Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION

SINDROM GERIATRI

OLEH:
A. Mutawakil Ilham : 1818011007
I Gede Yuda Mahendra : 1818011010
Komang Alit Gita Andhira : 1818011016
Ni Putu Narithya Julieta : 1818011022
Putu Enrico Pramana Okaniawan : 1818011020
Ni Komang Ayu Mirah Widiatari : 1818011028
I Nyoman Windiana : 1818011031
Luh Made Karuni Kartika Sari : 1818011033
Kadek Surya Candra Wijaya : 1818011040
Michael Christanto : 1818011046
Bayu Kresna Wiratama : 1818011043

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Small Group Discussion dengan
judul “Sindrom Geriatri” ini. Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan yang
menjadi tugas kuliah Small Group Discussion sesi kedua. Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses pembuatan laporan
ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa ini makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa
usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Perkembangan
penduduk yang berusia lanjut di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Data dari
WHO (World Health Organization) tahun 2013 menunjukkan penduduk usia 60 tahun ke atas
adalah 8,1% jiwa dari penduduk total di Indonesia. Karakteristik penyakit pada orang tua
berbeda dari orang dewasa, baik dari faktor etiologi, diagnosis serta progesivitas dari
penyakitnya. Salah satu problem besar di antaranya adalah problem terkait lansia yaitu sindrom
delirium. Pada usia lanjut sering pula terjadi gangguan penurunan daya ingat yang disebabkan
oleh penyakit tertentu; terutama saat pasien menginap di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang terjadi perempuan tersebut?
2. Bagaimanakah fisiologi menua?
3. Bagaimanakah implikasi klinis dari proses menua?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui yang terjadi perempuan tersebut.
2. Mengetahui fisiologi menua.
3. Mengetahui implikasi klinis dari proses menua?

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah SGD dengan judul “Sindrom Geriatri” ini diharapkan
mampu meningkatkan wawasan dan informasi penulis mengenai demam terkait dengan kasus
SGD serta penulis diharapkan dapat belajar membuat makalah dalam konteks ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Perempuan dalam Kasus


Dalam kasus ini, kondisi yang dialami oleh pasien perempuan tersebut adalah kondisi
seseorang yang mengalami sindrom geriatri. Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang
mengobati kondisi dan penyakit yang dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut. Sindrom
geriatri merupakan kondisi klinis yang umum yang tidak masuk ke dalam kategori penyakit
tertentu tetapi memiliki substansial implikasi untuk fungsi dan kepuasan hidup pada orang lanjut
usia yang timbul akibat proses menua. Proses menua dipengaruhi oleh faktor genetik, lifestyle,
dan lingkungan. Dengan adanya proses menua ini terjadi penurunan kapasitas fungsional tingkat
seluler dan organ sehingga menimbulkan sindrom geriatri.
Pada kasus ini, terdapat beberapa contoh kondisi yang dialami pasien dan merupakan
kondisi-kondisi umum dari pasien dengan sindrom geriatri, yaitu:
a. Inkontinensia Urin
Merupakan kondisi dimana pasien geriatri tidak mampu menahan keinginan untuk
berkemih, yang diakibatkan oleh adanya gangguan pengosongan kandung kemih.
Sehingga apabila terisi oleh air sedikit saja, maka pasien akan kesulitan menahan
keinginan berkemihnya.
b. Inanition (anoreksia)
Merupakan penurunan fisiologis nafsu makan dan asupan makan pada pasien geriatri
yang menyebabkan kehilangan berat badan yang tidak diinginkan serta malnutrisi atau
kekurangan gizi.
c. Imobilisasi
Penurunan kemampuan gerak anatomis tubuh akibat perubahan fungsi fisiologis alat
gerak maupun penyebab lain seperti rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidak
seimbangan, dan masalah psikologis pada pasien geriatri.
d. Insomnia
Gangguan tidur pada lansia yang disebabkan oleh sudah tidak teraturnya siklus jam
biologis dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.
e. Impairment of hearing
Gangguan pendengaran yang sangat umum terjadi pada pasien lansia dengan penurunan
yang sebanding dengan pertambahan usia dan disebabkan oleh penurunan fungsi
fisiologis saraf pendengaran maupun penurunan sensitivitas terhadap bunyi.

2.2 Fisiologi Menua


1. Sistem endokrin : TGT, penurunan testosteron, penurunan vit D,
ovarian failure, dll

2. Kardiovaskular : penurunan curah jantung, hipertrofi atrium kiri,


peningkatan resistensi vaskular, dll
3.Tekanan darah : peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya
vasodilatasi yang dimediasi beta adrenergik dll

4. Paru-paru : berkurang FEV, berkurangnya efektivitas silia,


berkurangnya volume residu dll

5.Hematologik : berkurangnya cadangan sumsum tulang

6.Ginjal : penurunan GFR, penrunan massa ginjal dll

7. Urogenital : perpanjangan waktu refrakter ereksi berkurangnya intensitas


orgasme, berkurangnya sekresi prostat di urin dll

8. Regulasi suhu tubuh : berkurangnya produksi keringat, berkurang proses vasokontriksi


dan vasodilatasi kutaneus

9. Otot : massa otot berkurang, efek penuaan pada tungkai, meningkatnya


fatique dll

10.Tulang dan sendi : melambatnya penyembuhan fraktur,berkurangnya formasi


osteoblas pada tulang ,terganggunya matriks kartilago, dll

11. Sistem saraf perifer : hilangnya neuron motor spinal, berkurangnya sensitivitas termal

12. Sistem saraf pusat : berkurangnya sedikit massa otak, berkurangnya aliran darah
Otak, proliferasi astrosit dll

13. Gastrointestinal : berkurangnya aliran darah dan ukuran hati, berkurangnya massa
pankreas dll

14.Penglihatan : berkurangnya adaptasi gelap, kekeruhan lensa, berkurangnya


lakrimasi

15. Penghidu : berkurangnya deteksi penghidu hingga 50 %

16.Haus : berkurangnya rasa haus, terganggunya kontrol haus

17. Kesimbangan : meningkatnya respon ambang Vestibuler

18. Pendengaran : defisit pada proses sentral, kesulitan membedakan sumber bunyi
19. Jaringan adiposa : meningkatnya aktivitas aromatase, peningkatan lipolisis

