Anda di halaman 1dari 20

MATERI 19

ASKEP FLU BURUNG

A. PENDAHULUAN
Flu burung merupakan sejenis penyakit influenza. Mikroorganisme penyebabnya
adalah virus influenza A yang biasa mengenai unggas. Virus influenza sendiri termasuk
dalam family orthomyxoviruses yang terdiri dari 3 tipe yaitu: A, B, dan C. virus influenza
tipe B dan C dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan gejala yang ringan dan
tidak fatal sehingga tidak terlalu menjadi masalah. Virus influenza A dibedakan menjadi
banyak subtype berdasarkan petanda berupa tonjolan protein pada permukaan sel virus.
Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu hematuglunin dilambangkan dengan H dan
protein neuramidase dilambangkan dengan N. (Pohan, 2014, p. 721)
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkanoleh virus influenza
yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah
yang disebabkan oleh influenza dengan kode genetic H5N1 ( H: hematuglutinin, N:
neuramidase). (Nurarif, 2015, p. 1)
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas
dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja,
Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di
Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa
Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian
tersebut disebabkan oleh virus new castle, namun konfirmasi terakhir dari Departemen
Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang
mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu
3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa
Barat (1.541.427 ekor).
Jadi menurut kelompok, penyakit flu burung itu adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan melalui unggas yang dapat
menyerang makhluk hidup (burung dan mamalia). Flu burung (avian influenza) ini yang
dapat menyerang yaitu virus influenza dengan subtipe H5N1. (Djaya, 2010).

B. URAIAN MATERI
1. KONSEP TEORITIS
a. Definisi Flu Burung

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Flu burung (bahas Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia (Rahmat Ilham, 2010).

Flu burung adalah penyakit influenza (disebabkan oleh virus influenza tipe A) yang
lpterdapat pada unggas dan umumnya tidak menular pada manusia. Namun beberapa tipe
diantaranya ternyata dapat menyerang manusia khususnya virus influenza subtipe H5N1.
( Tamher, Noorkasiani. 2011).

Flu burung merupakan sejenis penyakit influenza. Mikroorganisme penyebabnya


adalah virus influenza A yang biasa mengenai unggas. Virus influenza sendiri termasuk
dalam family orthomyxoviruses yang terdiri dari 3 tipe yaitu: A, B, dan C. virus influenza
tipe B dan C dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan gejala yang ringan dan
tidak fatal sehingga tidak terlalu menjadi masalah. Virus influenza A dibedakan menjadi
banyak subtype berdasarkan petanda berupa tonjolan protein pada permukaan sel virus.
Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu hematuglunin dilambangkan dengan H dan
protein neuramidase dilambangkan dengan N. (Pohan, 2014).

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkanoleh virus influenza
yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah
yang disebabkan oleh influenza dengan kode genetic H5N1 ( H: hematuglutinin, N:
neuramidase). (Nurarif, 2015, p. 1)

Flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Virus influenza terdiri dari
beberapa tipe antara lain tipe A, B dan C. Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain antara
lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain.

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1. (FAO, Buku
Petunjuk bagi Paramedik Veteriner) Jadi menurut kelompok, penyakit flu burung itu adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan melalui
unggas yang dapat menyerang makhluk hidup (burung dan mamalia). Flu burung (avian
influenza) ini yang dapat menyerang yaitu virus influenza dengan subtipe H5N1.

b. Anatomi Dan Fisiologi


Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida(CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen
yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam
mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan
karbondioksida. pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan
energi. pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu.pernapasan eksternal (luar) yaitu proses bernapas
atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran karbondioksida serta uap air antara organisme
dan lingkungannya. Pernapasan enternal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu
sitoplasmadan mitokondria. Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang
berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,
kemudian diangkut ke jaringan. karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan
tubuh ke par- paru dan dinapaskan keluar udara.

Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan pengambilan


oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke
udara bebas. meskipun fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen dan
karbondioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu, tempat menghasilkan
suara,untuk meniup, tertawa, menangis, bersin, batuk, omeostatis (darah).

Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen


(miksi,defekasi,partus).Saluran penghantar dara pada manusia, pernapasan terjadi melalui
alat-alat pernapasan yang terdapat dalamtubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk
menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia
terdiri atas Rongga hidung, farings(Rongga tekak), larings (kotak suara), trakea (batang
tenggorok), bronkus,bronkiolus, epeoli dan paru-paru
1. Anatomi Pernafasan
a. Hidung
Terdapat bagian eksternal dan internal. Bagian internal hidung adalah rongga
berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal
yang sempit, yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi membran mukosa yang banyak
mengandung vaskular disebut mukosa hidung. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk
udara yang mengalir ke dan dari paru-paru sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru.
b. Faring
Faring atau tenggorok adalah struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung
dan rongga mulut ke laring. Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif.
c. Laring
Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

d. Trakea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada
dinding depan esofagus.
e. Bronkus
Merupakan percabangan trakea kanan dan kiri, menghubungkan paru-paru dengan
trakea. Terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus.
f. Paru – Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru kanan
dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi
dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus
alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat pertukaran gas.

2. Fisiologi Pernafasan
Pernapasan merupakan pengambilan oksigen dari udara bebas melalui hidung,
oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli. Kemudian terjadi difusi oksigen dari
alveolus ke kapiler arteri paru-paru yang terletak di dinding alveolus, disebabkan karena
adanya perbedaan tekanan parsial di alveolus dan paru-paru. Kemudian, oksigen di kapiler
arteri akan diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin lalu dibawa ke jantung dan
dipompakan ke seluruh tubuh.

c. Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan
dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin
(H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu
burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3,
H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang
sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus
tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari
pada 0°C. Virus akan mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit atau 56° C selama 3 jam
dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung
iodine.
Pada masa Inkubasi
1. Pada unggas
 I minggu
2. Pada manusia
 1-3 hari
 Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala
 Pada anak 21 hari.
d. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala pada unggas
1. jenggernya berwarna biru
2. borok di kaki
3. kematian mendadak dan sangat tinggi jumlahnya mendekati 100% dalam waktu 2
hari, maksimal 1 minggu
4. adanya cairan pada mata dan hidung
5. keluar cairan jernih sampai kental dari rongga mulut
6. diare
7. haus berlebihan dan cangkang telur lembek

Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala ringan (nyaris
tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari keganasan virus, lingkungan, dan
keadaan unggas sendiri. Gejala yang timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak,
sekitar mata bengkak, demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan
pernafasan berupa batuk dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa
penurunan produksi telur. Gangguan sistem saraf dalam bentuk depresi. Pada beberapa
kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian dapat terjadi 24 jam setelah timbul gejala. Pada
kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2 sampai 3 hari. 2.

Tanda dan Gejala pada manusia


1. demam (suhu badan diatas 38 C)
2. batuk & nyeri tenggorokan
3. radang saluran pernafasan atas
4. pneumonia
5. infeksi mata
6. nyeri dada
7. muntah, diare
8. anoreksia
Gejala flu burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa lainnya, hanya
cenderung lebih sering dan cepat menjadi parah. Masa inkubasi antara mulai tertular dan
timbul gejala adalah sekitar 3 hari, sementara itu masa infeksius pada manusia adalah 1 hari
sebelum, sampai 3-5 hari sesudah gejala timbul pada anak dapat sampai 21 hari. Gejalanya
suhu > 38oC, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai
infeksi selaput mata ( conjunctivitis ). Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe
respiratory distress yang ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah
serta meningkatnya kadar CO.
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Mengambil sempel darah untuk pemeriksaan darah rutin (Hb, Leokosit, Trombosit,
Hitung jenis Leokosit), spesimen srum, aspirasi nasofarigeal. Diagnosa flu burung
dibuktikan dengan:
 Uji RT-PCR (Reverse Transciption Polymerase Chain Reaction) untuk H5.
 Biakan dan identifikasi virus influenza A subtipe H5N1.
 Uji serologi:
a. Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalensen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil <7 hari setelah
awitan segaja penyakit), dan titer antibodi netralisasi antibodi netralisasi
konvarensen harus pula >1/80.
b. Titer anti bodi mikronetraalisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang
diambil pada hari ke >14 setelah awitan ( onset penyakit) disertai hasil
positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/60 atau
webster blot spesifik H5 positif.
c. Uji penapisan: repid test untuk mendeteksi influenza A, ELISA untuk
mendeteksi H5N1.
2. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin, leokosit, trombosit, hitung jenis leukosit, limfosit total, umumnya di
temukan leukopeni, limfositopeni, dan trombositopeni.
3. Pemeriksaan Kimia Darah
Albumin, globulin, SGOT SGPT, ureum, kreatinin kinase, analisis gas darah,
umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum
dan kreatinin, peningkatan kreatinin kinase, analisis gas darah dapat normal dan upnormal.
4. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto toraks Padan Lateral harus dilakukan pada setiap tersangka flu
burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa kasus ini adalah peneumonia.
5. Pemeriksaan post morten
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis fluburung tertegakkan, dianjurkan
untuk mengambil sediaan postmortem dengan jalan biopsi pada mayat (necropsi), specimen
dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi dan PCR.

f. Komplikasi
 Pneumonia
merupakan salah satu komplikasi flu burung yang bisa terjadi. Menurut ahli dari
perawatan paru dan kritis di Weill Cornell Medical College di New York, Amerika Serikat,
penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, merupakan
infeksi di unit penukar gas paru-paru (alveoli). Kondisi ini juga disebut sebagai radang paru
yang terisi dengan cairan atau nanah.

 Meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa/non bakterial)


Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak.
 Encephalitis ( bulbar )
Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari
encephalitis, kebanyakan disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini
disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit
yang menyebabkan peradangan dari otak.
 Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau Pericarditis
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium, pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi
alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui mekanisme dasar, yaitu:
a. Invasi langsung ke miokard.
b. Proses immunologis terhadap miokard.
c. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
d. Paralisis akut flaksid.
e. Pneumonia ( peradangan paru )
Penyakit pada paru-paru dengan kondisi pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.
Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh
kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
f. Kematian Terjadi jika mengalami gagal nafas akut.

g. Penatalaksanaan
1) Oksigen bila terdapat sesak nafas
2) hindari dengan pemberian cairan parenteral (infus)
3) pemberian obat anti virus olseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari
4) amantadin diberikan pada awal infeksi sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg bb/hr dalam 2 dosi. Bila BB >45 kg
diberikan 100 mg 2X1
5) melakukan infestigasi pada pekerja dan penjaman produk ayam di beberapa daerah
KLP flu burung pada ayam diindonesia (untuk mengetahui infeksi flu burung pada
manusia)
6) melakukan monitoring scc. Ketat terhadap orang orang yang pernah kontak dengan
orang yang diduga terkena flu burung hingga terlewati 2X masa inkubasi yaitu 14
hari
7) pasien dirawat diruangan isolasi: waspada terhadap penularan melalui udara
(transmisi airbone) selama masa penularan, yaitu 7 hari pertama sejak timbulnya
gejala demam (38oC)
8) pasien diruang rawat biasa: setelah hasil usap nasofaring negatif berulang kali
dengan PCR atau biakan setelah hari ke tujuh demam, kecuali demam berlanjut
sampai 7 sesuai pertimbangan dokter yang merawat kasus demi kasus.

2. Askep Teoritis
1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan
masalah kesehatan serta keperawatan.
1. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di
analisis.
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah,
serta warna kulit.Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
8dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya,kepala
pusing,nyeri,dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi
a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b) Pola koping sebelumnya dan sekarang
c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e) Resiko untuk masalah potensial
f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan
(masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan
medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas
masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup
kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan
segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus
segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

2) Diagnosa

1. ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan


2. itoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. defesiensi pengetahuan b.d kurangnya paparan informasi
4. Hipertermi b.d proses infeksi virus influenza tipe A
5. Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan pengiriman oksigen

3) Intervensi

No Dx Tujuan Nic rasional


1 ketidak 1. Auskultasi bunyi 1.Menunjukkan
efektifan Setelah dilakukan napas(catat adanya kelainan pada
bersihan jalan tindakan keperawatan bunyi napas, misal saluran
nafas b.d selama 2x24 jam mengi, krekels, pernapasan
sekresi yang diharapkan klien dapat ronki) 2.Monitor 2.Mengetahui
tertahan bernapas tanpa hambatan TTV tanda
dengan 3.Kaji tanda-tanda kekurangan
sianosis asupan O2
kriteria hasil : 4.Berikan posisi 3.Mengidetifikasi
yang nyaman bagi tanda-tannda
-Saluran napas pasien abnormal
bersih,tidak ada sputum 5.Ajarkan klien 4.Meningkatkan
yang berlebihan teknik batuk efektif kenyamanan
6.Kolaborasikan pasien
-Tidak terdapat retraksi
pemberian terapi 5.Mengeluarkan
dada
oksigen bila sputum yang
-TTV dalam rentang memungkinkan tertahan
normal : -Nadi : 80 7.Kolaborasikan 6.Meningkatkan
pemberian terapi suplai O2
-100x/mnt -RR: 16 obat mukolitik 7.Mempercepat
penyembuhan
-24x/mnt -TD:120/60

-140/90mmHg

-Suhu: 36,5-37,5

2 itoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1.Mengetahui


aktifitas b.d tindakan keperawatan aktifitas klien kemampuan
ketidak selama 3x24 jam 2.Anjurkan klien aktifitas klien
seimbangan diharapkan pasien dapat untuk melakukan 2.Melatih
antara suplai beraktifitas dengan kriteria aktifitas secara kemampuan
dan kebutuhan hasil : bertahap sesuai beraktifitas
oksigen -Aktifitas fisik klien kemampuan.
meningkat 3.Libatkan keluarga 3.Membantu
-Mampu melakukan dalam membantu aktifitas klien
pemennuhan ADL secara klien beraktifitas
mandiri 4.Motivasi klien 4.Meningkatkan
-Pasien melaporkan dapat untuk melakukan semangat pasien
melakukan aktifitas aktifitas untuk beraktifitas
denggan baik secara
mandiri

