2: 25-34
p-ISSN : 2302-7436; e-ISSN : 2656-8950
Abstrak
Abstract
The use of used cooking oil can cause various diseases when consumed and will even cause
environmental pollution if disposed of without processing. Therefore, efforts need to be made to
utilize used cooking oil into products that can increase economic value, one of which is oil-based
products such as solid soap. A good soap is not only able to clean the skin from dirt, but also
contains substances that can counteract the effects of free radicals such as antioxidants.
Mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) is a source of natural antioxidants containing
xanthones with an IC50 of 2.710 ppm. This study aims to make and analyze the quality
characteristics of solid soap mangosteen rind extract based on used cooking oil. This study
analyzed the quality characteristics of solid soap preparations including organoleptic tests, pH,
free fatty acid levels, foam stability, water content and free alkali levels. Data analysis was done
descriptively. The results showed that the quality characteristics of solid soap were in accordance
with the quality requirements, namely organoleptic solid form, pH 10, foam stability 89.33%,
moisture content 14.33%, free fatty acid content 1.54% and free alkali content 0.07%.
Keywords : used cooking oil, soap, mangosteen (Garcinia mangostana L.), quality
characteristics
6. Tahapan VI Uji Karakteristik Mutu pada suhu 105°C selama 2 jam sampai bobot
Sabun Padat Berbahan Dasar Minyak tetap.
Jelantah dan Ekstrak Kulit buah f. Uji Alkali Bebas
manggis 1) Pembakuan Larutan Baku Sekunder HCl
a. Uji Organoleptis 0,1 N
Uji organoleptis dilakukan dengan Larutan baku primer Na2CO3 dipipet
mengamati secara visual hasil dari formulasi 10 mL dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
sabun yang meliputi warna, aroma, bentuk, Ditambahkan indikator phenolphthalein 1%
dan buih. (Aminudin et al., 2019). sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan baku
b. Uji Derajat Keasaman (pH) sekunder HCl 0,1 N sampai terjadi
Sabun dihaluskan terlebih dahulu perubahan warna merah muda hingga hilang
kemudian ditimbang sebanyak 1 g dimasukan (DepKes RI, 1995).
ke dalam beaker glass. Campuran tersebut 2) Penetapan Kadar Alkali Bebas
ditambahkan aquades sebanyak 10 mL dan Sabun padat sebanyak 10 g
diaduk hingga larut. Dicelupkan pH indikator ditambahkan dengan aquadest kemudian,
ke dalam larutan sabun dan diamati nilainya ditambahkan 3 tetes indikator
(Agustiani & Priatni, 2020). Nilai pH harus phenolphthalein 1% dan dititrasi dengan
sesuai dengan persyaratan yaitu 8 – 11 (Aisyah HCl 0,1 N hingga warna merah muda sampai
& Sulanjari, 2020). hilang (Putro & Utami, 2011).
c. Uji Kestabilan Busa Analisa Data
Pengujian kestabilan busa dilakukan Berdasarkan data yang diperoleh
dengan cara memasukan 1 g sabun ke dalam kemudian diolah secara deskriptif disajikan
tabung reaksi yang berisi 10 mL aquadest, dalam bentuk tabel.
kemudian dikocok selama 20 detik. Busa yang
terbentuk diukur tingginya menggunakan Hasil dan Pembahasan
penggaris (tinggi busa awal). Tinggi busa a. Ekstraksi Kulit Buah Manggis
diukur kembali setelah 5 menit (tinggi busa Proses ekstraksi kulit buah manggis
akhir (Rinaldi et al., 2021). dilakukan dengan metode remaserasi. Metode
d. Uji Asam Lemak Bebas remaserasi ini dilakukan maserasi yang
1) Pembakuan Larutan Baku Sekunder berulang dengan penambahan pelarut setelah
NaOH 0,1 N dilakukan penyaringan maserat pertama dan
Larutan baku primer kalium biftalat 0,1 N seterusnya, agar didapat hasil ekstrak yang
dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam maksimal (Narulita, 2014). Proses remaserasi
Erlenmeyer dengan penambahan aquadest dilakukan menggunakan pelarut etanol yang
sebanyak 25 mL dan indikator merupakan pelarut universal sehingga
phenolphthalein 1% sebanyak 3 tetes. Larutan berbagai senyawa baik polar maupun nonpolar
dititrasi dengan larutan baku sekunder NaOH dapat tertarik kedalam pelarut (Puspitasari et
0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah al., 2013). Hasil remaserasi disaring, lalu
muda (DepKes RI, 1995). maserat akan diuapkan menggunakan
waterbath agar menjadi ekstrak kental. Hasil
2) Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas ektraksi kulit buah manggis dapat dilihat pada
Sampel sebanyak 10 g dilarutkan dalam Gambar 1.
