Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOINDUSTRI

FORMULASI BODY LATION

Oleh:

Luh Nyoman Ary Metta Andriani (1908531052)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
I. Tujuan
Untuk membuat body lotion menggunakan Sunflower oil dan Aloe
vera extract serta menganalisis kualitas produk.

II. Dasar Teori


Perawatan akan kulit sangat diperlukan untuk mengatasi terjadinya kulit
kering, kasar, dan kusam. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan menggunakan pelembab yaitu body lotion. Kandungan zat
aktif yang terdapat pada sediaan hand and body lotion salah satunya adalah
senyawa antioksidan (Noer dan Sundari, 2016). Hand and body lotion adalah
sediaan kosmetik pelembab kulit yang termasuk dalam golongan emolien
(pelembut) yang berfungsi sebagai sumber pelembab bagi kulit, membuat
tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berminyak dan mudah
dioleskan pada kulit (Rusli dan Pandean, 2017).
Konsistensi tekstur sediaan lotion berbentuk cair dibandingkan dengan
sediaan krim atau salep sehingga memungkinkan pemakaian terserap lebih
cepat dan merata pada permukaan kulit. Komponen dasar sediaan lotion yaitu
fase internal, fase eksternal dan emulgator. Emulgator berfungsi sebagai
bahan pengemulsi untuk menstabilkan sediaan emulsi (Pujiastuti dan
Kristiani, 2019).
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah salah satu tanaman biji
minyak unggulan yang dibudidayakan untuk produksi minyak di dunia.
Minyak bunga matahari (Sunflower oil) merupakan salah satu pilihan untuk
digunakan sebagai bahan kosmetik. Hal ini dikarenakan, minyak bunga
matahari mengandung betaine dan asam fenolik, dan asam lemak jenuh
(linolenat, palmitat, stearat) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga
dapat memperbaiki skin barrier kulit yang rusak dan mampu meningkatkan
kelembaban kulit (Martinsyah dkk., 2022). Selain itu, minyak bunga matahari
juga mengandung vitamin E yang berfungsi karisinogenik yaitu pencegahan
kanker pada kulit. Ini terjadi akibat fungsi proteksi paparan sinar dan
antioksidan yang kuat akan membantu mengurangi atau mencegah kerusakan
akibat sinar matahari (Basuki dan Devitasari, 2022).
Ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) bermanfaat dalam perawatan kulit,
kosmetik dan asnutraceuticals. Gel Aloe vera digunakan untuk menyejukan
dan melembabkan kulit, menghindari kulit dan kulit kepala bersisik atau
kering, mempunyai efek protektif melawan kerusakan kulit akibat radiasi. Gel
Aloe vera L. juga memperlihatkan aktivitas anti penuaan karena mampu
menghambat proses penipisan kulit dan menahan kehilangan serat elastin
serta menaikan kandungan kolagen dermis yang larut air. Selain untuk
perawatan kulit dan kecantikan, Aloe vera L. juga digunakan secara eksternal
untuk mengobati berbagai kondisi kulit misalnya luka, luka bakar dan eksim.
Selain itu ekstrak Aloe vera L. mengandung antrakuinon, saponin dan tannin
yang bersifat antibakteri dan bersifat bakterisidal terhadap Pseudomonas
aeruginosa, menghambat pertumbuhan Candida albicans, Streptoccocus
pyogenes, Streptococcus faecalis, dan Propionibacterium acnes penyebab
jerawat (Yusmaini dan Bahar, 2018).

III. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, beaker glass,
timbangan digital, hand blender, spatula pengaduk, panci, termometer, pH
ukur, kompor, hot plate, mikropipet, dan sendok. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu Sunflower oil, Aloe vera extract, Sandalwood oil, setil alkohol,
lexemul, asam stearat, dimeticon, gliserin, nipagin, nipasol, aquades, dan asam
sitrat.