20. Sistem imun : berkurangnya imunitas, rendahnya afinitas produksi antibodi dll

21. Fungsi kognitif : Berkurangnya fungsi kognitif, kemampuan mengingat masa lalu
lebih baik dari masa sekarang

2.3 Implikasi klinis dari proses menua


1. Pada sistem saraf pusat
Pengurangan massa otak, aliran darah otak, densitas koneksi dendritik, reseptor
glukokortikoid hipokampal, dan terganggunya autoregulasi perfusi. Timbul proliferasi
astrosit dan berubahnya neurotransmiter, termasuk dopamin dan serotonin. Terjadi
peningkatan aktivitas monoamin oksidase dan melambatnya proses sentral dan waktu
reaksi.
2. Pada fungsi kognitif
a) Terjadi penurunan kemampuan meningkatkan fungsi intelektual;
berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otak yang menyebabkan proses
informasi melambat dan banyak informasi hilang selama transmisi
b) Berkurangnya kemampuan mengakumulasi informasi baru dan mengambil
informasi dari memori. Kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih
baik dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
3. Pada fungsi penglihatan
Terjadi gangguan adaptasi gelap; pengeruhan pada lensa; ketidakmampuan untuk fokus
pada benda-benda jarak dekat (presbiopia); berkurangnya sensitivitas terhadap kontras
dan lakrimasi.
4. Pada sistem kardiovaskuler
Pengisian ventrikel kiri dan sel pacu jantung (pacemaker) di nodus SA berkurang;
terjadi hipertrofi atrium kiri; kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertambah lama;
respons inotropik, kronotropik, terhadap stimulasi beta-adrenergik berkurang;
menurunnya curah jantung maksimal; peningkatan atrial natriuretic peptide (ANP)
serum dan resistensi vaskular perifer.
5. Pada fungsi gastrointestinal
a) Terjadi penurunan ukuran dan aliran darah ke hati, terganggunya bersihan
(clearance) obat oleh hati sehingga membutuhkan metabolisme fase I yang lebih
ekstensif.
b) Terganggunya respons terhadap cedera pada mukosa lambung, berkurangnya
massa pankreas dan cadangan enzimatik, berkurangnya kontraksi kolon yang
efektif dan absorpsi kalsium.
6. Fungsi urogenitalia
a. Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutama dari korteks dengan peningkatan
relatif perfusi nefron jukstamedular. Aksentuasi pelepasan anti diuretic hormone
(ADH) sebagai respons terhadap dehidrasi berkurang dan meningkatnya
ketergantungan prostaglandin ginjal untuk mempertahankan perfusi.
b. Menurunnya bersihan kreatinin (creatinin clearance) dan laju filtrasi glomerulus
(GFR) 10 ml/dekade terjadi dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
c. Pada saluran kemih dan kelamin timbul perpanjangan waktu refrakter untuk
ereksi pada pria, berkurangnya intensitas orgasme pada pria maupun wanita,
berkurangnya sekresi prostat di urin dan pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna serta peningkatan volume residual urin.
d. Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandrosteron (DHEA), hormon T3,
testosteron bebas maupun yang bioavailable, dan produksi vitamin D oleh kulit
serta peningkatan hormon paratiroid (PTH).
e. Ovarian failure disertai menurunnya hormon ovarium
7. Pada sistem saraf perifer
a) Hilangnya neuron motor spinal, berkurangnya sensasi getar, terutama di kaki,
berkurangnya sensitivitas termal (hangatdingin), berkurangnya amplitudo aksi
potensial yang termielinasi dan meningkatnya heterogenitas selaput akson
myelin.
b) Massa otot berkurang secara bermakna (sarkopenia) karena berkurangnya serat
otot. Efek penuaan paling kecil pada otot diafragma; berkurangnya sintesis
rantai berat miosin, inervasi, meningkatnya jumlah miofibril per unit otot dan
berkurangnya laju basal metabolic
8. Pada sistem imun
Terjadi penurunan imunitas yang dimediasi sel, rendahnya produksi antibodi,
meningkatnya autoantibodi, berkurangnya hipersensitivitas tipe lambat, berkurangnya
produksi sel B oleh sumsum tulang; dan meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan kasus dari SGD dengan judul sindrom geriatri, dapat disimpulkan bahwa
perempuan tersebut mengalami beberapa dari 13 sindrom geriatri yang diketahui, yaitu
inkontinensia urin, inanition (anoreksia), imobilisasi, insomnia dan impairment of hearing.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas, penulis memiliki beberapa saran yaitu:
1. Mahasiswa agar dapat memahami kasus yang diberikan dan menerapkan ilmu yang
didapat di masa depan.
2. Mahasiswa agar dapat mengetahui macam-macam sindrom geriatri karena di masa yang
akan datang akan banyak menghadapi pasien geriatri.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta. pp.774-797.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2017. Fisiologi Manusia Lauralee Sherwood: Sistem Saraf Pusat. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai