Anda di halaman 1dari 29

MATERI 18

ASKEP FILARASIS

A. PENDAHULUAN

Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis


adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing
filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia,
vektor penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk
dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan
organ kelamin.

Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit


yang dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali.
Kasus penderita filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis
dan tropis (Abercrombie et al, 1997) seperti di Indonesia. Filariasis pertama
kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan
sekarang muncul kembali. Filariasis tersebar luas hampir di seluruh Propinsi di
Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu
tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26
Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.

Untuk memberantas filariasis sampai tuntas, WHO sudah menetapkan


Kesepakatan Global (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis
as a Public Health problem by The Year 2020) yaitu program pengeliminasian
filariasis secara masal. Program ini dilaksanakan melalui pengobatan masal
dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang
endemis dan perawatan kasus klinis untuk mencegah kecacatan. WHO sendiri
telah menyatakan filariasis sebagai urutan kedua penyebab cacat permanen di
dunia. Di Indonesia sendiri, telah melaksanakan eliminasi filariasis secara
bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 Kabupaten percontohan. Perluasan
wilayah akan dilaksanakan setiap tahunnya.
B. URAIAN MATERI
1. KONSEP TEORI

a. Defenisi Filariasis

Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis


adalah suatu infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup
dalam saluran limfe dan kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh
nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan
pengobatan akan menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,
lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

Cacing filaria berasal dari kelas Secernentea, filum Nematoda. Tiga


spesies filaria yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori (Elmer R. Noble & Glenn A.
Noble, 1989). Parasit filaria ditularkan melalui gigitan berbagai spesies
nyamuk, memiliki stadium larva, dan siklus hidup yang kompleks. Anak dari
cacing dewasa disebut mikrofilaria (Gambar 1.).

A B C

Gambar 1. Mikrofilaria Wuchereria bancrofti (A), Brugia malayi (B), dan


Brugia timori (C). (Sumber : Juni Prianto L.A. dkk., 1999)

Pada Wuchereria bancrofti, mikrofilarianya berukuran ±250µ, cacing


betina dewasa berukuran panjang 65 – 100mm dan cacing jantan dewasa
berukuran panjang ±40mm (Juni Prianto L.A. dkk., 1999). Di ujung daerah
kepala membesar, mulutnya berupa lubang sederhana tanpa bibir (Oral
stylet) seperti terlihat pada Gambar 2. Sedangkan pada Brugia malayi dan
Brugia timori, mikrofilarianya berukuran ±280µ. Cacing jantan dewasa
panjangnya 23mm dan cacing betina dewasa panjangnya 39mm (Juni
Prianto L.A. dkk., 1999). Mikrofilaria dilindungi oleh suatu selubung
transparan yang mengelilingi tubuhnya. Aktifitas mikrofilaria lebih banyak
terjadi pada malam hari dibandingkan siang hari. Pada malam hari
mikrofilaria dapat ditemukan beredar di dalam sistem pembuluh darah tepi.
Hal ini terjadi karena mikrofilaria memiliki granula-granula flouresen yang
peka terhadap sinar matahari. Bila terdapat sinar matahari maka
mikrofilaria akan bermigrasi ke dalam kapiler- kapiler paru-paru. Ketika
tidak ada sinar matahari, mikrofilaria akan bermigrasi ke dalam sistem
pembuluh darah tepi. Mikrofilaria ini muncul di peredaran darah pada
waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah terjadinya infeksi dan dapat bertahan
hidup hingga 5 – 10 tahun.

b. Manifestasi klinis

Gejala klinis filariais antara lain adalah berupa :

1. Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari, demam dapat hilang bila


beristirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar limfe (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan. Diikuti dengan radang
saluran kelenjar limfe yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (Retrograde
lymphangitis) yang dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
3. Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (Early lymphodema). Gejala klinis yang
kronis berupa pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah
dada, dan buah zakar tersebut.

Seseorang yang menderita filariasis dapat didiagnosis secara klinis


dengan cara sebagai berikut.

1) Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah pada


pemeriksaan sediaan darah tebal. Pengambilan darah dilakukan pada
malam hari karena mikrofilaria aktif pada malam hari dan banyak beredar
dalam sistem pembuluh darah. Setelah membuat sedian darah maka
dilakukan pemeriksaan sedian tersebut. Jika pada sediaan ditemukan
mikrofilaria, maka orang tersebut telah terinfeksi cacing filaria.
2) Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum.

Gambar 1. Penderita filariasis


pada buah zakar Gambar 2.
Penderita filariasis pada kaki.

Gambar 3. Filariasis pada hewan.

c. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria


Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan
hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah.
Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4-6 tahun
dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak
cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari.

Penyebarannya diseluruh Indoensia baik di pedesaan maupun


diperkotaan. Nyamuk merupakan vektor filariasis Di Indonesia ada 23
spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai vektor dari genus:
mansonia, culex, anopheles, aedes dan armigeres.

 W. bancrofti perkotaan vektornya culex quinquefasciatus

 W. bancrofti pedesaan: anopheles, aedes dan armigeres

 B. malayi : mansonia spp, an.barbirostris.


 B. timori : an. barbirostris.

Mikrofilaria mempunyai periodisitas tertentu tergantung dari spesies dan


tipenya. Di Indonesia semuanya nokturna kecuali type non periodic Secara
umum daur hidup ketiga spesies sama Tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai
dengan keadaan lingkungan habitatnya. ( Got, sawah, rawa, hutan ).

2.2.1 Cacing Dewasa atau Makrofilaria

 Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem
limfe.

 Ukuran 55 – 100 mm x 0,16 mm

 Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mm

 Berkembang secara ovovivipar

2.2.2 Mikrofilaria

 Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu.

 Mempunyai sarung. 200 – 600 X 8 um

Didalam tubuh nyamuk mikrofilaria yang diisap nyamuk akan berkembang


dalam otot nyamuk.Setelah 3 hari menjadi larva L1, 6 hari menjadi larva L2, 8-
10 hari untuk brugia atau 10 – 14 hari untuk wuchereria akan menjadi larva
L3. Larva L3 sangat aktif dan merupakan larva
d. Mekanisme Terjadinya Filariasis

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut


digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III
(L3). Nyamuk tersebut mendapatkan mikrofilaria sewaktu menghisap darah
penderita atau binatang reservoar yang mengandung mikrofilaria. Siklus
penularan filariasis ini melalui dua tahap (Gambar 3.), yaitu mosquito satges
atau tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor) dan human stages atau
tahap perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) atau binatang (hospes
reservoar).
e. Patofisiologi

Parasit

Menuju pemb. Limfa

Perubahan dari
larva Stadium 3

Parasit Dewasa

Berkembang biak ↓ Menyebabkan antigen

↓ Meyebabkan dilatasi Parasit

Kumpulan Pemb. Limfa ↓ Mengangktifkan

Cacing filaria ↓ Mengaktifkan


Sel T Dewasa Penyebab Pembengkakan pemb. Limfa

Penyumbatan Pemb. Limfa ↓

↓ Kerusakan struktur IgE berikatan


NYERI

↓ ↓
KERUSAKAN INTEGRITAS Mediator Inflamasi
KULIT ↓

Kelenjar getah bening


Adanya inflamasi pada kulit ↓

↓ HIPERTERMI

HARGA DIRI RENDAH


f. Komplikasi

1) Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena

2) Elephantiasis tungkai

3) Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum,


penis,vulva vagina dan payudara,
4) Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis
berulang: pecahnya tunika vaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan
yang berlebihan di antaralapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang
adadan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
5) Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe
oleh cacing dewasa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam
saluran kemih.

g. Pemeriksaan Diagnostic

Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik.


Diagnosis klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun
(Acute and Chronic Disease Rate).

Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis


filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan
gejala menahun.

a. Radiodiagnosis

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar limfe


inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial
dance sign). Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin
yang dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem
limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.

b. Diagnosis Immunologi

Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,


amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi
dan/atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang
diagnosis.
2. ASKEP TEORI

A. Pengkajian

I. Identitas klien

Nama : Tn. M

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : melayu

Alamat : batanghari

II. Data medik

Diagnosa medik

Saat masuk : Filariasis

Saat pengkajian : Filariasis

III. Alasan masuk rumah sakit

Klien masuk rumah sakit dengan keluhan demam berulang-ulang


selama 4 hari, demam hilang bila istirahat dan demam akan muncul
lagi ketika bekerja berat.