IV. Cara Kerja


Cara kerja dimulai dengan semua alat dan bahan disiapkan terlebih
dahulu. Ditimbang semua bahan sesuai formulasi dalam bentuk % yang diubah
dalam bentuk gr. Kemudian, ketika semua bahan sudah ditimbang, dipanaskan
aquades yang termasuk ke fase air ke dalam satu gelas beaker di hot plate
begitupun pada bahan fase minyak. Kemudian, ditimbang dan dicampurkan
nipagin, nipasol yang dilarutkan dengan gliserin dalam satu gelas beker dan
dituang pada saat akhir percobaan sebagai fase pendingin. Lalu pada suhu
65°C, bahan fase minyak dan fase air dicampur dan aduk hingga homogen.
Setelah itu, dipindahkan gelas beaker yang berisi fase minyak dan fase air dari
hot place dan dihomogenkan dengan hand blender dan diaduk dengan spatula
pengaduk pada sediaan body lotion hingga suhu turun. Ketika suhu sediaan
turun pada suhu 45o, fase pendingin ditambahkan yaitu nipagin dan nipasol
yang dilarutkan dengan gliserin sebelumnya, diaduk hingga homogen. Terakhir
tambahkan pewangi Sandalwood oil dengan takaran secukupnya sesuai dengan
yang diinginkan, lalu ditambahkan dan diaduk sampai merata. Kemudian diuji
pH sediaan body lotion, diambil sedikit sediaan dan dimasukkan ke dalam
gelas beaker yang berisi aquades dan diaduk merata dengan sendok. Dalam
praktikum, pH body lotion didapat 6,4. Kemudian, ditambahkan asam sitrat 1
mL pada sediaan dan diaduk, lalu diuji kembali pH sediaan dengan cara yang
sama. Jika sudah pada pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-5,5 sediaan
lotion siap di uji organoleptik yaitu warna, aroma dan tekstur.
Tabel 1. Formulasi body lotion

Bahan Jumlah (%) Jumlah (gr) Fase


Sunflower oil dan Aloe 5 15 Fase minyak
vera extract,
Setil alkohol 2 6 Fase minyak
Lexemul 2 6 Fase minyak
Asam stearat 3 9 Fase minyak
Dimeticon 3 9 Fase minyak
Gliserin 5 15 Fase air
Nipagin 0,14 0,42 Fase Pendingin
Nipasol 0,14 0,42 Fase Pendingin
Aquades 79,72 239,16 Fase Air

V. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan uji pH di dapat pH sediaan body lation sebesar 6,7
dimana pH ini masih termasuk tinggi untuk digunakan pada kulit manusia
dengan pH normal yaitu 4,5-6,5 (Hari dkk., 2018). Oleh. Namun, karena
sudah ditambahkan asam sitrat 1 mL, sediaan body lotion pH nya sudah 5,3.
Selain itu, berdasarkan uji organoleptik yaitu mencakup warna, aroma dan
tekstur diperoleh hasil yaitu dari segi warna di dapat warna seperti sediaan
lotion pada umumnya yaitu putih mengkilap. Kemudian dari segi aroma
diperoleh aroma yang harum dan bisa diterima oleh indra penciuman. Dari
segi tekstur, kita mendapat sediaan lotion yang halus, lembut, dan tidak
terlalu padat. Pada saat di oleskan pada lengan mahasiswa tidak menimbulkan
reaksi iritasi, melainkan lembut dan mudah terserap pada kulit.
Berdasarkan hasil lotion yang didapat yang menjadi kekurangannya
tidak ada. Kelebihan yang didapatkan dari sediaan body lotion tersebut yaitu
kulit menjadi lembab, wangi, sangat mudah terserap oleh kulit, dan tidak
menimbulkan iritasi pada kulit. Meskipun pada penelitian ini tidak
menimbulkan iritasi kulit pada pH tinggi, hal ini disebabkan efek dari suatu
lotion kadang tidak langsung terlihat serta penggunaan lotion hanya sekali
(Gunawan, 2018). Biasanya ada dua macam iritasi yaitu iritasi primer yaitu
jika terjadi iritasi saat setelah pemberian/pelekatan lotion dan iritasi sekunder
yaitu jika timbul reaksi iritasi beberapa jam setelah pemberian/pelekatan
lotion pada kulit (Rohmani dan Anggraini, 2019). Selain itu tekstur pada yang
di dapat memungkinkan karena tidak adanya penambahan bahan EDTA pada
sediaan lotion karena selain sebagai pengawet, EDTA juga mempengaruhi
warna, aroma dan tekstur lotion (Adrianti dan Rahmawati, 2021). Sediaan
body lotion sangat tepat didapat, hal ini dikarenakan bahan-bahan yang
digunakan sangat bagus atau premium, sehingga sangat aman digunakan oleh
kulit.

