukai dengan pH 10 8-11 standar
menggunakan adsorben. Daya adsorpsi pada <15
Kadar Air (%) 14,33
arang aktif disebabkan karena arang aktif Kestabilan 93,57-
mempunyai pori – pori dalam jumlah besar busa (%)
89,33
94,91
dan adsorpsi karena adanya perbedaan energi Asam lemak <2,5
1,54
potensial antara permukaan arang dan zat yang Bebas (%)
diserap. Proses adsorpsi pada arang aktif Alkali Bebas <0,1
0,07
(%)
terjadi melalui tiga tahap dasar yaitu zat
terserap pada bagian luar, zat bergerak menuju
Tabel 1. Hasil Karakteristik Mutu Sabun
pori – pori arang dan terserap ke dinding
Padat
bagian dalam dari arang (Nasrun et al., 2017).
Hasil Pemurnian minyak dapat dilihat pada
Berdasarkan tabel 1 bentuk sabun
Gambar 4.
menjadi padat karena reaksi saponifikasi
A B antara basa alkali (NaOH) dan asam lemak
telah sempurna. Reaksi saponifikasi ditandai
dengan terbentuknya trace (Kondisi campuran
yang telah mengental), sedangkan untuk hasil
organoleptis seperti warna pada sabun juga
diakibatkan oleh bahan baku yang digunakan,
Gambar 4. Hasil Pemurnian Minyak terutama adanya penambahan ekstrak kulit
jelantah buah manggis. Bau khas ekstrak kulit buah
Keterangan : manggis masih dapat tercium, walaupun
A = Minyak sebelum pemurnian penambahan ekstrak hanya sebanyak 0,5 g.
B = Minyak sesudah pemurnian
Penelitian Aminudin et al., (2019) juga
Berdasarkan Gambar 6, minyak
menyebutkan bahwa sabun padat ekstrak kulit
jelantah menjadi lebih jernih setelah melalui
buah manggis memiliki aroma khas ekstrak
proses pemurnian. Proses pemurnian minyak
kulit buah manggis, serta warna sabun juga
mengakibatkan kadar asam lemak bebas
disebabkan oleh jumlah penambahan ekstrak.
menjadi lebih kecil. Asam lemak bebas pada
Tingkat keasaman (pH) merupakan
minyak yang berlebih telah dinetralkan dengan
parameter kimiawi untuk mengetahui sabun
penambahan NaOH pada proses netralisasi.
yang dihasilkan bersifat asam atau basa. Nilai
Perubahan warna minyak juga dipengaruhi
pH sangat penting untuk memperbaiki dan
oleh proses pemucatan dengan karbon aktif,
meningkatkan kualitas kulit serta sangat
dimana zat warna dan aroma akan berkurang
berpengaruh dalam meminimalkan iritasi pada
(Susanti & Guterres, 2018)
kulit. Sabun yang terlalu basa akan
menyebabkan iritasi pada kulit, sedangkan
d. Karakteristik Mutu Sabun Padat
untuk sabun yang terlalu asam akan
Hasil karakteristik mutu sabun padat
menyebabkan kulit kering. Standar pH sabun
dapat dilihat pada tabel I
padat umumnya berkisar antara 8 – 11
(Elmitra, 2020). Berdasarkan tabel II
menunjukan nilai pH 10, jadi berada pada
rentang yang diperyaratkan. Nilai pH setiap
sediaan tidak memiliki perbedaan karena
menggunakan formula yang sama. Nilai pH
dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan
yaitu minyak jelantah dan asam stearat yang