IV. Riwayat kesehatan saat ini : (PQRST)

Klien mengatakanmerasakan nyeri, panas, dan sakit yang menjalar


dari pangkal kaki kearah ujung kaki, Nyeri terasa berulang-ulang,
dengan skala nyeri 7 dengan durasi kurang lebih 5 menit, demam
berulang-ulang selama 4 hari, demam hilang bila istirahat dan
demam akan muncul lagi ketika bekerja berat, akral teraba dingin,
badan teraba hangat, mukosa bibir klien tampak kering

V. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien belum pernah dirawat di RS, belum pernah di operasi, dan


anggota keluarga klien tidak ada menderita penyakit seperti klien.
VI. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita


penyakit yang sama dengan klien, hubungan klien dengan keluarga
lain baik, klien tinggal dengan suami dan anak.

VII.Pola Kesehatan

a. Nutrisi-Cairan

Keadaan sejak sakit : nafsu makan baik, frekuensi makan


3x/hari, jumlah makan yang masuk kurang dari satu porsi, klien
minum air putih 8 gelas/hari (1500 cc).

b. Eliminasi

Keadaaan sejak sakit : frekuensi BAB klien/24 jam 1 kali


biasanya pada pagi hari, warna feses kuning dengan konsitensi
lunak. Sedangkan frekuensi BAK/24 jam 3-5 kali (1200 cc),
dengan warna urine kuning serta bau yang khas.

c. Aktivitas – latihan

Keadaan sejak sakit :aktivitas perawatan diri klien seperti


makan, mandi, berpakaian, kerapian, BAB, BAK klien lakukan
secara mandiri serta mobilisasi ditempat tidur dan ambulasi pun
dilakukan sendiri, Namun demam akan muncul lagi ketika
bekerja berat, nyeri klien akan bertambah saat kaki klien
bergerak.

d. Tidur dan istirahat

Keadaan sejak sakit : klien ada tidur siang kurang lebih sekitar
11/2 jam, tidur malam kurang lebih sekitar 7 jam, sebelum tidur
kebiasaan klien sering nonton TV, ekspresi wajah mengantuk (-)
, tampak menguap (-).

e. Data psikologis
Klien menanggapi dengan ikhlas atas apa yang dideritanya,
klien juga mampu mengkoping diri dengan stresor sekitar.

f. Data sosial

Tempat tinggal klien di batanghari. Hubungan klien dengan


keluarga / kerabat dan orang lain terjalin baik, Hubungan klien
dengan dengan perawat terjalin baik dan Adat istiadat yang di
anut melayu
Pemeriksaan Fisik

VIII. Keadaan Umum

Keadaan Umum klien dengan GCS E:4 V:5 M:6

IX. Tanda-Tanda Vital

a. TD : 130/90 mmHg

b. RR : 24x/menit

c. S: 38,5ºC

d. N: 110x/menit.

X. Body Sistem

a. Sistem pernafasan

Penyakit filariasis terjadi pernapasan pendek : dispnea


nokturnal paroksismal ; batuk dengan sputum kental
dan banyak.

b. Sistem kardiovaskular

Ictus cordis tidak terlihat dan tidak kuat angkat, Perubahan


Tekanan Darah, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler .

c. Sistem pensyarafan

Kaki bengkak dan reflek tidak normal.

d. Sistem perkemihan

Pembengkakan pada daerah skrotalis.

e. Sistem percernaan

Pasien mengalami anoreksia dan permeabilitas cairan.

f. Sistem integument

Warna kulit normal dan mengalami gangguan pada ekstemitas


yang terkena kaki gajah, tekstur kulit mengalami bengkak,
gatal, lesi, bernanah pada kaki yang terkena.
g. Sistem muskuloskeletal

Terdapat edema pada kaki yang terkena dan kelemahan otot.

h. Sistem endokrin

Ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang


berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam
setahun.
i. Sistem
reproduks
i
Menurunn
ya libido.
j. Sistem pengindraan
Kerusakan status
indra praba.
k. Sistem imun

Mengalami demam pada filariasis karena adanya inflamasi


yang berawal dari kelenjar getah .