aquadest, ditambahkan sebanyak 25 mL etanol
96% dan indikator phenolphthalein 1% 3
tetes, sampel dititrasi dengan larutan NaOH
0,1N yang ditandai dengan perubahan warna
merah muda (Hajar & Mufidah, 2016).
e. Uji Kadar Air
Uji kadar air dilakukan dengan metode
gravimetri. Ditimbang saksama 5 g sampel
sabun pada cawan petri yang telah diketahui Gambar 1. Hasil Ekstrak Kental Kulit
bobotnya, panaskan pada lemari pengering buah manggis
Pemeriksaan ekstrak kulit buah 1% dalam air, yang menghasilkan warna hijau,
manggis dilakukan dengan melihat merah,ungu,biru,atau hitam yang kuat. Reaksi
organoleptis, susut pengeringan dan polifenol dengan FeCl3 dapat dilihat pada
rendemen. Ekstrak kulit buah manggis Gambar 3.
memiliki bentuk cairan kental, berwarna
coklat pekat dan berasa pahit. Susut
pengeringan ekstrak kulit buah manggis
menghasilkan 5,52 % dan data rendemen
menghasilkan nilai 16,81%. Hasil organoleptik
sesuai dengan pustaka yaitu identitas ekstrak
kental kulit buah manggis memiliki pemerian
ekstrak kental, warna cokelat kemerahan, bau
khas dan rasa pahit (DepKes RI, 2017). Data
rendemen sesuai dengan persyaratan yaitu Gambar 3. Struktur reaksi kimia polifenol
rendemen ekstrak kental kulit buah manggis dengan FeCl3
tidak kurang dari 8,2% (DepKes RI, 2017). (Rismawati et al., 2018)
merupakan asam lemak jenuh serta NaOH Maripa et al., (2014) konsentrasi terbaik NaOH
yang digunakan saat proses penyabunan yaitu sebanyak 30%. Berdasarkan tabel II
Kadar air merupakan banyaknya air menunjukan bahwa asam lemak bebas pada
yang terdapat didalam bahan yang dinyatakan sabun telah memenuhi syarat, walaupun dalam
dalam persen. Kekerasan sabun juga penelitian lain hasil kadar asam lemak bebas
dipengaruhi oleh kadar air. Semakin tinggi lebih kecil. Asam lemak bebas terbentuk
kadar air maka tingkat kekerasan sabun karena adanya proses hidrolisis lemak yang
semakin lunak, sedangkan semakin rendah disebabkan oleh air, panas dan enzim (enzim
kadar air maka tingkat kekerasan sabun lipase) yang terjadi pada minyak sehingga
semakin keras. Rata – rata kadar air pada menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas.
sabun padat ektrak kulit buah manggis yaitu Kadar asam lemak akan semakin meningkat
14,33% dan telah memenuhi standar mutu jika hidrolisis berlangsung lama. Proses
sabun padat < 15% (SNI, 2016). Jumlah air hidrolisis juga dipercepat dengan adanya
dalam sabun juga mempengaruhi karakteristik pemanasan dan air sehingga akan
sabun saat penyimpanan. Apabila sabun menimbulkan terjadinya perubahan warna dan
dengan kadar air tinggi disimpan dalam bau (Susanti & Guterres, 2018). Asam lemak
keadaan terbuka akan terjadi kontak dengan yang terkandung berasal dari asam stearat dan
udara, sehingga sabun mengalami penyusutan minyak goreng yang digunakan sebagai bahan
bobot dan dimensi (Elmitra, 2020). baku.
Busa merupakan sistem koloid yang Alkali bebas merupakan alkali yang
fase terdispersinya berupa gas dan medium tidak terikat sebagai senyawa pada saat
pendisperisnya berupa zat cair. Zat pembusa pembuatan sabun karena adanya penambahan
bekerja untuk menjaga agar busa tetap alkali yang berlebihan pada proses
terbungkus dalam lapisan – lapisan tipis, penyabunan (Mauliana, 2016). Pengujian alkali
molekul gas yang terdispersi dalam campuran. bebas bertujuan untuk mengetahui jumlah
Menurut tabel II rata – rata kestabilan busa alkali bebas yang terdapat pada sabun.
yaitu 89,33%. Menurut Rinaldi et al, (2021) Menurut SNI (2016) standar alkali bebas yang
kriteria stabilitas busa yang baik yaitu apabila terdapat pada sabun tidak boleh lebih dari
dalam waktu 5 menit diperoleh kisaran 0,1%. Beberapa penelitian lain memperoleh
stabilitas busa antara 60 – 70 %. Penelitian lain hasil 0,03% (Susanti & Puspitaningtyas, 2019)
juga menyebutkan bahwa stabilitas busa ; 0,09% dan 0,08% (Riyanta, 2016).
berkisar antara 93,57% - 94,91% dan stabilitas Berdasarkan tabel IV pengujian alkali bebas
busa pada sabun komersil yaitu 94,50% (Doni, sabun padat memiliki rata – rata 0,07 % telah
2018). Stabilitas busa pada sabun padat ekstrak memenuhi persyaratan mutu sabun padat.
kulit buah manggis sudah memiliki stabilitas Menurut Sukeksi et al., (2018) konsentrasi
busa yang cukup baik. Busa yang tinggi saat alkali yang digunakan dihitung berdasarkan
proses penyabunan terjadi karena proses stokiometri reaksi, dimana penambahan
saponifikasi dari asam lemak dan basa yang minyak harus sedikit berlebih agar sabun yang
terbentuk dengan sempurna. Penggunaan terbentuk tidak memiliki nilai alkali bebas yang
busa sabun berperan dalam proses berlebih. Alkali yang terlalu pekat akan
pembersihan dan melimpahkan wangi pada menyebabkan terpecahnya emulsi pada
kulit. larutan sehingga fasenya tidak homogen,
Pengukuran asam lemak dilakukan sedangkan apabila alkali yang digunakan
untuk mengetahui jumlah asam lemak yang terlalu encer maka reaksi akan membutuhkan
terdapat dalam sabun. Kadar asam lemak reaksi yang lebih lama. Hasil pengujian
bebas yang tinggi dapat menyebabkan mutu Sukeksi et al., (2018) juga menyebutkan bahwa
dari sediaan sabun padat menjadi turun. konsentrasi 30% menghasilkan sabun yang
Menurut SNI, (2016) kadar asam lemak bebas optimal. Sabun padat yang sesuai standar juga
dalam sabun padat tidak boleh lebih dari 2,5 menandakan bahwa kadar alkali bebas yang
%. Beberapa penelitian juga diperoleh hasil sangat rendah sehingga aman digunakan
rata – rata kadar asam lemak bebas sebesar karena kecenderungan tidak mengiritasi kulit.
0,33% (Hajar & Mufidah, 2016) dan 1,079% Berdasarkan analisa yang dilakukan
(Ryandini & Satria, 2019). Kadar asam lemak menunjukkan bahwa semua parameter dalam
bebas sesuai dengan syarat karena menurut karakteristik mutu sabun padat ekstrak kulit
Miryanti, Y. A., Sapei, L., Budiono, K., & Riyanta, A. B. (2016). Peningkatan Mutu
Indra, S. (2011). Ekstraksi Antioksidan Minyak jelantah dengan Proses
Dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Adsorpsi Karbon Aktif untuk Dibuat
mangostana L.). In Research Report - Sabun Padat. Pancasakti Science
Engineering Science (Vol. 2). Education Journal, 1(9), 18–22.
Universitas Katolik Parahyangan Ryandini, yunita intan, & Satria, F. (2019).
Bandung. https://doi.org/Bandung: Mutu Fisik Sediaan Sabun Padat
Universitas Katolik Parahyangan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
Muslimah, U., & Guntarti, A. (2014). Ekstrak mangostana L.).
Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia SNI. (2016). Sabun Mandi Padat. In National
mangostana L.) sebagai Antioksidan Standardization Agency of Indonesia.
Alami pada Minyak Krengseng. Sukeksi, L., Sianturi, M., & Setiawan, L.
Narulita, H. (2014). Studi Praformulasi (2018). Pembuatan Sabun Transparan
Ekstrak Etanol 50%. Fakultas Berbasis Minyak Kelapa Dengan
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu
Syarif Hidayatullah, 9, 1–43. (Morinda citrifolia) Sebagai Bahan
Nasrun, D., Samangun, T., Iskandar, T., & Antioksidan. Jurnal Teknik
Mas’um, Z. (2017). Pemurnian Minyak Susanti, M. M., & Guterres, A. D. A. (2018).
Jelantah menggunakan Arang Aktif dari Pengaruh Penambahan Kalium
Sekam Padi. Jurnal Penelitian Teknik Hidroksida (KOH) Terhadap Mutu
Sipil Dan Teknik Kimia, 1(2), 1–7. Sabun Lunak. New England Journal of
Puspitasari, L., Swastini, D. a., & Arisanti, C. Medicine, 4, 25–33.
I. . (2013). Skrining Fitokimia Ekstrak http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
Etanol 95% Kulit Buah Manggis d/7556065%0Ahttp://www.pubmedc
(Garcinia mangostana L .). Jurnal entral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=
Farmasi Udayana. PMC394507%0Ahttp://dx.doi.org/10
Putri, Y. D., Tristiyanti, D., & Nurdiana, A. .1016/j.humpath.2017.05.005%0Ahttp
(2019). Uji Aktivitas Antioksidan dan s://doi.org/10.1007/s00401-018-
Penentuan Nilai SPF Secara In Vitro 1825-
Ekstrak Kulit Buah Rambutan ( z%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
Nephelium lappaceum ), Manggis ( ubmed/27157931
Garcinia mangostana ) Dan Durian ( Susanti, M. M., & Priamsari, M. R. (2019).
Durio zibethinus ). Borneo Journal of Pemberdayaan ibu-ibu PKK
Phamascientech, 03(02), 169–177. pengolahan limbah minyak jelantah
Putro, S. S., & Utami, W. P. (2011). menjadi sabun cair di desa Sidorejo
Pembuatan Sabun Cair Dari Minyak kabupaten Semarang. Indonesian
jelantah (Jelantah). In Universitas Journal of Community Services, 1(1),
Sebelas Maret (Vol. 53, Issue 9). 48.
Universitas Sebelas Maret. https://doi.org/10.30659/ijocs.1.1.48-
Rinaldi, Fauziah, & Mastura, R. (2021). 61
Formulasi dan Uji Daya Hambat Sabun Susanti, M. M., & Puspitaningtyas, S. (2019).
Cair Ekstrak Etanol Serai Wangi ( Analisis Karakteristik Mutu Sabun
Cymbopogon nardus L ) Terhadap Transparan Bekatul Beras Merah
Pertumbuhan Staplylococcus aureus. (Oryza nivara) Berbahan Dasar Minyak
3(1), 45–57. jelantah. Jurnal Ilmu Farmasi Dan
Rismawati, Marliana, E., & Daniel. (2018). Uji Farmasi Klinik (JIFFK), 16(02), 111–
Fitokimia Ekstrak Metanol Daun 118.
Macaranga hullettii King ex Hook.f. https://doi.org/10.31942/jiffk.v16i02.
Jurnal Atomik, 03(2), 91–94. 3235
Windarini, L. G. E., Astuti, K. W., & Yu, I. T. S., Chiu, Y. L., Au, J. S. K., Wong, T.
Warditiani, N. K. (2013). Skrining W., & Tang, J. L. (2006). Dose-
Fitokimia Ekstrak Metanol Kulit Buah response relationship between cooking
Manggis (Garcinia mangostana L.). fumes exposures and lung cancer
Jurnal Farmasi Udayana, 1. among Chinese nonsmoking women.
Cancer Research, 66(9), 4961–4967.
https://doi.org/10.1158/0008-
5472.CAN-05-2932.