30 Volume 10 - Issue 2 (October, 2021)


Maria Mita Susanti, Benediktus Toni Juliantoro

merupakan asam lemak jenuh serta NaOH Maripa et al., (2014) konsentrasi terbaik NaOH
yang digunakan saat proses penyabunan yaitu sebanyak 30%. Berdasarkan tabel II
Kadar air merupakan banyaknya air menunjukan bahwa asam lemak bebas pada
yang terdapat didalam bahan yang dinyatakan sabun telah memenuhi syarat, walaupun dalam
dalam persen. Kekerasan sabun juga penelitian lain hasil kadar asam lemak bebas
dipengaruhi oleh kadar air. Semakin tinggi lebih kecil. Asam lemak bebas terbentuk
kadar air maka tingkat kekerasan sabun karena adanya proses hidrolisis lemak yang
semakin lunak, sedangkan semakin rendah disebabkan oleh air, panas dan enzim (enzim
kadar air maka tingkat kekerasan sabun lipase) yang terjadi pada minyak sehingga
semakin keras. Rata – rata kadar air pada menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas.
sabun padat ektrak kulit buah manggis yaitu Kadar asam lemak akan semakin meningkat
14,33% dan telah memenuhi standar mutu jika hidrolisis berlangsung lama. Proses
sabun padat < 15% (SNI, 2016). Jumlah air hidrolisis juga dipercepat dengan adanya
dalam sabun juga mempengaruhi karakteristik pemanasan dan air sehingga akan
sabun saat penyimpanan. Apabila sabun menimbulkan terjadinya perubahan warna dan
dengan kadar air tinggi disimpan dalam bau (Susanti & Guterres, 2018). Asam lemak
keadaan terbuka akan terjadi kontak dengan yang terkandung berasal dari asam stearat dan
udara, sehingga sabun mengalami penyusutan minyak goreng yang digunakan sebagai bahan
bobot dan dimensi (Elmitra, 2020). baku.
Busa merupakan sistem koloid yang Alkali bebas merupakan alkali yang
fase terdispersinya berupa gas dan medium tidak terikat sebagai senyawa pada saat
pendisperisnya berupa zat cair. Zat pembusa pembuatan sabun karena adanya penambahan
bekerja untuk menjaga agar busa tetap alkali yang berlebihan pada proses
terbungkus dalam lapisan – lapisan tipis, penyabunan (Mauliana, 2016). Pengujian alkali
molekul gas yang terdispersi dalam campuran. bebas bertujuan untuk mengetahui jumlah
Menurut tabel II rata – rata kestabilan busa alkali bebas yang terdapat pada sabun.
yaitu 89,33%. Menurut Rinaldi et al, (2021) Menurut SNI (2016) standar alkali bebas yang
kriteria stabilitas busa yang baik yaitu apabila terdapat pada sabun tidak boleh lebih dari
dalam waktu 5 menit diperoleh kisaran 0,1%. Beberapa penelitian lain memperoleh
stabilitas busa antara 60 – 70 %. Penelitian lain hasil 0,03% (Susanti & Puspitaningtyas, 2019)
juga menyebutkan bahwa stabilitas busa ; 0,09% dan 0,08% (Riyanta, 2016).
berkisar antara 93,57% - 94,91% dan stabilitas Berdasarkan tabel IV pengujian alkali bebas
busa pada sabun komersil yaitu 94,50% (Doni, sabun padat memiliki rata – rata 0,07 % telah
2018). Stabilitas busa pada sabun padat ekstrak memenuhi persyaratan mutu sabun padat.
kulit buah manggis sudah memiliki stabilitas Menurut Sukeksi et al., (2018) konsentrasi
busa yang cukup baik. Busa yang tinggi saat alkali yang digunakan dihitung berdasarkan
proses penyabunan terjadi karena proses stokiometri reaksi, dimana penambahan
saponifikasi dari asam lemak dan basa yang minyak harus sedikit berlebih agar sabun yang
terbentuk dengan sempurna. Penggunaan terbentuk tidak memiliki nilai alkali bebas yang
busa sabun berperan dalam proses berlebih. Alkali yang terlalu pekat akan
pembersihan dan melimpahkan wangi pada menyebabkan terpecahnya emulsi pada
kulit. larutan sehingga fasenya tidak homogen,
Pengukuran asam lemak dilakukan sedangkan apabila alkali yang digunakan
untuk mengetahui jumlah asam lemak yang terlalu encer maka reaksi akan membutuhkan
terdapat dalam sabun. Kadar asam lemak reaksi yang lebih lama. Hasil pengujian
bebas yang tinggi dapat menyebabkan mutu Sukeksi et al., (2018) juga menyebutkan bahwa
dari sediaan sabun padat menjadi turun. konsentrasi 30% menghasilkan sabun yang
Menurut SNI, (2016) kadar asam lemak bebas optimal. Sabun padat yang sesuai standar juga
dalam sabun padat tidak boleh lebih dari 2,5 menandakan bahwa kadar alkali bebas yang
%. Beberapa penelitian juga diperoleh hasil sangat rendah sehingga aman digunakan
rata – rata kadar asam lemak bebas sebesar karena kecenderungan tidak mengiritasi kulit.
0,33% (Hajar & Mufidah, 2016) dan 1,079% Berdasarkan analisa yang dilakukan
(Ryandini & Satria, 2019). Kadar asam lemak menunjukkan bahwa semua parameter dalam
bebas sesuai dengan syarat karena menurut karakteristik mutu sabun padat ekstrak kulit

Volume 10 - Issue 2 (October, 2021) 31


Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan Dasar Minyak Jelantah

buah manggis (Garcinia mangostana L.)


berbahan dasar minyak jelantah telah Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum
memenuhi standar yang dipersyaratkan sesuai Ekstrak Tumbuhan Obat. Menkes RI.
dengan SNI 2016, dengan demikian Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi
diharapkan penelitian ini dapat memberikan VI. In Departemen Kesehatan
informasi tentang hasil formulasi yang baik Republik Indonesia. Departemen
dan memenuhi karakteristik mutu sabun Kesehatan Republik Indonesia.
mandi padat. DepKes RI. (1995). Farmakope Indonesia
Edisi IV. Departemen Kesehatan
Simpulan Republik Indonesia.
Hasil karakteristik mutu sabun telah DepKes RI. (2017). Farmakope Herbal
memenuhi persyaratan SNI 2016, yaitu Indonesia Edisi 2. Departemen
organoleptis berbentuk padat, pH 10, Kesehatan Republik Indonesia.
kestabilan busa 89,33%,kadar air 14,33%, Doni, S. (2018). Formulasi Sabun Padat
kadar asam lemak bebas 1,54% dan kadar Kaolin dengan Variasi Konsentrasi
alkali bebas 0,07%. Minyak Kelapa dan Asam Stearat
sebagai Penyuci Najis Mughalladzah.
Daftar Pustaka UIN SYARIF
Agustiani, F., & Priatni, H. L. (2020). Elmitra, Y. N. (2020). Uji Sifat Fisik Sabun
FORMULASI SEDIAAN SABUN Padat Transparan Dari Minyak Atsiri
MANDI PADAT ANTIOKSIDAN Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa).
DARI EKSTRAK TOMAT ( Solanum Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, 5(1),
lycopersicum ). Journal of Herbs and 40–48.
Farmacological, 2(2), 71–76. Green, G. A. (2008). Review: Antioxidant
Aisyah, S., & Sulanjari, S. (2020). Pengaruh supplements do not reduce all-cause
Penambahan Ekstrak Kulit Buah mortality in primary and secondary
Manggis Terhadap Kualitas Sabun prevention. Annals of Internal
Transparan. Modos de Ver, 09(1), 1–9. Medicine, 149(6), JC3.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i https://doi.org/10.7326/0003-4819-
ndex.php/jurnal-tata- 149-6-200809160-02009
rias/article/view/35421 Harborne, J. B. (1973). Phytochemical
Aminudin, M. F., Sa’diyah, N., Prihastuti, P., Methods. In Brittonia. University of
& Kurniasari, L. (2019). Formulasi Reading London.
Sabun Mandi Padat Dengan https://doi.org/10.2307/2806080
Penambahan Ekstrak Kulit buah Hajar, E. W. I., & Mufidah, S. (2016).
manggis (Garcinia mangostana L.). Penurunan Asam Lemak Bebas pada
Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 4(2), 49– Minyak jelantah Menggunakan Ampas
52. https://doi.org/10.31942/ Tebu untuk Pembuatan Sabun. 6(1),
inteka.v4i2.3025 22–27.
Bramardipa, A. A. B., Adi, A. A. A. M. A., & Hidayati, F. C., Masturi, & Yulianti, I. (2016).
Putra, I. G. A. A. (2019). Ekstrak Kulit Pemurnian Minyak jelantah Pakai
Buah Manggis (Garcinia mangostana (Jelantah) dengan Menggunakan Arang
Linn) Mampu Meminimalkan Efek Bonggol Jagung. JIPF (Journal of
Imunosupresif Monosudium Physics Education), 1(2), 67–70.
Glutamate. Jurnal Veteriner, 20(36), Maripa, B. R., Kurniasih, Y., & Ahmadi.
211–218. (2014). Pengaruh Konsentrasi NaOH
https://doi.org/10.19087/jveteriner.2 Terhadap Kualitas Sabun Padat dari
019.20.2.211 Minyak Kelapa (Cocos nucifera) yang
Dalimunthe, N. A. (2009). Pemanfaatan Ditambahkan Sari Bunga Mawar (Rosa
Minyak jelantah Menjadi Sabun Mandi L.).
Padat. Jurusan Teknik Kimia. Tesis:
Universitas Sumatra Utara.Universitas
Sumatra Utara.