4.2 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium : Tanggal 19


November 2013 Laboratorium Darah:

- White Blood Cell : 12.000mm³ ( 4000 – 11000 / 5000 – 10000 )

- Trombosit :432.000/ml³ (150.000–450.000/mm3 /150


– 300 103/mm3)
- Hemoglobin : 10,8 gr/% ( P : 14 - 18 gr dan W : 12 - 16 gr )
- Hematoktit : 36,80 % (37-47 % )
- eosinofil : 20% (1-3 )
- basofil : 4% (0-1 )
- netrofil batang : 40% (2-6 )
- netrofil segmen : 20% (50-70)
- limfosit :15% (20-40)
- monosit : 1% (2-8)

- Dari pemeriksaan darah jari ditemukan Parasit →


Mikrofilaria : inti tubuh teratur, ujung ekor uncinng, tidak berinti,
dan seluruh tubuh transparan

 W. bancrofti.
4.3 Analisa
Data
NO DAT ETIOLOGI MASALAH
A
1 Ds :
Klien mengatakan terasa panas dan sakit Adanya Nyeri
menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung Peradangan pada
kaki. Klien mengatakan kaki nya besar kelenjar limfe
sebelah (kanan)
Klien mengatakan nyeri bertambah jika
kaki
yang sakit dibawa bergerak.
Klien mengatakan nyeri terasa berulang-
ulang Do :
Klien tampak meringis ketika berjalan.
Skala nyeri 7
nyeri tekan
(+)
non pitting oedema (+)
N: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/90 mmHg
Kaki klien tampak membesar sebelah
(kanan)
2 Ds:
Klien mengatakan demam berulang Adanya Inflamasi Peningkata
selama 4 hari pada kelenjar n suhu
Demam hilang bila beristirahat dan getah bening tubuh
muncul ketika kembali bekerja berat.
Klien mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung
kaki. Do :
Suhu 38,5°c
TD 130/90 mmHg
Leukosit 12.000
mm3
Wajah klien tampak
memerah badan klien
teraba hangat akral teraba
dingin
klien tampak lemah, lemes
mukosa bibir klien tampak
kering konjugtiva anemis
3 Ds :
Klien mengatakan terasa panas dan sakit Adanya Gangguan
menjalar dari pangkal kaki ke ujung kaki pembengkakan mobilitas
Klien mengatakan nyeri bertambah jika pada kelenjar limfe fisik
kaki yang sakit dibawa bergerak. di daerah tungkai
Klien mengeluh sulit mengerakan kaki (inguinal)
yang besar sebelah
Do :
Kaki klien tampak besar sebelah
(kanan) Klien tampak susah berjalan.
Klien tampak meringis saat
berjalan. Kekuatan otot 2
Tonus otot buruk
Terdapat kekakuan
sendi
4 Ds :
klien mengatakan kakinya besar sebelah Pemajanan Resti
(kanan) penularan penularan
Do : melalui vektor penyakit

Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 12.000 mm3, Ht:

36,80%, trombosit 432.000 mm3, Hitung


jenis:
eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil batang
40%,
netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit
1%.
Dari pemeriksaan darah jari ditemukan
parasit mikrofilaria inti tubuh teratur,
ujung ekor runcing dan tidak berinti dan
selubung tubuh transparan.
kaki klien tampak besar sebelah
B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan Adanya Peradangan pada kelenjar limfe,


yang ditandai dengan Ds : Klien mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki, Klien mengatakan kaki
nya besar sebelah (kanan), Klien mengatakan nyeri bertambah jika
kaki yang sakit dibawa bergerak, dan Klien mengatakan nyeri terasa
berulang-ulang. Sedangkan Do : Klien tampak meringis ketika
berjalan, Skala nyeri 7, nyeri tekan (+), non pitting oedema (+), N:
110 x/i, RR 24x/i, TD 130/90 mmHg, dan Kaki klien tampak
membesar sebelah (kanan)
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan Adanya Inflamasi pada
kelenjar getah bening, yang ditandai dengan Ds : Klien mengatakan
demam berulang selama 4 hari, Demam hilang bila beristirahat dan
muncul ketika kembali bekerja berat, dan Klien mengatakan terasa
panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki.
Sedangkan Do : Suhu 38,5°c, TD 130/90 mmHg, Leukosit 12.000

