A. PENDAHULUAN
Flu burung merupakan sejenis penyakit influenza. Mikroorganisme penyebabnya
adalah virus influenza A yang biasa mengenai unggas. Virus influenza sendiri termasuk
dalam family orthomyxoviruses yang terdiri dari 3 tipe yaitu: A, B, dan C. virus influenza
tipe B dan C dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan gejala yang ringan dan
tidak fatal sehingga tidak terlalu menjadi masalah. Virus influenza A dibedakan menjadi
banyak subtype berdasarkan petanda berupa tonjolan protein pada permukaan sel virus.
Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu hematuglunin dilambangkan dengan H dan
protein neuramidase dilambangkan dengan N. (Pohan, 2014, p. 721)
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkanoleh virus influenza
yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah
yang disebabkan oleh influenza dengan kode genetic H5N1 ( H: hematuglutinin, N:
neuramidase). (Nurarif, 2015, p. 1)
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas
dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja,
Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di
Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa
Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian
tersebut disebabkan oleh virus new castle, namun konfirmasi terakhir dari Departemen
Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang
mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu
3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa
Barat (1.541.427 ekor).
Jadi menurut kelompok, penyakit flu burung itu adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan melalui unggas yang dapat
menyerang makhluk hidup (burung dan mamalia). Flu burung (avian influenza) ini yang
dapat menyerang yaitu virus influenza dengan subtipe H5N1. (Djaya, 2010).
B. URAIAN MATERI
1. KONSEP TEORITIS
a. Definisi Flu Burung
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Flu burung (bahas Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia (Rahmat Ilham, 2010).
Flu burung adalah penyakit influenza (disebabkan oleh virus influenza tipe A) yang
lpterdapat pada unggas dan umumnya tidak menular pada manusia. Namun beberapa tipe
diantaranya ternyata dapat menyerang manusia khususnya virus influenza subtipe H5N1.
( Tamher, Noorkasiani. 2011).
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkanoleh virus influenza
yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah
yang disebabkan oleh influenza dengan kode genetic H5N1 ( H: hematuglutinin, N:
neuramidase). (Nurarif, 2015, p. 1)
Flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Virus influenza terdiri dari
beberapa tipe antara lain tipe A, B dan C. Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain antara
lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1. (FAO, Buku
Petunjuk bagi Paramedik Veteriner) Jadi menurut kelompok, penyakit flu burung itu adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan melalui
unggas yang dapat menyerang makhluk hidup (burung dan mamalia). Flu burung (avian
influenza) ini yang dapat menyerang yaitu virus influenza dengan subtipe H5N1.
d. Trakea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada
dinding depan esofagus.
e. Bronkus
Merupakan percabangan trakea kanan dan kiri, menghubungkan paru-paru dengan
trakea. Terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus.
f. Paru – Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru kanan
dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi
dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus
alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat pertukaran gas.
2. Fisiologi Pernafasan
Pernapasan merupakan pengambilan oksigen dari udara bebas melalui hidung,
oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli. Kemudian terjadi difusi oksigen dari
alveolus ke kapiler arteri paru-paru yang terletak di dinding alveolus, disebabkan karena
adanya perbedaan tekanan parsial di alveolus dan paru-paru. Kemudian, oksigen di kapiler
arteri akan diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin lalu dibawa ke jantung dan
dipompakan ke seluruh tubuh.
c. Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan
dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin
(H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu
burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3,
H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang
sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus
tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari
pada 0°C. Virus akan mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit atau 56° C selama 3 jam
dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung
iodine.
Pada masa Inkubasi
1. Pada unggas
I minggu
2. Pada manusia
1-3 hari
Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala
Pada anak 21 hari.
d. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala pada unggas
1. jenggernya berwarna biru
2. borok di kaki
3. kematian mendadak dan sangat tinggi jumlahnya mendekati 100% dalam waktu 2
hari, maksimal 1 minggu
4. adanya cairan pada mata dan hidung
5. keluar cairan jernih sampai kental dari rongga mulut
6. diare
7. haus berlebihan dan cangkang telur lembek
Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala ringan (nyaris
tanpa gejala), sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari keganasan virus, lingkungan, dan
keadaan unggas sendiri. Gejala yang timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak,
sekitar mata bengkak, demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan
pernafasan berupa batuk dan bersin. Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa
penurunan produksi telur. Gangguan sistem saraf dalam bentuk depresi. Pada beberapa
kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian dapat terjadi 24 jam setelah timbul gejala. Pada
kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2 sampai 3 hari. 2.
f. Komplikasi
Pneumonia
merupakan salah satu komplikasi flu burung yang bisa terjadi. Menurut ahli dari
perawatan paru dan kritis di Weill Cornell Medical College di New York, Amerika Serikat,
penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, merupakan
infeksi di unit penukar gas paru-paru (alveoli). Kondisi ini juga disebut sebagai radang paru
yang terisi dengan cairan atau nanah.
g. Penatalaksanaan
1) Oksigen bila terdapat sesak nafas
2) hindari dengan pemberian cairan parenteral (infus)
3) pemberian obat anti virus olseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari
4) amantadin diberikan pada awal infeksi sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg bb/hr dalam 2 dosi. Bila BB >45 kg
diberikan 100 mg 2X1
5) melakukan infestigasi pada pekerja dan penjaman produk ayam di beberapa daerah
KLP flu burung pada ayam diindonesia (untuk mengetahui infeksi flu burung pada
manusia)
6) melakukan monitoring scc. Ketat terhadap orang orang yang pernah kontak dengan
orang yang diduga terkena flu burung hingga terlewati 2X masa inkubasi yaitu 14
hari
7) pasien dirawat diruangan isolasi: waspada terhadap penularan melalui udara
(transmisi airbone) selama masa penularan, yaitu 7 hari pertama sejak timbulnya
gejala demam (38oC)
8) pasien diruang rawat biasa: setelah hasil usap nasofaring negatif berulang kali
dengan PCR atau biakan setelah hari ke tujuh demam, kecuali demam berlanjut
sampai 7 sesuai pertimbangan dokter yang merawat kasus demi kasus.
2. Askep Teoritis
1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini
mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan
masalah kesehatan serta keperawatan.
1. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di
analisis.
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah,
serta warna kulit.Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
8dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya,kepala
pusing,nyeri,dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi
a) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b) Pola koping sebelumnya dan sekarang
c) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e) Resiko untuk masalah potensial
f) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan
(masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan
medis. Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas
masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup
kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan
segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus
segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2) Diagnosa
3) Intervensi
-140/90mmHg
-Suhu: 36,5-37,5
4) Implementasi
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5) Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam
hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain
yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh
tindakannya harus di dokumentasikan dengan benar
C. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan
berikut. Anda dianjurkan untuk mencari dan mempelajari bagaimana penerapan
konsep dan perspektif keperawatan medikal bedah di rumah sakit khususnya
diruang bedah.
Petunjuk latihan:
Lakukan observasi lapangan dan interview terhadap perawat
Sebelumnya anda susun questioner yang mengacu pada teori untuk
memudahkan mengumpulkan informasi terkait asuhan keperawatan Gangguan
Pembuluh darah.
Kumpulkan data dan buat rangkuman hasil interview dan observasi lapangan
anda.
Bagaimana kesimpulan anda, tuangkan dalam bentuk laporan.
Selamat mengerjakan tugas
D. Rangkuman
Penyakit flu burung atau flu unggas ird lu, Aian nfluena adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh irus influena tipe A dan ditularkan oleh unggas. lu burung bisa
menular ke manusia bila terjadi kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung. Satu-satunya cara irus flu burung dapat menyebar dengan mudah
dari manusia ke manusia adalah jika irus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur
dengan irus flu manusia. Virus ditularkan melalui salia dan feses unggas. Penularan
pada manusia karena kontak langsung, misalnya karena menyentuh unggas secara
langsung
E. Evaluasi
Mansjoer, Arif, dkk. (2).Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2, Jakarta Media Aesculapius