32 Volume 10 - Issue 2 (October, 2021)


Maria Mita Susanti, Benediktus Toni Juliantoro

Miryanti, Y. A., Sapei, L., Budiono, K., & Riyanta, A. B. (2016). Peningkatan Mutu
Indra, S. (2011). Ekstraksi Antioksidan Minyak jelantah dengan Proses
Dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Adsorpsi Karbon Aktif untuk Dibuat
mangostana L.). In Research Report - Sabun Padat. Pancasakti Science
Engineering Science (Vol. 2). Education Journal, 1(9), 18–22.
Universitas Katolik Parahyangan Ryandini, yunita intan, & Satria, F. (2019).
Bandung. https://doi.org/Bandung: Mutu Fisik Sediaan Sabun Padat
Universitas Katolik Parahyangan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
Muslimah, U., & Guntarti, A. (2014). Ekstrak mangostana L.).
Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia SNI. (2016). Sabun Mandi Padat. In National
mangostana L.) sebagai Antioksidan Standardization Agency of Indonesia.
Alami pada Minyak Krengseng. Sukeksi, L., Sianturi, M., & Setiawan, L.
Narulita, H. (2014). Studi Praformulasi (2018). Pembuatan Sabun Transparan
Ekstrak Etanol 50%. Fakultas Berbasis Minyak Kelapa Dengan
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu
Syarif Hidayatullah, 9, 1–43. (Morinda citrifolia) Sebagai Bahan
Nasrun, D., Samangun, T., Iskandar, T., & Antioksidan. Jurnal Teknik
Mas’um, Z. (2017). Pemurnian Minyak Susanti, M. M., & Guterres, A. D. A. (2018).
Jelantah menggunakan Arang Aktif dari Pengaruh Penambahan Kalium
Sekam Padi. Jurnal Penelitian Teknik Hidroksida (KOH) Terhadap Mutu
Sipil Dan Teknik Kimia, 1(2), 1–7. Sabun Lunak. New England Journal of
Puspitasari, L., Swastini, D. a., & Arisanti, C. Medicine, 4, 25–33.
I. . (2013). Skrining Fitokimia Ekstrak http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
Etanol 95% Kulit Buah Manggis d/7556065%0Ahttp://www.pubmedc
(Garcinia mangostana L .). Jurnal entral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=
Farmasi Udayana. PMC394507%0Ahttp://dx.doi.org/10
Putri, Y. D., Tristiyanti, D., & Nurdiana, A. .1016/j.humpath.2017.05.005%0Ahttp
(2019). Uji Aktivitas Antioksidan dan s://doi.org/10.1007/s00401-018-
Penentuan Nilai SPF Secara In Vitro 1825-
Ekstrak Kulit Buah Rambutan ( z%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
Nephelium lappaceum ), Manggis ( ubmed/27157931
Garcinia mangostana ) Dan Durian ( Susanti, M. M., & Priamsari, M. R. (2019).
Durio zibethinus ). Borneo Journal of Pemberdayaan ibu-ibu PKK
Phamascientech, 03(02), 169–177. pengolahan limbah minyak jelantah
Putro, S. S., & Utami, W. P. (2011). menjadi sabun cair di desa Sidorejo
Pembuatan Sabun Cair Dari Minyak kabupaten Semarang. Indonesian
jelantah (Jelantah). In Universitas Journal of Community Services, 1(1),
Sebelas Maret (Vol. 53, Issue 9). 48.
Universitas Sebelas Maret. https://doi.org/10.30659/ijocs.1.1.48-
Rinaldi, Fauziah, & Mastura, R. (2021). 61
Formulasi dan Uji Daya Hambat Sabun Susanti, M. M., & Puspitaningtyas, S. (2019).
Cair Ekstrak Etanol Serai Wangi ( Analisis Karakteristik Mutu Sabun
Cymbopogon nardus L ) Terhadap Transparan Bekatul Beras Merah
Pertumbuhan Staplylococcus aureus. (Oryza nivara) Berbahan Dasar Minyak
3(1), 45–57. jelantah. Jurnal Ilmu Farmasi Dan
Rismawati, Marliana, E., & Daniel. (2018). Uji Farmasi Klinik (JIFFK), 16(02), 111–
Fitokimia Ekstrak Metanol Daun 118.
Macaranga hullettii King ex Hook.f. https://doi.org/10.31942/jiffk.v16i02.
Jurnal Atomik, 03(2), 91–94. 3235

Volume 10 - Issue 2 (October, 2021) 33


Analisa Karakteristik Mutu Sabun Padat Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Berbahan Dasar Minyak Jelantah

Windarini, L. G. E., Astuti, K. W., & Yu, I. T. S., Chiu, Y. L., Au, J. S. K., Wong, T.
Warditiani, N. K. (2013). Skrining W., & Tang, J. L. (2006). Dose-
Fitokimia Ekstrak Metanol Kulit Buah response relationship between cooking
Manggis (Garcinia mangostana L.). fumes exposures and lung cancer
Jurnal Farmasi Udayana, 1. among Chinese nonsmoking women.
Cancer Research, 66(9), 4961–4967.
https://doi.org/10.1158/0008-
5472.CAN-05-2932.

34 Volume 10 - Issue 2 (October, 2021)

Anda mungkin juga menyukai