mm3 , Wajah klien tampak memerah, badan klien teraba hangat, akral
teraba dingin, klien tampak lemah, lemes, dan mukosa bibir klien
tampak kering.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Adanya
pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal), yang
ditandai dengan Ds : Klien mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki ke ujung kaki, Klien mengatakan nyeri
bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak., dan Klien mengeluh
sulit mengerakan kaki yang besar sebelah. Sedangkan Do : Kaki klien
tampak besar sebelah (kanan), Klien tampak susah berjalan, Klien
tampak meringis saat berjalan, Kekuatan otot 2, Tonus otot buruk, dan
Terdapat kekakuan sendi.
4. Resti penularan penyakit berhubungan dengan pemajanan penularan
melalui vector, yang ditandai dengan Ds: klien mengatakan kakinya
besar sebelah (kanan). Sedangkan Do: Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 12.000
mm3,Ht: 36,80%,trombosit 432.000 mm3,Hitung jenis:eosinofil20%,
Intervensi Rasional
1 Nyeri Setelah Mandiri :
berhubungan dilakuk . Mengindikasikan
. Kaji keluhan
dengan an kebutuhan untuk
nyeri,perhatikan
adanya tindaka intervensi dan juga
lokasi,intensitas,dan
Peradangan n tanda tanda
frekuensi.
pada kepera perkembangan.
kelenjar watan . Meningkat kan
Lakukan tindakan
limfe. diharap relaksasi/menurunkan
faliatif misalnya
kan tegangan otot.
perubahan
Nyeri
posisi,masase,
berkura
rentang gerak pada
ng /
sendi yang sakit.
menghil . Dapat menghilangkan
Berikan kompres
ang nyeri dan
hangat atau lembab
meningkatkan
pada daerah nyeri.
KH: relaksasi serta
menurun kan tegangan
Ajar kan klien otot.
untuk
Tanda memggunggkap kan Dapat mengurangi
.
tanda ansietas dan rasa takut
perasaan /rasa sakit
vitalnor yang di rasakan sehingga mengurangi
mal/sta Kolaborasi : persepsi akan
bil. intensitas rasa sakit
Berikan analgesik
sesuai indikasi.
Klien Dapat mengurangi
tampak rasa nyeri.
tenang

2 Peningkatan Setelah Mandiri :


suhu tubuh dilakuk Suhu 38 samapi 41,1
Pantau suhu tubuh
berhubungan an menujukan adanya
pasien perhatikan
dengan tindaka infeksius akut.
adanya
Adanya n Suhu ruangan /jumlah
mengiggil/diafores.
Inflamasi kepera Pantu suhu selimut harus di ubah
pada watan lingkungan,batasi/ta untuk
kelenjar diharap mbahkan linen mempertahankan suhu
getah bening kan ada tempat tidur sesuai mendekati normal.
Perubah indikasi. Dapat membantu
an suhu Berikan kompres mengurangi
dalam mandi hangat demam,penggunaan air
batas hindari penggunaan es/aklhokol
normal alkohol. Pada mungkinmenyebabkan
KH: daerah frontalis dan kedinginan,peningkata
aksila. n suhu secara actual.
Tidak Di gunakan untuk
mengal Berikan selimut mengurangi demam
ami pendingin. umumnya lebih besar
kompli dari 39,5°csampai 40°c
kasi pada waktu terjadi
yangber kerusakan /gannguan
hubung pada otak.
an. Anjurkan klien Dengan pakaian tipis
memakai pakaian dan menyerap keringat
tipis dan mudah maka akan mengurangi
Tanda menyerap keringat. penguapan
tanda Kolaborasi:
vital Berikan antipiretik, . Di gunakn untuk
normal. Misal nya aspirin memgurangi demam
asetaminofen dengan aksi sentral nya
Leukosi kepada hipotalamus.
t
normal

3 gangguan Setelah Mandiri :


mobilitas dilakuk Mengidentifikasi
Periksa kembali
fisik an kerusakan
kemampuan dan
berhubungan tindaka kemungkinan
keadaan secara
dengan n kondisional pada kerusakan secara
Adanya kepera kerusakan yang ter
fungsional dan
pembengkak watan jadi.
mempegaruhi pilihan
an pada diharap
intervensi yang akan
kelenjar kan Atur posisi tertentu dilakukan.
limfe di Mempe untuk menghindari
Perubahan posisi yang
daerah rtahank kerusakan karna
teratur menyebakan
tungkai an tekanan,ubah posisi
penyamaran terhadap
(inguinal). /mening pasien secara teratur
berat badan dan
katkan dan buat sedikit
meningkatakan
kekuata perubahan posisi
sirkulasi pada bagian
n dan antara waktu tubuh.
fungsi
bagian perubahan posisi
tubuh tersebut.
yang Berikan atau bantu
sakit/ klien untuk
kompen melakukan latihan Memperhatikanmobilis
sasi. rentang gerak. asi dan fungsi sendi
/posisi normal
KH : Tingkat kan ekstermitas dan
aktivitas dan menurunkan ter
Kaki partisipasi dalam jadinya vena yang
klien merawat diri sendiri statis.
tidak sesuai kemampuan Keterlibatan pasien
lagi klien . dalam perencanaan
mengal dalam kegiatan adalah
ami sangat penting dalam
pembes meningkatkan
aran Kolaborasi: kerjasama pasien
untukkeberhasilan dari
Nadi Memberikan obat suatu program
normal sesuai dangan tersebut.
indikasi misalnya
RR
aspirin.
normal Dapat menghilangkan
rasa nyeri sehingga
mempermudah klien
untuk melakukan
aktivitas secara
mandiri

4 Resti Setelah Mandiri


penularan dilakuk Orang orang yang
. Identifikasi orang
penyakit an terpajan ini perlu
lain yang berisiko
berhubungan tindaka program terapi obat
penularan contoh
dengan n untuk mencegah
anggota keluarga
pemajanan kepera penularan.
penularan watan /teman. Suhu lingkungan
melalui diharap yang lembab
Awasi suhu
vector. kan merupakan tempat
lingkungan
klien perkembangbiakan
kelembapan dan
mampu nyamuk.
berikan racun
Melaku
serangga di sekitar Racun serangga dapat
kan
lingkungan tempat membunuh pembawa
perubah vektor filariasis.
tinggal klien.
an pola Pemodifikasian
hidup Atur lingkungan
ruang/lingkungan dapat
untuk klien sedemikian
mengurangi
memper rupa sehngga
faktor resiko
baiki membatasi rentang
penyebaran parasit
Kesehat vektor untuk dapat
menyebarkan Untuk menambah
an pengetahuan
umum penyakit.
dan Berikan penkes masyarakat seputar
pada keluarga dan filariasis
menuru
nkan masyarakat sekitar
seputar pencegahan Penghentian terapi
resiko obat berisiko
terhadap filariasis.
Tekankan penting
tentang tidak melakukan penyebaran infeksi
penular penghentian terapi dapat berlanjut.
an obat. Adanya anoreksia
penyaki Berikan makanan dapat menurunkan
t yang seimbang tahanan tubuh terhadap
dalam porsi kecil prosese infeksi dan
pada jumlah menganggu proses
makanan yang besar penyembuhan.
dan tepat.
Kolaborasi . Pemberian obat
Berikan pengobatan dietilkarbamazine (dec)
di komunitas seperti dapat membunuh
dietilkarbamazine parasit yang terdapat
(dec) pengobatan di pada kalenjar limpe
lakukan secara dan menurunkan resiko
berulang 1 hingga 6 terjadinya penularan.
bulan ( 6 sampai 8

kg/BB)
C. Latihan

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan


berikut. Anda dianjurkan untuk mencari dan mempelajari bagaimana penerapan
konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah di rumah sakit khususnya diruang
bedah.

Petunjuk latihan:
 Lakukan observasi lapangan dan interview terhadap perawat
 Sebelumnya anda susun questioner yang mengacu pada teori untuk
memudahkan mengumpulkan informasi terkait asuhan keperawatan Malaria.
 Kumpulkan data dan buat rangkuman hasil interview dan observasi lapangan
anda.
 Bagaimana kesimpulan anda, tuangkan dalam bentuk laporan.
 Selamat mengerjakan tugas

D. Rangkuman

Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu
infeksi sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe
dan kelenjar limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan akan menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki.

E. EVALUASI

1. Seorang Laki-laki berusia 48 tahun dengan keluhan demam berulang-ulang selama 4


hari, demam hilang bila istirahat dan demam akan muncul kembali ketika bekerja berat.
Klien selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.Klien tampak
cemas.apa diagnosa yang tepat?
1. Ansietas
2. Defisit kekurangan volume cairan
3. Nyeri
4. Nyeri akut

2. Seorang laki-laki berusia 54 tahun dengan keluhan terasa panas dan sakit menjalar dari
pangkal kaki kearah ujung kaki dan klien mengatakan nyeri semakin terasa jika kaki
yang sakit dibawa bergerak. Klien mengatakan kakinya yang sakit tampak lebih besar
dari yang satunya. Dari hasil pemeriksaan darah diperoleh data Hb 10,8 gr/dl, Leukosit
9500/mm3;.Dari pemeriksaan darah jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh
teratur, ujung ekor runcing dan tidak berinti dan selubung tubuh transparan.
Berdasarkan kasus tersebut apa masalah yang dialami klien tersebut?
a. Diabetes
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Filariasis
3. Ny.X datang ke Puskesmas dengan keluhan demam dan badan panas, klien juga
mengeluh terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki keujung kaki, skala
nyeri 7. Nyeri terasa berulang-ulang, nyeri tekan (+), non piting oedema (+), klien
tampak meringis ketika berjalan. data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien
30cm.Dari pemeriksaan TTV TD : 130/60 mmHg, RR : 24 x/i, N : 110 x/i, S : 38,5°C.
Apa diagnosa yang tepat pada kasus itu?
a. Ansietas
b. Defisit kekurangan volume cairan
c. Nyeri
d. Konstipasi

4. Ny.H datang ke Puskesmas diantar oleh suaminya dengan keluhan mual dan muntah
dan demam tinggi sejak tadi pagi, perawat A Memberikan kompres hangat. Apa
tujuannya ?
TD : 120/100 mmHg S: 39,5 C RR: 19×i N: 77×i
a. Meningkatkan sirkulasi darah
b. Merileksasikan otot
c. Merilekasikan otot perut
d. Semua benar
5. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke RS dengan keluhan badan panas,
sakit tenggorokan ,sakit kepala mual muntah anoreksia, dah hanya dapat berbaring di
tempat tidur.
TD : 100/70 mmHg S: 37,1 C RR: 20×i N: 77×i, perawat A sedang memberikan
mencatat keadaan kelemahan (kelelahan yang ada) pada pasien?
Apa tujuan dari intervensi tersebut pada pasien ?
a. Kelelahan yang dialami dapat mengindikasikan keadaan pasien
b. Mengetahui tingkat kesembuhan pasien
c. Supaya pasien mau minum obat
d. Supaya pasien mau mau tidur
DAFTAR PUSTAKA

Samoke. (2018, Agustus 29). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN FILARIASIS. Dipetik Februari 07, 2019, dari


wordpress.com: https://samoke2012.wordpress.com/2018/08/29/asuhan-
keperawatan-pada-pasien- dengan-filariasis/

Suhaeti, y. (2016, November 17). ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA

FILARIASIS . Dipetik Februari 07, 2019, dari blogspot.com:


http://yetisuhaeti95.blogspot.com/2016/11/asuhan-keperawatan-
klien-pada- filariasis.html

Suparty. (2013, Desember 02). Asuhan Keperawatan Filariasis. Dipetik


Februari 08, 2019, dari blogspot.com:
http://suparty.blogspot.com/2013/12/filariasis.html

Anda mungkin juga menyukai