LANSIA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Disusun oleh :
Ainun Lutfia
Apipah Maryam
2019
A. PERUBAHAN BIOLOGIS PADA LANSIA
Perubahan biologis lansia menurut Nugroho (2000) adalah :
1. Sel
a. Pada lansia jumlah sel akan lebih sedikit dan ukuranya lebih besar.
b. Cairan tubuh dan cairan intraselular akan berkurang.
c. Proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati juga ikut berkurang.
d. Jumlah sel otak akan menurun.
e. Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi atropi.
2. System persyarafan
a. Rata – rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 detik.
b. Hubungan persyarafan cepat menurun.
c. Lambat dalam merespon, baik dari gerakan maupun jarak waktu,
khususnya stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitive
terhadap sentuhan.
3. System pendengaran
a. Gangguan pada pendengaran ( presbiakusis)
b. Membrane timpani antropi.
c. Terjadi pengumpalan dan pengerasan serumen Karena peningkatan
keratin.
d. Pendengaran menurun pada usia lanjut yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress.
4. System penglihatan
a. Timbul sklerisis pada sfinter pupil dan hilangnya respon terhadap
sinar.
b. Kornea lebih berbentuk seperti bola ( sferis)
c. Lensa lebih suram ( keruh) dapat menyebabkan katarak.
d. Meningkatnya ambang.
e. Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi
lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap.
f. Hilangnya daya akomodasi.
g. Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk
membedakan antara warna biru dengan warna hijau pada skala
pemeriksaan.
5. System kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap jantung
sesudah berumur 20 tahun. Hal ini memyebabkan menurunya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural
hipotensi.
e. Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer.
7. Sistem pernapasan
a. Otot – otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunya aktivitas dari silia.
c. Paru – paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu
meningkat.
d. Menarik napas lebih berat, kapasitas maksimum menurun, dan
kedalaman bernapas menurun.
e. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang,
oksigen pada arteri menurun menjadi 75mmhg. Kemampuan untuk
batuk berkurang dan penurunan kekuatan otot pernapasan.
8. System gastrointestinal
a. Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
b. Esophagus melebar.
c. Sensitivitas akan rasa lapar menurun.
d. Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung
menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absorsi menurun.
g. Hati semakin mengecil dan menurunya tempat menyimpan.
h. Berkurangnya suplai aliran darah.
9. System genetalia
a. Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal
menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang ( berakibat pada
penurunan kemmapuan ginjal untuk mengonsentrasi urine, berat
jenis urine menurun, protein urine menurun, BUN meningkat, nilai
ambang ginjalterhadap glukosa meningkat.
b. Otot- otot kandung kemih (vesika urinaria) melemah kapasitasnya
menurun hingga hingga 200ml dan menyebabkan frekuansi BAK
meningkat, kandung kemih dikosongkan sehingga meningkatkan
retensi urine.
c. Pria dengan usia 65th keatas sebagian besar mengalami pembesaran
prostat hingga 75% dari besar normalnya.
5. Infection (infeksi)
Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus,
menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya
daya komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh,
sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini. Ciri utama pada semua
penyakit infeksi biasanya ditandai dengan meningkatnya
temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku
sering terjadi pada pasien usia lanjut.
7. Isolation (Depression)
Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada
lanjut usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan
hidup, anak, bahkan binatang peliharaan. Selain itu kecenderungan
untuk menarik diri dari lingkungan, menyebabkan dirinya terisolasi
dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena
merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri
dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha
bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
8. Inanition (malnutrisi)
Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40-70
tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis
(depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang
berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.