3 defesiensi Setelah dilakukan 1.Jelaskan 1.Mengetahui


pengetahuan tindakan keperawatan patofisiologi dari Proses Terjadinya
b.d kurangnya selama 2x24 jam penyakit dan cara Penyakit
paparan diharapkan klien mencegahnya 2.Mengenali
informasi mengetahui dan mengerti 2.Gambarkan tanda Penyakit
terkait informasi tentang dan gejala yang 3.Agar
penyakit dengan kriteria bias muncull pada Kebuutuhan
hasil : penyakit dengan Informasi Klien
-Klien dan keluarga cara yang tepat Terpenuhi
menyatakan tentang 3.Sediakan 4.Informasi
pemahaman tentang informasi pada Tentang
penyakit,kondisi,prognosis klien tentang Perkembangan
dan program pengobatan kondisinya Kesembuhan
-Klien dan keluarga 4.Informasikan Klien
mampu melaksanakan tentang kemajuan 5.Mendukung
prosedur yang dijelaskan pada kesembuhan Penyembuhan
secara benar klien Penyakit
-Klien dan keluarga 5.Diskusikan 6.Memberi
mampu menjelaskan penanganan dengan informasi untuk
kembali apa yang tujuan pengobatan intervensi
dijelaskan perawat secara 6.Instruksikan klien selanjutnya
umum mengenai tanda dan 7.Menjaga
gejala untuk kondisi klien
melaporkan kepada
perawat
7.Motivasi klien
untuk
meningkatkan
istirahat

4 Hipertermi b.d Hipertermi teratasi setelah 1. beri kompres 1. membantu


proses infeksi dlakukan tindakan hangat menurunkan
virus influenza keperawatan dalam waktu 2. observasi TTV panas dengan
tipe A 1X24 jam diharapkan tiap 4 jan cara evaporasi
hipertermi dapat teratasi, 3. anjurkan pasien 2. mengetahui
dengan kriteria hasil: untuk banya peningkatan
-ttv dalam batas normal minum air putih suhu tubuh.
S: 36-37oC 4. anjurkan pasien Penurunan
N: 60-100x/i untuk memakai tekanan darah
RR: 12-20x/mnt pakaian tipis dan nadi
5. berikan menunjukkan
lingkungan yang hipovolemik.
tenang, sirkulasi Peningkatan
yang memadai dan pernapasan
temperatur menunjukkan
lingkungan yang terjadinya
sesuai dengan suhu hipoksiajaringan
tubuh pasien 3. peningkatan
6. koloborasi suhu tubuh
dengan tim medik menyebabkan
untuk pemberian penguapan
theraphy antipiretik cairan tubuh
7. jelaskan sehingga perlu
penyebab diimbangi
peningkatan suhu dengan banyak
tubuh asupan cairan
4.mengurangi
penguapan tubuh
5. untuk
meningkatkan
kenyamanan
pasien dan
mempertahankan
suhu tubuh
6. antipiretik
unuk
menurunkan
panas
7. mengurangi
ansietas, agar
keluarga/pasien
lebh koferatif

5 Kerusakan Pertukaran gas kembali 1. kaji frekuensi, 1. manifestasi


pertukaran gas normal dalam waktu 2X24 kedalaman, dan distress
b.d gangguan jam dengan kriteri hasil: kemudahan pernapasan
pengiriman Menunjjukkan perbaikan bernapas tergantung pada
oksigen ventilasi dan oksigenisasi 2. observasi warna derajat
ke jaringan adekuat kulit, membran keterlibatan paru
dengan GDA dalam batas mukosa, dan kuku, dan status
normal dan bebas dari catat adanya kesehatan umum
gejala distress pernapasan sianosis perifer, 2. sianosis kuku
dan sianosis sentral menunjukkan
3. kaji status vasokontriksia
mental atau respon
4. bantu pasien tubuh terhadap
latihan nafas dalan demam
dan batuk efektif 3. gelisah,mudah
5. kolaborasi untuk terangsang,
pemberian oksigen binggung, dan
somnolen dapat
menunjukkan
hipoksemia/
penurunan
oksigen serebral
4. napas dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum paru-
paru.batuk
efektif untuk
mekanisme jalan
nafas
5. untuk
memenuhi
oksigen tubuh
dan mencegah
hipoksemia

4) Implementasi

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang


spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut:
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.

Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.

Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5) Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam
hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain
yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh
tindakannya harus di dokumentasikan dengan benar

C. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan
berikut. Anda dianjurkan untuk mencari dan mempelajari bagaimana penerapan
konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah di rumah sakit khususnya
diruang bedah.
Petunjuk latihan:
 Lakukan observasi lapangan dan interview terhadap perawat
 Sebelumnya anda susun questioner yang mengacu pada teori untuk
memudahkan mengumpulkan informasi terkait asuhan keperawatan Gangguan
Pembuluh darah.
 Kumpulkan data dan buat rangkuman hasil interview dan observasi lapangan
anda.
 Bagaimana kesimpulan anda, tuangkan dalam bentuk laporan.
 Selamat mengerjakan tugas

D. Rangkuman
Penyakit flu burung atau flu unggas ird lu, Aian nfluena adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh irus influena tipe A dan ditularkan oleh unggas. lu burung bisa
menular ke manusia bila terjadi kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung. Satu-satunya cara irus flu burung dapat menyebar dengan mudah
dari manusia ke manusia adalah jika irus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur
dengan irus flu manusia. Virus ditularkan melalui salia dan feses unggas. Penularan
pada manusia karena kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara
langsung
E. Evaluasi

1. Seorang laki-laki berusisa 45 tahun datang ke Rs dengan keluhan sakit


suhu > 38oC, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot
dan sendi, sampai infeksi selaput mata ( conjunctivitis )
TD : 170/100 mmHg S: 36,7 C RR: 19×i N: 77×i , dari hasil
pemeriksaan fisik tersebut apakan masalah yang dialami oleh pasien
tersebut?
a. Diabetes
b. Gagal ginjal
c. Anemia
a. Flu Burung

2. Seorang remaja putri datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan


keluhan nyeri perut bagian bawah sejak tadi pagi, ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya baru saja mendapatkan menstruasi
pertamanya, saat dikaji skala nyeri anak tersebut adalah 6, hampir tidak
dapat melakukan aktivitas sendiri.
TD : 90/70 mmHg S: 36,1 C RR: 18×i N: 78×i
Dari masalah tersebut apa diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
pada remaja tersebut?
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
c. Resiko defisit kekurangan volume cairan
d. Perubahan eliminasi

3. Seorang laki-laki berusia 3o tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri


daerah ulu hati. Pada pengkajian diperoleh data pasien memiliki riwayat
penyakit gastritis sejak tahun lalu dan sering kambuh. Pasien biasa
mengkonsumsi kopi, skala nyeri 2. Pasien masih bisa makan dan minum
sedikit.
Apa prioritas masalah pada pasien?
a. Nyeri kronis
b. Nyeri akut
c. Resiko defisit kekurangan volume cairan
d. Perubahan eliminasi
4. Seorang laki-laki berusia 50 tahun mengeluh sakit kepala sampai
kuduk, mual dan muntah dan badan lemas. TD : 170/80 mmHg S: 36,6
C RR: 19×i N: 78×i. Pasien mengatakan takut jika masalah berat dan
tampak gelisah.
Apa prioritas masalah pada pasien?
a. Kerusakan integritas kulit
b. Konstipasi
c. Ansietas
d. Nyeri akut
5. Seorang perempuan dirawat di RS dengan diagnosa Gagal ginjal,
Perawat J akan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien. Apa
tujuan dari Mengikutsertakan keluarga atau orang terdekat dalam
program penyuluhan?
a. kepatuhan dalam program perawatan dalam meningkat apabila
pasien menerima dukungan dari keluarga dan kelompok
dukungan diri yang sesuai
b. supaya pasien cepat pulang
c. supaya pasien mau minum obat
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,M..2.encana Asuhan Keperawatan,edoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perwatan pasien.Jakarta EGC

Muttain,Arif.2.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


pernapasan.JakartaSalemba Medika

padila.212.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.ogyakarta nuha Medika

hidayat,A.A.Ai.26.engantar kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi konsep roses


Keperawatan.JakartaSalemba Medika

nanda Internasional.21.Diagnosa KeperawatanDefinisi dan Klasifikasi 2-211.JakartaEGC

Kusuma,ardi Amin uda rarit.212.Aplikasi asuhan Keperawatan berdasarjan


ADA.ogyakartaMedia hardy

wilkinson,Judith M.26.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi IC dan


Kriteria asil C,d.7.alih bahasa idyawati.JakkartaEGC

Mansjoer, Arif, dkk. (2).Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2, Jakarta Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai