Sumber :
Sumber :
Karmana, Oman. 2008. Biologi. Jakarta:Grafindo Media Pratama
Patofisiologi :
Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap darah lalu parasit
akan menuju pembuluh limfa dan nodus limfa. Di pembuluh limfa terjadi
perubahan dari larva stadium 3 menjadi parasit dewasa. Cacing dewasa akan
menghasilkan produk – produk yang akan menyebabkan dilaasi dari
pembuluh limfa sehingga terjadi disfungsi katup yang berakibat aliran limfa
retrograde. Akibat dari aliran retrograde tersebut maka akan terbentuk
limfedema.
Perubahan larva stadium 3 menjadi parasit dewasa menyebabkan
antigen parasit mengaktifkan sel T terutama sel Th2 sehingga melepaskan
sitokin seperti IL 1, IL 6, TNF α. Sitokin - sitokin ini akan menstimulasi sum-
sum tulang sehingga terjadi eosinofilia yang berakibat meningkatnya mediator
proinflamatori dan sitokin juga akan merangsang ekspansi sel B klonal dan
meningkatkan produksi IgE. IgE yang terbentuk akan berikatan dengan parasit
sehingga melepaskan mediator inflamasi sehingga timbul demam. Adanya
eosinofilia dan meningkatnya mediator inflamasi maka akan menyebabkan
reaksi granulomatosa untuk membunuh parasit dan terjadi kematian parasit.
Parasit yang mati akan mengaktifkan reaksi inflam dan granulomatosa. Proses
penyembuhan akan meninggalkan pembuluh limfe yang dilatasi, menebalnya
dinding pembuluh limfe, fibrosis, dan kerusakan struktur. Hal ini
menyebabkan terjadi ekstravasasi cairan limfa ke interstisial yang akan
menyebabkan perjalanan yang kronis.
Sumber :
Sari, Desy. 2011. Filariasis (Kaki Gajah). Available on 4 Oktober 2017 dari
https://id.scribd.com/upload
document?archive_doc=192460668&escape=false&metadata=%7B%22context%22