Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK

DOSEN PENGAMPU: Ns.

Disusun Oleh:Kelompok 3

1.Wisnu Hari Murti

2.Winta Tri Utami

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI


KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-
Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan
dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita,yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh

disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisisologis dan disertai pula

dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pendapat lain

mengatakan bahwa menua merupakan suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri serta mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan

kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita (Suryadi, 2003).

Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup perubahan-perubahan

fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual. Perubahan fisik mencakup

perubahan pada persarafan, penglihatan, kardiovaskuler, dan lain-lain. Menurut Kuntjoro

(2002) perubahan mental dipengaruhi oleh penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi

dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan

pekerjaan dan perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Perubahan psikososial

dialami lansia yang dulunya bekerja mengalami pensiun kemudian merasakan

kehilangan finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan. Sedangkan perubahan

spiritual dijelaskan Murray dan Zenter (1987) lansia makin matur dalam kehidupan

keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia memiliki dampak yang mencakup


semakin tingginya tingkat ketergantungan, masalah kesehatan, masalah psikologi mental

spiritual dan lain-lain. (Kuntjoro, 2002).

B. Tujuan

Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen dan masyarakat

mengetahui tentang perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada proses menua baik

dari segi biologis (fisik), psikologis (mental), psikososial, spiritual, dan kultural.

C. Rumusan Masalah

Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.

1. Mampu mengetahui pengertian usia lanjut dan proses menua.

2. Mampu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Kardiovaskuler

Perubahan yang akan terjadi pada sistem kardiovaskuler lansia antara lain adalah :

1) Elastisitas, dinding aorta menurun

2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas pembuluh darah

perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)

bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan

pusing mendadak)

5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh

darah perifer; sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis normal ± 90 mmHg.

B. Sistem Pernafasan

1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

2) Menurunnya aktivitas dari silia

3) Paru-paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih

berat, kapasitas pernafsan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.

4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang


5) O₂ pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

6) CO₂ pada arteri tidak berganti.

7) Kemampuan untuk batuk berkurang.

8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun

seiring dengan pertambahan usia.

C. Sistem Persyarafan

1) Berat otak menurun 10-20%.

2) Cepatnya menurun hubungan persarafan

3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress

4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap

perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

5) Kurang sensitif terhadap sentuhan

D. Sistem Gastrointestinal

1) Kehilangan gigi ; penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi

setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi

yang buruk.

2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi

indera pengecap (± 80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa

asin, asam dan pahit.

3) Esofagus melebar

4) Lambung ; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung

menurun, waktu mengosongkan menurun.


5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).

7) Liver (hati) ; makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.

8) Menciutnya ovari dan uterus.

9) Atrofi payudara.

10) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya

penurunan secara berangsur-angsur.

11) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi baik), yaitu :

- Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

- Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan

seksual.

- Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.

12) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi

berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan

warna.

E. Genito Urinaria

1) Ginjal

Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah

yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut

nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi,

aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya;

kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun


proteinuria (biasanya +1); BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21%

mg; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

2) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau

menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah

dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi

urin.

3) Pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

4) Atrofi vulva

5) Vagina

Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga membutuhkannya;

tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual seseorang berhenti; frekuensi

sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas

untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.

F. Endokrin

1) Produksi dari hampir semua hormon menurun.

2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

3) Pituitari

Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh

darah; berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.

4) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan

menurunnya daya pertukaran zat.

5) Menurunnya produksi aldosteron


6) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen, dan

testoteron.

G. Sistem Indera

a. Sistem Penglihatan

1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan pendengaran

pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,

suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.

2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis

3) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin

4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan

jiwa/stress

b. Sistem Penglihatan

1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan

gangguan penglihatan.

4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih

lambat,dan susah melihat dalam cahaya gelap.

5) Hilangnya daya akomodasi

6) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas pandangannya.

7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

c) Sistem Peraba
Proses penuaan pada kulit dapat terjadi dari dua jenis fenomena yaitu fenomena

ilmiah yang terjadi akibat keturunan, hormonal, malnutrisi dan sebagainya, serta

fenomena photoaging yang diakibatkan oleh lingkungan.

d) Sistem Pengecapan

Perubahan fungsi pengecapan akibat proses menua yaitu penurunan jumlah dan

kerusakan papilla (kuncup-kuncup perasa lidah) sehingga berkurangnya sensitivitas

rasa.

e. Sistem Penciuman

Perubahan fungsi pengecapan akibat proses menua yaitu penurunan atau kerusakan

sensasi penciuman sehingga berkurangnya sensitivitas bau pada lansia.

H. Sistem Integumen

1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2) Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta

perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).

3) Menurunnya respon terhadap trauma.

4) Mekanisme proteksi kulit menurun :

- Produksi serum menurun.

- Penurunan produksi VTD.

- Gangguan pegmentasi kulit.

5) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

6) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

7) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.


8) Pertumbuhan kuku lebih lambat.

9) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

10) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

11) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

12) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.

I. Sistem Muskulosekeletal

1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.

2) Kifosis.

3) Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.

4) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).

5) Persendian membesar dan menjadi kaku.

6) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.

7) Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil): serabut-serabut otot mengecil

sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.

8) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

J. Pengaturan Suhu

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu

menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Yang sering ditemui, antara lain :

1) Temperatur tubuh menurun secara fisiologik ± 35°C ini diakibatkan

metabolisme tubuh yang menurun

2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang

banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot


K. Reproduksi dan Seksualitas

Perubahan reproduksi pada lansia ditandai dengan menciutnya ovarium dan uterus

serta atropi payudara pada wanita. Pada laki-laki testis masih bias memproduksi spermatozoa,

meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur.

Pertambahan usia menyebabkan perubahan-perubahan jasmani pada pria atauwanita. Perubahan

tersebut dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk melakukandan menikmati aktifitas seksual.

Sejalan dengan bertambahnya usia, masalah seksualmerupakan masalah yang tidak kalah pentingnya bagi

pasangan usia lanjut. Masalah inimeliput ketakutan akan berkurangnya atau bahkan tidak berfungsinya organ

sex secaranormal sampai ketakutan akan kemampuan secara psikis untuk bisa berhubungan sex.

Disfungsi seksual dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana yang meliputiberkurangnya respon

erotis terhadap orgasme, ejakulasi premature, dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.

Orang yang secara fisik sehat dan merasa sangat normal cenderung melakukanaktivitas seksual

sepanjang hidup mereka, kira-kira mendekati usia 70-an. Ini berarti tidakada waktu yang khusus kapan

seseorang berhenti melakukan hubungan seks hanya karenabeberapa pasangan menonaktifkan diri dari

kegiatan itu (Masland, 2006). Penyesuaian fisikyang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia

madya (40-60 tahun)terdapat pada perubahan-perubahan kemampuan seksual mereka. Wanita

memasuki masamenopause atau perubahan hidup. Adapun pria mengalami masa klimaterik pria.

Terdapatfakta yang berkembang bahwa perubahan tersebut merupakan bagian yang normal dari

polakehidupan dan juga diketahui bahwa perubahan-perubahan psikologis selama usia madyalebih

merupakan akibat dari tekanan emosional dari pada gangguan fisik.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat

dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara normal, ketahanan

terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides, 1994). Proses menua

sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya

kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati

sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,

baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi

fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Usia lanjut adalah mereka

yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada kesepakatan tentang batasan umur

lanjut usia disebabkan terlalu banyak pendapat tentang batasan umur lanjut usia.

Anda mungkin juga menyukai