VI. Kesimpulan
Body lotion yang dibuat dari Sunflower oil dan Aloe vera extract
menghasilkan Body lotion yang dari segi aroma, warna, dan tekstrur yang
tepat. Kekurangannya, hanya saat pengukuran pH awal didapat pH sediaan
6,7, namun sudah diturunkan dengan asam sitrat 1 ml menjadi 5,3. Kemudian,
kelebihan yang didapatkan dari sediaan body lotion tersebut yaitu kulit
menjadi lembab, wangi, sangat mudah terserap oleh kulit, dan tidak
menimbulkan iritasi pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S., dan R. Devitasari. 2022. Manfaat Vitamin E pada Kulit. Jurnal
Klinik dan Riset Kesehatan. 1(2): 116-126.
Gunawan, I. 2018. Perbandingan pH dan Daya Sebar Krim Ekstrak Kulit
Nanas (Ananas comosus (L). Merr). Jurnal Analis Kesehatan. 7(1):
680-684.
Hari, R., H. B. H. F Sidiq, dan I. P. Apriliyanti. 2018. Evaluasi Evaluasi Sifat
Fisik Dan Uji Iritasi Gel Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa acuminata
Colla). Journal Current Pharmaceutical Science. 2(1): 131-135.
Martinsyah, H., Jamsari, dan N. Ramadhan. 2022. Karakterisasi Biji Lima
Aksesi Bunga Matahari di Dataran Tinggi Alahan Panjang Sumatera
Barat. Jurnal Agronida. 8(1): 16-20.
Noer, H. B. M. dan Sundari. 2016. Formulasi Hand and Body Lotion Ekstrak
Kulit Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) dan Uji Kestabilan
Fisiknya. Jurnal Kesehatan. 9(1): 102-111.
Pujiastuti, A dan Kristiani, M. 2019. Formulasi dan Uji Stabilitas Mekanik
Hand and Body Lotion Sari Buah Tomat (Licopersicon esculentum
Mill.) sebagai Antioksidan. Jurnal Farmasi. 16(1): 45-55.
Rohmani, S dan Anggraini, N. 2019. Formulasi Sediaan Body Lotion
Ekstrak Kulit Pisang dengan Variasi Konsentrasi Emulsifier. Jurnal
Farmasi. 4(1): 45-52.
Rusli, N dan Pandean, N. 2017. Formulasi Hand and Body Lotion
Antioksidan Ekstrak Daun Muda Jambu Mete (Anacardium ocidentale
L.). Jurnal Warta Farmasi. 6(1): 57-64.
Yusmaini, H., dan M. Bahar. 2018. Efek Antimikroba Ekstrak Lidah Buaya
(Aloe Vera) Terhadap Isolat Bakteri Penyebab Acne Vulgaris Secara In
Vitro. Jurnal Profesi Medika. 11(2): 63-72.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penimbangan fase Lampiran 2. Hasil penimbangan fase


minyak, fase air, dan fase minyak
pendingin

Lampiran 3. Pemanasan fase Lampiran 4. Pencampuran fase minyak


minyak dan fase air

Lampiran 5. Hasil sediaan lotion Lampiran 6. Logo Body lotion


Lampiran 7. Hasil pengemasan Lampiran 8. Dokumentasi diri mengikuti
produk praktikum

Anda mungkin juga menyukai